Analisis Kasus BENTUK PERTANGGUNG JAWABAN DIREKSI ATAS LAPORAN

3. Penghentian sementara perdagangan apabila perusahaan tidak memperbaiki kelalaiannya dalam waktu 30 tiga puluh hari sejak diterima teguran tertulis kedua.

C. Analisis Kasus

Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 1995 Pasal 33 huruf a angka 1 diubah oleh Kep.Menkeu No.179KMN0102003, jo Keputusan Ketua Bapepam No.20PM2003, mensyaratkan 151 perusahaan efek yang menjalankan kegiatan sebagai penjamin emisi efek dan pedagang efek sebesar Rp. 50.000.000.000,00 lima puluh miliar rupiah dengan Modal Kerja Bersih Disesuaikan MKBD Rp. 25.000.000.000,00 dua puluh lima miliar rupiah. Perusahaan efek yang sudah ada wajib memenuhi ketentuan ini sampai pada tanggal 31 Desember 2003 yang disebut sebagai tahap pertama. Pada tahap pertama perusahaan efek wajib mempunyai modal disetor Rp. 25.000.000.000,00 dua puluh lima miliar rupiah dengan MKBD Rp. 10.000.000.000,00 sepuluh miliar rupiah. Pada tahap kedua, tanggal 31 Desember 2004 modal disetor perusahaan efek harus Rp. 50.000.000.000,00 lima puluh miliar rupiah dengan MKBD Rp. 25.000.000.000,00 dua puluh lima miliar rupiah. Sebagai perusahaan efek, perseroan wajib menjalankan ketentuan MKBD yang diatur dalam Peraturan Bapepam-LK Nomor V.D.5. dalam laporan keuangan tahunan 2003, disebutkan bahwa modal disetor perseroan adalah sebesar Rp. 151 Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Op.cit.,hal.141-143. Universitas Sumatera Utara 38.775.357.732,00 tiga puluh delapan miliar tujuh ratus tujuh puluh lima juta tiga ratus lima puluh tujuh ribu tujuh ratus tiga puluh dua rupiah. Dari laporan keuangan 2003 tersebut, perseroan telah memenuhi kewajibannya untuk memenuhi MKBD tahap pertama berdasarkan Peraturan Bapepam-LK Nomor V.D.5. 152 Untuk dapat memenuhi ketentuan MKBD tahap kedua, perseroan berkeyakinan dengan melakukan penawaran umum terbatas tahap I dalam rangka menerbitkan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu HMETD 153 , akan dapat dipenuhi kewajiban MKBD sebagai perushaan efek, yang sesuai dengan Peraturan bapepam-LK Nomor V.D.5 hasil penawaran umum terbatas I PT United Capital Indonesia Tbk, tersebut diperoleh dana sebesar Rp. 64.647.600.000,00 enam puluh empat miliar enam ratus empat puluh tujuh juta enam ratus ribu rupiah. 154 1. Dugaan Manipulasi Laporan Keuangan Adanya dana sebesar Rp.90.350.000.000,00 Sembilan puluh milyar tiga ratus lima puluh juta rupiah, yang disebutkan dalam Laporan Keuangan Tahunannya, dan tidak dpat diketahui dari mana Perseroan memperoleh dana tersebut, Perseroan diduga telah menyampaikan Laporan Keuangan yang tidak sesuai dengan keadaan atau fakta material sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam-LK Nomor X.K.1. 152 Prospektus, Op.cit., hal.38 153 Ibid., 154 Laporan Keuangan Tahunan, PT United Capital Indonesia Tbk, Tahun 2004, hal.18. Universitas Sumatera Utara PT. United Capital Indonesia Tbk sebagai pihak yang melakukan kegiatan di bidang Pasar Modal yang telah melakukan manipulasi Laporan Keuangan Tahunan telah melanggar ketentuan Pasar Modal yang berlaku, yaitu: 1. Peraturan Bapepam-LK Nomor X.K.1. tentang Keterbukaan Informasi Yang Harus Segera Diumumkan Kepada Publik; 2. Pasal 1 angka 25 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal; dan 3. Pasal 90 huruf c Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal. 4. Pasal 93 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. PT. United Capital Indonesia Tbk yang melanggar ketentuan Pasar Modal yang berlaku, oleh Bapepam-LK tindakan manipulasi Laporan Keuangan tersebut dapat dikenakan pelanggaran sanksi pidana di bidang Pasar Modal yang diatur dalam Pasal 107 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, yaitu: Setiap Pihak yang dengan sengaja bertujuan menipu atau merugikan pihak lain atau menyesatkan Bapepam, menghilangkan, memusnahkan, menghapuskan, mengubah, mengaburkan, menyembunyikan, atau memalsukan catatan dari pihak yang memperoleh izin, persetujuan, atau pendaftaran termasuk Emiten dan Perusahaan Publik diancam dengan pidana paling lama 3 tiga tahun dan dengan paling banyak Rp.5.000.000.000,00 lima milyar rupiah. Universitas Sumatera Utara 2. Unsur-unsur yang telah dilanggar Perseroan antara lain: a. Setiap Pihak Setiap pihak yang dimaksud dalam hal terjadinya suatu manipulasi Laporan Keuangan Tahunan 2004 adalah Direksi Perseroan. Laporan Keuangan Tahunan 2004 dibuat oleh Direksi Perseroan. Setiap keterangan yang dimuat dalam Laporan Keuangan Tahunan tersebut merupakan tanggung jawab Direksi Perseroan. Berdasarkan Surat Pernyataan Direksi yang telah ditandatangani oleh Hendryanto Sanchia dengan jabatan Direktur Utama dan Ani Papat Yuniarni dengan jabatan Direktur pada tanggal 31 Maret 2005, Direksi Perseroan akan bertanggung jawab atas Laporan Keuangan Tahunan 2004 Perseroan. Surat Pernyataan Direksi tersebut dilaksanakan dalam rangka melaksanakan ketentuan Peraturan Bapepam-LK Nomor VIII.G.11 Lampiran Bapepam-LK Nomor VIII.G.11 angka 2 dan 3. 155 b. Dengan Sengaja Perseroan dengan sengaja memberikan Laporan Keuangan Tahunan yang menyebutkan memiliki deposito sebesar Rp.90.350.000.000,00 sembilan puluh milyar tiga ratus lima puluh juta rupiah. PT. United Capital Indonesia Tbk yang menjalankan kegiatan di bidang Pasar Modal, dalam 155 Lampiran Peraturan Bapepam-LK Nomor VIII.G.11 angka 2 dan 3 menyebutkan: - Direksi emiten atau perusahaan public wajib membuat surat pernyataan sesuai dengan formulir lampiran I peraturan ini. - Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada angka 2, wajib ditandatangani oleh Direktur Utama dan seorang Direktur yang membawahi bidang akuntansi dan keuangan dan bermaterai cukup. Universitas Sumatera Utara menyampaikan Laporan Keuangan Tahunan 2004 tersebut, harus berdasarkan keadaan atau fakta material yang terjadi di Perseroan. Sehingga dalam menyampaikan Laporan Keuangan Tahunan 2004 yang tidak sesuai dengan keadaan atau fakta material yang terjadi dengan maksud agar dapat diketahui oleh publik dan mengetahui dengan pasti jika Perseroan tidak mempunyai atau memiliki dana sebesar itu, maka dapat dikatakan oleh PT. United Capital Indonesia Tbk dan di dalam pemeriksaan yang dilakukan oleh tim penyidik Bapepam-LK, Perseroan tidak dapat menjelaskan sumber dana dan dana yang disebutkan tersebut tidak pernah ada di Bank Permata. c. Bertujuan menipu atau merugikan pihak lain atau menyesatkan Bapepam Suatu Laporan Keuangan Tahunan yang tidak sesuai dengan keadaan atau fakta material yang terjadi merupakan suatu bentuk penipuan terhadap publik. Laporan Keuangan Tahunan yang menyebutkan adanya dana yang besar milik Perseroan, tentu saja akan mempengaruhi atau menarik minat investor untuk melakukan investasinya di PT. United Capital Indonesia Tbk. Sehingga manipulasi Laporan Keuangan Tahunan 2004 yang telah dilakukan Perseroan dan pada akhirnya akan mempengaruhi harga saham Perseroan di bursa. Pada saat sebelum diumumkannya Laporan Keuangan Tahunan 2004 harga saham tertinggi PT. United Capital Indonesia Tbk adalah Rp.30,00 tiga puluh rupiah dan harga terendah adalah Rp.10,00 sepuluh rupiah dan setelah pengumuman Laporan Keuangan Tahunan Universitas Sumatera Utara 2004 tersebut harga tertinggi saham Perseroan adalah Rp.30,00 tiga puluh rupiah dan harga terendah Rp.25,00 dua puluh lima rupiah. d. Memalsukan catatan Sebagai Emiten, Perseroan telah memalsukan catatan yang disampaikan kepada Bapepam-LK dan publik dalam bentuk Laporan Keuangan Tahunan 2004. Laporan Keuangan Tahunan 2004 yang menyebutkan adanya dana sebesar Rp.90.350.000.000,00 sembilan puluh milyar tiga ratus juta rupiah, berdasarkan pemerikasaan tim penyidik Bapepam-LK, diketahui bahwa sebenarnya tidak ada dana sebesar Rp.90.350.000.000,00 sembilan puluh milyar tiga ratus juta rupiah dan bukti-bukti bilyet giro sebesar Rp.90.350.000.000,00 sembilan puluh milyar tiga ratus juta rupiah yang disampaikan Perseroan dalam pemeriksaan adalah bilyet giro yang belum digunakan atau dikeluarkan secara resmi oleh pihak Bank Permata. D. Ketentuan Bapepam menunjuk Direktur Utama dan Direktur Keuangan Bertindak Untuk dan Atas Nama Direksi Membuat dan Menandatangani Surat Pernyataan Direksi Perseroran merupakan badan hukum yang tidak memiliki kehendak untuk melakukan perbuatan hukumnya sendiri tetapi diwakilkan oleh salah satu organ perseroan yakni direksi. Direksi merupakan organ perseroan yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili Universitas Sumatera Utara perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar. 156 Dari defenisi tersebut, direksi memiliki 2 dua tugas yakni melakukan fungsi kepengurusan perseroan dan fungsi perwakilan perseroan terhadap pihak di luar perseroan. Direksi dalam menjalankan kepengurusan maupun mewakili perseroan untuk dan atas nama perseroan. Jadi segala tindakan yang dilakukan oleh direksi untuk kepentingan dan tujuan perseroan karena direksi merupakan wakil perseroan untuk melakukan tindakan hukum karena perseroan sebagai badan hukum tidak dapat melakukan perbuatan hukumnya sendiri. Salah satu tugas direksi adalah melakukan kepengurusan perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan. Sebagai bentuk pertanggungjawaban direksi atas kepengurusan yang telah dilakukan terwujud dalam bentuk Laporan Tahunan yang meliputi: 157 1. Laporan keuangan yang terdiri atas sekurang-kurangnya neraca akhir tahun buku yang baru lampau dalam perbandingan dengan tahun buku sebelumnya,laporan laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan, laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas, serta catatan atas laporan keuangan tersebut; 2. Laporan mengenai kegiatan perseroan 3. Laporan mengenai tanggung jawab sosial perusahaan; 4. Rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang mempengaruhi kegiatan usaha perseroan; 5. Laporan mengenai tugas pengawasan yang telah dilaksanakan oleh dewan komisaris selama tahun buku yang baru lampau 6. Nama anggota direksi dan anggota dewan komisaris; 156 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995, tentang Perseroan Terbatas, Pasal 1 butir 4 157 Pasal 66 ayat 2UUPT Universitas Sumatera Utara 7. Gaji dan tunjangan bagi anggota direksi dan gaji atau honorarium dan tunjangan bagi anggota dewan komisaris perseroan untuk tahun yang baru lampau. Bentuk pertanggungjawaban direksi atas keuangan perseroan terwujud dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan bagian dari laporan tahunan. Karena laporan keuangan merupakan bagian dari laporan tahunan maka sebelum diajukan kepadan RUPS untuk memperoleh pengesahan, laporan keuangan perseroan yang termasuk dalam Pasal 68 ayat 1 UUPT yakni perseroan yang bidang usahanya berkaitan dengan pengerahan dana masyarakat atau perseroan yang mengeluarkan surat pengakuan hutan atau perseroan yang merupakan perseroan terbuka wajib untuk diperiksa terlebih dahulu oleh akuntan publik 158 dan setelah pemerikasaan terhadap laporan keuangan telah selesai maka hasil pemeriksaan akuntan publik secara tertulis disampaikan kepada RUPS. 159 Laporan keuangan perseroan yang termasuk dalam Pasal 68 ayat 1 UUPT jika tidak diperiksa terlebih dahulu oleh akuntan publik tidak dapat disahkan oleh RUPS. 160 Setelah laporan keuangan mendapat pengesahan RUPS maka terhadap laporan keuangan perseroan yang termasuk dalam Pasal 68 ayat 1 UUPT wajib untuk diumumkan dalam 2 dua surat kabar harian. 161 Terhadap laporan keuangan yang telah mendapat pengesahan RUPS apabila ternyata ada informasi 158 Pasal 68 ayat 1 UUPT 159 Pasal 68 ayat 3 UUPT 160 Pasal 68 ayat 2 UUPT 161 Pasal 68 ayat 4 UUPT Universitas Sumatera Utara yang tidak benar dan atau menyesatkan maka anggota direksi dan komisaris secara tanggung renteng bertanggung jawab terhadap pihak yang dirugikan. 162 Karena laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban direksi atas kepengurusan keuangan perseroan maka pada saat penyusunan laporan keuangan, direksi sedang menjalankan tugasnya sebagai pengurus manajemen dari perseroan. Emiten atau Persuhaan Publik wajib menyampaikan laporan keuangan secara berkala yakni pada tengah tahun buku berjalan dan pada akhir tahun buku perseroan kepada Bapepam dan masyarakat. Laporan keuangan tersebut dalam bentuk Laporan Keuangan Tengah Tahunan dan Laporan Keuangan Tahunan. 163 Pada saat penyampaian laporan keuangan tersebut kepada Bapepam dan masyarakat, direksi sedang menjalankan tugas sebagai wakil perseroan terhadap pihak di luar perseroan. Pertanggungjawaban direksi atas laporan keuangan yang disampaikan kepada Bapepam dan masyarakat ditegaskan dalam angka 8 Peraturan Bapepam Nomor VIII.G.7 yang meny atakan bahwa ”Manajemen Emiten atau Perusahaan Publik bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian lapo ran keuangan”. Yang dimaksud dengan manajemen dalam angka 8 Peraturan Bapepam Nomor VIII.G.7 adalah Direksi Emiten. Pertanggungjawaban direksi atas laporan 162 Pasal 69 ayat 3 UUPT 163 Peraturan Bapepam Nomor X.K.2 dengan Salinan Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP36PM2003, tentang kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala, Angka 1 huruf a Universitas Sumatera Utara keuangan dipertegas dengan pembuatan Surat Pernyataan Direksi oleh Direksi Emiten yang berisi pernyataan-pernyataan: 164 1. Bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan perusahaan; 2. Laporan keuangan yang telah disusun dan disajikan sesuai dengan prinsip akutansi yang berlaku umum; 3. a. Semua informasi dalam laporan keuangan perusahaan telah dimuat secara lengkap dan benar; b. Laporan keuangan perusahaan tidak mengandung informasi atau fakta materil yang tidak benar, dan tidak menghilangkan informasi atau fakta material; 4. Bertanggung jawab atas sistem pengendalian intern dalam perusahaan. Keempat pernyataan tersebut di atas mempertegas bahwa pertanggungjawaban direksi atas laporan keuangan tidak hanya atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan tetapi juga atas kebenaran dan kelengkapan informasi dalam laporan keuangan termasuk mengenai pengendalian intern perseroan. 165 Surat pernyataan direksi merupakan bentuk penegasan secara tertulis pertanggungjawaban direksi atas kebenaran isi dalam laporan keuangan sebagaimana tercantum dalam Pasal 69 ayat 3 UUPT dan pertanggungjawaban atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan sebagaimana tercantum dalam angka 8 Peraturan Bapepam Nomor VIII.G.7 Dalam angka 8 Peraturan Bapepam Nomor VIII.G.7 menyatakan bahwa yang membuat Surat Pernyataan Direksi adalah Direksi Emiten. Bapepam menunjuk direksi untuk membuat Surat Pernyataan Direksi karena direksi yang 164 Peraturan Bapepam Nomor VIII.G.11 dengan Salinan Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP-40PM2003, tentang tentang Tanggung Jawa Direksi Atas Laporan Keuangan, angka 2 jo Lampiran 1 165 Press Release Penerbitan Peraturan Bapepam Nomor VIII.G.11, hlm. 1 Universitas Sumatera Utara berwenang untuk itu sebagaimana tercantum dalam Pasal 98 UUPT bahwa ”Direksi bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan”. Konteks direksi emiten sebagaimana tercantum dalam angka 8 Peraturan Bapepam Nomor VIII.G.7 mengacu pada seluruh anggota direksi dalam suatu perseroan. Jika seluruh anggota direksi membuat Surat Pernyataan Direksi maka identitas seluruh anggota direksi tercantun dalam Surat Pernyataan Direksi tersebut. Dalam angka 5 Peraturan Bapepam Nomor VIII.G.11 tentang Tanggung Jawab Direksi Atas Laporan Keuanga n menyatakan bahwa ”Surat Pernyataan Direksi dilekatkan pada laporan keuangan yang disampaikan kepada Bapepam” sehingga Surat Pernyataan Direksi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan. Ditunjuknya direktur utama dan direktur keuangan untuk membuat Surat Penyataan Direksi oleh Bapepam didasarkan pada alasan bahwa kedua direktur ini memang berkaitan laporan keuangan dan mengetahui segala sesuatu yang ada kaitannya dengan laporan keuangan. 166 Dalam angka 3 Peraturan Bapepam Nomor VIII.G.11 tentang Tanggung Jawab Direksi Atas Laporan Keuangan, yang menandatangani Surat Pernyataan Direksi adalah direktur utama dan direktur keuangan. Penandatanganan Surat Pernyataan Direksi hanya dilakukan oleh direktur utama dan direktur keuangan 166 Gunawan Widjaya, Tanggung Jawab Direksi Atas Kepailitan Perseroan, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2003, hlm. 53 dinyataka n bahwa “Penyebutan istilah direktur ini merupakan terjemahan dari kata Director, dan pada saat ini sudah lazim dipergunakan dalam penyebutan anggota direksi, di dalam anggaran dasar perseroan”. Universitas Sumatera Utara didasari pada alasan bahwa yang berkaitan langsung dengan laporan keuangan dan mengetahui segala sesuatu yang ada kaitannya dengan laporan keuangan adalah direktur utama dan direktur keuangan. Jadi dengan mendasarkan pada alasan Bapepam tersebut bahwa tidak perlu seluruh direktur menandatangani Surat Pernyataan Direksi tetapi cukup diwakilkan oleh direktur utama dan direktur keuangan yang mengerti mengenai laporan keuangan karena merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Pernyataan Direksi atau pernyataan dalam Surat Pernyataan Direksi atau dengan apa yang ditandatangani. Pada saat penyampaian laporan keuangan sekaligus Surat Pernyataan Direksi kepada Bapepam, direksi menjalankan tugasnya sebagai wakil perseroan terhadap pihak di luar perseroan. Dalam Pasal 98 ayat 2 UUPT menyatakan bahwa ”Dalam hal anggota direksi terdiri dari 1 satu orang, yang berwenang mewakili perseroan adalah setiap anggota direksi, kecuali ditentukan lain dalam anggaran dasar”. Sehingga pada saat penyampaian laporan keuangan sekaligus Surat Pernyataan Direksi kepada Bapepam, direktur utama dan direktur keuangan atas nama direksi berwenang untuk mewakili perseroan. Dalam Peraturan Bapepam Nomor VIII.G.11 tentang Tanggung Jawab Direksi Atas Laporan Keuangan, direktur utama dan direktur yang membawahi bidang akutansikeuangan bertindak untuk dan atas nama direksi untuk membuat dan menandatangani Surat Pernyataan Direksi serta mewakili perseroan dalam menyampaikan Surat Pernyataan Direksi tersebut kepada Bapepam. Jadi seorang direktur dalam pembuatan dan penandatanganan Surat Pernyataan Direksi serta Universitas Sumatera Utara mewakili perseroan dalam menyampaikan Surat Pernyataan Direksi kepada Bapepam adalah direktur yang membawahi bidang akutansikeuangan. Dalam peraturan Bapepam Nomor VIII.G.11 tentang Tanggung Jawab Direksi Atas Laporan Keuangan menyatakan bahwa yang membuat dan menandatangani sekaligus menyampaikan Surat Pernyataan Direksi kepada Bapepam adalah direktur utama dan direktur keuangan atas nama direksi. berdasarkan pada Pasal 4 UUPT yang menyatakan bahwa ”terhadap perseroan berlaku Undang-Undang ini, Anggaran Dasar perseroan, dan peraturan perundang- undangan lainnya”, maka PT. United Capital Indonesia, Tbk. sebagai Emiten wajib tunduk pada ketentuan pasar modal dalam hal ini Peraturan Bapepam Nomor VIII.G.11 tentang Tanggung Jawab Direksi Atas Laporan Keuangan. Dalam Peraturan Bapepam Nomor VIII.G.11 tentang Tanggung Jawab Direksi Atas Laporan Keuangan bahwa dalam pembuatan dan penandatanganan sekaligus mewakili perseroan dalam penyampaian Surat Pernyataan Direksi kepada Bapepam adalah direktur utama dan direktur keuangan. Jadi PT. United Capital Indonesia, Tbk. wajib tunduk pada aturan Bapepam tersebut. Dengan berdasarkan pada alasan tersebut, Presiden Direktur dan Direktur dalam aturan Bapepam sama dengan Direktur Utama dan Direktur dalam perusahaan PT. United Capital Indonesia, Tbk. Dalam Peraturan Bapepam Nomor VIII.G.11. PT United Capital Indonesia, Tbk. telah tercatat sebagai Perusahaan Tercatat di bursa maka berkaitan dengan Peraturan Bapepam Nomor VIII.G.11 tentang Tanggung Jawab Direksi Atas Laporan Keuangan wajib tunduk pada ketentuan III.1.5 Universitas Sumatera Utara Peraturan Nomor I-E dengan Salinan Keputusan Direksi Nomor: KEP- 306BEJ07-2004 yang menyatakan bahwa: ”Setiap penyampaian laporan keuangan kepada bursa sebagaimana diatur dalam peraturan ini wajib melampirkan surat pernyataan manajemen sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam Nomor VIII.G.11 tentang Tanggung Jawab Direksi Atas Laporan Keuangan”. Direktur keuangan ditunjuk oleh Bapepam untuk membuat dan menandatangani surat pernyataan direksi didasari pada alasan bahwa yang benar- benar mengetahui kebenaran dan kelengkapan informasi dalam laporan keuangan maupun dari segi penyusunan dan penyajian laporan keuangan adalah direktur keuangan. Selain itu surat pernyataan direksi berkaitan dengan laporan keuangan maka Bapepam menunjuk direktur keuangan karena yang diberikan wewenang dalam intern perseroan untuk menyusun laporan keuangan adalah direktur keuangan. Ada beberapa fungsi dari surat pernyataan direksi: 1. Penegasan Surat pernyataan direksi dibuat untuk menegaskan kembali bahwa direksi bertanggung jawab atas laporan keuangan sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 69 ayat 3 UUPT yang menyatakan bahwa ” dalam hal laporan keuangan yang disediakan ternyata tidak benar atau menyesatkan, anggota direksi dan anggota dewan komisaris secara tanggung renteng bertanggung jawab terhadap pihak yang dirugikan” dan angka 2 huruf a Peraturan Bapepam nomor VIII.G.7 yang menyatakan bahwa ”Manajemen emiten perusahaan publik bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan.” Universitas Sumatera Utara surat pernyataan direksi mempertegas bahwa direksi bertanggung jawab atas laporan keuangan tidak hanya sebatas kebenaran dan kelengkapan informasi dalam laporan keuangan tetapi juga meliputi pertanggung jawaban atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Surat pernyataan direksi hanya sebagai penegasan bahwa direksi bertanggung jawab atas laporan keuangan. 2. Tambahan alat bukti Surat pernyataan direksi berfungsi sebagai alat bukti tertulis yang dapat dijadikan salah satu dasar tuntutan pihak yang dirugikan kepada emiten dalam hal ini diwakili oleh direksi yang karena kelalaiankesalahan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan atau terdapatnya informasi yang tidak benar dan atau menyesatkan yang menimbulkan kerugian bagi pihak lain. Dikatakan sebagai alat bukti tambahan karena surat pernyataan direksi tidak dapat dijadikan dasar tuntutan yang utama bagi pihak yang dirugikan jika mengajukan tuntutan kepada emiten karena yang tidak benar dan atau menyesatkan atau yang mengakibatkan kerugian adalah laporan keuangan bukan surat pernyataan direksi. Surat pernyataan direksi hanya sebagai bentuk penegasan secara tertulis bahwa direksi bertanggung jawab atas laporan keuangan 3. Rambu-rambu bagi emiten Dengan adanya surat pernyataan direksi, direksi diharapkan lebih aware dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan serta dalam memberikan informasi dalam laporan keuangan supaya laporan keuangan yang disampaikan bukan merupakan laporan keuangan ”asal jadi”. Apabila ada Universitas Sumatera Utara informasi yang tidak benar dan atau menyestatkan yang menimbulkan kerugian kepada pihak yang dirugikan ataukah ada perubahan dari isi laporan keuangan yang sangat substansial ataukah penyusunannya tidak sesuai dengan prinsip akutansi yang berlaku umum maka akan ada akibat hukum yang diterima oleh emiten dari Bapepam. Jadi aware mengacu pada kehati-hatian direksi dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan maupun dalam memberikan informasi dalam laporan keuangan karena ada sanksi yang akan diterima apabila laporan keuangan yang disampaikan dari sisi kebenaran informasi maupun dari segi penyusunan dan penyajian tidak benar dan merugikan pihak diluar perseroan. Pada saat menyampaikan surat pernyataan direksi, direksi menyatakan siap untuk bertanggung jawab terhadap laporan keuangan yang disampaikan dan menanggung segala kerugian pihak diluar perseroan akibat tidak benarnya informasi maupun dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan.

E. Pertanggung Jawaban Renteng Direksi Emiten Atas Pernyataan Dalam Surat Pernyataan Direksi