28 Profitabilitas
ROI Y
No Nama Peneliti dan
Tahun Judul
Penelitian Variabel yang
digunakan Hasil
Penelitian 6.
Clairene E. E. Santoso,
2013. Perputaran
Modal Kerja dan Perputaran
Piutang Pengaruhnya
Terhadap Profitabilitas
Pada PT. Pegadaian
PERSERO. Variabel
Independen: Perputaran Modal
Kerja, Perputaran Piutang.
Variabel Dependen: Net Profit Margin
. Bahwa secara
simultan perputaran
modal kerja dan perputaran
piutang berpengaruh
signifikan terhadap net
profit margin
.
Sumber: dari berbagai penelitian yang diolah oleh penulis, 2014
2.3 Kerangka Konseptual
Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan pustaka dan hasil penelitian terdahulu, maka kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Manajemen Modal Kerja
:
CR X
1
RTO X
2
ITO X
3
DER X
5
WCTO X
4
29 Dalam kerangka konseptual pada Gambar 2.1 tersebut terdiri dari atas
variabel bebas variabel independent yaitu manajemen modal kerja sebagai X tipe variabel yang mempengaruhi dan variabel terikat variabel dependent yaitu
profitabilitas sebagai Y tipe variabel yang dipengaruhi. Kerangka konseptual merupakan suatu model yang menerangkan
hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam masalah tertentu seperti yang terlihat pada Gambar 2.1 dapat dijelaskan dalam
uraian berikut: 1. Rasio Kas menunjukkan kemampuan kas dalam menghasilkan
pendapatan sehingga dapat dilihat berapa kali uang kas berputar dalam satu periode tertentu. Semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh
perusahaan maka semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Ini berarti bahwa perusahaan mempunyai risiko yang lebih kecil untuk tidak dapat
memenuhi kewajiban finansialnya. Namun bukan berarti perusahaan harus mempertahankan jumlah persediaan kas yang sangat besar,
karena semakin besar kas akan mengakibatkan banyak uang yang menganggur sehingga akan memperkecil profitabilitas. Hal ini
didukung penelitian yang dilakukan oleh Satriya dan Putu 2014 yang menunjukkan bahwa perputaran kas berpengaruh positif terhadap
profitabilitas perusahaan. 2. Piutang juga merupakan aktiva lancar yang paling likuid setelah kas.
Bagi sebagian perusahaan, piutang merupakan pos yang penting karena merupakan bagian aktiva lancar perusahaan yang jumlahnya cukup
30 besar. Keadaan perputaran piutang yang tinggi menunjukkan bahwa
semakin efisien dan efektif perusahaan mengelola piutang, hal ini berarti profitabilitas perusahaan dapat dipertahankan. Tingkat
perputaran piutang dapat menggambarkan tingkat efektifitas suatu perusahaan. Semakin cepat tingkat perputaran piutang, maka modal
kerja yang ditanamkan dalam piutang juga semakin efektif. Periode perputaran atau periode terikatnya modal dalam piutang adalah
tergantung kepada syarat pembayarannya. Makin lunak atau makin lama syarat pembayaranya, berarti makin lama modal terikat pada
piutang, yang berarti bahwa tingkat perputarannya selama periode tertentu adalah makin rendah. Hal ini didukung penelitian yang
dilakukan oleh Santoso 2013 yang menunjukkan bahwa periode piutang berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan.
3. Untuk mengukur efisiensi persediaan maka perlu diketahui perputaran persediaan inventory turnover, semakin tinggi tingkat perputaran
persediaan akan memperkecil risiko terhadap kerugian yang disebabkan karena penurunan harga atau karena perubahan selera konsumen, di
samping itu akan menghemat ongkos penyimpanan dan pemeliharaan terhadap persediaan tersebut. Persediaan yang besar dalam perusahaan
dapat menyebabkan biaya penyimpanan persediaan, misalnya uang yang terikat dalam persediaan tidak dapat menghasilkan laba,
penyimpanan dan asuransi yang harus dibayar, dan mungkin ada resiko kehilangan atau keusangan. Karena itu, tugas penting manajer keuangan
31 adalah menyeimbangkan biaya dan manfaat dari aset lancar, yaitu
menemukan tingkat aset lancar yang meminimalkan jumlah biaya yang melekat caryying cost dan biaya kelangkaan shortage cost. Semakin
tinggi perputaran persediaan maka semakin besar pula keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan. Hal ini didukung dengan penelitian yang
dilakukan oleh Iqbal et al 2014, Satriya dan Putu 2014 bahwa perputaran persediaan berpengaruh secara signifikan dan positif
terhadap profitabilitas. 4. Kecukupan modal kerja juga merupakan salah satu ukuran kinerja
manajemen yang di ukur melalui perputaran modal kerja. Tingkat perputaran modal kerja yang tinggi akan menyenangkan kreditor jangka
pendek. Mereka akan memperoleh kepastian bahwa modal kerja berputar dengan kecepatan tinggi dan utang akan segera dapat dibayar
meski dalam kondisi operasi yang sulit sehingga meningkatkan profitabilitas perusahaan. Suatu perusahaan dikatakan memiliki
profitabilitas tinggi artinya bahwa modal yang besar, efektivitas juga akan tinggi. Tetapi modal yang besar belum tentu perusahaan
memperoleh profitabilitas yang tinggi. Hal ini tergantung dari penggunaan penggunaan modal kerja apakah efektif dan efisien atau
tidak. Modal kerja yang selalu berputar akan mempengaruhi arus dana dalam perusahaan. Apabila perputaran modal kerja mengalami
peningkatan setiap tahunnya, berarti arus dana yang kembali keperusahaan akan semakin lancar. Begitu pula sebaliknya, semakin
32 rendah tingkat perputaran modal kerja, semakin panjang waktu
terikatnya dana yang berarti pengelolaan modal kerja kurang efektif dan efisien dan cenderung menurunkan profitabilitasnya. Hal ini didukung
dengan penelitian yang dilakukan oleh Satriya dan Putu 2014 bahwa perputaran modal kerja berpengaruh secara signifikan dan positif
terhadap profitabilitas. 5. Setiap perusahaan memiliki tujuan yaitu ingin memaksimalkan
keuntungannya. Untuk mencapai tujuan tersebut maka sebuah perusahaan harus membeli aktiva-aktiva yang dibutuhkan perusahaan
agar operasi perusahaan dapat berjalan dan nantinya akan meningkatkan profitabilitas. Untuk mendapatkan dana-dana yang digunakan untuk
membeli aktiva-aktiva tersebut maka perusahaan dapat memilih pembiayaan berupa utang. Bila tingkat utang perusahaan tinggi maka
perusahaan harus menyediakan dana untuk membayar utang-utang tersebut dan nantinya hal itu akan mengurangi profitabilitas perusahaan.
Tingkat utang dapat di ukur menggunakan rasio utang yaitu debt to equity ratio
DER. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Iqbal et al 2014, Reheman dan Nasr 2007, Lazaridis dan
Tryfonidis 2006 bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara utang dengan profitabilitas.
33
2.4. Hipotesis