22 Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah
memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal, dengan memperoleh laba yang maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi
kesejahteraan pemilik, karyawan, serta meningkatkan mutu produk dan melakukan investasi baru. Oleh karena itu, manajemen perusahaan dalam
praktiknya dituntut harus mampu untuk memenuhi target yang telah ditetapkan. Artinya besarnya keuntungan haruslah dicapai sesuai dengan yang diharapkan dan
bukan berarti asal untung. Untuk mengukur tingkat keuntungan suatu perusahaan, dapat digunakan rasio keuntungan atau rasio profitabilitas yang dikenal juga
dengan nama rasio rentabilitas. Pengukuran tingkat profitabilitas merujuk pada rentabilitas perusahaan
yang menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal untuk menghasilkan laba. Pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan, dimana
masing-masing pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan, total aktiva, dan modal sendiri. Secara keseluruhan ketiga pengukuran ini akan memungkinkan
seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya dengan volume penjualan, jumlah aktiva, dan investasi tertentu dari pemilik
perusahaan. Kelangsungan hidup perusahaan dapat dicapai bila perusahaan berada dalam keadaaan menguntungkanProfitable. Tanda adanya keuntungan akan
sangat sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar.
2.1.2.2 Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas menurut Kasmir 2012 : 196 merupakan “rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga
23 memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini
ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan”.
Penelitian ini menggunakan Return on Investment ROI. Menurut Kasmir
2012 : 201 hasil pengembalian investasi merupakan rasio yang menunjukkan hasil return atas jumlah aktiva yang digunakan
dalam perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya. Disamping itu, hasil
pengembalian investasi menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
Rumusan untuk mencari Return on Investment ROI dapat digunakan sebagai berikut.
������ �� ���������� ��� =
������� ����� �������� ��� ��� ����� ������
2.2 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu berkaitan dengan pengaruh variabel manajemen modal kerja sebagai variabel bebas variabel independent terhadap
profitabilitas sebagai variabel terikat variabel dependent sudah pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu dalam Tabel 2.1. Penelitian terdahulu tersebut dapat
dijelaskan dan diuraikan sebagai berikut: Penelitian The Relationship between Working Capital Management and
Profitability: Evidence from Pakistan , Iqbal et al 2014 : 22 meneliti pengaruh
Working Capital Management terhadap Profitability, dimana Working Capital
Management dalam penelitian ini diproksikan menggunakan Account Receivable,
Account Payable, Cash Conversion Cycle, Inventory Turnover, Debt Asset Ratio, Financial Asset Ratio,
sedangkan Profitability dalam penelitian ini diproksikan
24 menggunakan Gross Operating Profit. Dimana hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan negatif antara working capital management
dengan profitability di perusahaan Pakistan yang terdaftar di Karachi stock exchange. Menurut antar-item korelasi matriks hubungan Account
Receivable, Account Payable, Inventory Turnover dengan profitabilitas
menunjukkan hubungan positif tetapi Cash Conversion Cycle, Debt Asset Ratio, Financial Asset Ratio
menunjukkan hubungan negatif dengan profitabilitas. Penelitian Working Capital Management And Profitability-Case of
Pakistani Firms, Raheman dan Nasr 2007 : 294 meneliti pengaruh Working
Capital Management terhadap Profitability, dimana Working Capital Management
dalam penelitian ini diproksikan menggunakan Average Collection Period, Inventory Turnover Days, Average Payment Period, Cash Conversion Cycle,
Current Ratio, Debt Ratio, Natural logarithm of Sales, Financial Assets to Total Assets,
sedangkan Profitability dalam penelitian ini diproksikan menggunakan Net Operating Profitabilit
. Dimana hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan negatif yang sangat kuat antara variabel working capital management
and profitablity dalam perusahaan tersebut. Penelitian Relationship between Working Capital Management and
Profitability of Listed Companies in The Athens Stok Exchange, Lazaridis dan
Tryfonidis 2006 : 34 meneliti pengaruh Working Capital Management terhadap Profitability
, dimana Working Capital Management dalam penelitian ini diproksikan menggunakan Cash Conversion Cycle, No of Days Accounts
Receivables, No of Days Inventory, No of Days Accounts Payables, Fixed
25 Financial Assets Ratio, Financial Debt Ratio,
sedangkan Profitability dalam penelitian ini diproksikan menggunakan Gross Operating Profit. Dimana hasil
penelitian ini menunjukkan net operating profit memiliki hubungan negatif dengan working capital management.
Santhi dan Sayu Ketut 2014 : 3530 melakukan penelitian Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Tingkat Profitabilitas Pada Perusahaan
Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010- 2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen modal kerja yang terdiri
dari perputaran kas, perputaran modal kerja, perputaran persediaan, dan perputaran piutang berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap profitabilitas
pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013.
Satriya dan Putu 2014 : 1936 melakukan penelitian Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan. Penelitian ini dilakukan pada
perusahaan property and real estate di Bursa Efek Indonesia BEI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perputaran modal kerja, perputaran kas, dan
perputaran persediaan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap ROI. Santoso 2013 : 1588 melakukan penelitian Perputaran Modal Kerja dan
Perputaran Piutang Pengaruhnya Terhadap Profitabilitas Pada PT. Pegadaian PERSERO. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan perputaran
modal kerja dan perputaran piutang berpengaruh signifikan terhadap net profit margin
.
26
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti dan
Tahun Judul
Penelitian Variabel yang
digunakan Hasil
Penelitian 1.
2. 3.
Nadeem Iqbal, Naveed Ahmad,
Zeeshan Riaz, 2014.
Abdul Raheman, Mohamed Nasr,
2007. Ioannis Lazaridis,
Dimitrios Tryfonidis,
2006. The
Relationship between
Working Capital
Management and
Profitability: Evidence from
Pakistan
.
Working Capital
Management And
Profitability- Case of
Pakistani Firms.
Relationship between
Working Capital
Management and
Profitability of Listed
Variabel Independent
: Working Capital
Management: Account Receivable,
Account Payable, Cash Conversion
Cycle, Inventory Turnover, Debt Asset
Ratio, Financial Asset Ratio.
Var iabel Dependent
: Gross Operating
Profit.
Variabel Independent:
Average Collection Period, Inventory
Turnover Days, Average Payment
Period, Cash Conversion Cycle,
Current Ratio, Debt Ratio, Natural
logarithm of Sales, Financial Assets to
Total Assets. Var iabel Dependent:
Net Operating Profitability.
Variabel Independent:
Cash Conversion Cycle, No of Days
Bahwa terdapat
hubungan signifikan
negatif antara working
capital management
dengan profitability
di perusahaan Pakistan yang
terdaftar di Karachi stock
exchange. Bahwa
terdapat hubungan
negatif yang sangat kuat
antara variabel
working capital
management
and profitablity
dalam perusahaan
tersebut. Bahwa net
operating profit
memiliki hubungan
negatif dengan
working
27 No
Nama Peneliti dan Tahun
Judul Penelitian
Variabel yang digunakan
Hasil Penelitian
4. 5.
I Gusti Ayu Putu Istri Widya Santhi,
Sayu Ketut Sutrisna Dewi,
2014 I Made Dian
Satriya, Putu Vivi Lestari,
2014. Companies in
The Athens Stok
Exchange.
Pengaruh Manajemen
Modal Kerja Terhadap
Tingkat Profitabilitas
Pada Perusahaan
Makanan Dan Minuman
Yang Terdaftar Di
BEI periode 2010-2013.
Pengaruh Perputaran
Modal Kerja Terhadap
Profitabilitas Perusahaan.
Accounts Receivables, No of
Days Inventory, No of Days Accounts
Payables, Fixed Financial Assets
Ratio, Financial Debt Ratio.
Variabel Dependent: Gross Operating
Profit.
Variabel Independen:
Perputaran Kas, Perputaran Modal
Kerja, Perputaran Persediaan,
Perputaran Piutang. Variabel Dependen:
ROA Variabel
Independen: Perputaran Modal
Kerja, Perputaran Kas, Perputaran
Persediaan. Variabel Dependen:
ROI capital
management .
Bahwa secara simultan dan
parsial manajemen
modal kerja berpengaruh
terhadap pofitabilitas
pada perusahaan
makanan dan minuman
yang terdaftar di BEI
periode 2010- 2013.
Bahwa perputaran
modal kerja, perputaran
kas, dan perputaran
persediaan memiliki
pengaruh positif dan
signifikan terhadap ROI.
28 Profitabilitas
ROI Y
No Nama Peneliti dan
Tahun Judul
Penelitian Variabel yang
digunakan Hasil
Penelitian 6.
Clairene E. E. Santoso,
2013. Perputaran
Modal Kerja dan Perputaran
Piutang Pengaruhnya
Terhadap Profitabilitas
Pada PT. Pegadaian
PERSERO. Variabel
Independen: Perputaran Modal
Kerja, Perputaran Piutang.
Variabel Dependen: Net Profit Margin
. Bahwa secara
simultan perputaran
modal kerja dan perputaran
piutang berpengaruh
signifikan terhadap net
profit margin
.
Sumber: dari berbagai penelitian yang diolah oleh penulis, 2014
2.3 Kerangka Konseptual
Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan pustaka dan hasil penelitian terdahulu, maka kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Manajemen Modal Kerja
:
CR X
1
RTO X
2
ITO X
3
DER X
5
WCTO X
4
29 Dalam kerangka konseptual pada Gambar 2.1 tersebut terdiri dari atas
variabel bebas variabel independent yaitu manajemen modal kerja sebagai X tipe variabel yang mempengaruhi dan variabel terikat variabel dependent yaitu
profitabilitas sebagai Y tipe variabel yang dipengaruhi. Kerangka konseptual merupakan suatu model yang menerangkan
hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam masalah tertentu seperti yang terlihat pada Gambar 2.1 dapat dijelaskan dalam
uraian berikut: 1. Rasio Kas menunjukkan kemampuan kas dalam menghasilkan
pendapatan sehingga dapat dilihat berapa kali uang kas berputar dalam satu periode tertentu. Semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh
perusahaan maka semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Ini berarti bahwa perusahaan mempunyai risiko yang lebih kecil untuk tidak dapat
memenuhi kewajiban finansialnya. Namun bukan berarti perusahaan harus mempertahankan jumlah persediaan kas yang sangat besar,
karena semakin besar kas akan mengakibatkan banyak uang yang menganggur sehingga akan memperkecil profitabilitas. Hal ini
didukung penelitian yang dilakukan oleh Satriya dan Putu 2014 yang menunjukkan bahwa perputaran kas berpengaruh positif terhadap
profitabilitas perusahaan. 2. Piutang juga merupakan aktiva lancar yang paling likuid setelah kas.
Bagi sebagian perusahaan, piutang merupakan pos yang penting karena merupakan bagian aktiva lancar perusahaan yang jumlahnya cukup
30 besar. Keadaan perputaran piutang yang tinggi menunjukkan bahwa
semakin efisien dan efektif perusahaan mengelola piutang, hal ini berarti profitabilitas perusahaan dapat dipertahankan. Tingkat
perputaran piutang dapat menggambarkan tingkat efektifitas suatu perusahaan. Semakin cepat tingkat perputaran piutang, maka modal
kerja yang ditanamkan dalam piutang juga semakin efektif. Periode perputaran atau periode terikatnya modal dalam piutang adalah
tergantung kepada syarat pembayarannya. Makin lunak atau makin lama syarat pembayaranya, berarti makin lama modal terikat pada
piutang, yang berarti bahwa tingkat perputarannya selama periode tertentu adalah makin rendah. Hal ini didukung penelitian yang
dilakukan oleh Santoso 2013 yang menunjukkan bahwa periode piutang berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan.
3. Untuk mengukur efisiensi persediaan maka perlu diketahui perputaran persediaan inventory turnover, semakin tinggi tingkat perputaran
persediaan akan memperkecil risiko terhadap kerugian yang disebabkan karena penurunan harga atau karena perubahan selera konsumen, di
samping itu akan menghemat ongkos penyimpanan dan pemeliharaan terhadap persediaan tersebut. Persediaan yang besar dalam perusahaan
dapat menyebabkan biaya penyimpanan persediaan, misalnya uang yang terikat dalam persediaan tidak dapat menghasilkan laba,
penyimpanan dan asuransi yang harus dibayar, dan mungkin ada resiko kehilangan atau keusangan. Karena itu, tugas penting manajer keuangan
31 adalah menyeimbangkan biaya dan manfaat dari aset lancar, yaitu
menemukan tingkat aset lancar yang meminimalkan jumlah biaya yang melekat caryying cost dan biaya kelangkaan shortage cost. Semakin
tinggi perputaran persediaan maka semakin besar pula keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan. Hal ini didukung dengan penelitian yang
dilakukan oleh Iqbal et al 2014, Satriya dan Putu 2014 bahwa perputaran persediaan berpengaruh secara signifikan dan positif
terhadap profitabilitas. 4. Kecukupan modal kerja juga merupakan salah satu ukuran kinerja
manajemen yang di ukur melalui perputaran modal kerja. Tingkat perputaran modal kerja yang tinggi akan menyenangkan kreditor jangka
pendek. Mereka akan memperoleh kepastian bahwa modal kerja berputar dengan kecepatan tinggi dan utang akan segera dapat dibayar
meski dalam kondisi operasi yang sulit sehingga meningkatkan profitabilitas perusahaan. Suatu perusahaan dikatakan memiliki
profitabilitas tinggi artinya bahwa modal yang besar, efektivitas juga akan tinggi. Tetapi modal yang besar belum tentu perusahaan
memperoleh profitabilitas yang tinggi. Hal ini tergantung dari penggunaan penggunaan modal kerja apakah efektif dan efisien atau
tidak. Modal kerja yang selalu berputar akan mempengaruhi arus dana dalam perusahaan. Apabila perputaran modal kerja mengalami
peningkatan setiap tahunnya, berarti arus dana yang kembali keperusahaan akan semakin lancar. Begitu pula sebaliknya, semakin
32 rendah tingkat perputaran modal kerja, semakin panjang waktu
terikatnya dana yang berarti pengelolaan modal kerja kurang efektif dan efisien dan cenderung menurunkan profitabilitasnya. Hal ini didukung
dengan penelitian yang dilakukan oleh Satriya dan Putu 2014 bahwa perputaran modal kerja berpengaruh secara signifikan dan positif
terhadap profitabilitas. 5. Setiap perusahaan memiliki tujuan yaitu ingin memaksimalkan
keuntungannya. Untuk mencapai tujuan tersebut maka sebuah perusahaan harus membeli aktiva-aktiva yang dibutuhkan perusahaan
agar operasi perusahaan dapat berjalan dan nantinya akan meningkatkan profitabilitas. Untuk mendapatkan dana-dana yang digunakan untuk
membeli aktiva-aktiva tersebut maka perusahaan dapat memilih pembiayaan berupa utang. Bila tingkat utang perusahaan tinggi maka
perusahaan harus menyediakan dana untuk membayar utang-utang tersebut dan nantinya hal itu akan mengurangi profitabilitas perusahaan.
Tingkat utang dapat di ukur menggunakan rasio utang yaitu debt to equity ratio
DER. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Iqbal et al 2014, Reheman dan Nasr 2007, Lazaridis dan
Tryfonidis 2006 bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara utang dengan profitabilitas.
33
2.4. Hipotesis
Menurut Siregar 2012 : 151 semula istilah hipotesis “berasal dari bahasa Yunani yang mempunyai dua kata “hupo” sementara dan “thesis” pernyataan
atau teori. Karena hipotesis merupakan pernyataan sementara yang masih lemah kebenarannya, maka perlu diuji kebenarannya. Kemudian para ahli menafsirkan
arti hipotesis adalah dugaan terhadap hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini, hipotesis atas permasalahan yang dikemukakan
adalah sebagai berikut: 1. Manajemen Modal Kerja berpengaruh secara parsial terhadap Profitabilitas
pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2014.
2. Manajemen Modal Kerja berpengaruh secara simultan terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2009-2014.
34
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Menurut Siregar 2012 : 107 penelitian menurut tingkat eksplanasi penjelasan adalah “penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-
variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain. Jenis penelitian yang digunakan peneliti merupakan penelitian
asosiatifhubungan yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih”.
3.2 Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia dengan alamat website www.idx.co.id.
3.3 Batasan Operasional
Adapun yang menjadi batasan operasional penelitian penulis, yaitu: a. Periode Penelitian adalah periode tahun 2009-2014,
b. Variabel independen dalam penelitian ini adalah rasio kas Cash Ratio, perputaran piutang Receivable Turn Over, perputaran persediaan
Inventory Turn Over, perputaran modal kerja Working Capital Turn Over
, dan Debt to Equity Ratio DER, c. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Profitabilitas ROI.
35
3.4 Definisi Operasional
Berdasarkan masalah dan hipotesis yang akan diuji, parameter yang digunakan adalah sebagai berikut dan dirangkum dalam Tabel 3.1:
a. Variabel bebas independent variable Menurut Siregar 2012 : 110 variabel bebas adalah “variabel yang menjadi
sebab atau berubahmempengaruhi suatu variabel lain”. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah:
1. Cash Ratio CR Rasio untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk
membayar utang. 2. Receivable Turn Over RTO
Rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan selama satu periode, atau berapa kali dana yang ditanamkan dalam piutang ini berputar
dalam satu periode. 3. Inventory Turn Over ITO
Rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam persediaan inventory ini berputar dalam satu periode.
4. Working Capital Turn Over WCTO Rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan
dalam modal kerja berputar dalam satu periode atau berapa penjualan yang dapat dicapai oleh setiap modal kerja yang digunakan.
5. Debt to Equity Ratio DER Rasio yang digunakan untuk mengetahui perbandingan antara total utang
36 dengan modal sendiri. Rasio ini berguna untuk mengetahui seberapa besar
aktiva perusahaan dibiayai dari utang. b. Variabel terikat dependent variable
Menurut Siregar 2012 : 110 variabel terikat merupakan “variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel lain variabel bebas”.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah profitablitas yang diukur melalui ROI yang menunjukkan hasil return atas jumlah aktiva yang digunakan
dalam perusahaan atau suatu ukuran tentang aktivitas manajemen.
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi
Operasional Pengukuran
Skala Independent
: CR X
1
RTO X
2
Rasio untuk mengukur
seberapa besar uang kas yang
tersedia untuk membayar
utang.
Rasio yang digunakan
untuk mengukur berapa kali dana
yang ditanamkan
dalam piutang ini berputar
dalam satu periode.
���ℎ ����� =
���ℎ �� ���ℎ ���������� ������� �����������
���������� ���� ���� =
��������� ������ �������
Rasio Rasio
37 Variabel
Definisi Operasional
Pengukuran Skala
ITO X
3
WCTO X
4
DER X
5
Rasio yang digunakan
untuk mengukur berapa kali dana
yang ditanamkan
dalam persediaan ini
berputar dalam satu periode.
Rasio yang digunakan untuk
mengukur berapa kali dana
yang ditanamkan
dalam modal kerja berputar
dalam satu periode atau
berapa penjualan yang
dapat dicapai oleh setiap
modal kerja yang digunakan.
Rasio ini berguna untuk
mengetahui seberapa besar
aktiva perusahaan
dibiayai dari utang.
��������� ���� ���� =
ℎ���� ����� ������ ���� ������ ����������
������� �������� ���� ���� =
��������� ����� ℎ ����� �����
���� �� ������ ����� =
����� ����� �������
Rasio Rasio
Rasio
38 Variabel
Definisi Operasional
Pengukuran Skala
Dependent :
ROI Y Rasio yang
menunjukkan hasil return
atas jumlah aktiva yang
digunakan dalam
perusahaan atau suatu ukuran
tentang aktivitas manajemen.
������ �� ���������� =
������� ����� �������� ��� ��� ����� ������
Rasio
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Siregar 2012 : 144 populasi berasal dari bahasa Inggris yaitu population
yang berarti jumlah penduduk. Dalam metode penelitian, kata populasi amat populer untuk menyebutkan serumpunsekelompok objek yang menjadi
sasaran penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Sampel adalah suatu prosedur di mana hanya sebagian populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari
suatu populasi. Sampel perusahaan sub sektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling yang
merupakan metode penetapan responden untuk dijadikan sampel berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu.
39 Kriteria penentuan sampel dalam penelitian ini adalah:
1. Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Farmasi yang terdaftar di BEI tahun 2009-2014,
2. Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Farmasi yang menerbitkan laporan keuangan yang telah di audit tahun 2009-2014,
3. Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Farmasi yang menjadi sampel memiliki ketersediaan data yang diperlukan secara lengkap dari variabel-
variabel yang diteliti tahun 2009-2014.
Tabel 3.2 Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Farmasi yang terdaftar di BEI
No Kode
Perusahaan Nama Perusahaan
Kriteria Sampel
1 2 3 1.
DVLA PT Darya Varia Laboratoria Tbk
√ √ √
Sampel 1
2. INAF
PT Indofarma Persero TBK √ √ √
Sampel 2
3. KAEF
PT Kimia Farma Persero Tbk √ √ √
Sampel 3
4. KLBF
PT Kalbe Farma Tbk √ √ √
Sampel 4
5. MERK
PT Merck Tbk √ √ √
Sampel 5
6. PYFA
PT Pyridam Farma Tbk √ √ √
Sampel 6
7. SCPI
PT Schering Plough Indonesia Tbk √ √ √
Sampel 7
8. SIDO
PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk
√ √ X
_
9. SQBB
PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk
√ √ √
Sampel 8
10. TSPC PT Tempo Scan Pasific Tbk
√ √ √
Sampel 9
Sumber: www.idx.co.id diakses 18 April 2014 oleh peneliti Berdasarkan kriteria, maka jumlah perusahaan sub sektor farmasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2014 dan memenuhi kriteria sebagai sampel dalam penelitian ini dalam Tabel 3.2 adalah sebanyak 9 perusahaan.
Angka tahun pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 6 tahun observasi X 9 sampel adalah sebanyak 54 sampel observasi pengamatan.
40
3.6 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat kuantitatif data berbentuk angka berupa laporan keuangan. Menurut cara
memperolehnya jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, data sekunder yang diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang bukan pengolahannya, data
diperoleh secara tidak langsung melalui media internet Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id. Sedangkan menurut waktu pengumpulannya, penelitian ini
menggunakan data Time Series dan Cross Section yang dikumpulkan pada satu periode tertentu pada perusahaan manufaktur sub sektor farmasi yang terdaftar di
BEI dengan tujuan untuk menggambarkan keadaan selama peiode 6 tahun series yaitu tahun 2009-2014.
3.7 Metode Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dengan menggunakan metode dokumentasi. Dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan sumber data dokumenter seperti
laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur sub sektor farmasi yang terdaftar di BEI tahun 2009-2014 yang telah di audit dan kemudian menjadi
sampel penelitian yang dipublikasikan oleh BEI melalui situs www.idx.co.id.
3.8 Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Analisis deskriptif menurut Siregar 2012 : 221 merupakan
bentuk analisis data penelitian untuk menguji generalisasi hasil penelitian berdasarkan satu sampel. Analisis deskriptif ini dilakukan dengan pengujian
41 hipotesis deskriptif. Hasil analisisnya adalah apakah hipotesis penelitian
dapat digeneralisasikan atau tidak. Jika hipotesis Ha diterima, berarti hasil penelitian dapat digeneralisasikan. Analisis deskriptif ini menggunakan satu
variabel atau lebih tapi bersifat mandiri, oleh karena itu analisis ini berbentuk perbandingan atau hubungan.
Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuan program software SPSS Statistics 19.
3.9 Metode Analisis Data 3.9.1 Analisis Regresi Berganda
Menurut Wijaya 2012 : 98 analisis regresi bertujuan menganalisis besarnya pengaruh variabel bebas independent terhadap variabel terikat
dependent. Dalam Ghozali 2012 : 96 analisis regresi selain mengukur “kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah
hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen”. Sedangkan menurut Sunjoyo 2013 : 153 regresi linier berganda
digunakan untuk “menguji pengaruh lebih dari satu independent variable terhadap dependent variable
”. Model persamaan regresi berganda yang dirumuskan adalah sebagai
berikut:
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ b
4
X
4
+ b
5
X
5
+ e
dimana: Y = ROI
a = konstanta atau intercept merupakan nilai Y bila X = 0 b = koefisien regresi atau slope
42 X
1
= CR X
2
= RTO X
3
= ITO X
4
= WCTO X
5
= DER e = error residual tingkat kesalahan
3.9.2 Uji Asumsi Klasik Uji Data