Tingkat pendidikan responden dalam penelitian ini paling banyak dalam adalah tamatan SMA, yaitu sebanyak 45.12, namun masih banyak juga
ditemukan responden yang memiliki tingkat pendidikan yang rendah yaitu tamat SMP 24,39, dan tamat SD 19,51. Hanya 10,98 saja dari total
seluruh responden yang merupakan golongan tamat sarjana. Masih rendahnya jumlah responden yang telah mengenyam pendidikan tinggi
sarjana mungkin menjadi alasan mengapa nilai anak pada hasil penelitian ini tergolong tinggi pada setiap segi nilai anak.
Jumlah anak dari responden penelitian ini, yang paling banyak adalah responden yang memiliki anak berjumlah lebih dari 2 orang anak 54,9.
Sedangkan umur responden yang terbanyak dari penelitian ini adalah responden yang berumur dibawah atau sama dengan 35 tahun yaitu sebesar
53,7.
5.2 Gambaran Nilai Anak Segi Sosial
Nilai anak dari segi sosial adalah anak dapat meningkatkan status seseorang. Nilai anak dalam kehidupan sosial, tampak dalam hal anak
berperan sebagai penerus keturunan dan sebagai ahli waris. Dalam peranannya sebagai ahli waris, anak tidak semata-mata mewarisi harta
peninggalan orangtua warisan yang bersifat material, akan tetapi juga mewarisi kewajiban adat warisan yang bersifat immaterial, seperti
halnya menggantikan orangtua dalam melakukan proses adat. Hasil yang diperoleh serupa dengan penelitian Puspasari 2014 yang
mengatakan setiap keluarga PUS di daerah pedesaan masih memiliki
Universitas Sumatera Utara
pandangan yang kuat terhadap nilai anak dari segi sosial. Pada penelitiannya tersebut ia menyampaikan bahwa di daerah pedesaan,
seluruh sampel yang digunakan masih beranggapan anak sebagai penerus keturunan, dan pewaris harta orangtuanya. Anggapan terhadap
anak laki-laki dengan anak perempuan dari hasil penelitian ini memperlihatkan telah terjadi perubahan, dimana PUS banyak
menganggap bahwa anak laki-laki dengan anak perempuan memiliki nilai yang sama saja dan tidak ada bedanya. Hal ini serupa dengan
penelitian yang dilakukan oleh Istiqomah 2014, dimana ia memperoleh hasil bahwa orang tua atau dalam hal ini PUS tidak mempermasalahkan
jenis kelamin anak mereka, karena bagi mereka anak laki -laki dan anak perempuan adalah sama saja.
Hasil dari kedua penelitian tersebut dapat menjelaskan mengapa nilai anak pada akseptor dan non-akseptor KB sama-sama tergolong tinggi.
Anak laki-laki dan anak perempuan pada masa sekarang ini memiliki nilai yang sama bila dilihat dari segi sosial. Orang tua pada masa
sekarang ini menganggap bahwa yang terpenting adalah anaknya berbakti kepada mereka dan menjadi orang yang berguna bagi
masyarakat Istiqomah, 2014. Anak yang berbakti kepada orang tua dan berguna bagi masyarakat tidak harus berasal dari salah satu jenis
kelamin, sehingga jenis kelamin anak tidak dipermasalahkan oleh orang tua pada masa sekarang ini. Terkait hal tersebut maka jenis kelamin
anak tidak menentukan PUS untuk ikut dalam program KB.
Universitas Sumatera Utara
5.3 Gambaran Nilai Anak Segi Psikologi