A. Duty of Loyality
Direksi  adalah  trustee  bagi  perseroan  yang  akan  bertindak  mewakili perseroan dalam segala macam tindakan hukumnya dilakukan dengan itikad baik
untuk  mencapai  tujuan  dan  kepentingan  perseroan  duty  of  loyality  and  good faith. Tugas dan tanggung jawab ini merupakan tugas dan tanggung jawab direksi
sebagai  suatu  organ,  yang  merupakan  tanggung  jawab  kolegial  sesama  anggota direksi  terhadap  perseroan.
62
Direksi  tidak  sendiri-sendiri  bertanggung  jawab kepada  perseroan.  Ini  berarti  setiap  tindakan  yang  diambil  atau  dilakukan  oleh
salah  satu  atau  lebih  anggota  direksi  akan  mengikat  anggota  direksi  lainnya. Namun ini tidak berarti tidak diperkenankan terjadinya pembagian tugas di antara
anggota  direksi  perseroan,  demi  pengurusan  perseroan  yang  efisien.
63
Philip Lipton dan Abraham Herzberg
64
membagi duty of loyalty and good faith ke dalam the duty:
a. to act bona fide in the interest of company;
b. to exercise power for their proper purpose;
c. to retain their discrenatory power;
d. to avoid conflict of interest.
a to act bona fide in the interest of company
62
Fred BG Tumbuan, Op Cit., hlm. 11. Ketentuan mengenai tanggung jawab kolegial ini dapat dilihat dalam penjelasan Pasal 83 ayat 1 UUPT
63
Ibid. Baca juga rumusan Pasal 97 ayat 4 UUPT
64
Philip  Lipton  dan  Abraham  Herzberg,  Understanding  Company  Law,  Brisbane:  The Law Book Company Ltd., 1992 hlm. 297
Universitas Sumatera Utara
Duty  to  act  bona  fide  in  the  interest  of  company  ini  mencerminkan kewajiban  direksi  untuk  melakukan  kepengurusan  perseroan  hanya  untuk
kepentingan  perseroan  semata-mata.  Untuk  menentukan  sampai  seberapa  jauh suatu  tindakan  yang  diambil  oleh  direksi  perseroan  telah  melakukan  untuk
kepentingan  perseroan,  maka  hal  tersebut  dipulangkan  kembali  kepada  direksi perseroan.  Direksi  perseroan  harus  mengetahui  dan  memiliki  penilaian  sendiri
tentang  tindakan  yang  menurut  pertimbangannya  adalah  sesuatu  yang  harus  atau tidak  dilakukannya  untuk  kepentingan  perseroan.  Suatu  keputusan  yang
dikeluarkan oleh Lord Greene MR dalam Smith and Fawcett Ltd 1942 1 All ER 542  telah  mengambil  pertimbangan  bahwa  “they  must  exercise  their  discretion
bona fide in what they consider – not what the court may consider – to be in the
interest  of  the  company,  and  not  for  any  collateral  purpose”.
65
Dalam  hal demikian,  maka  berarti  direksi  harus  memperhatikan  kepentingan  dari  perseroan
sebagai  satu  kesatuan  dan  bukan  hanya  untuk  kepentingan  masing-masing pemegang saham.
66
Dengan  berkembangnya  kegiatan  dunia  usaha  yang  ditandai  dengan semakin
banyaknya Chairman
perusahaan-perusahaan terkemuka
yang menyatakan “this company that is has duties to its members, employees, consumer
of  its  products  and  to  the  nation ”,
67
maka  nilai-nilai  kepentingan  perusahaan
65
Ibid
66
Ibid., hlm 298
67
Paul L. Davies, Op Cit., hlm. 602
Universitas Sumatera Utara
mulai  bergeser  menjadi  lebih  luas  hingga  meliputi  seluruh  pihak-pihak  yang terkait dengan perseroan, yang antara lain terdiri dari:
a. pemegang saham shareholders;
b. karyawan atau pegawai employees;
c. manager;
d. pelanggan consumers;
e. pemasok suppliers;
f. kreditor debtholders;
g. masyarakat communities;
h. pemerintah government.
68
b to exercise power for their proper purpose
Direksi adalah satu-satunya organ dalam perseroan yang memberikan hak dan  wewenang  untuk  bertindak  untuk  dan  atas  nama  perseroan.  Ini  membawa
konsekuensi  bahwa  jalannya  perseroan,  termasuk  pengelolaan  harta  kekayaan perseroan  tergantung  sepenuhnya  pada  direksi  perseroan.  Artinya  tugas
pengurusan perseroan oleh direksi juga meliputi tugas pengelolaan harta kekayaan perseoran.
69
Sebagai  trustee  bagi  perseroan,  maka  sudah  selayaknya  jika  dalam melakukan  tindakan  atau  perbuatan  yang  mengatasnamakan  kepentingan
perseroan,  direksi  harus  melakukannya  secara  benar  dan  tidak  memihak  untuk kepentingan manapun juga. Direksi diberikan kepercayaan oleh seluruh pemegang
68
Arnoldo C. Hax and Nicolas S. Majluf, The Strategy Concept and Process-A Pragmatic Approach New Jersey: Prentice Hall, 1991, hlm. 5
69
Fred BG Tumbuan, Op Cit., hlm. 9 – 10
Universitas Sumatera Utara
saham  melalui  mekanisme  Rapat  Umum  Pemegang  Saham  RUPS      untuk menjadi  organ  perseroan  yang  akan  bekerja  untuk  kepentingan  perseroan,  serta
kepentingan  seluruh  pemegang  saham  yang  mengangkat dan  mempercayakannya sebagai  satu-satunya  organ  yang  mengurus  dan  mengelola  perseroan.  Setelah
Rapat  Umum  Pemegang  Saham  RUPS      menyetujui  pengangkatan  direksi perseroan,  mana  seluruh  pemegang  saham  tidak  lagi  berhubungan  dengan
direksi  perseroan,  dan  oleh  karena  itu  maka  direksi  tidak  dapat  mempergunakan kepercayaan  yang  diberikan  kepadanya  tersebut  untuk  dipergunakan  dalam
kapasitasnya,  untuk  merugikan  kepentingan  satu  atau  lebih  pemegang  saham tertentu  dalam  perseroan,  meskipun  tindakan  yang  dilakukannya  tersebut  baik
bagi perseroan, menurut pertimbangannya.
70
c Duty to retain discretion
Direksi  oleh  perseroan,  melalui  Rapat  Umum  Pemegang  Saham  RUPS telah  diberikan  kewenangan  fiduciary  untuk  betindak  seluas-luasnya  dalam
koridor  Undang-Undang  dari  anggaran  dasar  untuk  kepentingan  perseroan,  dan oleh  karena  itu  maka  tidak  selayaknyalah  jika  direksi  kemudian  melakukan
pembatasan  dini,  atau  membuat  suatu  perjanjian  yang  mengekang  kebebasan
70
Philip Lipton dan Abraham Herzberg, Op Cit., hlm. 306, dimana dikatakan bahwa “The
constitution of limited company normally provides for directors, with powers of management, and shareholders,  with  defined  voting  powers  having  power  to  appoint  the  director,  and  to  take,  in
general  meeting,  by  majority  votes,  decision  on  matters  not  reserved  for  management.  Just  it  is established that directors, within their management powers, may take decisions against the wishes
of the majority shareholders, and indeed that the majority of the shareholders cannot control them
in  the  exercise  of  this  powers  while  they  remain  in  office…..so  it  must  be  unconstitutional  for directors  to  use  their  fiduciary  power  over  the  shares  in  the  companypurely  for  the  purpose  of
destroying an existing majority, or creatin g a new majority which did not previously exist…”
Universitas Sumatera Utara
mereka  bertindak  untuk  tujuan  dan  kepentingan  perseroan.  Dalam  hal  ini  tidak berarti  direksi  tidak  boleh  mengadakan,  membuat  atau  menanda  tangani  surat
perjanjian  pendahuluan seperti  misalnya  perjanjian pengikatan jual  beli,  namun sebelum  perjanjian  tersebut  diadakan,  dibuat  atau  ditandatangani  direksi  harus
memiliki  suatu  pandangan  hidup,  sikap,  dan  kepastian  bahwa  tindakan  yang dilakukan tersebut akan memberikan manfaat bagi kepentingan perseroan.
71
d Duty to avoid conflict of interest
Dalam  konsep  fiduciary  duty  ini,  direksi  memiliki  kewajiban  untuk menghindari  diadakan,  dibuat  atau  ditandatangani  perjanjian,  atau  dilakukannya
perbuatan  yang  menempatkan  direksi  tersebut  dalam  suatu  keadaan,  yang  tidak memungkinkan  dirinya  untuk  bertindak  wajar  demi  tujuan  dan  kepentingan
perseroan.  Kewajiban  ini  bertujuan  untuk  mecegah  direksi  secara  tidak  layak memperoleh  keuntungan  dari  perseroan,  yang  mengangkat  dirinya  menjadi
direksi. Lebih jauh lagi kewajiban ini sebenarnya melarang  dan mencegah direksi untuk  menempatkan  dirinya  pada  suatu  keadaan  yang  memungkinkan  direksi
bertindak  untuk  kepentingan  mereka  sendiri,  pada  saat  yang  bersamaan  mereka harus bertindak mewakili untuk dan atas nama perseroan.
72
Jadi  sesungguhnya  kewajiban  tersebut  bukan  untuk  melakukan penghukuman  atas  terjadinya  suatu  tindakan  yang  mengandung  unsur  benturan
kepentingan  tersebut  dilakukan,  dilaksanakan,  atau  diambil.  Dalam  hal  perlu
71
Philip Lipton dan Abraham Herzberg, Op Cit., hlm. 314 – 315
72
Ibid, hlm. 315
Universitas Sumatera Utara
diperhatikan  bahwa  “the  duty  is  breached  whether  or  not  they  had  fraudulent motives
”.
73
Sehubungan  dengan  hal  tersebut  di  atas,  salah  satu  contoh  dari  beberapa perbuatan  yang  tidak  dilandasi  dengan  itikad  baik,  dikatakan  bahwa  tindakan
anggota  direksi  yang  mengakibatkan  perseroan  membeli  barang  atau  properties dari  pihak  lain  dengan  harga  yang  jauh  lebih  rendah  dari  harga  wajarnya,
sedangkan direksi memperoleh keuntungan pribadi dari transaksi itu.
74
B. Duty f Care