Perkembangan Suku Bunga LIBOR London Interbank Offerred Rate Perkembangan Inflasi

pada tahun 2003 dimana para investor mulai ingin menanamkan modalnya kembali ke Indonesia. Hal ini disebabkan karena kondisi perekonomian dan politik di Indonesia mulai kembali normal dan stabil.

4.3. Perkembangan Suku Bunga LIBOR London Interbank Offerred Rate

Tingkat bunga dalam suatu perekonomian yang relatif kecil dan terbuka terhadap hubungan perekonomian dunia akan cenderung sama dengan tingkat bunga di pasar internasional. Perekonomian yang kecil dan terbuka seperti ini tidak dapat secara bebas menentukan tingkat bunganya sendiri. Keadaan ini menyebabkan tingkat bunga LIBOR harus ikut diperhitungkan oleh setiap negara sebagai faktor yang ikut berperan dalam menentukan tingkat suku bunga dalam negeri. Tingkat bunga domestik bergantung pada tingkat bunga internasional. Tingkat bunga domestik harus dapat secara umum berada lebih rendah daripada tingkat bunga internasional, sebab hal tersebut akan mengakibatkan pelarian modal capital outflow, dimana apabila tingkat suku bunga LIBOR mengalami peningkatan maka capital inflow di Indonesia akan meningkat. Perkembangan tingkat bunga LIBOR selama 20 tahun antara 1986 – 2005 dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut. Tabel 4.2 Perkembangan Tingkat Suku Bunga LIBOR Tahun LIBOR 1986 7.25 Universitas Sumatera Utara 1987 8.12 1988 9.62 1989 8.25 1990 7.56 1991 6.23 1992 4.28 1993 3.68 1994 5.63 1995 6.25 1996 5.78 1997 6.06 1998 5.54 1999 5.73 2000 6.84 2001 3.85 2002 2.21 2003 1.35 2004 2.12 2005 4.02 Sumber : Bank Indonesia Tingkat suku bunga LIBOR menunjukkan fluktuasi yang naik turun, hal ini disebabkan krena perekonomian dunia yang terus berfluktuasi. Hal ini dapat dilihat dari tahun 1990 sampai dengan tahun 1993 LIBOR mengalami penurunan dan mulai naik kembali pada tahun 2005 karena dipicu oleh kenaikan harga minyak dunia sehingga LIBOR mengalami kenaikan hingga 4,02 persen.

4.4. Perkembangan Inflasi

Krisis moneter yang telah melanda negara-negara ASEAN telah memporak- porandakan perekonomian negara-negara tersebut. Bahkan bagi Indonesia, akibat dari terjadinya krisis moneter yang kemudian berlanjut kepada krisis ekonomi dan politik Universitas Sumatera Utara ini telah menyebabkan kerusakan yang cukup signifikan terhadap sendi-sendi perekonomian nasional. Krisis moneter yang melanda Indonesia diawali dengan terdepresiasinya scara tajam nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing terutama dollar Amerika, akiubat adanya domino effect dari terdepresiasinya mata uang Thailand bath, salah satunya telah mengakibatkan terjadinya lonjakan harga barang- barang yang diimpor dari luar negeri. Lonjakan harga-harga barang yang diimpor ini menyebabkan hampir semua harga barang yang dijual di dalam negeri meningkat baik secara langsung maupun tidak langsung, terutama pada barang yang memiliki kadungan barang impor yang tinggi. Karena gagal mengatasi krisis moneter pada jangka waktu yang pendek, bahkan cenderung berlarut-larut mengakibatkan kenaikan tingkat harga terjadi secara umum dan berlarut-larut. Akibatnya angka inflasi nasional melonjak cukup tajam. Lonjakan yang cukup tajam terhadap angka inflasi nasional yang tanpa diimbangi oleh kenaikan tingkat pendapatan nominal masyarakat, telah menyebabkan pendapatan riil rakyat semakin merosot. Juga pendapatan perkapita penduduk merosot relatif sangat cepat, yang menyebabkan Indonesia kembali masuk ke dalam golongan negara miskin. Hal ini telah menyebabkan semakin beratnya beban hidup masyarakat, khususnya pada masyarakat strata ekonomi bawah. Jika melihat begitu dashyatnya pengaruh lonjakan angka inflasi di Indonesia akibat dari imported inflation yang dipicu oleh terdepresiasinya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing terhadap perekonomian nasional maka dirasa perlu untuk memberi perhatian ekstra terhadap permasalahan inflasi. Universitas Sumatera Utara Perkembangan tingkat Inflasi selama 20 tahun antara 1986 – 2005 dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut. Tabel 4.3 Perkembangan Tingkat Inflasi di Indonesia Tahun Inflasi 1986 8.84 1987 8.9 1988 5.47 1989 5.97 1990 9.53 1991 9.52 1992 4.94 1993 9.77 1994 9.24 1995 8.64 1996 6.47 1997 11.05 1998 77.63 1999 2.01 2000 9.35 2001 12.55 2002 10 2003 5.1 2004 5.7 2005 5.9 Sumber : Bank Indonesia Apabila inflasi meningkat maka akan memberikan dampak negatif terhadap perekonomian suatu negara. Hal itu dapat kita lihat pada tahun 1998 dimana peningkatan inflasi meningkatkan penurunan PMA FDI yang sangat signifikan. Sebenarnya dampak ini terjadi tidak secara langsung. Karena peningkatan inflasi Universitas Sumatera Utara mengakibatkan kondisi ekonomi dan politik di Indonesia menjadi kacau sehingga perekonomian dan politik Indonesia menjadi tidak stabil.

4.5. Nilai Tukar Rupiah