Pengeluaran Kesejahteraan Masyarakat Kota Medan

4.4.5. Pengeluaran

Indikator pengeluaran merupakan informasi yang menggambarkan tentang pengeluaran rata-rata per kapita sebulan. Pengeluaran ini merupakan rata-rata biaya yang dikeluarkan rumah tangga selama sebulan untuk konsumsi makanan maupun non makanan dibagi dengan banyaknya anggota rumah tangga. Berikut persentase rata-rata pengeluarankapitabulan menurut konsumsi bukan makanan per kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara. Tabel 19. Persentase Rata - Rata Pengeluaran Riil per Kapita Menurut KabupatenKota 2000-2005 No KabupatenKota Pengeluaran Rill per Kapita 1 Nias 591.5 2 Mandailing Natal 623.4 3 Tapanuli Selatan 624.2 4 Tapanuli Tengah 599.0 5 Tapanuli Utara 620.5 6 Toba Samosir 631.6 7 Labuhan Batu 620.3 8 Asahan 618.4 9 Simalungun 612.3 10 D a i r i 618.1 11 K a r o 610.1 12 Deli Serdang 618.6 13 Langkat 607.1 14 Nias Selatan 575.4 15 Humbang Hasundutan 598.5 16 Pakpak Bharat 601.5 17 Samosir 613.9 18 Serdang Bedagai 613.3 19 Sibolga 614.1 20 Tanjung Balai 606.8 21 Pematang Siantar 619.3 22 Tebing Tinggi 620.9 23 M e d a n 619.7 24 B i n j a i 622.0 25 Padangsidempuan 615.0 Sumatera Utara 618.0 Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara, 2005 Universitas Sumatera Utara Dari tabel dapat dilihat Kota Medan memiliki rata-rata pengeluaran riil perkapita diatas rata-rata pengeluaran riil perkapita Provinsi Sumatera Utara. Hal ini menunjukkan semakin tinggi angka persentase rata-rata tersebut maka semakin tinggi tingkat kesejahteraan penduduk di daerah tersebut, juga mengisyaratkan seberapa banyak sisa pengeluaran yang dapat di pakai oleh penduduk setelah dikurangi untuk pengeluaran makanan. Perhitungan pendapatan per kapita dapat digunakan untuk menganalisis tingkat kesejahteraan sosial suatu masyarakat. Umumnya ukuran tingkat kesejahteraan yang dipakai adalah tingkat pendidikan, kesehatan dan gizi, kebebasan memilih pekerjaan dan jaminan masa depan yang lebih baik. Ada hubungan yang positif antara tingkat pendapatan per kapita dengan tingkat kesejahteraan sosial. Makin tinggi pendapatan per kapita maka tingkat kesejahteraan sosial semakin membaik. Hubungan ini dapat dijelaskan dengan menggunakan logika sederhana. Jika pendapatan per kapita makin tinggi, maka daya beli masyarakat, kesempatan kerja serta masa depan perekonomian makin membaik, sehingga gizi, kesehatan, pendidikan, kebebasan memilih pekerjaan dan masa depan, kondisinya makin meningkat. Hanya saja, logika di atas baru dapat berjalan bila peningkatan pendapatan per kapita disertai perbaikan distribusi pendapatan.

4.4.6. Indeks Pembangunan Manusia Kota Medan