Situasi KB di Indonesia

Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami isteri, dan f Menentukan jumlah anak dalam keluarga. Menurut UU No.10 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera 1992 keluarga berencana adalah upaya peningkatan kepeduliaan dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan PUP ,pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Tujuan utama program KB nasional adalah untuk memenuhi perintah masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang berkualitas, menurunkan tingkat atau angka kematian ibu Ibu dan bayi serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi dalam rangka membangun keluarga kecil yang berkualitas. Secara umum tujuan 5 lima tahun kedepan yang ingin dicapai dalam rangka mewujudkan visi dan misi program KB dimuka adalah membangun kembali dan melestarikan pondasi yang kokoh bagi pelaksana program KB Nasional yang kuat dimasa mendatang,sehingga visi untuk mewujudkan keluarga berkuaitas 2015 dapat tercapai.

2.6 Sejarah Keluarga Berencana

2.6.1 Situasi KB di Indonesia

Universitas Sumatera Utara Tahun 1950-an Yuhedi Kurniawati, 2013 1. Pada era ini, perhatian terhadap masalah kependudukan khususnya terhadap gagasan keluarga berencana telah tumbuh di kalangan tokoh masyarakat. 2. Pemerintah pada waktu itu menyatakan tidak setuju dengan pembatasan kelahiran sebagai upaya pengendalian penduduk Pidato Presiden Soeharto di Palembang pada tahun 1952. 3. Pada tahun 1957 mulai diorganisasikan pelaksanaannya oleh suatu badan swasta Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia PKBI. Kegiatan PKBI masih sangat terbatas dan dilakukan secara diam- diam karena situasi politik Indonesia tidak memungkinkan. Awal dekade 1960-an Yuhedi Kurniawati, 2013 1. Indonesia mengalami “baby boom” yang ditandai dengan ledakan tingkatan kelahiran yang cukup tinggi. 2. Masalah kependudukan tidak mendapatkan penanganan sewajarnya dari pemerintah orde lama yang berpaham pronatalis. Pemerintah menekankan bahwa jumlah penduduk yang besar merupakan suatu potensi yang besar untuk menggali dan mengolah berbagai sumber kekayaan alam Indonesia tanpa memperhitungkan kualitas sumber daya manusia dan dana yang menopangnya. 3. Pada tahun 1967 Presiden Soeharto dan dua puluh sembilan pemimpin dunia lain menandatangani Deklarasi Kependudukan Sedunia. Penandatanganan tersebut merupakan peristiwa yang menjadi titik balik dari sikap pemerintah Orde Lama yang Universitas Sumatera Utara menganut paham pronatalis, menjadi sikap pemerintah Orde Baru yang lebih realistis antinatalis. 4. Pemerintah orde baru dibawah kepemimpinan Presiden Soeharto yang berorientasi pada pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat mempunyai komitmen politis sangat besar terhadap masalah kependudukan. 5. Pemerintah membentuk Lembaga Keluarga Berencana Nasional LKBN yang berstatus sebagai lembaga seni pemerintah. 6. KepPres No.81970, LKBN diganti menjadi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN yang berstatus sebagai lembaga pemerintah penuh. Tahun 1970 Yuhedi Kurniawati, 2013 1. Tepatnya tanggal 29 Juni 1970, Presiden Soeharto melantik Dewan Pembimbing Keluarga Berencana. Tanggal pelantikan ini kemudian ditetapkan sebagai hari lahirnya Program Keluarga Berencana KB Nasional. 2. Sejak Pelita I, KB secara resmi menjadi program pemerintah dan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. 3. Selama enam Pelita 19691970-19981999, pelaksanaan program KB nasional diselenggarakan berdasarkan Ketetapan MPR yang dituangkan dalam GBHN dan Keputusan Presiden tentang Program Keluarga Berencana Nasional. Universitas Sumatera Utara 4. Landasan legal pelaksanaan program KB nasional semakin kuat dengan disahkannya UU No.10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembngunan Keluarga Sejahtera oleh MPR. 5. Organisasi KB terus berkembang dan makin besar, mulai dari tingkat pusat, provinsi, kabupatenkotamadya, kecamatandesa, jumlah tenaga, sarana, prasarana dan dana makin meningkat dan merata sesuai tuntutan perkembangan program. Pelita I = 6 Provinsi Pelita II = 16 Provinsi Pelita III= Mencakup seluruh provinsi di Indonesia Era reformasi Yuhedi Kurniawati, 2013 Program KB diarahkan pada pengembangan SDM potensial sehingga diperlukan upaya peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga sebagai prioritas, selain itu juga diarahkan pada pengaturan kelahiran dan pendewasaan usia perkawinan. Perkembangan KB di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor yang dibagi menjadi dua, yaitu faktor penghambat dan faktor pendukung. Faktor yang menghambat penyebarluasan program KB di Indonesia, antara lain budaya, agama, tingkat pengetahuan masyarakat dan wawasan kebangsaan. Faktor pendukung penyebarluasan program KB, antara lain adanya komitmen politis, dukungan pemerintah, dukungan TOGATOMA, dan dukungan masyarakat terkait masalah kependudukan. Universitas Sumatera Utara

2.7 Sasaran Keluarga Berencana

Dokumen yang terkait

Faktor-faktor Ketidakikutsertaan Pasangan Usia Subur menjadi Akseptor KB di Desa Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

6 62 58

Hubungan Nilai Anak Pada Pasangan Usia Subur Akseptor dan Non Akseptor Keluarga Berencana di Kelurahan Pekan Gebang Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat Tahun 2015

0 0 15

Hubungan Nilai Anak Pada Pasangan Usia Subur Akseptor dan Non Akseptor Keluarga Berencana di Kelurahan Pekan Gebang Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat Tahun 2015

0 0 2

Hubungan Nilai Anak Pada Pasangan Usia Subur Akseptor dan Non Akseptor Keluarga Berencana di Kelurahan Pekan Gebang Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat Tahun 2015

0 0 8

Hubungan Nilai Anak Pada Pasangan Usia Subur Akseptor dan Non Akseptor Keluarga Berencana di Kelurahan Pekan Gebang Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat Tahun 2015

0 1 21

Hubungan Nilai Anak Pada Pasangan Usia Subur Akseptor dan Non Akseptor Keluarga Berencana di Kelurahan Pekan Gebang Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat Tahun 2015

0 0 3

Hubungan Nilai Anak Pada Pasangan Usia Subur Akseptor dan Non Akseptor Keluarga Berencana di Kelurahan Pekan Gebang Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat Tahun 2015

0 0 12

Determinan Ketidakikutsertaan Pasangan Usia Subur Menjadi Akseptor Keluarga Berencana Di Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat Tahun 2015

0 0 18

Determinan Ketidakikutsertaan Pasangan Usia Subur Menjadi Akseptor Keluarga Berencana Di Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat Tahun 2015

0 0 2

Determinan Ketidakikutsertaan Pasangan Usia Subur Menjadi Akseptor Keluarga Berencana Di Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat Tahun 2015

3 6 9