berkelanjutan dari air di bawah, di permukaan, dan di atas bumi. Jadi tidak heran jika hutan hujan tropis yang masih “perawan” memiliki sungai-sungai yang lebar serta
panjang Soerianegara Indrawan, 1998.
II.3. Struktur dan Komposisi Hutan
Struktur merupakan lapisan vertikal dari suatu komunitas hutan dalam komunitas selalu terjadi kehidupan bersama saling menguntungkan sehingga dikenal
adanya lapisan-lapisan bentuk kehidupan Syahbudin, 1987. Selanjutnya Daniel et al., 1992, menyatakan struktur tegakan atau hutan menunjukkan sebaran umur atau
kelas diameter dan kelas tajuk. Sementara itu dinyatakan struktur hutan menunjukkan stratifikasi yang tegas antara stratum A, stratum B, dan stratum C yang tingginya
secara berurutan sekitar 40, 20 dan 10 meter Wirakusuma, 1980. Komposisi hutan merupakan penyusun suatu tegakan atau hutan yang meliputi
jumlah jenis spesies maupun banyaknya individu dari suatu jenis tumbuhan Wirakusuma, 1980. Komposisi hutan sangat ditentukan oleh faktor-faktor
kebetulan, terutama waktu-waktu pemencaran buah dan perkembangan biji. Pada daerah tertentu komposisi hutan berkaitan erat dengan ciri habitat dan topografi
Damanik et al., 1992.
II.4. Keanekaragaman Vegetasi
Vegetasi yaitu kumpulan dari beberapa jenis tumbuhan yang tumbuh bersama- sama pada suatu tempat di mana antara individu-individu penyusunnya terdapat
interaksi yang erat, baik di antara tumbuh-tumbuhan maupun hewan-hewan yang hidup dalam vegetasi dan lingkungan tersebut. Dengan kata lain, vegetasi tidak hanya
kumpulan dari individu-individu tumbuhan melainkan membentuk suatu kesatuan dimana individu-individunya saling tergantung satu sama lain, yang disebut sebagai
suatu komunitas tumbuh-tumbuhan Soerianegara dan Indrawan, 1998. Vickery 1984, bahwa jumlah spesies pohon yang ditemukan dalam hutan
hujan tropis lebih banyak dibandingkan dengan yang ditemukan pada ekosistem yang 8
Universitas Sumatera Utara
lainnya. Misalnya hutan hujan Amazone mengandung spesies pohon dan semak sebanyak 2400 spesies. Haeruman 1980, juga mengatakan bahwa hutan alam tropis
yang masih utuh mempunyai jumlah spesies tumbuhan yang sangat banyak. Hutan di Kalimantan mempunyai lebih dari 40.000 spesies tumbuhan, dan merupakan hutan
yang paling kaya spesies di dunia. Di antara 40.000 spesies tersebut, terdapat lebih dari 4.000 spesies tumbuhan yang termasuk golongan pepohonan besar dan penting.
Dalam setiap hektar hutan hujan tropis tersebut mengandung 320 pohon yang berukuran garis tengah lebih dari 10 cm. Di samping itu, di hutan hujan tropis
Indonesia telah banyak dikenali ratusan spesies rotan, spesies pohon tengkawang, spesies anggrek hutan, dan beberapa spesies umbi-umbian sebagai sumber makanan
dan obat-obatan. Hutan hujan bawah pulau Sumatera dan Kalimantan, banyak terdapat spesies
pohon anggota famili Dipterocarpaceae terutama angggota genus Shorea, Dipterocarpus, Hopea, Vatica, Dryobalanops, dan Cotylelobium. Dengan demikian
hutan hujan bawah disebut juga hutan Dipterocarps. Selain spesies pohon anggota famili Dipterocarpaceae tersebut juga terdapat spesies pohon lain dari anggota famili
Lauraceae, Myrtaceae, Myristiceae, dan Ebenaceae, serta pohon-pohon anggota genus Agathi, Koompasia dan Dyera pada ekosistem hutan hujan bawah di Jawa dan
Nusa tenggara terdapat spesies anggota genus Altingea, Bischofia, Castanopsis, Ficus, dan Gassampinus, serta spesies – spesies pohon dari famili Leguminosae
Arief, 1994. Selanjutnya Arief 1994, menyatakan bahwa ekosistem hutan hujan bawah di Sulawesi, Maluku, dan Irian merupakan campuran yang didominasi oleh
spesies pohon Palagium spp, Pometia pinnata, Intsia spp, Diospyros spp, Koordersiodendron pinnatum, dan Canarium spp. Spesies-spesies tumbuhan
merambat yang banyak dijumpai di hutan hujan bawah adalah anggota famili Apocynaceae, Araceae, dan berbagai spesies rotan Calamus spp.
Pada ekosistem hutan hujan tengah yang terdapat di sebahagian Indonesia Timur, Aceh dan Sumatera Utara didominasi oleh genus Quercus, Castanopsis,
Nothofagus, dan spesies pohon anggota famili Magnoliaceae. Di beberapa daerah, 9
Universitas Sumatera Utara
tipe ekosistem hutan hujan tengah agak khas, misalnya di Aceh dan Sumatera Utara terdapat spesies pohon Pinus merkusii, dan Jawah Tengah terdapat spesies pohon
Albizzia Montana dan Anaphalis javanica, di beberapa daerah Jawa Timur terdapat spesies pohon Cassuarina spp. Di Sulawesi terdapat kelompok spesies pohon anggota
genus Agathis dan Podocarpus. Di sebagian daerah Indonesia timur terdapat spesies pohon anggota Trema, Vaccinium, dan pohon Podocarpus imbricatus, sedangkan
spesies anggota pohon anggota famili Dipterocarpaceae hanya terdapat pada daerah- daerah yang memiliki ketinggian tempat 1.200 m dpl Soerianegara dan Indrawan,
1998. Menurut Sunarto dan Sudarsono 1997, ekosistem hutan hujan atas hanya ada
di Irian Jaya dan di sebagian daerah Indonesia Barat. Pada ekosistem hutan hujan atas di Irian Jaya banyak mengandung spesies pohon Conifer Pohon berdaun jarum,