Ada kesan dengan masa 50 tahun semasa hidup ditambah 50 tahun pemilikan hak cipta, Undang-Undang Hak Cipta Indonesia nampaknya ingin
menonjolkan hak individu. Tetapi jauh dari anggapan itu semua, di samping menyesuaikan diri dengan Konvensi Internasional, lebih dari itu adalah untuk
memberikan penghargaan yang maksimal kepada pencipta dan ahli warisnya. Dengan demikian diharapkan aktivitas dan kreativitas para pencipta dapat tumbuh dan
berkembang di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
6. Hak Khusus exclusive right dan Hak Terkait neighboring right
Sebagai Hak Khusus Eksklusive Rights, Hak Cipta mengandung 2 dua esensi hak, yaitu Hak Ekonomi Economic Rights dan Hak Moral Moral Rights.
Hak ekonomi adalah hak untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas ciptaan serta produk hak terkait, oleh karena hak cipta itu dapat menghasilkan berupa uang dari
royalti yang di terima, maka penghasilan yang halal di peroleh dari profesi sebagai hak cipta atas karya tulisnya, karya pelaku aktor, penyanyi, pemusik, penari, sastra,
dan karya seni lainnya wajib mengeluarkan zakatnya zakat profesi apabila telah mencapai nishab. Kandungan hak ekonomi meliputi hak untuk mengumumkan dan
memperbanyak ciptaan tersebut.
79
79
Abdul Kadir Muhammad, Hukum Harta Kekayaan.Pt Citra Aditya, Bandung.2005.hal.24
Universitas Sumatera Utara
Jenis Hak Ekonomi pada Hak Cipta adalah seperti berikut :
80
1. Hak Perbanyak penggandaan, yaitu penambahan jumlah ciptaan dengan
pembuatan yang sama, hampir sama, atau menyerupai ciptaan tersebut dengan menggunakan bahan-bahan yang sama maupun tidak sama,
termasuk pengalihwujudan ciptaan.
2. Hak adaptasi penyesuaian, yaitu penyesuaian diri satu bentuk ke bentuk
lain, seperti penerjemahan dari satu bahasa ke bahasa yang lain, novel dijadikan sinetron, patung dijadikan lukisan, drama pertunjukkan
dijadikan radio.
3. Hak pengumuman penyiaran, yaitu pembacaan, penyuaraan, penyiaran,
atau penyebaran ciptaan, dengan menggunakan alat apapun dan dengan cara sedemikian rupa, sehingga ciptaan dapat di baca, di dengar, di lihat,
di jual atau di sewa oleh orang lain.
4. Hak pertunjukkan penampilan, yaitu mempertontonkan,
mempertunjukkan, mempergelarkan, memamerkan ciptaan di bidang seni oleh musisi, seniman, peragawati.
Sedangkan hak moral adalah hak yang melekat pada diri pencipta atau pelaku yang tidak dapat dihilangkan atau di hapus tanpa alasan apapun, walaupun hak
cipta atau hak terkait telah dialihkan. Yang dimaksud hak ini adalah hak cipta untuk mengklaim sebagai pencipta untuk mengajukan keberatan terhadap setian perbuatan
yang bermaksud mengubah, mengurangi, atau menambah keaslian ciptaannya, yang dapat meragukan kehormatan dan reputasi pencipta. Oleh karena itu hak moral
bersifat pribadi dan kekal. Sifat pribadi menunjukkan ciri khas yang berkenaan dengan nama baik, kemampuan, dan itegritas yang hanya dimiliki oleh Pencipta atau
Penemu. Kekal artinya melekat pada Pencipta atau Penemu selama hidup bahkan setelah meninggal dunia.
81
80
Ibid
81
Muhammad Djumhara,Hak Milik Intelektual Sejarah,Teori, dan Prakteknya di Indonesia.PT.Citra Aditya, Bandung.2007.Hal.63.
Universitas Sumatera Utara
Termasuk dalam hak moral adalah hak-hak yang berikut ini :
82
1. Hak untuk menuntut kepada pemegang hak cipta supaya nama Pencipta
atau Penemu tetap dicantumkan pada ciptaan atau penemuannya. 2.
Hak untuk tidak melakukan perubahan pada ciptaan atau penemuan tanpa persetujuan Pencipta, Penemu, atau ahli warisnya.
3. Hak Pencipta atau Penemu untuk mengadakan perubahan pada ciptaan
atau penemuan sesuai dengan tuntutan perkembangan dan kepatutan dalam masyarakat.
Hak Moral berasal dari sistem hukum kontinental yaitu dari Prancis. Menurut konsep hukum kontinentalm Hak Pengarang author right terdiri dari Hak
Ekonomi untuk mendapatkan keuntungan yang bernilai uang dan Hak Moral yang menyangkut perlindungan atas reputasi Pencipta.
83
Sedangkan menurut Komen dan Verkade, Hak Moral yang dimiliki Pencipta Meliputi :
84
1. Larangan mengadakan perubahan dalam ciptaan.
2. Larangan mengubah judul.
3. Larangan mengubah penentuan pencipta.
4. Hak untuk mengadakan perubahan.
Kandungan hak moral meliputi hak untuk menuntut agar nama pencipta tetap dicantumkan dalam ciptaannya, hak untuk melarang perubahan suatu ciptaan
tersebut.
85
82
Ibid.hal 65
83
Paul Goldstein, HakCipta : Dahulu, Kini, dan Esok, yayasan Obor, Jakarta, 1997.hal.87
84
Ibid.hal.101
Universitas Sumatera Utara
Dalam masyarakat, bentuk pelanggaran Hak Moral yang dapat diamati sering terjadi terutama pada karya pertunjukan, misalnya lagu, tarian, drama. Orang
seenaknya saja membawakan atau mempertunjukkan ciptaan itu pada pesta ulang tahun, pesta taman, pertunjukkan karaoke, tanpa menyebutkan nama penciptanya.
Pencipta atau ahli waris dapat menuntut pelanggaran semacam itu. Akan tetapi penuntut jarang atau tidak dilakukan di Indonesia karena segi penegakan hukum
belum mapan. Apalagi ada anggapan, karya cipta itu dipertunjukkan oleh orang lain sudah cukup sebagai amal
86
. Hak-hak moral adalah hak-hak pribadi pencipta atau pengarang untuk dapat
mencegah perubahan atas karyanya dan untuk tetap disebut sebagai pencipta karya tersebut. Hak-hak ini menggambarkan hidupnya hubungan berkelanjutan dari si
pencipta dengan karyanya walaupun kontrol ekonomi atas karya tersebut hilang karena telah diserahkan sepenuhnya kepada pemegang hak cipta atau lewat jangka
waktu perlindungannya seperti diatur dalam Undang-Undang Hak Cipta yang berlaku.
87
Pelanggaran hak cipta dalam bentuk pembajakan lagu atau musik erat kaitannya dengan Produser Rekaman Suara. Dimana berdasarkan pasal 1 ayat 11
menyatakan bahwa Produser Rekaman Suara adalah : Orang atau badan hukum yang pertama kali merekam dan memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan perekaman
85
Insan Budi Mulana, Kapita Selekta Hak Kekayaan Intelektual I, Cahaya Citra, Yogyakarta, 2004.hal.88
86
Ibid, hal.90
87
M.Ramli, Ahmad Fathurrahman.P., Film Independent Dalam Perspektif Hukum Hak Cipta dan Hak Perfileman Indonesia, Ghalia Indonesia, Bandung.2005, hal.45
Universitas Sumatera Utara
suara atau perekaman bunyi, baik perekaman dari suatu pertunjukkan maupun perekaman suara atau perekaman bunyi lainnya.
88
Para produser rekaman suara sudah barang tentu bekerja sesuai dengan teknik-teknik perekaman suara. Peralatan untuk itu disediakan dengan sebaik-
baiknya, sebab kualitas hasil rekaman sangat ditentukan oleh ketersediaan fasilitas. Studio rekaman harus dilengkapi dengan peralatan teknologi tinggi guna
menampilkan suara rekaman terbaik. Sudah barang tentu produser akan memperhitungkan biaya-biaya itu yang secara ekonomis diupayakan dapat kembali
dari hasil penjualan karya rekaman suara tersebut dalam bentuk kaset, Compact Disc CD dan Video Compact Disc VCD.
89
Produser rekaman suara, pada umumnya mendapatkan hak untuk merekam suara dari para penyanyi atau musisi atau kedua-duanya. Hak itu dapat diperoleh atas
persetujuan pencipta atau orang yang menerima hak dari pencipta. Persetujuan itu dapat berupa lisensi. Kalau produser rekaman suaran mendapat izin untuk melakukan
kegiatan perekaman suara dan kepadanya di beri izin untuk memperbanyak, hal semacam itu dalam ketentuan hukum hak cipta dilindungi sebagai hak cipta. Produser
rekaman suara dalam hal ini kapasitasnya sebagai penerima hak dari pencipta.
90
88
http:www.asiamaya.comkonsultasi_hukumhakihak_cipta.htm diakses pada tanggal 06 Juni 2008
89
http:mellowtone.multiply.comjournalitem156 diakses pada tangal 06 Juni 2008
90
http:mellowtone.multiply.comjournalitem156 diakses pada tangal 06 Juni 2008
Universitas Sumatera Utara
Produser rekaman tidak hanya mendapat keuntungan dari penjualan kaset, CD maupun VCD tersebut, tetapi ia berhak juga atas royalti manakala kaset, CD dan
VCD itu dikumandangkan di hotel-hotel, restauran, bar, bandara, pesawat terbang, kapal laut dan tempat-tempat lain yang menyediakan sarana hiburan yang bersifat
komersil.
91
Hak lain yang melekat pada sang produser rekaman suara adalah Hak Terkait neighboring rights yaitu hak yang berkaitan dengan hak cipta. Pemilik atas
hak terkait tersebut meliputi Pelaku yang menghasilkan karya pertunjukan, produser rekaman suara yang menghasilkan karya rekaman suara, dan lembaga penyiaran yang
menghasilkan karya siaran. Dalam Pasal 49 Undang-Undang Hak Cipta secara rinci diuraikan tentang
ruang lingkup atau cakupan neighboring rights, yang meliputi :
92
1. Pelaku memiliki hak eksklusif untuk memberi izin atau melarang orang
lain yang tanpa persetujuannya membuat, memperbanyak atau menyiarkan rekaman suara dan atau gambar dari pertunjukannya.
2. Produser rekaman suara memiliki hak eksklusif untuk memberi izin atau
melarang orang lain yang tanpa persetujuannya memperbanyak dan atau menyewakan karya rekaman suara atau rekaman bunyi.
3. Lembaga penyiaran memiliki hak eksklusif untuk memberi izin atau
melarang orang lain yang tanpa persetujuannya membuat, memperbanyak dan atau menyiarkan ulang karya siarannya melalui
transmisi dengan atau tanpa kabel, atau melalui sistem elektromagnetik lain.
91
Ibid
92
http:www.unila.ac.id~fthkiuuhak_cipta_penjelasan.doc diakses pada tanggal 2 Agusrus 2008
Universitas Sumatera Utara
Dari keterangan diatas dapat disimpulkan neighboring rights meliputi :
93
1. Hak artis pertunjukan terhadap penampilannya.
2. Hak produser rekaman terhadap rekaman yang dihasilkan.
3. Hak lembaga penyiarang terhadap karya siarannya.
Untuk jangka waktu perlindungan neighboring rights yaitu : 1.
Pelaku, jangka waktu perlindungannya berlaku selama 50 tahun sejak karya tersebut dipertunjukan.
2. Produser Rekaman Suara, jangka waktu perlindungannya berlaku selama
50 tahun sejak karya tersebut selesai di rekam. 3.
Lembaga Penyiaran, jangka waktu perlindungannya berlaku selama 20 tahun sejak karya tersebut selesai di rekam.
Setelah di jelaskan mengenai hak-hak yang dimiliki oleh seorang produser rekaman suara maka dapat dilihat tanpa keterlibatan produser, lagu atau musik tidak
dapat diperkenalkan kepada publik. Sama halnya dengan karya buku dan hasil penelitian ilmiah lainnya, tanpa penerbit buku tersebut tak dapat dipasarkan.
Begitulah besarnya peran produser dalam karya rekama Pelanggaran hak cipta dalam bentuk pembajakan lagu atau musik erat kaitannya dengan Produser Rekaman Suara.
Dimana berdasarkan pasal 1 ayat 11 menyatakan bahwa Produser Rekaman Suara adalah : Orang atau badan hukum yang pertama kali merekam dan memiliki tanggung
jawab untuk melaksanakan perekaman suara atau perekaman bunyi, baik perekaman dari suatu pertunjukkan maupun perekaman suara atau perekaman bunyi lainnya.
Produser rekaman sepenuhnya memiliki hak atas rekaman suara sound recording right tanpa mempengaruhi perlindungan hak cipta atas lagu di maksud
yang menjadi milik pencipta. Sebuah master rekaman akan digandakan dan didistribusikan oleh para distributor melalui berbagai keagenan yang tersebar hampir
93
Ibid
Universitas Sumatera Utara
di setiap propinsi untuk selanjutnya disalurkan melalui toko-toko kaset agar sampai ke tangan konsumen.
7. Prosedur Pendaftaran Hak Cipta