b. Depresiasi yaitu peristiwa penurunan nilai mata uang secara otomatis akibat
bekerjanya kekuatan penawaran dan permintaan atas mata uang yang bersangkutan dalam sistem pasar bebas. Sebagai akibat perubahan nilai tukar
ini adalah produk negara itu bagi pihak luar negeri menjadi murah, sedangkan harga impor bagi penduduk domestik menjadi lebih mahal.
2.5.2. Teori Nilai Tukar
Ada beberapa teori yang membahas tentang nilai tukar uang Dominic, 1997 : 429 – 432 antara lain :
1 Pendekatan Perdagangan Elastis Terhadap pembentukan Nilai Tukar
Pendekatan perdagangan elastis terhadap pembentukan nilai tukar ditentukan oleh besar kecilnya perdagangan barang dan jasa yang berlangsung
diantara kedua negara tersebut. Menurut pendekatan ini, kurs equilibrium adalah kurs yang menyeimbangkan nilai ekspor dan impor dari suatu negara jika nilai impor
negara tersebut lebih besar daripada nilai ekspornya. Penurunan nilai tukar mata uang akan membuat harga dari berbagai
komoditi ekspornya menjadi lebih murah bagi importir atau pihak asing sedangkan berbagai produk barang dan jasa impor menjadi lebih mahal bagi produk domestik.
Akibatnya lambat laun ekspor negara akan mengalami kenaikan sedangkan impornya akan terus menurun sampai akhirnya nilai perdagangan Internasional benar-benar
seimbang, karena kecepatan proses penyesuaian ditentukan oleh seberapa responsif atau seberapa elastis impor dan ekspor terhadap perubahan-perubahan harga, maka
Universitas Sumatera Utara
pendekatan ini lebih populer dikenal dengan sebutan Pendekatan Elastisitas. Cara lain yang perlu ditempuh oleh negara tersebut untuk menyeimbangkan perdagangan
Internasional dan memperbaiki nilai tukar uangnya adalah dengan menerapkan kebijakan-kebijakan domestik tertentu dalam rangka mengurangi pembelanjaan
domestik demi menyisihkan lebih banyak sumber daya domestik untuk menghasilkan produk-produk ekspor dan subtitusi impor sehingga memungkinkan berfungsinya
pendekatan elastis. Pendekatan ini juga tidak luput dari berbagai kelemahan diantaranya yaitu tidak dapat menjelaskan gejolak besar fluktuasi kurs yang
berlangsung selama dasawarsa tujuh puluhan atau lonjakan tajam apresiasi dollar AS dari tahun 1980 hingga tahun 1985, padahal pada masa itu Amerika Serikat
mengalami defist perdagangan yang besar.
2 Teori Paritas Daya Beli Purchasing Power Parity Theory
Teori paritas daya beli merumuskan bahwa kurs antara dua mata uang adalah identik dengan rasio dari tingkat harga umum dari kedua negara yang
bersangkutan. Artinya, penurunan daya beli mata uang domestik akan diiringi dengan depresiasi mata uangnya secara proporsional dalam pasar valas. Menurut teori
ini, pasar valas berada pada kondisi keseimbangan apabila smua deposito atau simpanan dalam berbagai valas menawarkan tingkat imbalan yang sama. Krugman,
1992 : 66 Kondisi dimana tingkat imbalan yang semua simpanan dalam berbagai
valas sama disebut kondisi varitas suku bunga Interest Parity . Dengan kata lain, segenap simpanan valas menawarkan tingkat imbalan resiko kurs, dan kemungkinan
Universitas Sumatera Utara
perubahan kurs secara keseluruhan setara sehingga prospek keuntungan ataupun daya tarik atas asset-asset tesebut besar. Kenaikan suku bunga dari simpanan suatu mata
uang domestik menyebabkan mata uang domestiknya tersebut mengalami depresiasi terhadap mata uang asing, dengan asumsi kondisi lainnya tetap perkiraan kurs
dimasa datang tidak berubah . Namun demikian, asumsi yang digunakan tersebut dalam kenyataannya sangat tidak realitis sebab perubahan suku bunga senantiasa
disertai dengan perubahan kurs dimasa yang akan datang. Oleh sebab itu, perkiraan kurs dimasa yang akan datang juga ditentukan oleh berbagai faktor ekonomi yang
juga mengakibatkan perubahan suku bunga. Secara umum kelemahan yang mencolok dari logika yang terkandung dalam teori paritas daya beli mengenai kurs adalah :
a. Asumsi yang dianut oleh hukum satu harga, yakni bahwa biaya-biaya
transportasi dan pembatasan perdagangan bisa diabaikan, ternyata dalam prakteknya tidak dapat dipertahankan
b. Praktek monopolistik dan oligopolistik diberbagai pasar barang bersama
dengan besarnya aneka biaya transportasi serta pembatasan perdagangan semakin memperlemah keterkaitan harga atas barang yang sama di
berbagai negara. c.
Oleh karena data-data inflasi diberbagai negara didasarkan pada jenis komoditi acuan.
3 Pendekatan Moneter Monetary Approach
Pendekatan moneter merumuskan bahwa nilai tukar tercipta dalam proses penyamaan stok atau total permintaan dan penawaran mata uang nasional masing-
Universitas Sumatera Utara
masing negara. Penawaran uang di suatu negara diasumsikan dapat ditetapkan atau diciptakan secara independen oleh otoritas moneter dari negara bersangkutan. Namun
sebaliknya, permintaan uang sangat ditentukan oleh tingkat pendapatan riil atau harga-harga umum yang berlaku serta suku bunga dimana pendapatan riil atau harga
tertentu, suku bunga equilibrium terbentuk pada titik perpotongan antara kurva permintaan dan penawaran uang yang ada disuatu negara.
Jadi pendekatan moneter dapat juga dikatakan terlalu mengutamakan peranan uang sektor moneter dan cenderung mengabaikan peranan penting yang dimainkan
oleh perdagangan barang dan jasa sebagai suatu faktor pokok yang dapat mempengaruhi besar kecilnya nilai tukar,khususnya jangka panjang.
Selain itu pendekatan moneter mengasumsikan bahwa asset – asset finansial domestik dan luar negeri seperti obligasi yang diterbitkan oleh suatu negara sangat
berbeda, baik jenis maupun bobotnya dibandingkan dengan obligasi yang diterbitkan oleh negara – negara lain. Hal inilah sebagai sumber kelemahan dari pendekatan
moneter yang dianggap bertumpu pada sejumlah asumsi yang kurang realitas.
4 Pendekatan Keseimbangan Portofolio Portofolio Balance Approach
Merumuskan bahwa nilai tukar mata uang sesungguhnya terbentuk dalam proses dan penyeimbangan stok atau total permintaan dan penawaran asset – asset
finansial dalam hal ini uang dipandang hanya merupakan salah satu bentuk dari sekian banyak jenis asset finansial dalam setiap negara asumsi yang dipergunakan
dalam pendekatan ini adalah :
Universitas Sumatera Utara
a. Obligasi domestik dan obligasi luar negeri sebagai subtitusi yang tidak
sempurna. b.
Memperhitungkan arti penting perdagangan sektor riil Menurut pendekatan ini, kenaikan penawaran uang dinegara domestik akan
mendorong terjadinjya kemerosotan dinegara yang bersangkutan sehingga akan membuat para investor menukarkan obligasi domestiknya menjadi mata uang
domestik dan obligasi luar negeri. Pembelian secara besar – besaran atas obligasi luar negeri itu dengan sendirinya menimbulkan deprisiasi atas mata uanng domestik.
Selanjutnya depresiasi itu merangsanng peningkatan ekspor negara domestik dan sekaligus menyurutkan impor. Hal ini menciptakan surpllus perdaganngan bagi
domestik yang segera disusul oleh apresiasi mata uangnya. Apresiasi ini meredam sebagian depresiasi yang telah terjadi sebelumnya. Dengan demikian, pendekatan
keseimbangan portofolio ini juga menjelaskan terjadinya lanjutan nilai tukar mata uiang kurs . Namun tidak seperti pendekatan moneter, pendekatan keseimbangan
portofolio ini juga menjelaskan secara eksplisit dan mengaitkan peran perdagangan dalam proses penyesuaian nilai tukar kurs dalam jangka panjang.
2.5.3. SISTEM NILAI TUKAR