Banyaknya tenaga buruh karena di Kecamatan Medan Belawan ini terdapat Pelabuhan Belawan yang merupakan pelabuhan untuk perdagangan internasional,
regional dan nasional, banyak memberikan lapangan usaha pada masyarakat miskin ataupun yang tidak memiliki keahlian dan pendidikan yang tinggi. Misalnya
buruhkuli panggul di pelabuhan, yang hanya mengandalkan tenaga dalam melakukan pekerjaannya. Pendapatan yang diterima juga beradasarkan banyaknya jasa yang
ditawar oleh yang membutuhkan. Selain buruh, profesi nelayan juga didominasi oleh
masyarakat miskin di Kecamatan Medan Belawan sebanyak 15,50 .
4.4.3. Kesehatan
Kesehatan merupakan salah satu indikator kesejahteraan rakyat yang dapat menggambarkan tingkat kesejahteraan sehubungan dengan kualitas kehidupannya.
Berikut merupakan informasi banyaknya Rumah Sakit, Puskesmas, Balai Pengobatan Umum BPU, dan Balai Kesehatan Ibu dan Anak BKIA dirinci per Kecamatan di
Kota Medan Tahun 2000-2005.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 14. Banyaknya Rumah Sakit, Puskesmas, BPU, dan BKIA Dirinci per Kecamatan di Kota Medan Tahun 2000-2005
No Kecamatan
Rumah Sakit Puskesmas
BPU BKIA
1 Medan Timur
14 1
9 13
2 Medan Polonia
4 1
3 -
3 Medan Labuhan
5 6
16 4
4 Medan Marelan
4 1
- -
5 Medan Belawan
4 6
10 3
Sumber: Hasil Penelitian, 2007
Dari data tabel di atas, kecamatan Medan Timur merupakan kecamatan yang paling banyak menyediakan fasilitas kesehatan, dengan rincian 14 unit rumah
sakit, 1 puskesmas yang berada di Kelurahan Glugur Darat I, 9 unit BPU dan 13 unit BKIA. Di Kecamatan Medan Timur ini terdapat RSU Pirngadi Medan, berlantai
delapan yang sekarang berdiri megah di jalan HM Yamin, yang merupakan RSU kebanggaan Kota Medan. Kecamatan Medan Labuhan memiliki 31 unit fasilitas
kesehatan dengan rincian 5 unit rumah sakit, 6 unit puskesmas, 16 unit BPU dan 4 unit BKIA. Tiga dari puskesmas yang tersedia menyediakan fasilitas rawat inap bagi
masyarakat yang membutuhkan. Terbanyak ketiga yang menyediakan fasilitas keshatan yaitu kecamatan Medan Belawan sebanyak 23 unit, dengan rincian 4 unit
rumah sakit, 6 unit puskesmas, 10 unit BPU dan 3 unit BKIA. Kecamatan Medan Polonia memiliki 8 unit fasilitas kesehatan dengan rincian 4 unit rumah sakit, 1 unit
puskesmas, dan 3 unit BPU. Sementara Kecamatan Medan Marelan merupakan
Universitas Sumatera Utara
kecamatan yang paling sedikit menyediakan fasilitas kesehatan dengan rincian 4 unit rumah sakit, dan 1 unit puskesmas, sehingga total hanya menyediakan 5 fasilitas
kesehatan. Hal penting yang perlu dikemukakan disini adalah bahwasanya
penyediaan layanan kesehatan secara memadai sebagai bagian dari paket pelayanan sosial masih jarang ditemui di daerah pinggiran inti kota. Sebagian besar fasilitas
kesehatan terpusat di daerah perkotaan, sementara penduduk yang tinggal di daerah pinggiran selalu ekstra hati-hati hidupnya, mengingat kurangnya fasilitas serta
pelayanan kesehatan. Sebagai contoh kejadian wabah demam berdarah di Kota Medan, merupakan bagian dari sebuah peristiwa yang menggenaskan bagi
masyarakat Kota Medan, dan bukan tidak mungkin peristiwa-peristiwa lain juga akan bermunculan jika masyarakat tidak waspada sejak dini.
Jika diperhatikan dari data yang ada, tiap-tiap kecamatan memiliki fasilitas kesehatan yang memadai, tetapi tingkat pelayanannya tidak akan sama
dengan kawasan pusat kota. Dari hasil pengamatan di lapangan, perbedaan tingkat layanan ini dapat dilihat misalnya dari jam operasional jasa puskesmas. Banyak
masyarakat yang tidak memanfaatkan jasa puskesmas karena jam operasionalnya yang tidak cocok, kadang-kadang jam 12.00 wib sudah tidak melayani pasien lagi.
Padahal ada beberapa masyarakat tersebut tidak mau meninggalkan pekerjaannya kalau penyakitnya tidak parah, karena resiko dipotong gaji atau majikan kurang
Universitas Sumatera Utara
senang. Oleh karena itu ia ke praktik bidan, minta pengobatan yang pelayanannya lebih baik.
Tabel 15. Penambahan Beberapa Unit Puskesmas Dirinci per Kecamatan di Kota Medan Tahun 2000-2005
No Kecamatan
Puskesmas Pembantu
Puskesmas Terpadu
Puskesmas Rawat Inap
1 Medan Timur
1 2
1 2
Medan Polonia 1
2 1
3 Medan Labuhan
2 2
1 4
Medan Marelan 2
2 1
5 Medan Belawan
2 3
1
Sumber: Hasil Penelitian, 2007
Dengan memperhatikan jumlah persentase banyaknya rumah sakit di masing- masing lokasi penelitian dari tabel sebelumnya, tiap-tiap kecamatan sudah memiliki
rumah sakit yang memadai. Untuk jumlah puskemas di masing-masing kecamatan jumlahnya masih sangat minim. Sementara sarana puskesmas merupakan sarana yang
murah bagi masyarakat miskin, terlebih adanya instruksi Walikota Medan, dimana setiap warga Kota Medan yang tidak mampu akan mendapatkan pelayanan berobat
secara gratis di seluruh puskesmas yang ada di Kota Medan. Untuk mengatasi minimnya sarana pelayanan kesehatan, Pemko Medan mengadakan peningkatan
puskesmas dengan menambahkan 1 sampai 3 unit puskesmas di kawasan Medan Utara. Puskesmas tersebut terdiri dari puskesmas pembantu, puskesmas terpadu dan
Universitas Sumatera Utara
puskesmas rawat inap. Puskesmas pembantu merupakan layanan kesehatan yang berada di tingkat kecamatan, sedangkan puskesmas terpadu berada di tingkat
kelurahan. Sehingga bagi masyarakat yang memiliki tempat tinggal yang jauh dari lokasi puskesmas pembantu dapat memanfaatkan jasa di puskesmas terpadu.
Sementara untuk puskesmas rawat inap pembangunannya difokuskan pada wilayah- wilayah kecamatan yang memiliki jarak cukup jauh dengan Rumah Sakit.
Diharapkan dengan adanya penambahan beberapa unit puskesmas di beberapa kecamatan, layanan kesehatan akan memadai dan bisa dijangkau masyarakat.
Tentunya dengan proses layanan yang baik akan memberikan pengaruh yang positif bagi kesehatan masyarakat dan kesejahteraan masyarakat.
Tabel 16. Banyaknya Posyandu, Dokter, dan Bidan yang Melayani KB Dirinci Menurut Kecamatan di Kota Medan Tahun 2005
No Kecamatan
Posyandu Dokter
Bidan 1
Medan Timur 85
22 31
2 Medan Polonia
31 21
13 3
Medan Labuhan 76
26 52
4 Medan Marelan
49 3
18 5
Medan Belawan 43
9 15
Sumber : Hasil Penelitian, 2007
Usia perkawinan wanita mempunyai pengaruh bagi perkembangan penduduk, karena berpengaruh terhadap fertilitas. Selain itu usia perkawinan juga berpengaruh
terhadap stabilitas suatu keluarga terhadap kesehatan sendiri dan terhadap anak yang
Universitas Sumatera Utara
dilahirkan. Upaya menekan laju pertumbuhan penduduk erat kaitannya dengan program KB. Salah satu penyebab terjadinya penurunan angka kelahiran adalah
berhasilnya pelaksanaan gerakan KB yang dimulai tahun 1970-an. Dari tabel di atas dapat dilihat upaya menekan laju pertumbuhan penduduk
diiringi dengan peningkatan kesejahteraan keluarga melalui program KB yang banyak dilakukan di Posyandu. Seperti di kecamatan Medan Timur terdapat 85
posyandu yang tersebar di setiap kelurahan. Dari data di lokasi hingga pertengahan Juni 2007 terdapat peserta KB aktif di kecamatan Medan Timur mencapai 9.011
orang atau 61,60 persen dari jumlah pasangan sebanyak 14.628 pasangan. Fakta ini menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan yang diberikan menjangkau masyarakat
dalam mendapatkan fasilitas KB. Tentunya hal ini tidak terlepas dari sosialisasi yang
dilakukan dokter dan bidan di kecamatan Medan Timur.
Seperti halnya sektor pendidikan, Pemko Medan juga sangat peduli dengan peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat, terutama bagi kalangan yang kurang
mampu. Sesuai instruksi Walikota Medan, maka setiap warga Kota Medan yang tidak mampu akan mendapatkan pelayanan berobat secara gratis di seluruh puskesmas
yang ada di Kota Medan. Pemko Medan juga mengambil kebijakan untuk memperluas jangkauan pelayan kesehatan masyarakat. Saat ini, sudah ada 39
puskesmas, 40 puskesmas pembantu dan 27 puskesmas keliling yang beroperasi di Kota Medan. Berikut data persentase keluarga miskin yang mendapat pelayanan
kesehatan menurut per kecamatan di kota Medan
Universitas Sumatera Utara
Tabel 17. Persentase Keluarga Miskin yang Mendapat Pelayanan Kesehatan Menurut Kecamatan Tahun 2000-2005
No Kecamatan
Jumlah KK Miskin
Pelayanan Keluarga Miskin Jumlah KK Miskin yang
Mendapat Pelayanan Kesehatan
1 Medan Polonia
5.535 4.383
79 2
Medan Timur 18.060
2.644 14
3 Medan Labuhan
17.490 14.333
82 4
Medan Marelan 11.156
5.068 45
5 Medan Belawan
39.102 28.433
72 Sumber : Hasil Penelitian, 2007
Dari tabel di atas, jumlah keluarga miskin terbanyak terdapat di kecamatan Medan Belawan yaitu sebesar 39.102 KK dan 72 dari total tersebut mendapat
pelayanan kesehatan. Kecamatan Medan Labuhan sebanyak 17.490 KK dan 82 mendapat layanan kesehatan dari pemko Medan. Masyarakat miskin di Medan
Marelan sebanyak 11.156 KK dan 45 mendapat layanan kesehatan. Pada Kecamatan Medan Timur jumlah keluarga miskin sebanyak 18.060 KK dan hanya 14
yang mendapatkan layanan kesehatan dari pemerintah. Jumlah keluarga miskin yang paling minim terdapat di kecamatan Medan Polonia yaitu sebesar 5.535 KK dan
79 mendapat layanan kesehatan. Berdasarkan pantauan di lapangan, puskesmas di lima kecamatan ini telah berfungsi dengan baik, dengan adanya peningkatan
pelayanan kesehatan masyarakat, terutama bagi kalangan yang kurang mampu. Sesuai instruksi Walikota Medan, maka setiap warga Kota Medan yang tidak mampu
akan mendapatkan pelayanan berobat secara gratis di seluruh puskesmas yang ada di Kota Medan. Saat ini masalah kesehatan yang dihadapi oleh penduduk kota Medan
Universitas Sumatera Utara
adalah masalah gizi buruk. Pernyataan ini diutarakan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan yang mengatakan :
“Saat ini penderita gizi buruk di Kota Medan ada sekitar lebih kurang 505 penderita. Penderita gizi buruk yang paling banyak berada di kawasan
Medan Belawan dan Medan Labuhan. Untuk melihat penurunan penderita gizi buruk, Dinkes membuat tiga program berupa pemberian makanan secara
tepat, penyuluhan dan membentuk keluarga sadar gizi. Untuk mengatasi meningkatnya penderita gizi buruk di Medan, pihak Dinkes tidak mungkin
mengandalkan anggaran dari APBD saja. Namun demikian, kepada masyarakat Kota Medan tetap awas melihat dan menyikapi penderita gizi
buruk yang menimpa anak mereka”.
4.4.4. Perumahan dan Lingkungan