Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Size Perusahaan, Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Dan Dana Pihak Ketiga (DPK) Terhadap Tingkat Likuiditas Bank Umum Syariah
PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON PERFORMING FINANCING (NPF), SIZE PERUSAHAAN, RETURN ON ASSET (ROA),
RETURN ON EQUITY (ROE), DAN DANA PIHAK KETIGA (DPK) TERHADAP TINGKAT LIKUIDITAS BANK UMUM SYARIAH
PERIODE 2011-2015
Oleh:
Khridmadanty Angelita NIM: 1113081000099
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
(2)
ii
PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON PERFORMING
FINANCING (NPF), SIZE PERUSAHAAN, RETURN ON ASSET (ROA), RETURN ON EQUITY (ROE), DAN DANA PIHAK KETIGA (DPK)
TERHADAP TINGKAT LIKUIDITAS BANK UMUM SYARIAH PERIODE 2011-2015
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh :
Khridmadanty Angelita NIM : 1113081000099
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Herni Ali HT, SE, MM NIDN. 04221 259 02
Ade Ananto Terminanto, MM NIP. 19681125 201411 1002
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYAHTULLAH JAKARTA
(3)
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini tanggal 10 Agustus 2016 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas Mahasiswa :
1. Nama : Khridmadanty Angelita 2. NIM : 1113081000099
3. Jurusan : Manajemen/ MIPS
4. Judul Skripsi : Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Size Perusahaan, Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap tingkat Likuiditas Bank Umum Syariah periode 2011-2015.
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melaksanakan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 10 Agustus 2016.
1. Aditya Ginanjar, M.Si ( )
NIP.19740810 2011011001 Penguji I
2. Rahmat Gunawan, M.Si ( ) Penguji II
(4)
iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Khridmadanty Angelita NIM : 1113081000099
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Jurusan : Manajemen/ MIPS Dengan ini menyatakan bahwa :
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat naskah orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.
Apabila dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya penulis, dan telah melakukan pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa penulis telah melanggar pernyataan di atas, maka penulis siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikan Pernyataan ini penulis buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 5Desember 2016
(5)
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
Nama : Khridmadanty Angelita
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 03 Agustus 1994
Alamat Rumah : Jl. Jati Vc No.1 RT 006/006 Kelurahan Sungai
Bambu, Tg.Priok Jak-Ut
Ayah : Agus Sulyanto
Ibu : Sri Wahyu
Telepon/HP : 021-89135310 / 0896 6000 3036
Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN FORMAL
2000 – 2006 SDN. Jakasampurna III Bekasi-Barat 2006 – 2009 SMPN 30 Jakarta-Utara
2009 – 2012 SMAN 107 Jakarta-Timur
2012 – 2014 Program Profesional TI Perbankan Syariah CCIT Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
III. PENDIDIKAN NON FORMAL
Pelatihan Asurasi Syariah 2016
Pelatihan Sharia Banking Pelatihan Produk Perbankan
2015 2016
IV. PENGALAMAN ORGANISASI
Ketua Majalah Dinding SMP Negri 30 Jakarta Anggota Paduan Suara SMP Negri 30 Jakarta Bendahara OSIS SMA Negri 107 Jakarta 2010/2012 Anggota Marcing Band Negri 107 Jakarta 2011/2012
Anggota PASKIBRAKA SMA Negri 107 Jakarta 2009/2012 Anggota PMII 2014/2015
(6)
v
V. PENGALAMAN KERJA
Data Entry Seminar International Bank Syariah Otoritas Jasa Keuangan 2016
Sales Promotion Lembaga Pembiayaan BFI Finance Jakarta 2016 Data Entry Financial Technology 2016.
(7)
vi ABSTRACT
This research aimed is to determine the effect of the Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Company Size, Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), and Third Side Fund either simultaneous or partial to the liquidity level on the general Islamic Bank listed on the Indonesian Bank in period 2011-2015. There are 10 samples in this research that is sharia BCA Bank, Muamalat Bank, Bukopin Bank, BRI Bank, Mega Bank, BNI Bank, BJB Bank, Mandiri Bank, Victoria Bank, and Panin Bank. The analytical method used is a panel data regression by carry out F Test and T test with value significant 5 %. Based on the F test it is found that simultaneously the CAR, NPF, Size, ROA, ROE, and DPK have influence on liquidity levels. By t Test it is found the CAR and size have positive significant influence, NPF and ROA have negative significant
influence, ROE and DPK doesn’t affect to liquidity levels.
(8)
vii ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Size Perusahaan, Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) secara simultan maupun parsial terhadap tingkat likuiditas yang di proksikan dengan Financing Deposit Ratio (FDR) pada Bank Umum Syariah periode 2011-2015. Terdapat sepuluh sampel dalam penelitian ini yaitu Bankl BCA Syariah, Bank Muamalat, Bank Bukopin Syariah, Bank BRI Syariah, Bank Mega Syariah, Bank BNI Syariah, Bank BJB Syariah, Bank Syariah Mandiri, Bank Victoria Syariah, dan Bank Panin Syariah. Teknik analisis yang digunakan analisis regresi data panel yang diuji dengan uji F dan Uji T, dengan nilai signifikan 5%. Berdasarkan hasil uji F diketahui bahwa CAR, NPF, Size, ROA, ROE, dan DPK secara simultan berpengaruh terhadap tingkat likuiditas Bank Umum Syariah. Berdasarkan hasil uji T diketahui bahwa, CAR dan Size berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat likuiditas, NPF dan ROA berpengaruh negative signifikan terhadap likuiditas, ROE dan DPK tidak berpengaruh terhadap tingkat likuiditas Bank Umum Syariah. Kata Kunci : CAR, NPF, Size, ROA, ROE, DPK dan tingkat likuiditas.
(9)
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur hanya bagi Allah yang telah menciptakan kita dalam keadaan mencintai agamanya dan berpegang pada syariat-Nya. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad yang telah berjihad untuk menyiarkan ajaran-ajaran Islam yang agung dalam akhlak beliau yang mulia, dan semoga kesejahteraaan dan rahmat senantiasa juga tercurah untuk keluarganya dan para sahabatnya terkasih yang senantiasa mengikuti petunjuknya, sehingga mereka beruntung dengan mendapat ridha dan pahala dari sisi Allah.
Terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua penulis, Bapak Agus Sulyanto dan Ibu Sri Wahyu yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materil, memberikan kasih penulisng, cinta,dan selalu mendoakan dengan penuh rasa ikhlas. Kalian adalah motivasi terkuat bagi penulis untuk bisa segera menyelesaikan skripsi ini.
2. My Brothers, Vrandy Fitra Aprilian dan Sevada Afta Wijaksana yang selalu memberi motivasi kepada penulis untuk menjadi kakak dan adik yang baik, semoga kita akan menjadi anak yang selalu bisa menjadi kebanggan ibu dan bapak.
3. My GrandMother, Sumiati yang selalu memberikan dukungan moril maupun
materil sejak awal perkuliahan hingga penulis menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak Dr. M. Arif Mufraini, Lc., MA selaku Dekan FEB, BapakDr. Amilin,
SE.Ak., M.Si selaku Wadek I FEB, Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid, MH selaku Wadek II FEB, dan Bapak Dr. Desmadi Saharuddin, Lc., MA selaku Wadek III FEB, yang telah memberikan jalan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Dr. Herni Ali HT, SE, MM dan Bapak Ade Ananto Terminanto, MM sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktunya di
(10)
ix
tengah kesibukan untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini serta motivasinya yang begitu besar pada penulis. 6. Ibu Titi Dewi Warninda, SE, M.Si. selaku Ketua Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Ibu Ela Patriana, MM. selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 8. Bapak Sophyan selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah mengarahkan
dan memotivasi selama penulis menuntut ilmu di kampus ini.
9. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terima kasih atas curahan ilmu yang Bapak dan Ibu berikan kepada penulis.
10. Seluruh Staf Tata Usaha dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, atas kerja kerasnya melayani mahasiswa dengan baik, membantu dalam mengurus kebutuhan administrasi, keuangan dan lain-lainnya.
11. Sahabat terkasih Renaldy Febriansyah yang telah membantu, memotivasi,dan menghibur penulis dari awal perkuliahan, hingga penulis menyelesaikan skripsi ini.
12. Teman seperjuanganku selama di CCIT FTUI dan MIPS, terimakasih atas dukungan dan motivasi kalian. Semoga Allah SWT selalu memudahkan langkah kalian untuk menuju cita-cita dan tujuan.
13. Sahabat-sahabatku yaitu Kiky Julianti, Lailatul jannah, Najwa Fithrati, Siti
Sarah Anggraeni, Ayu Indah Wati, Citra Mi’rajul Ummah, Ayu Setia
Mauliddini, Dwi Ratnasari, Dedeh Rahmawati, Shofwatun Niswah, Annisa Nasharuddin, Nur Anisha, Dika Nurmalitasari yang selalu mendukung, mendoakanku, memotivasi, dan menghibur selama proses menyelesaikan skripsi ini.
14. Guru Tercinta, Erickson Pasaribu yang telah mengajari penulis dari mulai di SMA dan selalu memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
15. Keluarga besar SMA Negri 107 Jakarta yang telah memberikan pembelajaran dan memberikan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
(11)
x
16. Keluarga besar KKN Al-Fatih 2015 yang telah memberikan pengalaman dan pelajaran yang begitu berharga selama masa KKN, yang menjadikan pribadi penulis lebih baik lagi dari waktu ke waktu. Semoga kekeluargaan kita tetap terjaga.
17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah ikut berkontribusi dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan. Dengan segenap kerendahan hati penulis mengharapkan saran, arahan maupun kritikan yang konstruktif demi penyempurnaan hasil penelitian ini. Skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, baik dunia perbankan, dunia akademisi, para pembaca serta bagi penulis sendiri sebagai proses pengembangan diri.
Jakarta, 25Oktober2016 Penulis,
(12)
xi DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ... ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iv
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 16
C. Tujuan Penulisan ... 17
D. Manfaat Penelitian ... 18
BAB II ... 19
TINJAUAN PUSTAKA ... 19
A. Landasan Teori ... 19
1. Kinerja Keuangan ... 19
2. Pengukuran Kinerja Keuangan ... 20
3. Islam dalam Perbankan ... 23
4. Sejarah Perbankan Syariah... 25
5. Financing Deposit Ratio (FDR) ... 26
6. Capital Adequacy Ratio (CAR) ... 29
7. Non Performing Finance (NPF) ... 30
8. Size Perusahaan ... 31
9. Return On Asset (ROA) ... 33
10. Return On Equity (ROE) ... 34
11. Dana Pihak Ketiga ... 35
12. Bank ... 36
B. Penelitian Terdahulu ... 37
C. Kerangka Pemikiran ... 38
D. Hipotesis ... 44
(13)
xii
METODOLOGI PENELITIAN ... 46
A. Ruang Lingkup Penelitian ... 46
C. Metode Pengumpulan Data ... 48
C. Riset kepustakaan atau Operasionalisasi Variabel ... 50
D. Metode Analisis Data ... 53
BAB IV ... 1
ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 1
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ... 1
B. Perkembangan Nilai Rata-rata Financing Deposit Ratio (FDR), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Size Perusahaan, Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Umum Syariah Periode 2011-2015 ... 5
C. Analisis dan Pembahasan ... 12
D. Analisa Deskriptif ... 13
E. Hasil Uji Analisis Panel Data ... 15
1. Uji Asumsi Klasik ... 20
2. Uji Hipotesis (Uji t) ... 23
3. Uji Goodness of Fit ( Uji F) ... 28
4. Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 29
5. Interpretasi Hasil Penelitian ... 31
BAB V ... 39
A. Kesimpulan ... 39
F. Implikasi ... 40
G. Saran ... 40
(14)
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1Kondisi Rata-rata Keuangan Bank Umum Syariah ... 8
Tabel 1. 2 Ringkasan Research GAP ... 12
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3. 1 Proses Pengambilan Sampel Penelitian ... 47
Tabel 3. 2 Definisi Ringkasan Variabel ... 51
Tabel 4. 1 Uji Statistik Deskriptif ... 13
Tabel 4. 2 Hasil Regresi Data Panel Common Effect Model ... 15
Tabel 4. 3 Fixed Effect Model ... 16
Tabel 4. 4 Random Effect Model ... 18
Tabel 4. 5 Hasil Uji Multikolinearitas ... 21
Tabel 4. 6 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 22
Tabel 4. 7 Hasil Uji Hipotesis (Uji t) ... 24
Tabel 4. 8 Hasil Uji F ... 29
(15)
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Perkembangan Financing Deposit Ratio Bank Umum Syariah Periode
2011-2015 ... 5
Gambar 4. 1 Nilai Rata-rata FDR Bank Umum Syariah Periode 2011-2015 ... 6
Gambar 4. 2 Nilai Rata-rata CAR Bank Umum Syariah Periode 2011-2015 ... 7
Gambar 4. 3 Nilai Rata-rata NPF Bank Umum Syariah Periode 2011-2015 ... 8
Gambar 4. 4 Nilai Rata-rata Size Perusahaan Bank Umum Syariah Periode 2011-2015 ... 9
Gambar 4. 5 Nilai Rata-rata ROA Bank Umum Syariah Periode 2011-2015 ... 10
Gambar 4. 6 Nilai Rata-rata ROE Bank Umum Syariah Periode 2011-2015 ... 11
(16)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Bank adalah lembaga keuangan yang mempunyai peran sebagai lembaga intermediasi keuangan (financial intermediary), dimana bank mempunyai fungsi sebagai lembaga yang mempertemukan antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak yang kekurangan dana (deficit unit) (Imam Wahyudi, 2013:209). Bank menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi dengan menerima dana dari pihak lain, selanjutnya banyak menyalurkan dana yang telah dikumpulkan dalam bentuk pembiayaan pada unit yang membutuhkan dana. Bank merupakan industri yang kegiatan usahanya mengandalkan kepercayaan dari masyarakat (Ikatan Bank Indonesia, 2014 : 202). Untuk itu bank perlu menjaga kinerja agar tetap pada kondisi baik atau sehat karena penurunan kinerja bank dapat menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat. Kepercayaan masyarakat juga diperlukan karena bank tidak memiliki uang tunai yang cukup untuk membayar kewajiban segeranya kepada seluruh nasabah sekaligus. Bank menurut Undang-Undang RI No. 21 Tahun 2008 adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Munculnya Perbankan yang berbasis syariah di Indonesia mulai diterapkan atau mulai diberlakukan sejak tahun 1992, seiring dengan adanya Undang Nomor 7 tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan
(17)
Undang-3 Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, tetapi pada saat itu hanya Bank Muamalah yang menerapkan perbankan berbasis syariah. (Muhammad Sadi Is, S.HI., MH., 2015 : 29)
Di Indonesia, Bank Syariah yang pertama kali didirikan pada Tahun 1992 adalah Bank Muamalat Indonesia (BMI). Walaupun perkembangannya agak terlambat dibandingkan dengan negara-negara Muslim lainnya, Perbankan Syariah di Indonesia akan terus berkembang. Bila pada periode tahun 1992-1998 hanya ada satu unit Bank Syariah (Muhammad Sadi Is, S.HI., MH., 2015 : 31), maka pada tahun 2016 jumlah Bank Umum Syariah bertambah menjadi 12 unit, Unit Usaha Syariah menjadi menjadi 22 unit (www.ojk.go.id) dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah menjadi 158 unit. (www.bi.go.id)
Bank syariah juga merupakan salah satu bentuk dari perbankan nasional yang kegiatan operasional nya berdasarkan pada prinsip-prinsip syariah (hukum) islam. Diberlakukannya undang – undang No.21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah merupakan bukti pengakuan pemerintah mengenai spesifikasi perbankan syariah secara khusus. Undang-undang ini mengatur tentang operasional Perbankan Syariah agar bank syariah benar-benar menjalankan operasionalnya dengan berdasarkan prinsip syariah. Pemberlakuan undang-undang tersebut dilandasi dengan kekuatan yang ditunjukan dengan tetap berdiri dengan kokohnya bank syariah pasca krisis moneter tahun 1998 disaat banyak bank – bank konvensional di likuidasi
(18)
4 (A.Mardiyah, 2015 :23). Hal ini menunjukan bahwa pentingnya likuiditas dalam mengukur tingkat kesehatan suatu bank.
Tantangan tebesar yang dihadapi perbankan syariah di 2014 adalah likuiditas. Ketatnya likuiditas sudah terlihat dari pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang melamat dua tahun terakhir. Resiko kekeringan likuiditas semakin meningkat sejak BI menggerakan bunga acuan BI Rate Juni 2013 lalu. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memperkirakan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) di 2014 hanya naik 14.1 %. Implikasinya, bank harus menaikkan margin pembiayaan dan menahan laju ekspansi pembiayaan. berita ini penulis ambil dari berita Tantangan Perbankan Syariah 2014 (http://economy.okezone.com).
Tingkat Likuiditas dapat diukur melalui tingkat pembiayaan dengan mengukur Financing Deposit Ratio (FDR). Financing Deposit Ratio (FDR) merupakan salah satu indikator tingkat kesehatan suatu bank yang menggambarkan tingkat efisiensi pelaksanaan fungsi bank sebagai lembaga intermediasi sebagai lembaga penghimpun dana dan pengalokasiannya, sehingga FDR dapat dijadikan alat untuk mengukur tingkat likuiditas bank (Rafikha, 2012:4).
(19)
5 Gambar 1. 1 Perkembangan Financing Deposit Ratio Bank Umum Syariah Periode
2011-2015
Sumber : Laporan Keuangan pada Website masing-masing Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2011-2015 (data diolah)
Pada Grafik diatas dapat dilihat bahwa rata-rata Financing Deposit Ratio (FDR) pada tahun 2012 mengalami kenaikan dari 80,7% menjadi 87,85 % , kemudian mengalami kenaikan kembali pada tahun 2013 menjadi 96,31%, namun pada tahun 2014 mengalami penurunan menjadi 91,64%, dan mengalami penurunan kembali pada tahun 2015 menjadi 90,71% fenomena seperti ini tentu dapat beresiko terhadap likuiditas perbankan syariah karena hal tersebut akan mempengaruhi kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, karena tingkat likuiditas akan dapat menjadi tolak ukur apakah bank dapat memenuhi semua penarikan dana oleh nasabah, kewajiban yang telah jatuh tempo dan memenuhi kredit tanpa penundaan. Selain itu juga sebagai gambaran bagi investor untuk dapat mempertimbangkan menginvestasikan dana nya pada bank syariah, semakin tinggi tingkat likuiditas bank maka akan semakin baik pula bank tersebut.
Likuiditas perbankan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menjalankan fungsinya, diantaranya adalah bank memerlukan dana terutama
70 80 90 100
2011 2012 2013 2014 2015
FDR
(20)
6 pihak dari luar. Oleh karena itu, yang menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi likuiditas adalah Dana Pihak Ketiga (DPK). Dana Pihak Ketiga (DPK) yang merupakan simpanan pihak ketiga bukan bank dalam bentuk tabungan, giro dan deposito, yang selanjutnya disalurkan kembali dalam nilai memperoleh profit. Salah satu bentuk penyaluran dana perbankan adalah berupa penyaluran kredit (dalam istilah bank umum) dan pembiayaan (dalam istilah bank syariah).
Penyaluran dana pembiayaan baik dalam bentuk kredit ataupun pembiayaan kepada masyarakat baik individu maupun korporasi untuk berbagai peruntukan konsumsi, investasi, modal kerja dan lain-lain selanjutnya akan berpengaruh terhadap gerak roda sektor riil (Suryani, 2011:48). Masalah Dana Pihak Ketiga (DPK) sangat berpengaruh terhadap kelangsungan operasional bank dalam bentuk pembiayaan. Dari hasil penyaluran dana tersebut bank mampu mengembalikan dana yang dihimpun dari masyarakat. Sesuai dengan fungsinya, bank juga harus menjamin keetersediaan likuiditas bagi para nasabah nya, sehingga bank juga harus menghitung proporsi tertentu dari jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) ini pada kas dan Primary Reserve di BI. Selain DPK, untuk mengukur keberhasilan bank sebagai perantara keuangan tidak hanya melihat dari keberhasilan dalam menyalurkan dana saja, tetapi juga melihat dari segi permodalan yang dimiliki oleh bank tersebut. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.3/30 DPNP tanggal 14 Desember 2001 Pada perbankan syariah permodalan dapat diukur dengan Capital
(21)
7 Adequacy Ratio (CAR) dengan ketentuan BI yang menetapkan kunci minimal 8% (www.bi.go.id).
Penyaluran pembiayaan yang dilakukan tidak terlepas dari adanya resiko pembiayaan. Risiko pembiayaan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rasio Non Performing Financing (NPF). Non Performing Financing (NPF)merupakan rasio perbandingan kredit bermasalah terhadap total kredit yang diberikan kepada pihak ketiga. Apabila semakin tinggi NPF dalam suatu bank syariah maka menunjukan bahwa kinerja bank tersebut semakin buruk. NPF yang dijadikan sebagai indikator untuk melihat tingkat kelancaran pembiayaan. Oleh karena itu NPF menjadi salah satu indikator yang dapat mempengaruhi tingkat likuiditas yang di proksikan dengan Financing Deposit Ratio (FDR) dan dapat dijadikanukuran untuk mengukur tinggi rendahnya likuiditas Bank.
Selain itu, Profitabilitas yang dihasilkan bank syariah pun tidak kalah penting pengaruhnya terhadap tingkat likuiditas. Salah satu alat ukur rentabilitas atau profitabilitas adalah Return On Asset (ROA). Tingginya profitabilitas suatu bank menunjukan banyaknya dana yang diinvestasikan bank dalam bentuk aktiva produktif. Peningkatan pendapatan dapat mengindikasi bahwa bank mempunyai asset cukup banyak yang dapat digunakan atau disalurkan kembali dalam bentuk pembiayaan kepada masyarakat, sehingga akan meningkatnya Financing Deposit Ratio (FDR). Namun hal tersebut justru dapat mengancam likuiditas bank karena sebagian dana nya disalurkan ke pembiayaan (A.Mardiyah, 2015:5).
(22)
8 Selain Profitabilitas, pengelolaan modal yang tersedia juga sangat diperlukan untuk mengukur tingkat likuiditas bank yang di proyeksikan dengan Return On Equity (ROE) yang mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola modal yang tersedia untuk mendapatkan net income. Semakin besar pengendalian modal maka semakin baik, laba ditahan pun juga semakin besar (Lukman, Sukihanjani, 2012:10). Laba yang ditanam kembali dan menjadi laba ditahan ini lah yang menjadi sumber likuidasi perusahaan, sehingga semakin besar laba ditahan maka perusahaan akan semakin likuid.
Ukuran sebuah perusahaan yang diukur dengan menggunakan total asset juga menjadi salah satu indikator untuk mengukur tingkat likuiditas karena struktur asset akan berpengaruh pada besarnya laba yang dihasilkan. Apabila porsi terbesar asset adalah penyaluran kredit, maka piutang penyaluran kredit, dan apabila porsi kredit tidak lancar nya besar, maka akan berpengaruh terhadap pendapatan bank sehingga akan menyebabkan penurunan modal, maka dari itu setiap ada nya peningkatan asset atau total asset akan menyebabkan penurunan likuiditas.
Tabel 1. 1Kondisi Rata-rata Keuangan Bank Umum Syariah
Indikator 2011 2012 2013 2014 2015
CAR(%) 19,83 16,77 15,49 17,9 18,53
NPF (%) 1,82 2,07 2,31 2,68 2,7
ROA (%) 1,18 1,49 1,34 0,68 0,93
ROE (%) 9,8 16,6 12,6 5,76 7,64
Size (Rupiah) 11.777.799 15.342.948 16.655.317 18.280.714 21.056.263
DPK (Rupiah) 9.133.542 11.642.887 12.323.667 13.767.916 15.919.600
FDR (%) 80,7 87,85 96,31 91,64 90,7
(Sumber : Laporan Keuangan pada Website masing masing Bank Umum Syariah periode 2011-2015 (Data diolah))
(23)
9 Pada Tabel 1.1 terlihat perkembangan kondisi rata-rata keuangan bank umum syariah, dapat di lihat pada tabel diatas terdapat GAP yang tidak sesuai dengan teori yang ada, pertama dilihat pada Capital Adequacy Ratio (CAR) yang mengalami penurunan pada tahun 2011 ke tahun 2012, dari 19,83% menjadi 16,77% namun tidak diikuti oleh turunnya likuiditas. Selain itu dapat dilihat juga kenaikan NPF yang terus menerus dari tahun 2011-2013 berturut turut 1,82% - 2,07% - 2,31% namun tidak diikuti oleh turunnya Likuiditas, dan sebaliknya likuiditas bank semakin meningkat, tidak hanya NPF dan CAR, kenaikan Size Perusahaan yang diproyeksikan dengan total asset dari
tahun 2011-2013 yang terus meningkat namun tidak diikuti oleh turunnya likuiditas, selain itu dapat dilihat juga Return On Asset (ROA) yang meningkat dari tahun 2014 ke 2015, dari 0.68 % menjadi 0,93 % namun likuiditas malah menurun, tidak hanya itu, kenaikan Return On Equity (ROE) yang terjadi pada tahun 2014 ke 2015 dari 5,76 % menjadi 7,64 % namun likuiditas bank juga semakin menurun, yang terakhir adalah dapat dilihat dari tabel Dana Pihak Ketiga (DPK) yang terlihat pada tahun 2014 ke 2015 adalah meningkat, namun tidak diikuti oleh kenaikan likuiditas, namun malah sebaliknya menurun.
Masalah Likuiditas pada bank tidak hanya saat kekurangan dana likuid, tetapi bank juga mengalami kelebihan likuiditas. Hal tersebut terjadi dikarenakan dana yang terhimpun belum sepenuhnya tersalurkan sepenuhnya kepada pihak – pihak yang membutuhkan. Untuk masalah tersebut Bank Indonesia menetapkan kebijakan moneter yang sesuai dengan diberlakukannya
(24)
10 undang undang No.21 Tahun 2008, kebijakan moneter yang berdasarkan dengan prinsip syariah atau sering disebut juga Operasi Moneter Syariah yang berkaitan dengan masalah kelebihan likuiditas. Kebijakan tersebut dioperasikan dengan penempatan dana pada bank lain dalam bentuk Pasar Uang antar Bank Syariah. Pasar Uang antar Bank Syariah yang juga sekaligus menjadi instrument likuiditas bank syariah yang diatur dalam PBI No.7/26/PBI/2005 tentang Pasar Uang antar Bank Syariah sebagai penyalur dana sementara saat kelebihan likuiditas dan sebagai alat perantara transaksi antar bank syariah dan bank konvensional (Prihatiningsih, 2012 : 183).
Meski tidak disebutkan secara khusus untuk bank syariah, otoritas perbankan sangat memperhatikan rasio likuiditas. Likuiditas ini diatur dalam Basel Committee on Banking Supervision (BCBS) dalam Basel II dimana likuiditas dianggap sebagai hal yang penting untuk kelangsungan usaha dari tiap organisasi perbankan. Posisi modal bank dapat mempengaruhi kemampuan mereka memperoleh likuiditas, terutama pada saat kritis. Setiap bank harus memiliki system yang mengendalikan rasio likuiditas. Bank harus mengevaluasi kecukupan modal berdasarkan profil likuiditas mereka.dan likuiditas pasar dimana mereka beroperasi (BCBS, 2006:232).
Industry perbankan global melalui Basel Committee on Banking Supervision (BCBS) dari Bank For International Settlements (BIS) pertama kali mengatur masalah likuiditas melalui Framework for Measuring Liquidity yang digunakan oleh bank-bank besar berskala Internasional baik dalam kondisi normal sehari-hari maupun dalam scenario krisis.
(25)
11 Penelitian ini mengacu pada penelitian (Mustafidah, 2013 : 89-90) mengenai penelitian serupa yaitu faktor yang mempengaruhi likuiditas menunjukan bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) berpengaruh signifikan terhadap Financing Deposit Ratio (FDR).
Aena Mardiyah (2015 : 124-125) penelitian ini menunjukan bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Return On Asset (ROA), berpengaruh signifikan terhadap likuiditas.dan pengujian secara parsial menunjukan bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) mempunyai pengaruh signifikan terhadap likuiditas, Non Performing Financing (NPF) berpengaruh negative signifikan terhadap likuiditas, sedangkan Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Asset (ROA) terbukti tidak signifikan terhadap likuiditas.
Sukihanjani dan Santoso (2011: 8-9) penelitian ini menunjukan bahwa Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) menunjukan signifikan terhadap likuiditas, sedangkan Size Perusahaan berpengaruh negative terhadap likuiditas.
Shama, Kizet, dan Akhtar (2011 : 38-39) penelitian ini menunjukan Size Perusahaan, Capital Network, Return On Equity (ROE), Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Return On Asset (ROA) berpengaruh signifikan terhadap likuiditas bank syariah.
(26)
12 Hatakeda (2000 : 127) penelitian ini menunjukan bahwa Return On Asset (ROA), dan Return On Equity (ROE) berpengaruh signifikan terhadap likuiditas.
Hermawan (2009), dalam penelitiannya mengenai pengaruh rentabilitas dan solvabilitas terhadap likuiditas bank yang go public. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan hasil bahwa variable Return On Equity ( ROE), Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh signifikan terhadap Loan Deposit Ratio (LD,R). Sedangkan variabel Return On Asset (ROA) berpengaruh tidak signifikan.
Raharja dan Iqbal (2012) penelitiannya menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan atas Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan Size Perusahaan, kemudian berpengaruh negative signifikan atas Non Performing Loan (NPL).
Aldiyanti (2006) penelitiannya menunjukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap likuiditas perusahaan.
Berbagai penelitian terdahulu yang terkait dengan variable independen terhadap dependen, yang hasilnya juga menimbulkan inkonsistensi hasil penelitian. Oleh karena itu, untuk lebih jelas, secara ringkas research gap antar hasil penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 1.2 sebagai berikut :
(27)
13
No. Hubungan Variabel Hasil Penelitian Peneliti (Tahun)
1. Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Likuiditas (FDR)
Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh positif signifikan terhadap Likuiditas (FDR)
Mustafidah (2013), Aena Mardiyah (2015),
Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh Negative Signifikan terhadap Likuiditas (FDR)
Rani Rahman dan Indah Fajarwati (2010)
2. Non Performing
Financing (NPF)
terhadap Likuiditas (FDR)
Non Performing
Financing (NPF)
berpengaruh positif signifikan terhadap Likuiditas
Mustafidah (2013)Rinal Satria A (2006)
Non Performing
Financing (NPF)
berpengaruh
negative signifikan terhadap Likuiditas
Aena Mardiyah(2015), A Iqbal (2012) Nur Suhartatik (2013)
3. Capital Adequacy Ratio
(CAR) terhadap
Likuiditas (FDR)
Capital Adequacy
Ratio (CAR)
berpengaruh positif Signifikan terhadap Likuiditas
Hermawan (2009), Sukihanjani dan Santoso (2011), Shama, Khizet dan Akhtar (2011), Mustafidah (2013), Aena Mardiyah (2015) Capital Adequacy
Ratio berpengaruh Negatif signifikan terhadap Likuiditas
A Iqbal (2012)
4. Size Perusahaan terhadap Likuiditas (FDR)
Size Perusahaan berpengaruh
positifterhadap Likuiditas
Aldiyanti (2006), Shama, Khizet dan Akhtar (2011),
(28)
14 Size Perusahaan
berpengaruh
negative terhadap Likuiditas
Sukihanjani dan Santoso (2011), A Iqbal (2011)
5. Return On Asset (ROA)
terhadap Likuiditas (FDR)
Return On Asset
(ROA) berpengaruh
positif tehadap
Likuiditas
Shama, Khizet dan Akhtar
(2011),Mustafidah (2013), Sukihanjani dan Santoso (2011)
Return On Asset
(ROA) berpengaruh negative tehadap Likuiditas
Hermawan (2
009) Aena Mardiyah (2015), A Iqbal (2012)
6. Return On Equity
(ROE) terhadap
Likuiditas (FDR)
Return On Equity (ROE) berpengaruh positif signifikan terhadap Likuiditas
Hermawan (2009), Sukihanjani dan Santoso (2011), Shama, Khizet dan Akhtar (2011) Return On Equity
(ROE) berpengaruh negative signifikan terhadap Likuiditas
A Iqbal (2012)
Sumber: Berbagai Jurnal yang diolah (2016)
Berdasarkan pada data fenomena gap yang sudah ada pada penelitian terdahulu dan banyaknya terjadi fenomena gap yang tidak sesuai dengan teori yang ada, antara lain nilai Capital Adequacy Ratio (CAR) yang naik tidak diikuti dengan kenaikan likuiditas. Kemudian Dana Pihak Ketiga (DPK) yang menurut teori memiliki pengaruh positif terhadap likuiditas tidak terbukti,
(29)
15 kemudian Non Performing Financing (NPF) yang turun tidak diikuti dengan kenaikan likuiditas bank. Selain itu fenomena gap yang tidak sesuai dengan teori yang ada adalah kenaikan Size Perusahaan yang diikuti dengan kenaikan likuiditas, seharusnya kenaikan Size Perusahaan menyebabkan penurunan likuiditas.
Dalam penelitian ini, variable-variabel yang akan diteliti adalah variable-variabel para peneliti terdahulu yang hasilnya tidak konsisten (berbeda-beda) dan dipilih berdasar pada adanya research gap dan adanya suatu Pengembangan model dari penelitian terdahulu.
Berdasarkan dari hasil-hasil penelitian dan data-data diatas yang memberikan hasil yang berbeda atas penelitian yang satu dengan penelitian yang lainnya (research gap) dan adanya fenomena bisnis, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut dan mendalam. Objek penelitian sendiri adalah Bank Umum Syariah, paling tidak Bank Umum Syariah ini bisa dijadikan tolak ukur dalam membaca kinerja keuangan terutama tingkat likuiditas perbankan syariah di Indonesia. Adapun tahun penelitian adalah periode 2011-2015 dengan pertimbangan tahun tersebut merupakan 5 tahun terakhir pada saat penelitian dilakukan. Sehingga peneliti tertarik untuk meneliti rasio keuangan dalam mempengaruhi tingkat likuiditas Bank Umum Syariah. maka penelitian ini mengangkat judul “PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON PERFORMING FINANCING (NPF), SIZE PERUSAHAAN, RETURN ON ASSET (ROA), RETURN ON EQUITY (ROE), DAN DANA PIHAK KETIGA (DPK) TERHADAP
(30)
16 TINGKAT LIKUIDITAS BANK UMUM SYARIAH PERIODE
2011-2015”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan menunjukkan bahwa tampak adanya permasalahan yaitu adanya perbedaan hasil penelitian terdahulu yang tersaji pada research gap, seperti perbedaan hasil penelitian terdahulu terkait pengaruh Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR), Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan Size Perusahaan terhadap likuiditas Bank Umum Syariah. Berdasarkan pada hasil-hasil penelitian-penelitian sebelumnya (research gap) dan fenomena bisnis yang ada pada BUS (2011-2015) maka research problem (masalah penelitian) yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah “Bagaimana variable Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Size Perusahaan, Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Likuiditas Bank Umum Syariah periode 2011-2015.
Berdasarkan pada problem statement dan research problem diatas, maka pertanyaan penelitian (research question) dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh masing-masing Variabel, Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Size Perusahaan, Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan Dana Pihak
(31)
17 Ketiga (DPK) secara parsial terhadap tingkat likuiditas Bank Umum Syariah ?
2. Apakah terdapat pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Size Perusahaan, Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan Dana Pihak Ketiga (DPK) secara simultan terhadap tingkat Likuiditas Bank Umum Syariah ?
3. Variabel manakah yang paling dominan yang mempengaruhi tingkat Likuiditas ank Umum Syariah?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk menganalisa apakah terdapat pengaruh masing-masing Variabel,
Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Size Perusahaan, Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE)danDana Pihak Ketiga (DPK) secara parsial terhadap tingkat likuiditas Bank Umum Syariah.
2. Untuk menganalisa apakah terdapat pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Size Perusahaan, Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan Dana Pihak Ketiga (DPK) secara simultan terhadap tingkat Likuiditas Bank Umum Syariah. 3. Untuk menganalisa variabel yang paling dominan mempengaruhi
(32)
18 D. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak sebagai berikut :
1. Bagi Bank Umum Syariah, penelitian ini dapat dijadikan landasan dalam menilai laporan keuangan bank syariah dalam mengevaluasi tingkat likuiditas Bank, selain itu juga dapat digunakan landasan dalam memutuskan kebijakan financial dalam membuat keputusan demi meningkatkan kesehatan perusahaan.
2. Bagi Investor, penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan informasi sebagai bahan pertimbangan dalam berinvestasi.
3. Bagi Masyarakat, penelitian ini dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat sebagai calon nasabah untuk menggunakan produk dan jasa Perbankan Syariah pada Bank Umum Syariah.
4. Bagi Akaemik, penelitian ini dapat menjadi tambahan referensi keilmuan di bidang ekonomi Perbankan syariah seingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait variable yang dapat mempengaruhi likuiditas dan Hasil dari penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai pengaruh rasio keuangan terhadap likuiditas Bank Umum Syariah.
(33)
19
BAB II
TINJAUA
N PUSTAKAA. Landasan Teori 1. Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan adalah gambaran kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana, yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas (Jumingan, 2006:239). Kinerja keuangan perusahaan merupakan prestasi yang dicapai perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan tersebut (Sutrisno, 2009:53).
Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan (Fahmi, 2011:2).
(34)
20 2. Pengukuran Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan perusahaan berkaitan erat dengan pengukuran dan penilaian kinerja. Pengukuran kinerja (performing measurement) adalah kualifikasi dan efisiensi serta efektivitas perusahaan dalam pengoperasian bisnis selama periode akuntansi. Adapun penilaian kinerja menurut Srimindarti (2006:34) adalah penentuan efektivitas operasional, organisasi, dan karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya secara periodik.
Pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan perbaikan di atas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Analisis kinerja keuangan merupakan proses pengkajian secara kritis terhadap review data, menghitung, mengukur, menginterprestasi, dan memberi solusi terhadap keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu.
Menurut Munawir (2012:31) menyatakan bahwa tujuan dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan adalah:
a. Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Digunakan untuk menggambarkan seberapa likuidnya suatu perusahaan serta kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar. Dengan kata lain , rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan
(35)
21 perusahaan untuk membayar kewajiban yang segera jatuh tempo (Kasmir 2008: 129).
Definisi lainnya terkait likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi seluruh liabilitas yang jatuh tempo kurang dari satu tahun, perusahaan biasanya menggunakan asset – asset yang likuid. Sehingga perusahaan dapat dikatakan likuid jika asset lancer (likuid) yang dimiliki lebih besar dibandingkan liabilities lancer (berjangka pendek). Oleh karena itu, bank manapun akan memiliki masalah liikuiditas karena mayoritas asetnya adalah asset yang tidak likuid sementara mayoritas liabilitas yang harus dilunasi berjangka waktu kurang dari satu tahun (Imam Wahyudi, Miranti K Dewi,dkk, 2013:211).
Pentingnya likuiditas dapat dilihat dengan mempertimbangkan dampak dari ketidakmampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Kurangnya likuiditas menghalangi perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari diskon atau kesempatan mendapatkan keuntungan, juga berarti pembatasan kesempatan dan tindakan manajemen.
Masalah likuiditas yang lebih parah mencerminkan ketidak mampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban lancar. Masalah ini dapat mengarah pada penjualan investasi dan aktiva dengan terpaksa, dan bukan mengarah pada insolvensi dan kebangkrutan, sehingga jika suatu perusahaan gagal memenuhi kewajiban lancarnya, maka kelangsungan usahanya dipertanyakan. Dengan kata lain kesehatan suatu perusahaan yang dicerminkan dengan tingginya rasio likuiditas. Tetapi sebaliknya jika
(36)
22 likuiditas dipandang sebagai ukuran kinerja, perusahaan yang mempunyai rasio likuiditas rendah perlu memberikan informasi yang lebih rinci untuk menjelaskan rendahnya kinerja dibanding perusahaan yang mempunyai rasio likuiditas yang tinggi.
Manajemen likuiditas adalah kemampuan manajemen bank dalam menyediakan dana yang cukup untuk memenuhi semua kewajiban-kewajibannya maupun komitmen yang telah dikeluarkan kepada nasabahnya setiap saat. Kewajiban yang timbul dari sisi aktiva, misalnya penyediaan dana bagi penarikan pinjaman yang telah disetujui atau penarikan atas kelonggaran tarik pinjaman. Sedangkan kewajiban yang timbul dari sisi pasiva/liabilities, misalnya penyediaan dana bagi penarikan tabungan dan simpanan lainnya oleh nasabah.
b. Rasio Solvabilitas
Menurut Kasmir (2008 : 151) rasio solvabilitas atau leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiaya dengan hutang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi).
(37)
23 Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu
3. Islam dalam Perbankan
Islam adalah kata bahasa arab yang terambil dari kata Salima yang berarti selamat, damai, tunduk, pasrah dan berserah diri. Objek penyerahan diri ini adalah Pencipta seluruh alam semesta, yakni Allah SWT. Dengan demikian, Islam berarti penyerahan diri kepada Allah SWT. Islam secara bahasa yang berarti selamat merupakan agama samawi yang mengatur seluruh kehidupan saat ini (dunia) dan kehidupan selanjutnya (akhirat). Islam sebagai way of life merupakan agama yang memberikan petunjuk melalui Rasulnya, petunjuk itu segala sesuatu yang berupa akidah, akhlak, dan syariah. Kaidah dan akhlak bersifat konstan, artinya tetap tidak mengalami perubahan apapun dengan berbedanya perubahan waktu dan tempat.
Syariah Islam mempunyai keunikan tersendiri dibandingkan dengan yang lain. Syariah Islam bersifat komprehensif (menyeluruh) dan universal. Komprehensif berarti syariah Islam merangkum seluruh aspek kehidupan, baik ritual (ibadah) maupun sosial (mualmalah). Ibadah bertujuan untuk menjaga ketaatan dan keharmonisan hubungan manusia dengan Tuhannya (hablu mina Allah). Muamalah bertujuan untuk
(38)
24 menjaga hubungan harmonisasi dengan alam sekitar diantaranya dengan manusia itu sendiri (hablu mina An-nas).
Universal bermakna syariah Islam dapat diterapkan dalam setiap waktu dan tempat sampai akhir. Universal terefleksikan dalam muamalat yang tidak membedakan antara muslim dan non muslim. Selain itu universal berarti mempunyai cakupan yang luas dan fleksibel. Salah satu cabang syariah Islam adalah muamalah yang apabila ditelusuri kebawahnya, maka muamalah ada yang mengatur tentang perbankan. Bank menurut syariat Islam pada dasarnya sama dengan bank konvensional. Bank syariah juga mengadopsi dari perbankan konvensional selama itu tidak berbenturan dengan prinsip dan akidah Islam. Bank syariah yang merupakan bank yang dalam menjalankan aktivitasnya harus sesuai dengan Al-Qur’an dan Al Hadits. Bank syariah berbeda dengan bank konvensional, bank syariah mempunyai karakteristik yang unik yaitu dalam pengambilan keuntungannya bukan dari bunga melainkan dari nisbah bagi hasil. Tujuan utama dari bank syariah adalah untuk mengembangkan penerapan prinsip-prinsip Islam, syariah dan tradisinya kedalam transaksi keuangan dan perbankan. Prinsip utama yang diikuti oleh bank syariah itu adalah (Arifin, 2005:2) :
a. Larangan riba dalam berbagai bentuk transaksi,
b. Melakukan kegiatan usaha dan perdagangan berdasarkan perolehan keuntungan yang sah,
(39)
25
4. Sejarah Perbankan Syariah
Sejarah Perbankan Syariah Rasulullah SAW yang dikenal dengan julukan Al-Amin dipercaya oleh masyarakat Mekah menerima simpanan harta, sehingga pada saat terakhir sebelum Rasul hijrah ke Madinah beliau meminta Sayyidina Alir.a untuk mengembalikan semua titipan itu kepada yang memilikinya. Dalam konsep ini, yang dititipi tidak dapat memanfaatkan harta titipan tersebut. Seorang sahabat Rasulullah, Zubair bin A-Awwam, memilih tidak menerima titipan harta. Beliau lebih suka menerimanya dalam bentuk pinjaman. Tindakan Zubair ini menimbulkan implikasi yang berbeda : Pertama, dengan mengambil uang itu sebagai pinjaman, beliau mempunyai hak untuk Sahabat lain Ibnu Abbas tercatat melakukan pengiriman uang ke Kuffah. Juga tercatat Abdullahbin Zubair di Mekah juga melakukan pengiriman uang ke adiknya Misab bin Zubair yang tinggal di Irak.
Berkembangnya bank-bank dengan landasan syariah Islam di berbagai Negara pada dekade 1970-an, berpengaruh pula ke Indonesia. Pada awal 1980-an, diskusi mengenai bank syariah sebagai pilar ekonomi Islam mulai dilakukan.
Sejumlah tokoh yang terlibat dalam diskusi itu antara lain : Karnaen A. Perwataatmadja, M. Dawam Rahardjo, A.M Saefuddin, M. Amin Aziz, dan beberapa tokoh lainnya. Namun prakarsa lebih khusus untuk mendirikan bank Islam baru dilakukan pada
(40)
26 1990. Majelis Ulama Indonesia (MUI) setelah melalui satu lokakarya, akhirnya membentuk satu kelompok kerja yang disebut Tim Perbankan MUI. Tim itu bertugas melakukan pendekatan dan konsultasi dengan semua pihak terkait. Hasil tim kerja tersebut akhirnya melahirkan Bank Muamalat Indonesia. Akte pendirian bank itu ditandatangani pada 1 November 1991. Namun baru pada tanggal 1 Mei 1992 BMI mulai beroperasi dengan modal awal sekitar Rp. 106 miliar. (Nasution, 2006:294)
5. Financing Deposit Ratio (FDR)
Financing to Deposit Ratio (FDR) Fungsi utama bank adalah sebagai lembaga perantara keuangan atau financial intermediary. Fungsi intermediasi ini dapat ditunjukkan oleh Financing to Deposit Ratio (FDR). Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank (Dendawijaya, 2009:82). FDR menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini, semakin rendah kemampuan likuiditas bank. Hal ini dikarenakan penyaluran kredit merupakan salah satu tujuan dari penghimpunan dana bank, yang sekaligus memberikan kontribusi pendapatan terbesar bagi bank. Semakin banyak kredit yang disalurkan, maka semakin illiquid suatu bank, karena seluruh dana yang berhasil dihimpun telah disalurkan dalam bentuk
(41)
27 kredit, sehingga tidak terdapat kelebihan dana untuk dipinjamkan lagi atau untuk diinvestasikan. Tingginya rasio FDR ini, di satu sisi menunjukkan pendapatan bank yang semakin besar, tetapi menyebabkan suatu bank menjadi tidak likuid dan memberikan konsekuensi meningkatnya risiko yang harus ditanggung oleh bank, berupa meningkatnya jumlah Non performing finance atau Credit Risk, yang mengakibatkan bank mengalami kesulitan untuk mengembalikan dana yang telah dititipklan oleh nasabah, karena kredit yang disalurkan mengalami kegagalan atau bermasalah. Namun, disisi lain, rendahnya rasio FDR, walaupun menunjukkan tingkat likuiditas yang semakin tinggi, tetapi menyebabkan bank memiliki banyak dana menganggur (idle fund) yang apabila tidak dimanfaatkan dapat menghilangkan kesempatan bank untuk memperoleh pendapatan sebesar-besarnya, dan menunjukkan bahwa fungsi utama bank sebagai financial intermediary tidak berjalan. Untuk menghitung nilai dari FDR, dapat menggunakan suatu persamaan sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia dalam Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, yaitu :
Gambar 2. 1 Rumus Financing Deposit Ratio (FDR)
Bank Indonesia selaku otoritas moneter menetapkan batas FDR berada pada tingkat 85%-100% dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 26/5/BPPP tanggal 29 Mei 1993. Namun, per tanggal 1 Maret 2011, BI akan
(42)
28 memperlakukan peraturan Bank Indonesia No012/19/PBI/2010 yang berisi ketentuan standar FDR pada tingkat 78%-100%.
Salah satu kendala operasional bank syariah adalah kesulitan dalam mengendalikan likuiditasnya secara efisien, dimana gejala adalah tidak tersedianya kesempatan investasi yang sedang berjalan. Adalah penting bagi bankir Islam untuk memahami bahwa instrumen likuiditas yang digunakan bank konvensional itu dibangun untuk mengatasi kesulitan yang mereka hadapi dalam sistem keuangan yang bersifat ribawi. Menjadi tantangan dan tanggung jawab para bankir Islam untuk mempunyai pedoman likuiditas syariah sebagai berikut : 1. Uang tidak boleh menghasilkan apa-apa. Uang hanya boleh
berkembang jika diinvestasikan dalam bidang ekonomi riil (tangible ecomomic aset).
2. Nilai saham dalam suatu bisnis harus didasarkan pada hasil penelitian performance yang bersangkutan (fundamental analysis) 3. Transaksi tunai (cash) harus diselesaikan segera setelah kontrak
terjadi.
4. Diperbolehkan membeli saham dari bisnis yang mencatat adanya utang pada neraca mereka, tetapi utang tersebut tidak boleh dominan.
5. Pemilik saham mempunyai hak untuk mengakhiri kepemilikannya, kecuali apabila diperjanjikan lain secara tegas dinyatakan dalam kontrak.
(43)
29 6. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Capital Adequecy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank, disamping memperoleh danadana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang) dan lain-lain (Dendawijaya,2009:121). Dengan kata lain, CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :
Gambar 2. 2 Rumus Capital Adequacy Ratio (CAR)
CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurun an aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko. Ketentuan tentang modal minimum bank umum yang berlaku di Indonesia mengikuti standar Bank for International Settlements (BIS). Sejalan dengan standar tersebut, dalam kerangka paket deregulasi tanggal 29 Februari 1991 (Pakfeb 91), Bank Indonesia mewajibkan setiap bank umum menyediakan modal minimum sebesar 8% dari total aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR).
(44)
30
7. Non Performing Finance (NPF)
Suatu kenyataan bahwa pembiayaan bermasalah merupakan bagian dari financing portofolio dari sebuah bank syariah, namun pemberi pembiayaan yang sukses adalah bank yang mampu mengelola pembiayaan bermasalah pada suatu tingkat wajar yang tidak menimbulkan kerugian bank yang bersangkutan (Siamat, 2005 : 175).
Menurut (Dendawijaya, 2005: 82) mengemukakan dampak dari keberadaan Non Performing Financing (NPF) yang tidak wajar salah satunya adalah hilangnya kesempatan memperoleh income (pendapatan) dari kredit yang diberikan, sehingga mengurangi perolehan laba dan berpengaruh buruk pada profitabilitas.
Menurut Dendawijaya (2009), kemacetan fasilitas kredit disebabkan oleh 2 faktor yaitu :
1. Dari pihak perbankan Dalam hal ini pihak analis kredit kurang teliti baik dalam mengecek kebenaran dan keaslian dokumen maupun salah dalam menghitung rasio-rasio yang ada. Akibatnya, apa yang seharusnya terjadi, tidak diprediksi sebelumnya.
2. Dari pihak Nasabah Kemacetan kredit yang disebabkan nasabah diakibatkan 2 hal yaitu:
a. Adanya unsur kesengajaan
b. Adanya unsur tidak sengaja Tingkat risiko kredit diproksikan dengan NPF dikarenakan NPF dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana kredit yang bermasalah yang ada dapatdipenuhi dengan
(45)
31 aktiva produktif yang dimiliki oleh suatu bank. (Slamet Riyadi, 2004). Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut (Sesuai SE No.6/23/DPNP Tanggal 31 Mei 2004):
Gambar 2. 3 Rumus Non Performing Financing (NPF)
Kriteria Penilaian Tingkat Kesehatan Rasio NPF Rasio,
Predikat NPF ≤ 5% NPF Sehat, sedangkan > 5% Tidak Sehat
(Sumber : SE BI No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004) Bank Indonesia menetapkan nilai NPF maksimum adalah sebesar 5%, apabila bank melebihi batas yang diberikan maka bank tersebut dikatakan tidak sehat.
8. Size Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, penjualan, log Size, nilai pasar saham, kapitalisasi pasar, dan lain-lain yang semuanya berkorelasi tinggi. Semakin besar total aktiva, penjualan, log Size, nilai pasar saham, dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut. Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi dalam tiga kategori yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium-Size), dan perusahaan kecil (small firm). Sedangkan menurut Yusuf dan Soraya (2004) Vol. 7, No.1, ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki perusahaan, ditunjukan oleh
(46)
32 natural logaritma dari total aktiva. Besar kecilnya ukuran suatu perusahaan akan berpengaruh terhadap struktur modal, semakin besar perusahaan maka akan semakin besar pula dana yang dibutuhkan perusahaan untuk melakukan investasi (Ariyanto, 2002). Semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka kecenderungan menggunakan modal asing juga semakin besar. Hal ini disebabkan karena perusahaan besar membutuhkan dana yang besar pula untuk menunjang operasionalnya, dan salah satu alternatif pemenuhannya adalah dengan modal asing apabila modal sendiri tidak mencukupi (Abdul Halim, 2007). Menurut Agnes Sawir (2004:101-102) ukuran perusahaan dinyatakan sebagai determinan dari struktur keuangan dalam hampir setiap studi untuk alasan yang berbeda: Pertama, ukuran perusahaan dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan memperoleh dana dari pasar modal. Perusahaan kecil umumnya kekurangan akses ke pasar modal yang terorganisir, baik untuk obligasi maupun saham. Meskipun mereka memiliki akses, biaya peluncuran dari penjualan sejumlah kecil sekuritas dapat menjadi penghambat. Jika penerbitan sekuritas dapat dilakukan, sekuritas perusahaan kecil mungkin kurang dapat dipasarkan sehingga membutuhkan penentuan harga sedemikian rupa agar investor mendapatkan hasil yang memberikan return lebih tinggi secara signifikan. Kedua, ukuran perusahaan menentukan kekuatan tawar-menawar dalam kontrak keuangan. Perusahaan besar biasanya dapat memilih pendanaan dari berbagai bentuk hutang, termasuk penawaran spesial yang lebih menguntungkan dibandingkan yang ditawarkan
(47)
33 perusahaan kecil. Semakin besar jumlah uang yang digunakan, semakin besar kemungkinan kemungkinan pembuatan kontrak yang dirancang sesuai dengan preferensi kedua pihak sebagai ganti dari penggunaan kontrak standar hutang. Ketiga, ada kemungkinan pengaruh skala dalam biaya dan return membuat perusahaan yang lebih besar dapat memperoleh lebih banyak laba. Pada akhirnya, ukuran perusahaan diikuti oleh karakteristik lain yang mempengaruhi struktur keuangan. Karakteristik lain tersebut seperti perusahaan sering tidak mempunyai staf khusus, tidak menggunakan rencana keuangan, dan tidak mengembangkan sistem akuntansi mereka menjadi suatu sistem manajemen. Penentuan perusahaan ini berdasarkan kepada total asset perusahaan. Total aktiva dipilih sebagai proksi ukuran perusahaan dengan mempertimbangkan bahwa nilai aktiva relative lebih stabil dibandingkan dengan nilai market capitalized dan penjualan (Wuryatiningsih,2002 dalam Sudarmadji, 2007). Semakin besar aktiva suatu perusahaan, maka akan semakin besar pula modal yang ditanam, semakin besar total penjualan suatu perusahaan maka akan semakin banyak juga perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula perusahaan di kenal oleh masyarakat (Hilmi dan Ali, 2008).
9. Return On Asset (ROA)
Menurut Henry Simamora dalam bukunya Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan mendefinisakan Return On Asset yaitu “Rasio imbalan aktiva (ROA) merupakan suatu ukuran keseluruhan profitabilitas perusahaan”. (2006:529). Rasio ini digunakan untuk mengukur
(48)
34 kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan atau laba keseluruhan.
Profitabilitas perusahaan harus dilihat sebagai faktor pendorong dalam memantau aspek likuiditas dan solvabilitas. Dalam jangka panjang, perusahaan harus menghasilkan keuntungan yang cukup dari usahanya sehingga mampu membayar kewajibannya. Kerugian yang terus-menerus akan segera memperburuk aspek solvabilitas perusahaan dan apabila perusahaan akan memperluas usahanya, perusahaan memerlukan retained earning untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam jangka pendek, kerugian segera akan menurunkan likuiditas perusahaan. Lebih lanjut, profitabilitas perusahaan akan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mendapatkan pembiayaan dari luar. (Rodoni &Herni Ali, 2014:192). Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia ROA diformulasikan sebagai berikut :
Gambar 2. 4 Rumus Return On Asset (ROA)
10. Return On Equity (ROE)
Return On Equity merupakan sebuah rasio yang sering digunakan pemegang saham untuk menilai kinerja perusahaan yang bersangkutan. ROE mengukur besarnya tingkat pengembalian modal dari perusahaan (Tambun, 2007:146). Para analis sekuritas sangat memperhatikan rasio ini.
(49)
35 Semakin tinggi return yang dihasilkan sebuah perusahaan akan semakin tinggi harganya.berikut adalah formulasi dari Return On Equity (ROE) adalah sebagai berikut :
Gambar 2. 5 Rumus Return On Equity (ROE)
11. Dana Pihak Ketiga
Dana pihak ketiga (simpanan) yang dijelaskan dalam UU Perbankan RI No. 10 tahun 1998 tentang perbankan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Menurut Kasmir dalam bukunya Manajemen Perbankan (2008:64), dana pihak ketiga adalah dana yang berasal dari masyarakat luas yang merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasional suatu bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasionalnya dari sumber dana ini.
Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasional bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu
(50)
36 membiayai operasionalnya dari sumber dana ini. Menurut UU Perbankan No. 10 tahun 1998 sumber dana yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.
b. Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.
c. Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Gambar 2. 6 Rumus Dana Pihak Ketiga (DPK)
12. Bank
Bank adalah lembaga keuangan yang mempunyai peran sebagai lembaga intermediasi keuangan (financial intermediary), dimana bank mempunyai fungsi sebagai lembaga yang mempertemukan antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak yang kekurangan dana (deficit unit) (Imam Wahyudi, 2013:209).
Bank menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang
(51)
37 dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Dari pengertian bank menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung. Kegiatan menghimpun dana, berupa mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas jasa yang menarik seperti, bunga dan hadiah sebagai rangsangan bagi masyarakat agar lebih senang menabung. Kegiatan menyalurkan dana, berupa pemberian pinjaman kepada masyarakat. Sedangkan jasa-jasa perbankan lainnya diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan utama tersebut.
B. Penelitian Terdahulu
Berbagai macam penelitian telah banyak dilakukan, baik penelitian yang meneliti pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Size Perusahaan, Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) secara langsung atau pun secara tidak langsung terhadap Likuiditas Bank Umum Syariah. Penelitian ini telah dilakukan oleh peneliti
(52)
38 terdahulu dan dapat digunakan sebagai dasar teori dan penguat dalam pembentukan hipotosis penelitian. Beberapa penelitian terdahulu yang telah diringkas dalam tabel berikut ini :
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran adalah model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana seseorang menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah (Sekaran, 2014:114). Kerangka pemikiran membahas saling ketergantungan hubungan antar variabel yang dianggap perlu untuk melengkapi paradigman situasi dan kondisi yang sedang diteliti. Kerangka pemikiran di dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
(53)
39
No
Peneliti/ Tahun
Variabel Perbedaan Persamaan Metode Hasil Penelitian
1 Hermawan (2009) Dependen : Rasio Likuiditas (LDR) Independen :
Return On Equity (ROE) ,Capital Adequacy Ratio (CAR) -Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
Return On Asset (ROA) -variable independen Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
- Variabel dependen Rasio Likuiditas (FDR). - Analisis Path
- variable Independen ROA, ROE, dan CAR. - Analisis Path
Analisis Path
variabel ROE, OEOI atau BOPO, dan CAR berpengaruh signifikan terhadap LDR. Sedangkan variabel ROA berpengaruh tidak signifikan.
2. Farhan Akhtan, Khizer Ali dan Shama (2011) Dependen: Rasio Likuiditas (FDR) Independen: -Net Working Capital (NWC) -Size Perusahaan –Capital Adequacy Ratio (CAR) -Return On Asset (ROA) -Analisis Regresi Linear Berganda - Var Independen NWC -Variabel dependen Rasio Likuiditas (FDR) - Variabel Independen Size Perusahaan, CAR, dan ROA Analisis Regresi Linear Berganda Size Perusahaan, Net Working Capital berpengaruh positif signifikan terhadap likuiditas di kedua bank tersebut, sedangkan
Capital Adequacy Ratio (CAR)
pada bank konvensional dan Return On Asset (ROA) pada bank syariah berpengaruh positif signifikan.
(54)
40
Peneliti/ Tahun
Variabel Perbedaan Persamaan Metode Hasil Penelitian
3. Sukihanjan idan Sasntoso (2011) Dependen: Rasio Likuiditas Independen : -Return On Asset (ROA)
-Return On Equity (ROE)
-Capital Adequacy Ratio( CAR) -Size Perusahaan -analisis Regresi Linear Berganda
- Variable dependen Rasio Likuiditas - variable independen ROA,ROE, CAR, dan Size Perusahaan Analisis Regresi Linear Berganda
Return On Asset (ROA),
Return On Equity (ROE)
dan Capital Adequacy Ratio (CAR) menunjukan signifikan terhadap likuiditas, sedangkan Size Perusahaan berpengaruh negative terhadap likuiditas.
4. Farhan Akhtan, Khizer Ali dan Shama (2011) Dependen: Rasio Likuiditas Independen : Return On Equity (ROE),
Capital Adequacy Ratio (CAR),
Return On Asset (ROA) -Analisis Regresi Linear Berganda
- Variabel Independen Rasio Likuiditas - Variabel Independen ROE, CAR, dan ROA Analisis Regresi Linear Berganda Size Perusahaan, Net Working Capital berpengaruh positif signifikan terhadap likuiditas di kedua bank tersebut yaitu bank syariah dan bank konvensional di Pakistan, sedangkan
Capital Adequacy Ratio (CAR)
pada bank konvensional dan Return On Asset (ROA) pada bank syariah berpengaruh positif signifikan.
(55)
41
Peneliti/ Tahun
Variabel Perbedaan Persamaan Metode Hasil Penelitian
5. Aena Mardiyah (2015) Dependen: Rasio Likuiditas Independen : -Dana Pihak Ketiga (DPK) -Capital Adequacy Ratio (CAR) -Non Performing Financing (NPF)
-Return On Asset (ROA)
- Analisis Regresi Linear Berganda -variabel Dependen Rasio Likuiditas -Variabel Independen DPK, CAR,NPF, dan ROA Analisis Regresi Linear Berganda
DPK, CAR, NPF, ROA berpengaruh signifikan terhadap likuiditas.dan pengujian secara parsial menunjukan bahwa DPK mempunyai pengaruh signifikan terhadap likuiditas, NPF berpengaruh negative signifikan terhadap likuiditas, sedangkan CAR, ROA
terbukti tidak berpengaruh
signifikan terhadap likuiditas.
6. Mustafidah (2015) Dependen : Rasio Likuiditas (FDR) Independen : -Dana Pihak Ketiga (DPK) -Non Performing Financing (NPF) -Capital Adequacy Ratio (CAR)
-Return On Asset (ROA)
-Return On Equity (ROE) -Analisis Regresi Linear Berganda -Variabel Dependen Rasio Likuiditas -Variabel Independen DPK, NPF,CAR, ROA, ROE Analisis Regresi Linear Berganda
Dana Pihak Ketiga
(DPK), Non Performing Financing (NPF),
Capital Adequacy Ratio (CAR),
Return On Asset (ROA) ,
Return On Equity (ROE)
berpengaruh signifikan terhadap
Financing Deposit Ratio
(56)
42
No
Peneliti/ Tahun
Variabel Perbedaan Persamaan Metode Hasil Penelitian
7. Rinal Satria Anugrah (2006) Variabel Dependen : Financing Deposit Ratio (FDR) Variabel Independen : -Aset
-Dana Pihak Ketiga (DPK) -Pembiayaan -NPF -GDP -SBI -SWBI -Nilai Tukar -Regresi Linear Berganda -Aset -Pembiayaan -GDP -SBI -SWBI -Nilai Tukar -variabel Dependen : FDR
-Variabel Independen : Dana Pihak Ketiga -NPF -Analisis Regresi Linear Berganda
-NPF dan Nilai Tukar berpengaruh positif -Variabel Suku Bunga, SBI, SWBI, GDP, Total Aset
Berpengaruh Negatif - sementara variable yang paling
berpengaruh adalah nilai tukar rupiah.
8. Nur Suhartatik Rohmawati Kusumanin gtyas (2013) Variabel Dependen : FDR Variabel Independen: -CAR -DPK -SBI -NPF -Analisis Regresi Linear Berganda -SBI Variabel Dependen : FDR Variabel Independen: -CAR -DPK -NPF -Analisis Regresi Linear Berganda -NPF bepengaruh negative signifikan tehadap FDR
9. Lisa Puspitasari Sugiono dan Y Jogie Christiawa n (2013) Variabel dependen: Variabel Independen: -Size Perusahaan -Investment Opportunity -Perputaran Modal Kerja -Analisis Regresi Linear Berganda -Investment Opportunity -Perputaran Modal Kerja Variabel Dependen: FDR Variabel Independen: -Size Perusahaan -Analisis Regresi Linear Berganda -Perputaran Modal Kerja Berpengaruh Positif Signifikan terhadap Likuiditas - sedangkan Size dan Opportunity Investment tidak berpengaruh terhadap FDR.
(1)
49
MEG12
88.88
13.51
2.67
15.91519066
3.81
57.98
7108754
MEG13
93.37
12.99
2.98
16.02615315
2.33
26.23
7736248
MEG14
93.61
19.26
3.89
15.76777022
0.29
2.50
5881057
MEG15
98.49
18.74
4.26
15.53107629
0.30
1.61
4354546
BNI11
78.60
20.75
3.62
15.95167347
1.29
6.33
6752263
BNI12
84.99
19.29
2.02
16.18063026
1.48
9.31
8947729
BNI13
97.86
16.54
1.86
16.50393639
1.37
9.65
11422190
BNI14
92.60
18.76
1.86
16.78552043
1.27
10.83
16246405
BNI15
91.94
18.16
2.53
16.95177261
1.43
11.39
19322756
BJB11
72.95
18.36
1.21
17.81276876
2.65
21.00
39042777
BJB12
74.09
18.11
2.07
18.07594676
2.46
25.02
50607925
BJB13
96.47
16.51
2.83
18.07760199
2.61
26.76
49996607
BJB14
93.18
16.08
4.15
18.14441736
1.92
19.11
53487890
BJB15
88.13
15.95
2.91
18.30074147
2.04
23.00
63306505
BSM11
86.03
14.57
2.42
17.70061447
1.95
24.24
42618000
BSM12
94.40
13.82
2.82
17.80872638
2.25
25.05
47409000
BSM13
89.37
14.10
4.32
17.97384662
1.53
15.34
56461000
BSM14
81.92
14.12
6.84
18.01954625
-0.04
-0.94
59821000
BSM15
81.99
12.85
6.06
18.06927759
0.56
5.92
62113000
VIC11
46.08
45.20
2.43
13.37238408
6.93
18.69
465036
ViC12
46.08
28.08
3.19
13.7506061
1.43
8.93
646324
VIC13
84.65
18.40
3.71
14.09571323
0.50
8.70
1015791
VIC14
95.19
15.27
7.10
14.17989808
-1.87
-17.61
1132086
VIC15
95.29
16.14
9.80
14.13706203
-2.36
-15.06
1128908
PAN11
167.70
61.98
0.82
13.83401921
2.06
3.31
420757
PAN12
105.66
32.20
0.20
14.5765416
3.48
8.20
1223290
PAN13
90.40
20.83
1.02
15.21
1.03
4.44
2870310.00
PAN14
94.04
25.69
0.53
15.64
1.99
7.01
5076082.00
PAN15
96.43
20.30
2.63
15.78
1.14
4.94
5928345.00
b.
Common Effect Model
Dependent Variable: FDR
Method: Panel E
Generalized Least Squares
(GLS) (Cross-section random effects)Datae: 10/20/16 Time: 12:08 Sample: 2011 2015
Periods included: 5 Cross-sections included: 10
Total panel (balanced) observations: 50
Swamy and Arora estimator of component variances
(2)
50
CAR 1.246255 0.287811 4.330111 0.0001
NPF -217.5612 144.8334 -1.502148 0.1404
SIZE 371.8506 121.7329 3.054642 0.0039
ROA -1208.606 281.0149 -4.300859 0.0001
ROE 62.52560 30.70675 2.036217 0.0479
DPK -1.84E-05 1.51E-05 -1.219841 0.2292
C 2778.932 1733.527 1.603050 0.1162
Effects Specification
S.D. Rho
Cross-section random 478.5351 0.1366
Idiosyncratic random 1203.128 0.8634
Weighted Statistics
R-squared 0.368617 Mean dependent var 6703.914
Adjusted R-squared 0.280517 S.D. dependent var 1480.380 S.E. of regression 1255.692 Sum squared resid 67800835
F-statistic 4.184084 Durbin-Watson stat 1.488108
Prob(F-statistic) 0.002125
Unweighted Statistics
R-squared 0.382523 Mean dependent var 8971.720
Sum squared resid 77164214 Durbin-Watson stat 1.381107
c. Fixed Effect Model
Dependent Variable: FDR Method: Panel Least Squares Datae: 10/20/16 Time: 12:15 Sample: 2011 2015
Periods included: 5 Cross-sections included: 10
Total panel (balanced) observations: 50
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
CAR 1.319626 0.399007 3.307274 0.0022
NPF 236.8508 217.3547 1.089697 0.2835
SIZE 182.5302 736.3958 0.247870 0.8057
ROA -983.2162 297.8424 -3.301129 0.0023
ROE 71.98117 33.87789 2.124724 0.0410
DPK -3.83E-05 5.47E-05 -0.699926 0.4887
C 4133.185 10915.78 0.378643 0.7073
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables)
(3)
51
R-squared 0.606172 Mean dependent var 8971.720
Adjusted R-squared 0.432424 S.D. dependent var 1596.981 S.E. of regression 1203.128 Akaike info criterion 17.27757 Sum squared resid 49215569 Schwarz criterion 17.88942 Log likelihood -415.9394 Hannan-Quinn criter. 17.51057
F-statistic 3.488800 Durbin-Watson stat 1.739059
Prob(F-statistic) 0.001240
d.
Random Effect Model
Dependent Variable: FDR
Method: Panel E
Generalized Least Squares
(GLS) (Cross-section random effects)Datae: 10/20/16 Time: 12:16 Sample: 2011 2015
Periods included: 5 Cross-sections included: 10
Total panel (balanced) observations: 50
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
CAR 1.246255 0.287811 4.330111 0.0001
NPF -217.5612 144.8334 -1.502148 0.1404
SIZE 371.8506 121.7329 3.054642 0.0039
ROA -1208.606 281.0149 -4.300859 0.0001
ROE 62.52560 30.70675 2.036217 0.0479
DPK -1.84E-05 1.51E-05 -1.219841 0.2292
C 2778.932 1733.527 1.603050 0.1162
Effects Specification
S.D. Rho
Cross-section random 478.5351 0.1366
Idiosyncratic random 1203.128 0.8634
Weighted Statistics
R-squared 0.368617 Mean dependent var 6703.914
Adjusted R-squared 0.280517 S.D. dependent var 1480.380 S.E. of regression 1255.692 Sum squared resid 67800835
F-statistic 4.184084 Durbin-Watson stat 1.488108
Prob(F-statistic) 0.002125
Unweighted Statistics
R-squared 0.382523 Mean dependent var 8971.720
(4)
52
a.
Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests Equation: UntitledTest cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 2.031367 (9,34) 0.0659
Cross-section Chi-square 21.514869 9 0.0106
e.
Analisa Deskriptive
Datae: 10/25/16Time: 15:09 Sample: 2011 2015
FDR CAR NPF SIZE ROA ROE DPK
Mean 8971.720 1946.980 2.702600 14.75922 1.201600 9.371400 14561466
Median 9088.000 1611.000 2.720000 15.60957 1.080000 6.670000 5004819.
Maximum 16770.00 6198.000 9.800000 18.30074 6.930000 57.98000 63306505
Minimum 4608.000 1103.000 0.100000 7.104226 -2.360000 -17.61000 864.1000
Std. Dev. 1596.981 998.4418 2.076775 3.132371 1.368644 11.55208 20133151
(5)
53
Kurtosis 14.28145 9.109446 4.352393 3.300124 8.473045 8.107601 3.368179
Jarque-Bera 284.8972 125.2852 10.94010 10.84512 73.61386 69.80332 16.36332
Probability 0.000000 0.000000 0.004211 0.004416 0.000000 0.000000 0.000280
Sum 448586.0 97349.00 135.1300 737.9612 60.08000 468.5700 7.28E+08
Sum Sq. Dev. 1.25E+08 48847417 211.3368 480.7758 91.78607 6539.079 1.99E+16
Observations 50 50 50 50 50 50 50
f.
Uji Multikolinearitas
FDR CAR NPF SIZE ROA ROE DPK
FDR 1.000000 0.191051 -0.028864 0.065424 -0.210736 -0.161285 -0.089470
CAR 0.191051 1.000000 -0.366459 -0.414420 0.364917 -0.128983 -0.286053
NPF -0.028864 -0.366459 1.000000 0.535252 -0.379753 -0.215517 0.313563
SIZE 0.065424 -0.414420 0.535252 1.000000 0.195744 0.359391 0.651298
ROA -0.210736 0.364917 -0.379753 0.195744 1.000000 0.732795 0.184820
ROE -0.161285 -0.128983 -0.215517 0.359391 0.732795 1.000000 0.387314
DPK -0.089470 -0.286053 0.313563 0.651298 0.184820 0.387314 1.000000
g.
Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 0.673950 Prob. F(27,21) 0.8342
Obs*R-squared 22.74775 Prob. Chi-Square(27) 0.6985
Scaled explained SS 21.66485 Prob. Chi-Square(27) 0.7542
Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Datae: 10/20/16 Time: 13:55 Sample: 2012 2060
Included observations: 49
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 146.0523 116.5313 1.253331 0.2239
D(CAR)^2 0.150923 1.673301 0.090195 0.9290
D(CAR)*D(NPF) -11.06738 24.73569 -0.447426 0.6591 D(CAR)*D(SIZE) -21.51995 59.91559 -0.359171 0.7231
D(CAR)*D(ROA) 53.06775 37.45154 1.416971 0.1712
D(CAR)*D(ROE) -5.922198 5.794654 -1.022011 0.3184 D(CAR)*D(DPK) -1.67E-05 1.36E-05 -1.232928 0.2312
D(CAR) -12.27202 24.47847 -0.501340 0.6213
D(NPF)^2 -76.19855 60.65815 -1.256196 0.2228
(6)
54
D(NPF)*D(ROA) 37.83257 259.6392 0.145712 0.8855
D(NPF)*D(ROE) -15.73709 24.46289 -0.643305 0.5270 D(NPF)*D(DPK) -2.08E-05 2.95E-05 -0.705454 0.4883
D(NPF) 81.99119 136.3039 0.601532 0.5539
D(SIZE)^2 -154.7368 223.4204 -0.692581 0.4962
D(SIZE)*D(ROA) 1651.157 1022.733 1.614455 0.1214
D(SIZE)*D(ROE) -144.8827 119.6947 -1.210435 0.2396
D(SIZE)*D(DPK) 3.14E-05 6.80E-05 0.461816 0.6490
D(SIZE) 309.7502 386.5854 0.801246 0.4320
D(ROA)^2 -119.3169 146.7745 -0.812926 0.4254
D(ROA)*D(ROE) -7.673614 48.09108 -0.159564 0.8747
D(ROA)*D(DPK) 4.89E-07 6.01E-05 0.008142 0.9936
D(ROA) -477.5972 355.9846 -1.341623 0.1940
D(ROE)^2 0.804230 2.079929 0.386662 0.7029
D(ROE)*D(DPK) -2.42E-07 5.23E-06 -0.046294 0.9635
D(ROE) 43.64429 32.07687 1.360615 0.1881
D(DPK)^2 -3.52E-13 2.56E-12 -0.137175 0.8922
D(DPK) -1.15E-05 1.70E-05 -0.680453 0.5037
R-squared 0.464240 Mean dependent var 182.8864
Adjusted R-squared -0.224595 S.D. dependent var 297.5290 S.E. of regression 329.2498 Akaike info criterion 14.72707 Sum squared resid 2276514. Schwarz criterion 15.80811 Log likelihood -332.8132 Hannan-Quinn criter. 15.13722
F-statistic 0.673950 Durbin-Watson stat 1.895569