5.3 Gambaran Nilai Anak Segi Psikologi
Nilai anak pada kenyataannya yang dialami oleh para orangtua bahwa anak dapat menimbulkan perasaan aman, terjamin, bangga dan
puas. Hal ini sama dengan penelitian Puspasari 2014 yang mengatakan setiap keluarga PUS memiliki kepuasan batin ketika mempunyai anak
karena ketika mempunyai anak, PUS merasa bahwa hidupnya telah sempurna karena dikarunia anak yang natinya akan meneruskan
keturunannya. Selain itu anak membuat pasangan suami istri merasa bangga, puas, terjamin, dan aman hidupnya. Namun, anak juga membuat
pasangan suami istri merasa khawatir ketika anak sakit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai anak segi psikologi
pada akseptor dan non akseptor KB termasuk kategori yang tinggi dan tidak ada perbedaan antara akseptor dan non akseptor KB, seperti dilihat
pada tabel 4.12. Hasil dari penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Sulubara 2013, dimana dalam penelitiannya tersebut
diperoleh kesimpulan bahwa anak dapat mendatangkan kebahagiaan bagi keluarga. Begitu pula apa yang disimpulkan dari penelitian yang
dilakukan oleh Hidayah 2010 yang menyampaikan bahwa PUS yang memiliki nilai anak yang tinggi dapat menimbulkan stress pada PUS
tersebut bila tidak memiliki keturunan yang pada akhirnya akan menurunkan kepuasan terhadap pernikahan mereka.
Berdasarkan penelitian Hidayah dan Sulubara tersebut dapat menjelaskan mengapa jumlah anak tidak mempengaruhi psikologis PUS,
Universitas Sumatera Utara
namun justru kehadiran anak-lah yang mempengaruhi psikologis PUS. Kehadiran anak dalam satu keluarga memberi kebahagiaan bagi
pasangan tersebut, dan kebahagiaan tersebut tidak bertambah atau berkurang bila jumlah anak dalam keluarga tersebut bertambah. Hal ini
dapat menjelaskan mengapa tidak diperoleh perbedaan yang kuat antara PUS yang menggunakan akseptor KB dan non-akseptor KB, karena
prinsip dari penggunaan alat kontrasepsi adalah untuk membatasi jumlah kelahiran anak dan bukan mempengaruhi psikologis PUS tersebut.
5.4 Gambaran Nilai Anak Segi Ekonomi