Fungsi Dan Sifat Hak Cipta

pencipta atau lain yang menerima lebih lanjut hak tersebut dari Pencipta atau Pemegang Hak Cipta yang bersangkutan.

4. Fungsi Dan Sifat Hak Cipta

Pasal 2 Undang-Undang Hak Cipta Nomor 19 Tahun 2002 secara tegas menyatakan dalam mengumumkan atau memperbanyak ciptaan, itu harus memperhatikan pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pembatasan di maksud sudah tentu bertujuan agar dalam setiap menggunakan atau memfungsikan hak cipta harus sesuai dengan tujuannya. Sebenarnya yang dikehendaki dalam pembatasan terhadap hak cipta ini adalah agar setiap orang atau badan hukum tidak menggunakan haknya secara sewenang-wenang. Setiap penggunaan hak harus diperhatikan terlebih dahulu apakah hal tersebut tidak bertentangan atau tidak merugikan kepentingan umum. Walaupun sebenarnya Pasal 2 Undang-Undang Hak Cipta Nomor 19 Tahun 2002 ini menyatakan hak cipta itu adalah hak eksklusif, yang memberi arti bahwa selain pencipta orang lain tidak berhak atasnya kecuali atas izin pencipta. Hak itu timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan. Hak Cipta di anggap sebagai benda immateril. Yang dimaksud dengan hak milik immateril adalah suatu hak milik yang objek haknya adalah benda tidak berwujud bertubuh. Rumusan ini menyebutkan bahwa setiap benda yang tidak dapat Universitas Sumatera Utara di lihat atau di raba dan dapat dijadikan objek hak milik adalah merupakan hak milik immateril. 66 Pasal 499 KUHP Perdata menyatakan bahwa : “Tiap-tiap barang dan tiap- tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milik”. Dengan demikian, pengertian benda di sini dibatasi pada segala sesuatu yang dimiliki oleh subjek hukum, baik itu berupa barang maupun hak, asalkan dapat dikuasai oleh subjek hukum. Pengertian benda yang demikian merupakan pengertian yang luas. Sedangkan dalam pengertian sempit, benda itu terbatas pada barang-barang yang berwujud atau bertubuh saja. Dalam hukum perdata barat, ternyata benda tidak terbatas hanya pada benda-benda yang tidak berwujud berupa hak-hak atas benda yang berwujud sebagai bagian dari harta kekayaan seseorang. 67 Rumusan tersebut menempatkan Hak Cipta sebagai hak yang merupakan bagian dari benda. Hak Cipta menurut rumusan ini dapat dijadikan obyek hak milik, oleh karena itu Hak Cipta memenuhi kriteria pasal 499 KUHP Perdata. Si Pemegang Hak Cipta dapat menguasai Hak Cipta sebagai Hak Milik. 68 Mahadi mengatakan bahwa : Hak Milik immateril termasuk ke dalam hak- hak yang disebut dalam Pasal 499 KUHP Perdata. Oleh sebab itu hak milik immateril itu sendiri dapat menjadi obyek dari suatu benda. 69 66 Wirjojo Prodjodikoro, Hukum Perdata tentang Hak Atas Benda. PT.Internusa ,Jakarta. 1982. hal.58 67 Rachmadi Usman, Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual, Perlindungan dan Dimensi Hukumnya di Indonesia, PT. Alumni, Bandung, 2003.hal 58 68 Ibid 69 Mahadi, Hak milik Immateriil, BPHN, Jakarta, 1985. hal.5 Universitas Sumatera Utara Hak Cipta sebagai hak milik immateril mempunyai fungsi dan sifat tertentu. Yang dimaksud dengan fungsi tertentu, adalah bahwa hak cipta mempunyai fungsi sosial. Suatu ciptaan menjalankan fungsi sosial melalui penyebaran dalam masyarakat, dan selam masyarakat masih memerlukannya, selama itu pula hak cipta menjalankan fungsi sosialnya. 70 Suatu ciptaan memiliki fungsi sosial, selain melalui mekanisme pembatasan dan pemberian kesempatan kepada masyarakat, juga dengan mekanisme tentang kewajiban untuk mewujudkan ciptaan, atau memberikan lisensi kepada pihak lain. Mekanisme ini dikenal sebagai compulsory licensing yaitu sekiranya negara memandang perlu, atau menilai bahwa suatu ciptaan sangat penting artinya bagi kehidupan masyarakat, negara dapat mewajibkan pemegang hak cipta bersangkutan untuk menterjemahkan atau memperbanyaknya 71 . Negara dapat mewajibkan pemegang hak cipta untuk memberi izin atau lisensi kepada pihak lainnya untuk menterjemahkan atau memperbanyaknya dengan imbalan yang wajar. Dengan titik tolak pemikiran ini, maka perwujudan fungsi sosial tidak semata-mata bersifat formal, tetapi dapat lebih operasional dan substantif. Sedangkan mengenai sifat tersebut, Pasal 3 ayat 1 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta memberikan jawaban bahwa “Hak Cipta dianggap sebagai benda bergerak”. 72 70 www.khasanah.blog.comhaki.php diakses pada tanggal 27 Agustus 2008 71 ibid 72 Sapto Rahardi, Kejahtaan Kerah Putih Terrhadap HaKI,Alumni Bandung, 2007. hal 35 Universitas Sumatera Utara Kemudian dalam ayat 2 disebutkan bahwa “Hak Cipta dapat beralih dan dialihkan baik seluruhnya maupun sebagian karena pewarisan, hibah, wasiat, perjanjian tertulis, atau sebab-sebab lainnya yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan”. Perjanjian harus dilakukan secara tertulis baik dengan akta atau tanpa akta dengan ketentuan perjanjian harus mengenai wewenang yang ada dalam perjanjian tertulis tersebut. 73 Ketentuan Pasal 3 ayat 1 didalam penjelesannya dinyatakan jelas, akan tetapi Rachmadi Usman mengatakan seolah-olah pembentuk undang-undang meragukan sifat dari hak cipta ini sehingga menggunakan perkataan di anggap, yang berarti ada kemungkinan hak cipta masuk dalam kualifikasi benda yang tidak bergerak tetap. Pembedaan atas benda bergerak dan tidak bergerak membawa konsekuesi hukum tertentu yang berhubungan dengan penguasaan bezit, penyerahan levering, pembebanan bezwaring, dan kadaluarsa verjaring, sehingga perlu untuk dibedakan, baik karena berdasarkan undang-undang maupun sifatnya. 74 Hak Cipta tidak dapat dilakukan dengan penyerahan nyata karena ia mempunyai sifat yang manunggal dengan penciptanya Pasal 4 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002. Sifat Manunggal itu pula yang menyebabkan hak pencipta harus pula ikut beralih ke tangan kreditur. 75 73 ibid 74 ibid 75 Ibid Universitas Sumatera Utara

5. Jenis Ciptaan Yang Dilindungi

Dokumen yang terkait

Perlindungan Hak Konsumen atas Pengguna Jasa Penerbangan Dalam Hal Kenaikan Harga Tiket yang Tinggi Ketika Musim Libur dan Keselamatan Penerbangan (Studi Pada PT. Garuda Indonesia Kantor Cabang Medan)

6 117 103

Reduksi Noise Dari Rekaman Suara Pernapasan Menggunakan Wavelet Transform Based Filter

3 89 86

Persepsi Anggota IJTI Mengenai Hak Cipta Pada Tayangan On The Spot (Studi Deskriptif Mengenai Persepsi Anggota Ikatan Jurnalistik Televisi Indonesia Wilayah Kota Medan Terhadap Persoalan Hak Cipta Pada Tayangan On The Spot di Trans7 )

0 36 89

Sertifikasi Lisensi Hak Cipta Musik Dan Lagu Radio Siaran Swasta Nasional Oleh Yayasan Karya Cipta Indonesia (Suatu Penelitian di Kota Medan)

1 48 144

Perlindungan Pemegang Hak Guna Bangunan Di Atas Hak Pengelolaan PT. Kereta Api Indonesia (PERSERO) (Studi Penelitian Di Kabupaten Aceh Utara)

0 73 119

Analisis Yuridis mengenai Perlindungan Hukum Pemegang Hak Cipta atas praktik Pembajakan Lagu dan Musik dengan Format Mp3 (Motion Picture Experts Layer III)

1 107 90

Tinjauan Hukum Perlindungan Hak Cipta Atas Motif Ulos Batak Toba (Penelitian Kerajinan Ulos Di Kabupaten Samosir)

2 62 118

Perlindungan Hukum Pemegang Hak Cipta Terhadap Pembajakan Hak Cipta Lagu Atau Musik

3 107 147

Perlindungan Hak Cipta Terhadap Hasil Karya Lagu atau Musik Menurut UU No 28 tahun 2014 Tentang Hak Cipta (Studi pada Beberapa Band di Kota Medan)

3 61 126

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMEGANG HAK CIPTA ATAS GAMBAR ARTWORK Mohammad Faturrahman Suarlan Datupalinge Adfiyanti Fadjar Abstrak - PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMEGANG HAK CIPTA ATAS GAMBAR ARTWORK

0 1 13