Kondisi Fisik Penelitian KESIMPULAN DAN SARAN 35

IV.4. Kondisi Fisik Penelitian

Pada lokasi penelitian didapat faktor fisik yang berpengaruh terhadap jenis vegetasi tersebut sehingga mampu beradaptasi dengan keadaan lingkungan tersebut dan dapat tumbuh dengan baik. Berdasarkan pengamatan di lapangan, didapat suhu udara rata-rata pada hutan sekunder bawah seluruh transek 21,87 o C, kelembaban udara rata-rata pada seluruh Transek 90,87 dan Intensitas rata-rata pada seluruh Transek 444,46 Lux meter. Demikian juga dengan keadaan tanah, dimana pada lokasi penelitian pH tanah berkisar pada seluruh transek 6,75 suhu tanah pada seluruh Transek 18,16 o Berdasarkan perbedaan jumlah kekayaan jenis pohon, Indeks Keanekaragaman dan Indeks Keseragaman pada hutan sekunder bawah lebih tinggi bila dibandingkan dengan hutan sekunder atas, ini diakibatkan faktor fisik yang lebih disukai oleh tumbuhan tersebut, atau lingkungan yang menguntungkan pada tumbuhan, serta kondisi yang lebih terbuka. C. Dengan ketinggian permukaan adalah 1363,56 mdpl. Hutan sekunder atas suhu udara seluruh transek 21,79 o C, kelembaban udara rata-rata pada seluruh Transek 90,23 dan Intensitas rata-rata pada seluruh Transek 377,5 Lux meter. Keadaan tanah, dimana pada lokasi penelitian pH tanah berkisar pada seluruh Transek 6,86 suhu tanah pada seluruh Transek 18,56 o Berdasarkan perbedaan jumlah kekayaan jenis pohon, Indeks Keanekaragaman dan Indeks Keseragaman pada hutan sekunder atas lebih tinggi bila dibandingkan dengan hutan primer atas, ini diakibatkan faktor fisik pada lingkungan hutan sekunder atas lebih disukai oleh tumbuhan tersebut dari pada hutan primer atas, lingkungan pada hutan primer atas lebih tertutup dari pada hutan sekunder atas sehingga menguntungkan tumbuhan untuk tumbuh pada hutan sekiunder atas. C. Dengan ketinggian permukaan adalah 1583,23 mdpl. Suhu udara rata-rata pada hutan primer atas seluruh Transek 21,45 o C, kelembaban udara rata-rata pada seluruh Transek 91 dan Intensitas rata-rata pada seluruh Transek 412 Lux meter. Demikian juga dengan keadaan tanah, dimana pada lokasi penelitian pH tanah berkisar pada seluruh Transek 6,77 suhu tanah pada 31 Universitas Sumatera Utara seluruh Transek 17,65 o Tabel 4.6 Data faktor fisik rata-rata pada Hutan Sekunder Bawah, Hutan Sekunder Atas dan Hutan Primer Atas setiap Transek Penelitian Hutan Aek Nauli Kabupaten Simalungun C. Dengan ketinggian permukaan adalah 1627,55 mdpl. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.6 Tipe Hutan L.Transek Suhu Udara o Suhu Tanah C o Intensitas Cahaya C Lux meter pH Tanah Kelembapan Udara Ketinggian m dpl Hutan Sekunder Bawah Trans 1 Petak 1-9 22,11 18,33 498,89 6,79 90,44 1340,56 Trans 2 Petak 1-7 22,43 18,14 551,43 6,74 90,86 1341 Trans 3 Petak 1-6 21,17 18,17 325 6,75 90,67 1380,67 Trans 4 Petak 1-4 21,75 18 402,5 6,72 91,5 1392 Jumlah 87,46 72,64 1777,82 27,01 363,47 5454,23 Rata 21,87 18,16 444,46 6,75 90,87 1363,56 Hutan Sekunder Atas Trans 1 Petak 10 21 19 320 6,9 90 1502 Trans 2 Petak 8-10 22,33 18,67 316,67 6,87 90 1597,67 Trans 3 Petak 7-10 22,5 18,25 545 6,85 90,25 1602,25 Tran 4 Petak 5-10 21,33 18,67 328,33 6,82 90,67 1631 Jumlah 87,16 74,59 1510 27,44 360,92 6332,92 Rata 21,79 18,65 377,5 6,86 90,23 1583,23 Hutan Primer Atas Trans 1 Petak 1-10 21,5 17,6 415 6,76 91 1615,5 Trans 2 Petak 1-10 21,4 17,7 409 6,77 91 1639,6 Total 42,9 35,3 450,5 13,53 182 3255,1 Rata-rata 21,45 17,65 225,25 6,77 91 1627,55 Perbedaan Kondisi fisik pada tiap daerah penelitian, hutan sekuder bawah, hutan sekunder atas dan hutan primer atas dikawasan hutan Aek Nauli Kabupaten Simalungun, yang menyebabkan terjadinya perbedaan jenis tumbuhan ditemukan didaerah penelitian dan merupakan faktor pendukung dalam pertumbuhan tumbuhan.

IV.6. Karbon Tersimpan