produser rekaman suara memperoleh hak tersebut atas persetujuan baik dari pencipta maupun musisi, dimana persetujuan tersebut dituangkan dalam suatu bentuk
perjanjian. pada umumnya dilakukan dengan dibawah-tangan. Hal yang paling membedakan antara perjanjian jual-beli hak cipta atas lagu dengan perlisensian
adalah dimana dalam lisensi produser rekaman suara hanya berhak atas hak-hak tertentu yang pada hak cipta tersebut.
100
Pasal 49 ayat 2 dijelaskan bahwa produser rekaman memiliki hak eksklusif untuk memberikan ijin atau melarang kepada pihak lain untuk memperbanyak,
mempertunjukan ataupun mempublikasikan suatau karya rekaman suara atau bunyi.
101
9. Jual Beli Hak Cipta Perlisensian
Hak ekonomi seperti halnya hak moral pada mulanya ada pada pencipta. Namun jika pencipta tidak akan mengeksploitasinya sendiri Pencipta dapat
mengalihkannya kepada pihak lain yang kemudian menjadi pemegang hak. Pengalihan hak eksploitasi ekonomi suatu ciptaan biasanya dilakukan berdasarkan
kesepakatan bersama yang dituangkan dalam suatu perjanjian. Ada 2 dua cara pengalihan hak ekonomi yaitu:
1. Pengalihan hak ekonomi hak eksploitasi dari pencipta kepada pemegang hak cipta dengan memberikan izin atau lisensi licence licentie berdasarkan suatu perjanjian
102
100
Ibid
101
Ibid
102
http:one.indoskripsi.comliteraturekonomihak-milik-intelektual diakses pada tanggal 12 Mei 2008
Universitas Sumatera Utara
yang mencantumkan hak-hak pemegang hak cipta dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan perbuatan tertentu dalam kerangka eksploitasi ciptaan yang tetap dimiliki
oleh pencipta. Untuk peralihan hak eksploitasi ini pencipta memperoleh suatu jumlah uang yang tertentu sebagi imbalannya.
2. Dengan cara assignment overdracht atau dengan penyerahan Yang diserahkan berdasarkan perjanjian oleh pencipta kepada pihak lain yang
ipta atau sebagian
Salah satu bentuk peralihan hak cipta baik secara keseluruhan ataupun sebahagian dari hak cipta tersebut adalah melelui seuatu perbuatan yang dituangkan
dalam s kemudian menjadi pemegang hak cipta adalah seluruh hak c
nyadari suatu ciptaan yang diatur dalam Undang-Undang Hak Cipta. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Pencipta menyerahkan seluruh hak ciptanya kepada
pemegang hak cipta dengan cara menjual seluruh hak ciptanya dengan cara penyerahan. Hak cipta yang dijual seluruh atau sebagiannya tidak dapat dijual untuk
kedua kalinya oleh penjual yang sama.
103
uatu perjanjian yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan. Perjanjian ini dapat berupa perjanjian jual-beli hak cipta, perlisensian, ataupun
pengalihan hak cipta atas dasar wasiat ataupun hibah. Namun dalam prakteknya,
103
pasal 26 ayat 2 UUHC 2002
Universitas Sumatera Utara
seorang produser rekaman suara mendapatkan hak atas suatu karya rekaman diperoleh melalui perjanjian jual-beli hak cipta dan perlisensian.
104
Seorang produser rekaman suara yang mendapatkan hak atas suatu lagu dan atau musik sebagai akibat dari jual-beli hak cipta dilakukan prosedur dimana
pemegang hak cipta melakukan perjanjian jual beli atas suatu karya ciptaannya dengan suatu kompensasi harga tertentu yang disepakati antara produser rekaman
suara dengan pencipta. Perjanjian jual-beli ini pada tertuang dalam suatu perjanjian jual-beli yang penyelanggaraannya baik itu dilakukan dalam perjanjian dibawah
tangan yang menggunakan bukti keabsahan berupa pembubuhan tanda tangan para pihak diatas materai, maupaun yang diselanggarakan secara notariil. Perbedaan
penyelanggaraan perjanjian jual-beli terkait dengan pengalihan hak cipta ini didasari nominal nilai transaksi tersebut dan tingkat kepercayaan antara para pihak. Dalam
kegiatan jual-beli hak cipta atas suatu lagu ini pada umumnya tidak melibatkan para musisi yang merupakan performer atas lagu atau musik tersebut. Hal ini dikarenakan
pada saat sekarang ini pencipta lagu pada umumnya tidak hanya menciptakan lirik tetapi juga aransement lagu tersebut, sehingga musisi sebagai performer tidak diikut
sertakan dalam perjanjian itu. Walaupun seorang musisi atau performer tersebut telah mempertunjukan karya cipta lagu tersebut untuk pertama kalinya. Jika kita melihat
kembali, bahwa Hak cipta yang bersifat deklaratif dimana seseorang yang mempertunjukan performer pada publik suatu karya cipta walaupun belum
104
w w w .dgip.go.id hak_cipt a diakses pada t anggal 16 April 2008
Universitas Sumatera Utara
didaftarkan karya tersebut, maka dengan sendirinya performer tersebut dinyatakan sebagi pencipta dan memiliki hak-hak sebagai pencipta layaknya jika ciptaan tersebut
telah didaftarkan. Permasalahan ini sering kali timbul dalam pelaksanaan perjanjian jual-beli hak cipta dimana performer turut menuntut kompensasi dari penjualan hak
cipta tersebut, namun permasalahan ini dapat dengan mudah diselesaikan apabila para pihak jeli melihat permasalahan yang timbul. Seorang performer mendapatkan hak
nya untuk mempertunjukan lagu tersebut atas ijin dan persetujuan sang pencipta, dengan persetujuan ini tidak dengan sendirinya hak cipta tersebut beralih kepada sang
performer, karena performer hanya diberikan hak dalam rangka pelaksanaan performing right dan hak cipta tetap berada dalam penguasaaan pencipta. Dengan
kesepakatan jual-beli hak cipta ini, maka dengan sendirinya hak-hak pencipta atas lagu tersebut beralih dari pencipta kepada produser rekaman suara. Dan produser
rekaman berhak atas hak-hak ekslusif mauapun hak-hak moral atas lagu tersebut.
105
Berkaitan dengan Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang No. 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta UU Hak Cipta, seorang pencipta lagu memiliki hak eksklusif
untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya ataupun memberikan ijin kepada pihak lain untuk melakukan hal tersebut. Itu berarti bahwa orang lain atau
pihak lain yang memiliki keinginan untuk menggunakan karya cipta lagu milik orang lain, maka ia harus terlebih dahulu meminta ijin dari si pencipta lagu atau orang
105
http:bengkelmusik.comforumshowthread.php?t=1085
diakses pada tanggal 14 April 2008
Universitas Sumatera Utara
yang memegang hak cipta atas lagu tersebut. Sehubungan dengan hak eksklusif yang dimiliki oleh pemegang hak cipta lagu sebagaimana dijelaskan diatas, maka
pemegang hak cipta dapat saja memberikan ijin kepada pihak lain untuk menggunakan lagu ciptaannya tersebut, pemberian ijin tersebut biasanya disebut
sebagai pemberian lisensi yang ketentuannya diatur dalam Pasal 45-47 UU Hak Cipta.
Perlisensian atau yang dikenal dengan Lisensi Wajib Non Voluntary License adalah izin yang diberikan oleh pemegang hak cipta atau pemegang hak terkait,
kepada lain untuk mengumumkan danatau memperbanyak ciptaannya atau produk hak terkaitnya dengan persyaratan tertentu.Dimana penerima lisensi memegang suatu
bentuk perjanjian yang berupa lisensi atas suatu lagu. Lisensi ini tidak jauh berbeda pelaksanaan dengan perjanjian jual-beli hak cipta atas lagu, yang diselanggarakan
baik secara dibawah tangan antara para pihak maupun dilakukan secara notaril. Namun dengan diberikannya lisensi kepada pihak lain tidak berarti bahwa pemegang
hak cipta melepaskan hak cipta yang ada padanya dan dialihkan kepada pihak penerima lisensi tersebut. Lisensi diumpamakan layaknya suatu kesepakatan kerja
sama antara pemegang hak cipta dengan pihak lain yang berkehendak memanfaatkan hak cipta tersebut. Dimana penerima lisensi tersebut dapat bertindak layaknya
pemegang hak cipta dengan batasan-batasan tertentu.
106
106
http:www.hukumhiburan.comidindex_sub.php?tab=artikeljudul=SEKILAS20TENT ANG20LISENSI20MUSIK2020UNTUK20PROGRAM20TELEVISItgl=2006-10-
10headerimage=cap08 diakses pada tanggal 10 April 2008
Universitas Sumatera Utara
Bersamaan dengan pemberian lisensi tersebut, biasanya diikuti oleh pembayaran royalti kepada pemegang hak cipta lagu tersebut. Royalti itu sendiri
dapat diartikan sebagai kompensasi bagi penggunaan sebuah ciptaan termasuk karya cipta lagu. Lisensi dalam hak cipta ini diatur dalam pasal 45 dan pasal 46 UU
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta. Dimana dalam pasal tersebut dijelaskan akibat dari lahirnya suatu lisensi
hak cipta adalah adanya royalty yang wajib dibayarkan kepada pemegang hak cipta oleh penerima lisensi yang berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak dengan
berpedoman kepada kesepakatan organisasi profesi.
107 108
Dari kedua pasal ini telah memberikan keleluasaan pemegang hak cipta dalam menggunakan haknya apakah dilakukan sendiri atau dengan menyerahkan kepada
107
Ibid
108
Pasal 45 UU Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta: 1. Pemegang Hak cipta berhak memberikan lisensi kepada pihak lain berdasarkan surat
perjanjian Lisensi untuk melaksanakan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2. Pasal 2 dalam UUHC 2002 yang dimaksud adalah berkaitan fungsi dan sifat hak cipta yaitu bahwa Hak cipta
merupakan Hak Ekslusif. 2. Kecuali diperjanjikan lain, lingkup Lisensi sebagimana dimaksud pada ayat 1 meliputi
semua perbuatan sebagimana dimaksud dalam Pasal 2 berlangsung selama jangka waktu lisensi diberikan dan berlaku untuk seluruh wilayah Negeri Republik Indonesia.
3. Kecuali diperjanjikan lain, pelaksanaan perbuatan sebagimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 disertai dengan kewajiban pemberian royalti kepada Pemegang Hak
Cipta oleh penerima Lisensi. 4. Jumlah royalti yang wajib dibayarkan kepada Pemegang Hak Cipta oleh penerima Lisensi
adalah berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak dengan berpedoman kepada kesepakatan organisasi profesi.
Pasal 46 UU Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta : Kecuali diperjanjikan lain, Pemegang hak Cipta tetap boleh melaksanakan sendiri atau
memberikan Lisensi kepada pihak ketiga untuk melaksanakan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2.
Universitas Sumatera Utara
pihak lain untuk mengumumkan karya ciptanya dalam hal ini lagu atau musik tanpa teks dengan dibuatnya dengan perjanjian lisensi yang berisikan hak dan kewajiban
masing-masing. Selanjutnya pasal 47 memberikan keabsahan dan kepastian hukum terhadap
penggunaan hak yang ada dalam sertifikat lisensi karena para pihak akan memperoleh perlindungan hukum.
109
Permasalahan timbul mana kala suatu lagu dipertunjukan baik dengan menggunakan performer ataupun melalui sarana perekaman mekanikal tanpa
persetujuan atau dilaksanakan oleh para pihak yang bukan ditunjuk atau menjalin kerja-sama dengan produser rekaman suara.
109
Pasal 47 : 1. Perjanjian Lisensi dilarang memuat ketentuan yang dapat menimbulkan akibat yang
merugikan perekonomian Indonesia atau memuat ketentuan yang mengakibatkan persaingan usaha tidak sehat sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Agar dapat mempunyai akibat hukum terhadap pihak ketiga, perjanjian Lisensi wajib dicatatkan di Direktorat Jendral.
3. Direktorat Jendral wajib menolak pencatatan perjanjian Lisensi yang memuat ketentuan sebagimana dimaksud pada ayat 1.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai pencatatan perjanjian Lisensi diatur dengan Keputusan Presiden.
Universitas Sumatera Utara
B. Syarat dan Prosedur Memperoleh Hak Untuk Mempertunjukan Lagu atau
Karya Rekaman Suara Yang Terdaftar Hak ciptanya.
110
1. Prosedur Untuk Memperoleh Hak Memepertunjukan