Kualiti Kontrol Keterbatasan Alat Drug Test
digunakan untuk memperoleh hasil yang lebih pasti. Metode GCMS lebih
disarankan sebagai metode pemastian.
• Bisa saja terdapat kesalahan teknik atau prosedur serta gangguan keberadaan senyawa lain yang terdapat pada spesimen urin yang
memberikan hasil error.
• Adulteran, seperti bleach dan alum, dalam spesimen urin bisa saja memberikan hasil yang error tergantung pada metode analitik yang
digunakan. Jika memang diduga terjadi adulterasi, pengujian harus diulang
dengan spesimen urin lain.
• Hasil positif pada tes menunjukkan keberadaan drug atau metabolitnya tetapi tidak menunjukkan tingkat intoksikasi, jalur penyaluran atau
konsentrasinya dalam urine.
• Hasil yang negatif belum tentu menunjukkan bahwa urin free drug. Hasil negatif bisa diperoleh ketika keberadaan obat berada dibawah tingkat yang
bisa dibaca pada pengujian.
• Pengujian tidak dapat membedakan keberadaan obat yang disalah gunakan
atau perawatan medis tertentu.
• Hasil yang positif bisa saja didapat dari makanan atau suplemen makanan
tertentu. Lain lagi keterbatasan S.V.T Adulterasi yang dimiliki alat ini, diantaranya:
• Tes adulterasi yang termasuk kedalam produk ini dimaksudkan untuk membantu dalam penentuan spesimen abnormal. Selain untuk pengujian
dalam ilmu pengetahuan, uji ini tidak dimaksudkan sebagai tes inklusif untuk menentukan kemungkinan adulterasi.
• Oksidan PCC : urine manusia normal seharusnya tidak mengandung oksidan atau PCC. Keberadaan antioksidan dalam tingkat yang tinggi
dalam spesimen seperti asam ascorbat, dapat memberikan hasil negatif yang palsu terhadap oksidan atau PCC.
• Berat Gravitasi spesifik: Peningkatan jumlah protein dalam urin dapat menyebabkan nilai gravitasi spesifik yang tinggi.
• Nitrit: Nitrit bukan merupakan komponen yang normal dalam urine manusia. Namun nitrit yang ditemukan dalam urine bisa saja
mengindikasikan infeksi dalam jalur perkemihan atau infeksi bakteri. Tingkat nitrit 20 mgdL dapat menghasilkan hasil positif palsu terhadap
glutaraldehid. • Glutaraldehid : Tidak normal ditemukan dalam urine. Namun abnormalitas
metabolit tertentu seperti ketoasid puasa, diabetes tidak terkontrol atau diet protein tinggi dapat mempengaruhi hasil tes.
• Kreatinin: kreatinin normal berada pada tingkat 20 dan 350 mgdL. Dalam kondisi langka penyakit ginjal dapat menunjukkan dilusi pada urine.