5. Jenis Ciptaan Yang Dilindungi
Undang-Undang Hak Cipta Tahun 2002 telah merinci dua belas kelompok ciptaan sesuai dengan jenis dan sifat ciptaan. Pada dasarnya yang dilindungi Undang-
Undang Hak Cipta Tahun 2002 adalah pencipta yang atas inspirasinya menghasilkan setiap karya dalam bentuk yang khas dan menunjukkan keasliannya di bidang ilmu
pengetahuan, seni dan sastra. Perlu ada keahlian pencipta untuk dapat melakukan karya cipta yang melindungi hak cipta. Ciptaan yang lahir harus mempunyai bentuk
yang khas dan menunjukkan keaslian sebagai ciptaan seseorang atas dasar kemampuan dan kreativitasnya yang bersifat pribadi. Dengan perkataan lain ciptaan
harus mempunyai unsur refleksi pribadi alter-ego pencipta. Tanpa adanya pencipta dengan alter-ego pencipta. Tanpa adanya pencipta dengan alter ego nya tidak akan
lahir suatu ciptaan yang dilindungi hak cipta.
76
Dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta dikatakan bahwa yang dilindungi di antaranya adalah ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan,
dan seni dengan cara atau bentuk pengungkapan apapun. Di samping karya asli dari pencipta pertama dilindungi juga karya-karya turunan salinan seperti terjemahan,
saduran, aransemen musik, karya fotografis juga diberikan kepada para pencipta atau pemegang hak para pencipta memperoleh perlindungan yang sama seperti diperoleh
dalam negara sendiri atau perlindungan yang diberikan oleh konvensi ini, artinya para pencipta merupakan warga negara dari salah satu negara yang terikat pada konvensi
memperoleh perlindungan di negara-negara yang tergantung dalam konvensi ini,
76
Eddy Damian, Hukum Hak Cipta, Cetakan Ke 3, PT.Alumni, Bandung.2005.Hal.131
Universitas Sumatera Utara
artinya para pencipta merupakan warga negara dari salah satu negara yang terikat pada konvensi memperoleh perlindungan di negara-negara yang tergantung dalam
konvensi ini. Untuk mengetahui ciptaan-ciptaan apa saja di bidang ilmu pengetahuan, seni
atau sastra yang dilindungi hak cipta, Pasal 13 ini perlu dihubungkan dengan ketentuan Pasal 12 1 yang menetapkan ciptaan-ciptaan yang dilindungi adalah
ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni atau sastra yang mencakup:
77
a. Buku, Program Komputer, pamflet, perwajahan lay out karya tulis
yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lain; b.
Ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan lain yang sejenis dengan itu; c.
Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan;
d. Lagu atau musik dengan atau tanpa teks;
e. Drama atau drama musikal, tari, koreografi, pewayangan dan pantonim;
f. Seni rupa dengan segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni
kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase dan seni terapan; g.
Arsitektur; h.
Peta; i.
Seni batik; j.
Fotografi; k.
Sinematografi; l.
Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, database, dan karya lain dari hasil pengalih wujudan.
Jika diperhatikan rincian yang diberikan menurut huruf a hingga k ini dapat dikualifikasikan sebagai ciptaan asli, sedangkan ciptaan pada huruf 1 merupakan
pengolahan selanjutnya dari ciptaan-ciptaan asli. Undang-Undang Hak Cipta menyebutkan lagu atau musik berarti sebagai
karya yang bersifat utuh, sekalipun terdiri atas unsur lagu atau melodi, syair dan lirik
77
Ibid.hal 133
Universitas Sumatera Utara
dan aransemennya termasuk notasi yang dimaksud dengan utuh adalah bahwa lagu atau musik tersebut merupakan suatu kesatuan karya cipta.
Mengenai jangka waktu perlindungan hukum hak cipta labu atau musik berdasarkan sejarah perkembagannya di Indonesia dipengaruhi oleh kemajuan ilmu
pengetahuan science dan teknologi. Namun, landasan berpijaknya tetap dipengaruhi oleh landasan filsofis dan budaya hukum suatu negara. Demikian halnya jika dilihat
dalam Austeurswet 1912 hak cipta hanya dibatasi jangka waktunya sampai 50 tahun, tetapi dalam Undang-Undang Hak Cipta Tahun 1982 dibatasi hanya 25 tahun.
Kemudian dalam Undang-Undang Hak Cipta Nomor 7 Tahun 1987 dan Undang- Undang Hak Cipta Nomor 12 Tahun 1997 kembali dimajukan menjadi selama hidup
pencipta dan 50 tahun mengikuti ketentuan Berne Convention Tahun 1967 yang kita ketahui di adopsi oleh Auteurswet 1912. Perubahan-perubahan dalam ketentuan
tersebut membuktikan begitu kuatnya pengaruh budaya asing ke dalam budaya hukum Indonesia. Ketika Undang-Undang Hak Cipta 1982 dilahirkan banyak alasan
yang dikemukakan sepanjang menyangkut filosofi fungsi sosial hak milik, dan disepakatilah jangka waktu hak cipta selam hidup si pencipta di tambah dengan 25
tahun setelah meninggalnya si pencipta. Dalam Undang-Undang Hak Cipta Indonesia yang terakhir jangka waktu perlindungan hukum hak cipta ditetapkan 50 tahun.
78
Dengan jangka waktu relatif yang panjang itu, keseimbangan antara kepentingan individu dengan masyarakat yang dikenal dengan konsepsi hak milik
berfungsi sosial dapat lebih terwujud.
78
Husein Audah, Hak Cipta dan Karya Cipta,Citera Antar Nusa.Bogor,2003.hal.23
Universitas Sumatera Utara
Ada kesan dengan masa 50 tahun semasa hidup ditambah 50 tahun pemilikan hak cipta, Undang-Undang Hak Cipta Indonesia nampaknya ingin
menonjolkan hak individu. Tetapi jauh dari anggapan itu semua, di samping menyesuaikan diri dengan Konvensi Internasional, lebih dari itu adalah untuk
memberikan penghargaan yang maksimal kepada pencipta dan ahli warisnya. Dengan demikian diharapkan aktivitas dan kreativitas para pencipta dapat tumbuh dan
berkembang di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
6. Hak Khusus exclusive right dan Hak Terkait neighboring right