mengakibatkan kondisi ekonomi dan politik di Indonesia menjadi kacau sehingga perekonomian dan politik Indonesia menjadi tidak stabil.
4.5. Nilai Tukar Rupiah
Apresiasi yang terjadi pada nilai tukar rupiah sangatlah baik bagi perekonomian nasional terutama stabilitas nilai tukar tersebut. Mengingat pentingnya
stabilitas nilai tukar rupiah dalam upaya memperkokoh stabilitas makro ekonomi sekaligus memelihara kesinambungan proses pemulihan ekonomi.
Perkembangan nilai tukar rupiah dari tahun ke tahun mengalami pergerakan yang relatif melemah hingga terjadi krisis ekonomi yang melanda beberapa Negara
di Asia Tenggara. Pada pasca krisis ekonomi yang melanda beberapa Negara di kawasan Asia Tenggara namun nilai tukar rupiah mengalami penguatan. Hal ini tidak
terlepas dari konsistensi kebijakan ekonomi makro dan kebijakan stabilitas nilai tukar yang diupayakan oleh Bank Indonesia BI. serta membaiknya faktor fundamental
dan dipicu oleh membaiknya faktor-faktor sentiment. Pergerakan nilai tukar rupiah masih stabil dengan volatilitas menurun yang
terjadi sejak tahun 2002 ternyata masih berlanjut di tahun 2003. Pergerakan rupiah yang terjadi pada pertengahan tahun 2004 sempat mengalami tekanan depresiasi yang
dipicu oleh beberapa perkembangan Internasional dan Domestik sehingga pada tahun 2005 turun dari Rp. 9290US menjadi Rp. 9830US.
Studi Bappenas 2004 menemukan, pada periode Januari 1990 sampai Agustus 2004 rupiah rata-rata terdepresiasi 18 terhadap Dollar AS dengan standart
Universitas Sumatera Utara
deviasi 58, 22 terhadap Yen dengan standart deviasi 51 dan 7 terhadap Euro dengan standart deviasi 9. besarnya standart deviasi ini menunjukkan
gejolak nilai tukar yang rentan terhadap faktor fundamental dan non fundamental. Namun sejalan dengan perkembangan ekonomi yang semakin membaik,
stabilitas moneter dapat terjaga, serta tidak terdapat gejolak sosial yang berarti. Hal ini tidak terlepas dari kondisi permintaan dan penawaran valuta asing masih rentan
akibat beberapa permasalahan yaitu kondisi sektor keuangan yang mengalami likuiditas rupiah, faktor eksternal yang terkait dengan merebaknya ekspektasi
masuknya ekonomi Amerika Serikat dalam siklus kebijakan moneter ketat, melambungnya harga minyak dunia, dan memanasnya suhu politik.
Perkembangan nilai tukar Rupiah selama 20 tahun antara 1986 – 2005 dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4 Perkembangan Tingkat Nilai Tukar Rupiah
Tahun Kurs RpUS
1986 1641 1987 1650
1988 1729 1989 1795.48
1990 1901 1991 1992
1992 2062
Universitas Sumatera Utara
1993 2110 1994 2200
1995 2308 1996 2383
1997 4650 1998 8025
1999 7100 2000 9595
2001 10400 2002 8940
2003 8465 2004 9290
2005 9830
Sumber : Bank Indonesia
Nilai tukar rupiah memiliki pengaruh positif terhadap PMA FDI di Indonesia. Namun pengaruh tersebut kecil dan terjadi secara tidak langsung. Hal ini
dapat kita lihat dari tahun 1997 - tahun 1998 dimana kurs rupiah terhadap dollar amerika mengalami penurunan yang signifikan dan terjadi krisis ekonomi sehingga
perekonomian di Indonesia menjadi tidak stabil.
4.6. Penanaman Modal Asing Tahun Lalu PMA