BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1. Kekayaan Jenis Pohon
Berdasarkan analisis vegetasi hasil penelitian yang dilakukan di Hutan Aek Nauli Kabupaten Simalungun, ditemukan tingkat pertumbuhan pohon dan tiang, pada
hutan sekunder bawah sebanyak 63 jenis, termasuk dalam 26 famili, sedangkan pada hutan sekunder atas pada tingkat pertumbuhan pohon dan tiang, ditemukan 46 jenis,
termasuk dalam 22 famili. Pada hutan primer pada tingkat pertumbuhan pohon dan tiang, ditemukan 28 jenis, termasuk dalam 13 famili. Jumlah jenis dan famili pada
hutan Sekunder Bawah, Sekunder Atas dan hutan Primer Atas, pada hutan Aek Nauli Kabupaten Simalungun semakin kecil, hal ini dikarenakan kemampuan tumbuh pada
tiap tumbuhan berbeda-beda. Daftar perbandingan jenis tegakan pada hutan sekunder bawah, hutan sekunder atas dan hutan primer di hutan Aek Nauli Kabupaten
Simalungun dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1 Perbandingan tegakan hutan sekunder bawah, sekunder atas dan primer yang ditemukan dikawasan hutan Aek Nauli Kabupaten
Simalungun .
No Tipe Hutan Pohon
Tiang
Tkt Pertumbuhan Jumlah
Jenis Jumlah
Famili Jumlah
Jenis Jumlah
Famili Pohon
Tiang
1. Hutan Sekunder Bawah
32 16
58 27
186 1493
2. Hutan Sekunder Atas
24 14
43 22
51 435
3. Hutan Primer Atas
16 10
21 9
91 415
Dari Tabel 4.1 diketahui pada hutan sekunder bawah yang dilakukan tercatat 32 jenis tingkat pohon yang termasuk ke dalam 16 famili dan 58 jenis tingkat tiang
yang termasuk ke dalam 27 famili. Pada hutan sekunder atas tercatat 24 jenis tingkat
22
Universitas Sumatera Utara
pohon yang termasuk ke dalam 14 famili dan 43 jenis tingkat tiang yang termasuk kedalam 22 famili. Sementara hutan primer tercatat 16 jenis tingkat pohon yang
termasuk kedalam 10 famili dan 21 jenis tingkat tiang yang termasuk kedalam 9 famili. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada lampiran B.
Tabel 4.1 dapat disimpulkan bahwa pada hutan sekunder bawah jenis dan familinya lebih banyak dibandingkan dengan sekunder atas dan lebih banyak jenis
dan familii dibandingkan dengan hutan primer. Hal ini disebabkan intensitas cahaya yang berbeda, antara hutan sekunder bawah dan hutan sekunder atas serta hutan
primer atas. Polunin 1997, menyatakan bahwa data yang sebanding bagi kekayaan spesies di hutan primer maupun sekunder praktis tidak ada, namun tampak bahwa
pada umumnya jumlah spesies pohon di hutan sekunder meningkat dengan bertambahnya umur. Lebih lanjut Polunin 1997, Kekayaan spesies yang agak
kurang sering dikaitkan dengan kecendrungan spesies tunggal; jumlah spesies-total yang rendah dan dominasi spesies tunggal tampak pada umumnya berkaitan dengan
kandisi tanah niroptimum. Lebih tingginya jumlah jenis pada tingkat tiang dari pada pohon adalah
disebabkan laju pertumbuhan pada jenis tiang lebih tinggi dati pada pohon, dan biasanya pada pohon akan terjadi persaingan yang kuat, dan tidak memiliki toleran
yang tinggi akan mati. Pada hutan sekunder jenis pohon dan tiang lebih tinggi dari pada hutan sekunder atas dikarenakan kemampuan toleran tumbuhan untuk hidup
pada daerah tinggi akan semakin kecil. Pada hutan pegunungan atas sekunder jenis pohon dan tiang juga lebih tinggi dari pada hutan pegunungan atas primer, hal ini di
akibatkan Penutupan tajuk yang lebih baik pada hutan primer, sehingga jenis tumbuhan yang tumbuh akan semakin sedikit.
Data dari pihak ke hutanan Aek Nauli, yaitu 86 jenis yang termasuk dalam 42 famili, mencakup untuk semua tingkatan. Lebih rendahnya jenis hasil penelitian
untuk seluruh hutan pada hutan Aek Nauli di karenakan penelitian hannya pada tingkat pohon dan tiang, akibat kompetisi sehingga ada spesies yang kalah dan
musnah, atau karena lokasi penelitian dekat pemukiman penduduk, maka diambil 23
Universitas Sumatera Utara
oleh penduduk untuk kayu bakar, sebagai obat, serta penopang tanaman menjalar seperti timun.
IV.2. Dominansi Jenis Tegakan