alokasi bantuan sosial ini mengalami penurunan prosentase dan kuantitas yang hampir dua kali lipat menjadi Rp. 180.000.000,- 0,22 dari total APBD Kota
Medan tahun 2002. Pada tahun 2003 dengan prosentase tetap, namun jumlahnya meningkat menjadi Rp. 229.100.000,- 0,02 dari total APBD Kota Medan tahun
2003. Di tahun 2004 terjadi penurunan baik prosentase maupun kuantitasnya menjadi Rp 127.098.000 0,01 dari total APBD Kota Medan tahun 2004. Dan
pada tahun 2005 alokasi di bidang bantuan sosial ini meningkat dua kali lipat menjadi Rp. 302.760.000,- 0,03 dari total APBD Kota Medan tahun 2005. Menurut
informasi di Komisi E tentang anggaran pendidikan adalah sebagai berikut :
“Masalah pendidikan harus tetap menjadi skala prioritas yang harus terus menerus dibenahi dan ditingkatkan sehingga tercipta seumber daya manusia
yang sangat dibutuhkan. Untuk itu program subsidi terarah bagi siswa anggarannya harus terus ditingkatkan dan sistemnya benar-benar tepat
sasaran dan dapat dipertanggungjawabkan. Dan khusus pada sektor ini seyogyanya kedepan anggaran fisik seimbang dengan non fisik sehingga apa
yang menjadi cita-cita kita akan lahir individu yang cerdas dapat terwujud.”
4.4. Kesejahteraan Masyarakat Kota Medan
Berikut ini merupakan gambaran dari tingkat kesejahteraan masyarakat Kota Medan yang terdiri dari pendidikan, tenaga kerja, kesehatan, pengeluaran dan
perumahan dan lingkungan.
4.4.1. Pendidikan
Indikator pendidikan dapat dipergunakan sebagai ukuran untuk menggambarkan standar hidup penduduk. Pendidikan diharapkan akan dapat
menambah produktifitas penduduk. Angka partisipasi pendidikan dapat digunakan
Universitas Sumatera Utara
untuk melihat potensi sumber daya manusia dalam suatu daerah tertentu. Tabel berikut merupakan persentase penduduk tidak sekolah usia 7 – 12 tahun dirinci per
kecamatan di Kota Medan
Tabel 6. Persentase Penduduk Tidak Sekolah Usia 7 – 12 Tahun dirinci Per Kecamatan di Kota Medan
No Kecamatan
2002 2003
2004 2005
1 Medan Timur
0,83 0,00
0,00 0,00
2 Medan Polonia
0,02 0,00
0,00 0,00
3 Medan Labuhan
2,00 2,10
1,80 0,10
4 Medan Marelan
5,70 4,90
3,80 2,60
5 Medan Belawan
0,67 0,51
0,50 0,40
Sumber : Hasil Penelitian, 2007
Usia 7 – 12 merupakan usia sekolah pada tingkatan sekolah dasar. Dari tabel di atas kecamatan Medan Timur dan Medan Polonia persentase anak didik yang
masuk sekolah dasar sudah mencapai 100 . Untuk kecamatan Medan Labuhan pada tahun 2002, hanya 98 anak didik yang masuk sekolah dasar. Untuk tahun-tahun
berikutnya terjadi peningkatan, anak usia 7 – 12 tahun memasuki sekolah dasar. Begitu juga untuk Kecamatan Medan Marelan dan Medan Belawan, walaupun masih
ada anak yang tidak bersekolah, tetapi dari tahun ke tahun jumlahnya semakin berkurang. Selain disebabkan oleh faktor ekonomi, juga kurangnya kesadaran orang
tua dalam menyekolahkan anak mereka. Dari pantauan di lapangan orang tua anak- anak masyarakat miskin di Kecamatan Medan Marelan dan Medan Belawan
Universitas Sumatera Utara
berprofesi sebagai nelayan, buruh pelabuhan, buruh di kawasan industri medan KIM dan petani, sehingga faktor ekonomi sangat mendominasi dalam
menyekolahkan anak-anak mereka. Padahal pendidikan sebagai komponen dasar pengembangan sumber daya manusia yaitu kemampuan baca dan tulis yang di dapat
di usia 7 – 12 tahun. Melek huruf merupakan modal dasar agar lebih produktif serta lebih tanggap dalam menerima inovasi dan informasi daripada buta huruf.
Tabel 7. Jumlah Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Negeri dan Swasta dirinci Menurut
Kecamatan di Kota Medan Tahun 2000-2005
No Kecamatan
SD SLTP
SMA Universitas
Akademi 1
Medan Timur 46
27 22
10 2
Medan Polonia 22
8 9
1 3
Medan Labuhan 48
15 7
- 4
Medan Marelan 46
15 10
- 5
Medan Belawan 46
13 6
-
Sumber : Hasil Penelitian, 2007
Sarana pendidikan merupakan faktor penting dalam dalam meningkatkan taraf intelektualitas daerah serta sumber daya suatu daerah. Faktor ketersediaan
jumlah sekolah menyebabkan terjadinya kesadaran akan pentingnya sekolah. Selain fasilitas yang disediakan, mutu pendidikan, biaya serta jarak tempuh dari rumah
merupakan faktor pertimbangan orang tua dalam menyekolahkan anaknya, khususnya bagi masyarakat yang kurang mampu. Dari tabel di atas Kecamatan Medan Timur
Universitas Sumatera Utara
merupakan kecamatan yang memiliki sarana pendidikan yang banyak dan lengkap, mulai dari SD sampai UniversitasAkademi. Kecamatan Medan Timur memiliki 46
SD yang terdiri dari 18 SD Negeri, 7 SD Inpres, 21 SD Swasta. Jumlah SLTP sebanyak 27 yang terdiri dari 3 SLTP negeri dan 25 SLTP Swasta. Jumlah SLTA
sebanyak 22 yang terdiri dari 4 SLTA Negeri dan 18 SLTA Swasta. Universitas yang terdapat di Medan Timur sebanyak 10, salah satunya Univesitas HKBP Nomensen.
Kecamatan Medan Polonia memiliki 22 SD yang terdiri dari 9 SD Negeri, 13 SD Swasta. Jumlah SLTP sebanyak 8 yang terdiri dari 8 SLTP Swasta. Jumlah SLTA
sebanyak 9 yang terdiri dari 3 SLTA Negeri dan 6 SLTA Swasta. Universitas yang terdapat di Medan Timur sebanyak 1, yaitu Univesitas Harapan Medan. Untuk
Kecamatan Medan Labuhan memiliki 48 SD yang terdiri dari 27 SD Negeri, 21 SD Swasta. Jumlah SLTP sebanyak 15 yang terdiri dari 4 SLTP negeri dan 13 SLTP
Swasta. Jumlah SLTA sebanyak 7 yang terdiri dari 3 SLTA Negeri dan 4 SLTA Swasta. Kecamatan Medan Labuhan memiliki 46 SD yang terdiri dari 28 SD Negeri,
18 SD Swasta. Jumlah SLTP sebanyak 15 yang terdiri dari 4 SLTP negeri dan 11 SLTP Swasta. Jumlah SLTA sebanyak 10 yang terdiri dari 1 SLTA Negeri, 4 SLTA
Swasta dan 5 Madrasah Aliyah. Untuk Kecamatan Medan Belawan memiliki 46 SD yang terdiri dari 13 SD Negeri, 13 SD Inpres, 20 SD Swasta. Jumlah SLTP sebanyak
13 yang terdiri dari 1 SLTP negeri dan 12 SLTP Swasta. Jumlah SLTA sebanyak 6 yang terdiri dari 1 SLTA Negeri dan 5 SLTA Swasta.
Universitas Sumatera Utara
Umumnya tingkat partisipasi pendidikan di Kota Medan cenderung mengalami peningkatan. Selama ini, sektor pendidikan mendapat perhatian yang
besar dari Pemko Medan. Hal itu dibuktikan dengan rasio anggaran bidang pendidikan Kota Medan yang meningkat setiap tahunnya dan diupayakan bisa
mencapai 20 dari APBD. Tahun 2005, misalnya, anggaran pendidikan naik hingga 30,88 atau Rp. 18,56 miliar dari sebelumnya Rp. 14,18 miliar pada tahun 2004.
Dari 2000 – 2005, Pemko Medan telah pula menyalurkan beasiswa terarah bagi 48.348 siswa kurang mampu dan miskin di 3.234 sekolah dari tingkat SD, SLTP dan
SLTA. Total anggaran yang telah disalurkan untuk beasiswa terarah ini mencapai Rp. 8,9 miliar. Sedangkan untuk meningkatkan kualitas bangunan sekolah, Pemko
Medan terus berupaya meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan, salah satunya melalui pola kemitraan dengan pihak swasta.
Tabel 8. Penambahan dan Rehabilitasi Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Negeri dirinci
Menurut Kecamatan di Kota Medan Tahun 2000-2005
No Kecamatan
Tahun SD
SLTP SMA
1 Medan Timur
2001 3
3 3
2 Medan Polonia
2000 2
2 2
3 Medan Labuhan
2002 2
2 2
4 Medan Marelan
2001 2
2 2
5 Medan Belawan
2003 3
3 3
Sumber : Hasil Penelitian, 2007
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 8 di atas, menurut informasi dari salah satu informan di Bappeda Kota Medan, mengenai penambahan beberapa unit sekolah di Kota Medan
yaitu khusus di kecamatan Medan Polonia dan Medan Timur tidak dilakukan penambahan jumlah unit sekolah, disebabkan keterbatasan lahan di daerah tersebut.
Pemko Medan hanya menitikberatkan pada peningkatan kualitas bangunan sekolah melalui rehabilitasi sekolah-sekolah yang rusak, serta penyediaan sarana dan
prasarana pendidikan yang lebih memadai pada tahun 2000 di kecamatan Medan Polonia masing-masing sebanyak 2 unit gedung SD, SLTP dan SMA. Pada tahun
2001 di kecamatan Medan Timur rehabilitasi sekolah masing-masing sebanyak 3 unit gedung SD, SLTP dan SMA . Penambahan unit sekolah lebih difokuskan di daerah
Medan utara, yaitu Medan Marelan, Medan Labuhan dan Medan Belawan. Pada tahun 2001, penambahan gedung sekolah difokuskan di Medan Marelan, dengan
membangun masing-masing 2 unit gedung SD, SMP dan SMA.. Tahun 2002 penambahan gedung sekolah difokuskan di Medan Labuhan, dengan membangun
masing-masing 2 unit gedung SD, SMP dan SMA. Tahun 2003 penambahan gedung sekolah difokuskan di Medan Belawan, dengan membangun masing-masing 3 unit
gedung SD, SMP dan SMA. Diharapkan dengan adanya penambahan beberapa gedung sekolah di kawasan Medan Utara, masyarakat kota Medan dapat
meningkatkan kualitas pendidikannya. Selain angka partisipasi pendidikan, kualitas SDM sangat berkaitan dengan
aspek moralitas, kemampuan teknis profesionalitas dan tingkat pendidikan. Untuk
Universitas Sumatera Utara
mengukur kualitas SDM yang didasarkan atas kriteria moral dan kemampuan teknis profesionalitas agak sulit mengukurnya, sehingga yang memungkinkan untuk diukur
adalah dari segi tingkat pendidikan penduduknya. Berdasarkan penuturan dari salah satu informan di Kecamatan Medan Labuhan mengenai tingkat pendidikan
masyarakat miskinnya adalah sebagai berikut :
“Anak-anak masyarakat miskin di Kecamatan Medan Labuhan kebanyakan hanya tamat sekolah dasar SD, selain disebabkan oleh faktor ekonomi,
juga kurangnya kesadaran orang tua dalam menyekolahkan anak mereka. Orang tua menganggap jika anak sudah bisa menulis dan membaca itu sudah
cukup bagi mereka. Sehingga program wajib belajar 9 tahun yang diterapkan pemerintah tidak berjalan. Umumnya setelah mereka tidak bersekolah,
mereka bekerja membantu orang tua sebagai nelayan. Begitu juga dengan tingkat kepala rumah tangga miskin, rata-rata hanya tamat SD dan SLTP.
Umumnya kepala rumah tangga miskin ini bekerja sebagai nelayan, buruh di pelabuhan dan petani.”
4.4.2. Tenaga Kerja