BAB II URAIAN TEORITIS
2.1. Penanaman Modal Asing PMA 2.1.1. Pengertian Penanaman Modal Asing PMA
Penanaman modal asing adalah penanaman modal yang dilakukan oleh orang asing foreigner secara langsung berdasarkan ketentuan Undang-Undang No.1 Tahun
1967 dan yang digunakan menjalankan perusahaan di Indonesia, dalam arti pemilik modal secara langsung menanggung resiko dari penanaman modal tersebut.
Sedangkan pengertian modal asing di sini adalah: 1.
alat pembayaran luar negeri yang tidak merupakan bagian dari kekayaan devisa Indonesia, yang dengan persetujuan Pemerintah digunakan untuk
pembiayaan perusahaan di Indonesia; 2.
Alat-alat untuk perusahaan termasuk penemuan-penemuan baru milik orang asing, dan bahan-bahan yang dimasukkan dari luar ke dalam wilayah
Indonesia, selama alat-alat tersebut tidak dibiayai dari kekayaan devisa Indonesia.
2.1.2. Prospek Penanaman Modal Asing di Indonesia
Prospek kebangkitan mesin perekonomian nasional akan semakin mendekati kenyataan menyongsong peningkatan permintaan global dan regional pada tahun-
Universitas Sumatera Utara
tahun mendatang. Dengan demikian penanaman modal masyarakat maupun penanaman modal dalam rangka PMA seluruhnya akan semakin dituntut peran
aktifnya dalam memanfaatkan momentum tersebut. Indonesia sebagai alternatif tempat investasi penanaman modal asing secara
langsung masih memberikan harapan-harapannya. Terdapat beberapa alasan mengapa perkiraan skenario yang optimis ini masih mungkin diajukan. Berikut adalah faktor-
faktor utama yang diperkirakan akan mendukung peningkatan prospek penanaman modal di Indonesia pada tahun 2007:
1. Reformasi sosial dan politik yang terjadi di negara kita akan memperkokoh
demokratisasi dan keterbukaan sistem pengelolaan administrasi pemerintahan, sehingga sekaligus akan meningkatkan iklim investasi.
2. Berbagai paket insentif usaha telah dikeluarkan dengan tujuan membuka
perluasan kapasitas terpasang industri nasional. 3.
Penurunan suku bunga perbankan akan berlangsung menuju target BI rate di bawah 10.
4. Stabilitas harga barang kebutuhan pokok dan barang-barang kebutuhan
lainnya berhasil dikendalikan pada tingkat tingkat di bawah 8. 5.
Peluang yang lebih besar adanya peningkatan anggaran belanja negara untuk mendorong investasi dan peningkatan pelayanan dasar.
6. Masih banyaknya potensi sumber daya alam
Indonesia yang belum sepenuhnya diusahakan secara komersil.
Universitas Sumatera Utara
7. Bangkitnya kegiatan usaha kecil dan menengah di lini-lini produksi pasokan
bahan baku, produksi berorientasikan ekspor dan kegiatan perdagangan dan jasa lainnya.
8. Semakin membaiknya ranking resiko negara Indonesia dan kinerja produk-
produk finansial para emiten di pasar modal. Memang benar tantangan dalam upaya peningkatan investasi masih sedikit
mengganjal.Semenjak tahun 1999 sampai dengan tahun 2003 investasi hanya tumbuh rata-rata 3 per tahun, di bawah tingkat pertumbuhan periode 1991-1996 yang
mencapai puncak kejayaan sebesar rata-rata 10,6.Kondisi iklim investasi masih mengganjal pada saat negara kita bersaing dengan negara-negara utama di Asia dalam
menarik investasi asing. . Faktor-faktor negatif yang berpengaruh pada iklim investasi meliputi antara
lain: 1.
Prosedur perizinan yang masih berliku dan relatif mahal 2.
Tingkat kepastian hukum yang belum optimal 3.
Kualitas sumber daya manusia yang rendah. 4.
Keterbatasan dan menurunnya kualitas infrastruktur 5.
Kurangnya insentif yang bersaing yang diberikan pada para calon investor .
Tetapi bukan tidak mungkin dengan melihat perbaikan-perbaikan dalam peringkat global competitiveness negara kita dalam dua tahun terakhir ini, berikut
Universitas Sumatera Utara
upaya-upaya Pemerintah Pusat dan Daerah untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut maka prospek penanaman modal ke depan akan semakin membaik dan
memiliki.prospek. Langkah-langkah strategis Pemerintah dalam menggulirkan Instruksi Presiden
No3 tahun 2006 tentang Paket Kebijakan Perbaikan Iklim Investasi, Paket Kebijakan Infrastruktur pada bulan Juli 2006, Paket Kebijakan Sektor Keuangan, dan kebijakan
yang menanggung kemungkinan terjadinya sebagian resiko negara pada proyek- proyek investasi infrastruktur, seluruhnya telah memberikan signal-signal positif atas
tekad Pemerintah memperbaiki iklim usaha dan investasi. . Kerjasama antar negara dalam pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus serta
segera diratifikasinya Undang-Undang Penanaman Modal secara pasti akan membuat lonjakan penanaman modal tidak terelakkan. Trend perkembangan penanaman modal
dapat juga diamati perkembangannya dari data realisasi investasi yang dilakukan oleh perusahaan yang dilaporkan oleh BKPM Badan Koordinasi Penanaman Modal.
Dalam kaitan ini perkembangan realisasi penanaman modal sejak tahun 2000 sampai dengan Oktober 2006 menunjukkan kecenderungan yang menggembirakan.
Selama kurun waktu tiga tahun terakhir misalnya, realisasi investasi asing PMA di Indonesia secara kumulatif telah mencapai nilai 18,0 miliar dollar AS, atau meningkat
sekitar 50 dibandingkan periode tahun 2000-2003. Bidang investasi menonjol yang yang digeluti oleh perusahaan PMA antara lain kegiatan-kegiatan pada industri logam
dan mesin; percetakan; kendaraan bermotor; tekstil; perdagangan dan perkebunan.Trend perkembangan penanaman modal ini di masa yang akan datang
Universitas Sumatera Utara
diperkirakan masih akan berlanjut dan meningkat pesat sepanjang mendapatkan dukungan yang positif dalam iklim berusaha dan iklim investasi di tingkat pusat
maupun di tingkat daerah. Melalui desentralisasi dan otonomi daerah perlu peran investasi langsung di berbagai wilayah pelosok tanah air diharapkan akan semakin
berkembang. Prospek peningkatan penanaman modal akan segera dapat direalisasikan jika didukung oleh pemenuhan iklim investasi yang mendukung terselenggaranya
proses perijinan secara cepat dan efisien, dan diikuti oleh persiapan-persiapan yang dilakukan oleh para pelaku ekonomi di lokalitas-lokalitas penerima investasi.
Iklim investasi dapat segera ditingkatkan melalui upaya berkesinambungan yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan para pelaku ekonomi
di daerah dalam hal-hal berikut ini: 1.
Memberikan kepastian hukum atas peraturan-peraturan daerah dan produk hukum yang berkaitan dengan kegiatan penanaman modal sehingga tidak
memberatkan beban tambahan pada biaya produksi usaha. 2.
Memelihara keamanan dari potensi gangguan kriminalitas oleh oknum masyarakat terhadap aset-aset berharga perusahaan, terhadap jalur distribusi
barang dan gudang serta pada tempat-tempat penyimpanan barang jadi maupun setengah jadi.
3. Memberikan kemudahan yang paling mendasar atas pelayanan yang ditujukan
pada para investor, meliputi perijinan investasi, imigrasi, kepabeanan, perpajakan dan pertahanan wilayah.
Universitas Sumatera Utara
4. Memberikan secara selektif rangkaian paket insentif investasi yang bersaing
5. Menjaga kondisi iklim ketenagakerjaan yang menunjang kegiatan usaha
secara berkelanjutan.
Bagi kepentingan para penanam modal asing maka selain iklim investasi tersebut, kehadirannya masih perlu didukung oleh adanya ketentuan-ketentuan dan
perlakuan yang tidak diskriminatif, yang diberikan pada para pengusaha lokal atau domestik dalam kondisi memperebutkan pangsa pasar yang bersaing. Sudah
selayaknya jika para pemilik modal asing menginginkan adanya perlindungan dan jaminan investasi atas ancaman terjadinya resiko nasionalisasi dan eksproriasi.
Merekapun menginginkan adanya jaminan dalam hak untuk dapat mentransfer laba maupun deviden, dan hak untuk dapat melakukan penyelesaian hukum melalui
arbitrase internasional. . Upaya menarik penanaman modal untuk berinvestasi di lokalitas tertentu di
suatu wilayah pada tahun-tahun mendatang akan menjadi semakin kompleks dengan adanya globalisasi. Persaingan memperebutkan arus lalulintas modal antar benua
akan semakin bersaing mengingat lokalitas-lokalitas alternatif di dunia telah tumbuh berkembang semakin banyak dan luas. Pertimbangan-pertimbangan ”azas-azas
efiensi, aksesibilitas dan kesiapan kompetensi daerah” akan merupakan kunci sukses bagi peningkatan penanaman modal dalam era otonomi daerah. Para pelaku ekonomi
di daerah dan aparat birokrasi pemerintahan daerah perlu secara bersama melakukan persiapan-persiapan dalam upaya terprogram meningkatkan kompetensi daerah.
Universitas Sumatera Utara
Upaya awal yang paling mendasar adalah membangun kesiapan sumber daya manusia yang terampil dan cekatan. Sekolah-sekolah kejuruan industrial, ekonomi,
teknologi dan bahasa dapat dibangun secara sinergi antar unsur-unsur pelaku ekonomi yang ada di daerah. Memang benar tenaga kerja terampil berpotensi untuk
hijrah lintas daerah. Akan tetapi mengingat keberadaan ikatan-ikatan sosial yang masih kuat di beberapa daerah di tanah air serta terbangunnya program
pengembangan industri daerah, potensi bermigrasinya tenaga kerja terampil ke wilayah-wilayah ekonomi di kota metropolitan dapat dikurangi. .
Berikutnya ketersediaan fasilitas prasarana industri seperti pergudangan, jalur transportasi untuk logistik barang, pelabuhan, terminal, sumber energi, air bersih,
saluran irigasi lintas-desa, lembaga-lembaga ekonomi dan finansial pedesaan, serta pos-pos kolektor dan penyimpanan produk-produk hasil pertanian perlu dibangun
secara memadai dan berkualitas. . Rentetan investasi tersebut perlu ditrigger dipicu oleh inisiatif para gubernur
dan para bupati dengan mengundang para investor masyarakat lokal. Dalam literatur perekonomian daerah jenis penanaman modal yang demikian dimasukkan kedalam
kelompok social overhead capital SOC. Ketersediaan SOC akan memberikan rangsangan pada para investor di luar daerah untuk segera berkunjung dan menetap,
karena mereka akan mendapatkan apa yang dinamakan dengan penghematan- penghematan urbanisasi urbanization economies dan agglomerasi agglomeration
economies. Kualitas dan gaya manajerial pimpinan puncak pemerintahan daerah pada
Universitas Sumatera Utara
akhirnya akan menentukan sejauh mana potensi-potensi pengembangan penanaman modal akibat adanya reformasi dan globalisasi dapat segera dimanfaatkan. Walaupun
saat ini dapat saja pimpinan daerah tersebut berasal dari mereka yang memiliki arena bidang disiplin pengetahuan di luar bidang perekonomian, para bupati dan gubernur
pemerintahan daerah perlu segera membawakan gaya kepemimpinan yang futuristik futuristic leadership dan membawakan keberanian menerobos kendala-kendala
struktural yang menghadang change leadership. . Arahan dan rencana pembangunan wilayah yang strategis perlu segera
dibangun, agar dapat memberikan signal dan ajakan pada seluruh potensi kekuatan pelaku ekonomi untuk membangun daerah menuju kesejahteraan daerah yang
berkelanjutan.
2.1.3. Kebijakan Pemerintah tentang Penanaman Modal asing di Indonesia.