Tenaga Kerja Kesejahteraan Masyarakat Kota Medan

mengukur kualitas SDM yang didasarkan atas kriteria moral dan kemampuan teknis profesionalitas agak sulit mengukurnya, sehingga yang memungkinkan untuk diukur adalah dari segi tingkat pendidikan penduduknya. Berdasarkan penuturan dari salah satu informan di Kecamatan Medan Labuhan mengenai tingkat pendidikan masyarakat miskinnya adalah sebagai berikut : “Anak-anak masyarakat miskin di Kecamatan Medan Labuhan kebanyakan hanya tamat sekolah dasar SD, selain disebabkan oleh faktor ekonomi, juga kurangnya kesadaran orang tua dalam menyekolahkan anak mereka. Orang tua menganggap jika anak sudah bisa menulis dan membaca itu sudah cukup bagi mereka. Sehingga program wajib belajar 9 tahun yang diterapkan pemerintah tidak berjalan. Umumnya setelah mereka tidak bersekolah, mereka bekerja membantu orang tua sebagai nelayan. Begitu juga dengan tingkat kepala rumah tangga miskin, rata-rata hanya tamat SD dan SLTP. Umumnya kepala rumah tangga miskin ini bekerja sebagai nelayan, buruh di pelabuhan dan petani.”

4.4.2. Tenaga Kerja

Indikator tenaga kerja juga dapat menggambarkan tingkat kesejahteraan penduduk. Penduduk miskin umumnya mempunyai mata pencarian utamanya dari sektor pertanian. Tingginya persentase pekerja yang bekerja di sektor pertanian ini mengisyaratkan bahwa penduduk masih tergantung pada sektor pertanian. Berikut merupakan informasi tentang banyaknya penduduk yang bekerja pada berbagai sektor di Kota Medan. Universitas Sumatera Utara Tabel 9. Persentase Banyaknya Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha di Kecamatan Medan Timur Tahun 2000-2005 Pegawai Petani Pedagang Negeri Swasta TNIPolri 15,38 63,49 6,00 0,07 15,03 Sumber : Hasil Penelitian, 2007 Kecamatan Medan Timur adalah salah satu pusat perkantoran, perdagangan dan jasa di Kota Medan, sehingga kecamatan ini merupakan salah satu kecamatan yang banyak menyerap tenaga kerja baik dari dalam maupun dari luar Kecamatan Medan Timur. Mayoritas penduduk Medan Timur bekerja sebagai pegawai swasta di berbagai pusat perkantoran, sebanyak 63,49 . Bekerja sebagai PNS sebanyak 15,38 dan 6,00 TNIPolri. Sisanya bekerja di sektor pertanian dan pedagang seperti membuka usaha-usaha industri kecil seperti moulding dan komponen bahan bangunan kusen, bengkel kenderaan bermotor, bengkel bubut, show room serta jasa. Tabel 10. Persentase Banyaknya Penduduk yang Bekerja Menurut LapanganUsaha di Kecamatan Medan Polonia Tahun 2000-2005 Pegawai Petani Pedagang Pensiunan Negeri Swasta TNIPolri 3,69 68,80 3,98 0,39 20,48 2,62 Sumber : Hasil Penelitian, 2007 Dari tabel di atas sebagian besar penduduk Medan Polonia bekerja sebagai pegawai swasta sebanyak 68,80 . Walaupun bukan sebagai daerah pusat industri, di Universitas Sumatera Utara Kecamatan Medan Polonia ini banyak penduduknya yang bekerja di sektor perdagangan sebesar 20,48 yang terdiri dari beberapa jenis usaha industri seperti, industri perabot rumah tangga dari kayu, houlding dan komponen bahan bangunan, sepatu, konveksi, pengolahan kopi, kerupuk ubi kue-kue. Di Kecamatan Medan Polonia ini terdapat juga dua hotel berbintang yaitu Hotel Polonia dan Hotel Tiara. Banyaknya pembangunan di kawasan Medan Polonia membuka kesempatan kerja bagi masyarakat kota Medan, baik dari dalam maupun dari luar kecamatan Medan Polonia. Tentunya tenaga kerja yang dibutuhkan tidak terlepas dari kemampuan dan pendidikan yang dimiliki. Jika dianalisa lebih lanjut, minimal tingkat pendidikan yang diminta untuk bekerja di pusat perkantoran, perdagangan dan jasa adalah SMA dan Diploma. Sehingga kualitas SDM sangat mempengaruhi penghasilan yang diterima oleh seorang tenaga kerja. Tabel 11. Persentase Banyaknya Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha di Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2000-2005 Lapangan Usaha Pertanian, Perkebunan, Peternakan Perikanan Industri Pengolahan Perdagangan Angkutan Jasa Buruh 2,24 3,02 0,09 1,48 0,22 1,07 1,85 Sumber : Hasil Penelitian, 2007. Dari tabel, persentase usaha perikanan banyak dijalankan masyarakat di Kecamatan Medan Labuhan sebesar 3,02 atau berprofesi sebagai nelayan. Umumnya mereka tinggal di kelurahan sei mati, kelurahan pekan labuhan dan Universitas Sumatera Utara kelurahan nelayan indah. Dari pantauan di lapangan mereka yang berprofesi sebagai nelayan merupakan masyarakat miskin di daerah tersebut, dengan kriteria tidak memiliki tempat tinggal yang baik, pendidikan hanya sampai tingkat SLTP dan pendapatan yang diterima sangat minim. Penduduk yang bekerja di bidang pertanian, perkebunan dan peternakan sebesar 2,24 . Berdasarkan informasi yang diperoleh di lapangan, penduduk yang berprofesi sebagai petani di medan labuhan ini memiliki kehidupan yang lebih mapan daripada nelayan. Mereka dapat menyekolahkan anak mereka sampai tingkat SLTA. Sementara usaha lain seperti industri pengolahan, perdagangan, angkutan, jasa dan lain-lain di jalankan masyarakat melalui bentuk- bentuk usaha seperti bengkel sepeda motor dan mobil, tempat pencucian mobil doorsmeer, salon kecantikan, panti pijat dan praktek dukun patah, bilyard, tempat video gameplay station, penyewaan kaset videoCD, rumah makan dan warung minum, serta pasar dan pertokoan yang ada di Kecamatan Medan Labuhan. Penduduk yang bekerja sebagai buruh bongkar muat sebanyak 1,85 . Tabel 12. Persentase Banyaknya Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha di Kecamatan Medan Marelan Tahun 2000-2005 Pegawai Petani Nelayan Pedagang Pensiunan Negeri Swasta TNIPOLRI 4,45 39,59 0,58 43,24 7,65 4,11 0,35 Sumber : Hasil Penelitian, 2007 Universitas Sumatera Utara Dari tabel di atas, sebanyak 43,24 penduduk Medan Marelan bekerja di sektor pertanian. Di Kecamatan Medan Marelan ini juga ada terdapat beberapa gudang-gudang besar seperti Banda Graha Reksa dan juga terdapat peternakan ayam sebagai pasokan telur ayam untuk Kota Medan. Walaupun bukan sebagai daerah industri, banyak penduduk Medan Marelan yang bekerja sebagai pegawai swasta yaitu sebesar 39,59 , disebabkan lokasinya yang berdekatan dengan Kawasan Industri Medan. Selain itu banyak juga penduduk Medan Marelan yang bekerja sebagai nelayan dengan membuka usaha tambak udang sebanyak 7,65 . Sisanya bekerja sebagai pegawai negeri, TNIPolri, pedagang dan pensiunan. Selain itu banyak penduduk miskin Kecamatan Medan Marelan yang bekerja sebagai buruh pada Kawasan Industri Medan. Umumnya masyarakat miskin di Medan Marelan berprofesi sebagai petani, nelayan dan buruh-buruh pada Kawasan Industri Medan KIM. Tabel 13. Persentase Banyaknya Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha di Kecamatan Medan Belawan Tahun 2000-2005 Pegawai Buruh Pensiunan Nelayan Wiraswasta Pedicap Driver Negeri Swasta TNIPOLRI 3,43 20,43 1,66 16,88 1,33 15,50 37,84 2,88 Sumber : Hasil Penelitian, 2007 Kecamatan Medan Belawan adalah daerah pesisir Kota Medan yang merupakan wilayah bahari dan maritim dan merupakan pusat industri, sehingga dari tabel di atas dapat dilihat banyak masyarakat bekerja sebagai buruh dan nelayan. Universitas Sumatera Utara Banyaknya tenaga buruh karena di Kecamatan Medan Belawan ini terdapat Pelabuhan Belawan yang merupakan pelabuhan untuk perdagangan internasional, regional dan nasional, banyak memberikan lapangan usaha pada masyarakat miskin ataupun yang tidak memiliki keahlian dan pendidikan yang tinggi. Misalnya buruhkuli panggul di pelabuhan, yang hanya mengandalkan tenaga dalam melakukan pekerjaannya. Pendapatan yang diterima juga beradasarkan banyaknya jasa yang ditawar oleh yang membutuhkan. Selain buruh, profesi nelayan juga didominasi oleh masyarakat miskin di Kecamatan Medan Belawan sebanyak 15,50 .

4.4.3. Kesehatan