IV.4. Kondisi Fisik Penelitian
Pada lokasi penelitian didapat faktor fisik yang berpengaruh terhadap jenis vegetasi tersebut sehingga mampu beradaptasi dengan keadaan lingkungan tersebut
dan dapat tumbuh dengan baik. Berdasarkan pengamatan di lapangan, didapat suhu udara rata-rata pada hutan sekunder bawah seluruh transek 21,87
o
C, kelembaban udara rata-rata pada seluruh Transek 90,87 dan Intensitas rata-rata pada seluruh
Transek 444,46 Lux meter. Demikian juga dengan keadaan tanah, dimana pada lokasi penelitian pH tanah berkisar pada seluruh transek 6,75 suhu tanah pada seluruh
Transek 18,16
o
Berdasarkan perbedaan jumlah kekayaan jenis pohon, Indeks Keanekaragaman dan Indeks Keseragaman pada hutan sekunder bawah lebih tinggi
bila dibandingkan dengan hutan sekunder atas, ini diakibatkan faktor fisik yang lebih disukai oleh tumbuhan tersebut, atau lingkungan yang menguntungkan pada
tumbuhan, serta kondisi yang lebih terbuka. C. Dengan ketinggian permukaan adalah 1363,56 mdpl.
Hutan sekunder atas suhu udara seluruh transek 21,79
o
C, kelembaban udara rata-rata pada seluruh Transek 90,23 dan Intensitas rata-rata pada seluruh Transek
377,5 Lux meter. Keadaan tanah, dimana pada lokasi penelitian pH tanah berkisar pada seluruh Transek 6,86 suhu tanah pada seluruh Transek 18,56
o
Berdasarkan perbedaan jumlah kekayaan jenis pohon, Indeks Keanekaragaman dan Indeks Keseragaman pada hutan sekunder atas lebih tinggi bila
dibandingkan dengan hutan primer atas, ini diakibatkan faktor fisik pada lingkungan hutan sekunder atas lebih disukai oleh tumbuhan tersebut dari pada hutan primer atas,
lingkungan pada hutan primer atas lebih tertutup dari pada hutan sekunder atas sehingga menguntungkan tumbuhan untuk tumbuh pada hutan sekiunder atas.
C. Dengan ketinggian permukaan adalah 1583,23 mdpl.
Suhu udara rata-rata pada hutan primer atas seluruh Transek 21,45
o
C, kelembaban udara rata-rata pada seluruh Transek 91 dan Intensitas rata-rata pada
seluruh Transek 412 Lux meter. Demikian juga dengan keadaan tanah, dimana pada lokasi penelitian pH tanah berkisar pada seluruh Transek 6,77 suhu tanah pada
31
Universitas Sumatera Utara
seluruh Transek 17,65
o
Tabel 4.6 Data faktor fisik rata-rata pada Hutan Sekunder Bawah, Hutan Sekunder Atas dan Hutan Primer Atas setiap Transek Penelitian
Hutan Aek Nauli Kabupaten Simalungun C. Dengan ketinggian permukaan adalah 1627,55 mdpl.
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.6
Tipe Hutan
L.Transek Suhu
Udara
o
Suhu Tanah
C
o
Intensitas Cahaya
C Lux
meter pH
Tanah Kelembapan
Udara Ketinggian
m dpl
Hutan Sekunder
Bawah
Trans 1 Petak 1-9
22,11 18,33
498,89 6,79
90,44 1340,56
Trans 2 Petak 1-7
22,43 18,14
551,43 6,74
90,86 1341
Trans 3 Petak 1-6
21,17 18,17
325 6,75
90,67 1380,67
Trans 4 Petak 1-4
21,75 18 402,5
6,72 91,5
1392
Jumlah
87,46 72,64
1777,82 27,01 363,47
5454,23
Rata
21,87 18,16
444,46 6,75
90,87 1363,56
Hutan Sekunder
Atas
Trans 1 Petak 10
21 19
320 6,9
90 1502
Trans 2 Petak 8-10
22,33 18,67
316,67 6,87
90 1597,67
Trans 3 Petak 7-10
22,5 18,25
545 6,85
90,25 1602,25
Tran 4 Petak 5-10
21,33 18,67
328,33 6,82
90,67 1631
Jumlah
87,16 74,59
1510 27,44
360,92 6332,92
Rata
21,79 18,65
377,5 6,86
90,23 1583,23
Hutan Primer
Atas
Trans 1 Petak 1-10
21,5 17,6
415 6,76
91 1615,5
Trans 2 Petak 1-10
21,4 17,7
409 6,77
91 1639,6
Total
42,9 35,3
450,5 13,53
182 3255,1
Rata-rata
21,45 17,65
225,25 6,77
91 1627,55
Perbedaan Kondisi fisik pada tiap daerah penelitian, hutan sekuder bawah, hutan sekunder atas dan hutan primer atas dikawasan hutan Aek Nauli Kabupaten
Simalungun, yang menyebabkan terjadinya perbedaan jenis tumbuhan ditemukan didaerah penelitian dan merupakan faktor pendukung dalam pertumbuhan tumbuhan.
IV.6. Karbon Tersimpan