Prinsip Keterbukaan Perseroan Terbuka

5. Laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan jika dipersyaratkan oleh instansi yang berwenang sesuai dengan jenis industrinya, dan 6. Catatan atas laporan keuangan

3. Prinsip Keterbukaan Perseroan Terbuka

Prinsip keterbukaan adalah pedoman umum yang mensyaratkan emiten, perusahaan publik, dan pihak lain yang tunduk pada Undang-Undang untuk menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh informasi material mengenai usahanya atau efeknya yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap efek dimaksud dan atau harga dari efek tersebut. 149 Prinsip keterbukaan ini sifatnya mutlak dalam arti akan diberikan sanksi administratif dan pidana bagi emiten yang melanggar prinsip keterbukaan oleh Bapepam selaku pengawas pasar modal. 150 Pelaksanaan keterbukaan informasi oleh emiten terdiri dari 3 tiga tahap yaitu: 1. Keterbukaan pada saat melakukan penawaran umum primary market level yang didahului dengan pengajuan pernyataan pendaftaran kepada bapepam 2. Keterbukaan setelah emiten mencatat dan memperdagangkan efeknya di bursa secondary market level dengan menyampaikan laporan berkala kepada bapepam dan bursa 149 Pasal 1 butir 22, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal 150 M.Irsan, Indra Surya, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, Jakarta: Kencana, 2004, Hal.226 Universitas Sumatera Utara 3. Keterbukaan terhadap peristiwa penting yang terjadi yang berpengaruh terhadap keputusan pemodalinvestor terhadap efek atau harga dari efek. Sebagai konsekuensi dari prinsip keterbukaan adalah emiten memiliki kewajiban untuk menyampaikan laporan berkala dan peristiwa materiil yang mempengaruhi harga efek kepada bapepam dan mengumumkannya kepada masyarakat. Salah satu yang wajib disampaikan kepada bapepam dan diumumkan kepada masyarakat adalah laporan berkala mengenai kegiatan usaha dan keadaan keuangan emiten. Keadaan keuangan emiten dituangkan dalam bentuk laporan keuangan. Penyampaian laporan keuangan kepada Bapepam dan pengumuman kepada masyarakat dilakukan secara berkala oleh emiten yaitu pada akhir tahun buku dan tengah tahun berjalan. Mengenai penyampaian laporan keuangan berkala diatur lebih lanjut dalam peraturan bapepam Nomor X.K.2. Dalam angka 1 huruf a peraturan bapepam Nomor X.K.2 yang dimaksud laporan keuangan berkala meliputi laporan keuangan tengah tahunan dan laporan keuangan tahunan. Dalam angka 2 huruf a menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan wajib disampaikan kepada Bapepam pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan dan wajib diumumkan kepada masyarakat yakni: 1. Perusahaan wajib mengumumkan neraca, laporan laba rugi dan laporan lain yang dipersyaratkan oleh instansi yang berwenang sesuai dengan jenis industrinya dalam sekurang-kurangnya 2 dua surat kabar harian berbahasa Indonesia yang satu di antaranya mempunyai peredaran nasional dan lainnya terbit di tempat kedudukan emiten atau perusahaan publik dan untuk perusahaan yang dikategorikan sebagai perusahaan kecil atau menengah diumumkan sekurang-kurangnya dalam 1 satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang mempunyai peredaran nasional, Universitas Sumatera Utara selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah laporan keuangan tahunan. 2. Bentuk dan isi neraca, laporan laba rugi, dan laporan lain yang dipersyaratkan oleh instansi yang berwenang sesuai dengan jenis industrinya yang diumumkan tersebut harus sama dengan yang disajikan dalam laporan keuangan tahunan yang disampaikan kepada Bapepam. 3. Pengumuman tersebut harus memuat opini dari akuntan dan bukti pengumuman harus disampaikan selambat-lambatnya 2 dua hari setelah tanggal pengumuman. 4. Laporan keuangan tahunan menjadi salah satu bagian dari laopran tahunan untuk keperluan RUPS. Sedangkan laporan tengah tahunan disampaikan kepada Bapepam dalam jangka waktu sebagai berikut: 1. Selambat-lambatnya pada akhir bulan pertama setelah laporan keuangan tengah tahunan, jika tidak disertai laporan akuntan. 2. Selambat-lambatnya pada akhir bulan kedua setelah tanggal laporan keuangan tengah tahunan, jika disertai laopran akuntan dalam rangka penelaan terbatas. 3. Selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setalah tanggal laporan keuangan tengah tahunan, jika disertai laporan akuntan yang memberikan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. Laporan Keuangan Tengah Tahunan wajib diumumkan kepada masyarakat dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Perusahaan wajib mengumumkan neraca, laporan laba rugi dan laporan lain yang dipersyaratkan oleh instansi yang berwenang sesuai dengan jenis industrinya dalam sekurang-kurangnya 2 dua surat kabar harian berbahasa Indonesia yang satu di antaranya mempunyai peredaran nasional dan lainnya terbit di tempat kedudukan emiten atau perusahaan publik dan untuk perusahaan yang dikategorikan sebagai perusahaan kecil atau menengah diumumkan sekurang-kurangnya dalam 1 satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang mempunyai peredaran nasional, selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah laporan keuangan tahunan. 2. Bentuk dan isi neraca, laporan laba rugi, dan laporan lain yang dipersyaratkan oleh instansi yang berwenang sesuai dengan jenis industrinya yang diumumkan tersebut harus sama dengan yang disajikan dalam laporan keuangan tahunan yang disampaikan kepada Bapepam. Universitas Sumatera Utara 3. Pengumuman tersebut di atas dilakukan selambat-lambatnya sesuai dengan jangka waktu menurut kewajiban penyampaian laporan keuangan tengah tahunan kepada Bapepam. 4. Bukti pengumuman tersebut harus disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya 2 dua hari kerja setelah tanggal pengumuman. Jika emiten terlambat untuk menyampaikan laporan keuangan berkala kepada Bapepam maka akan ada sanksi yang diterima oleh emiten. Sanksi yang diberikan kepada emiten apabila terlambat atau melanggar salah satu ketentuan dalam peraturan ini adalah: a. Peringatan tertulis; b. Denda yaitu kewajiban untuk membayar sejumlah uang tertentu; c. Pembatasan kegiatan usaha; d. Pembekuan kegiatan usaha; e. Pencabutan izin usaha; f. Pembatalan persetujuan; g. Pembatalan pendaftaran. Dalam Peraturan Nomor 1 huruf G angka 1 tentang Pencatatan Efek sebagaimana tercantum dalam Lampiran 1 Keputusan Direksi PT. Bursa Efek Jakarta Nomor Kep-01BEJ1992 tentang Peraturan Bursa Efek Jakarta, bahwa emiten yang efeknya telah tercatat di bursa wajib menyampaikan laporan keuangan yang terdiri dari: 1. Laporan Keuangan Tahunan Laporan Keuangan Tahunan yang disampaikan kepada Bursa Efek Jakarta merupakan laporan yang telah diaudit oleh akuntan yang terdaftar di Bapepam yang disampaikan selambat-lambatnya 120 seratus dua puluh hari sejak terhitung tanggal berakhirnya tahun buku. Universitas Sumatera Utara 2. Lapoan Keuangan Tengah Tahunan Laporan Keuangan Tengah Tahunan selambat-lambatnya disampaikan apabila: a. Tidak disertai laporan akuntan selambat-lambatnya 60 enam puluh hari setalah tanggal tengah tahun berakhir. b. Disertai laporan akuntan yang memberikan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan selambat-lambatnya 120 seratus dua puluh hari setelah tengah tahun buku berakhir. c. Laporan Triwulan yang harus disampaikan selambat-lambatnya 60 enam puluh hari setelah triwulan buku perusahaan. Apabila emiten yang efeknya telah tercatat di bursa melanggar salah satu ketentuan dalam huruf G angka 1 karena kelalaian atau kesalahan maka kepada emiten tersebut diberikan sanksi yang diatur dalam Peraturan Nomor 1 huruf K tentang Pencatatan Efek sebagaimana tercantum dalam Lapiran 1 Keputusan Direksi PT. Bursa Efek Jakarta Nomor Kep-01BEJ1992 tentang Peraturan Bursa Efek Jakarta, yakni: 1. Teguran tertulis pertama yang menyebutkan jenis kewajiban yang tidak dipenuhi 2. Teguran tertulis kedua serta pengenaan denda sebesar Rp.10.000.000 sepuluh juta rupiah yang disetor ke rekening bursa apabila setelah 30 tiga puluh hari kalender terhitung sejak tanggal teguran pertama perusahaan tetap tidak memenuhi kewajibannya. Universitas Sumatera Utara 3. Penghentian sementara perdagangan apabila perusahaan tidak memperbaiki kelalaiannya dalam waktu 30 tiga puluh hari sejak diterima teguran tertulis kedua.

C. Analisis Kasus