Pembacaan SVT Adulteran Pembahasan

serta untuk mendeteksi adanya zat oksidan PCC, gaya berat spesifik, pH, nitrit, glutaraldehid dan kreatinin pada urine. Test pH untuk menguji keberadaan adulteran asam atau alkali dalam urine. pH normal harus berada pada kisaran 4.0 hingga 9.0 . Nilai diluar kisaran tersebut mengindikasikan bahwa sampel telah dirusak. Berat spesifik digunakan untuk menguji dilusi. Kisaran normalnya adalah 1.003 hingga 1.030. Angka yang berada diluar kisaran tersebut menunjukkan adanya adulterasi dan dilusi. Oxidan PCC test dilakukan untuk menentukan adanya agen oksidan seperti bleach dan hidrogen peroksida. Piridinium Klorokromat merupakan adulterant yang umum digunakan. Urine manusia normal tidak mengandung oksidan atau PCC. Tes Nitrit digunakan untuk menguji adulteran yang pada umumnya digunakan secara komersial seperti Klear dan Whizzies. Keduanya bekerja dengan cara mengoksidasi metabolit kanabinoid THC-COOH. Urine normal seharusnya tidak mengandung sisa nitrit. Hasil yang positif pada tes ini umumnya menunjukkan terjadina adulterasi Tes Glutaraldehid untuk menguji keberadaan aldehid. Adulteran seperti Urin Aid dan Clear Choice mengandung glutaraldehid yang dapat menyebabkan hasil negatif yang palsu pada hasil skrining dengan cara mengacaukan enzim yang digunakan untuk beberapa tes imunoassay. Glutaraldehid secara normal tidak ditemukan pada urine; oleh karena itu deteksi adanya glutaraldehid pada spesimen urine merupakan indikator umum pada adulterasi Kreatinin merupakan produk sisa dari kreatin, sebuah asam amino yang terdapat pada jaringan otot dan ditemukan pada urine. Seseorang bisa saja mencoba untuk mengelabui tes dengan cara meminum air secara berlebihan atau diuretik seperti teh herbal untuk mengelabui sistem. Kreatinin dan berat spesifik adalah dua cara untuk menguji adanya dilusi, yang merupakan mekanisme umum yang digunakan untuk mengecoh drug test. Ketiadaan kreatinin 5 mgdL menunjukkan spesimen tidak konsisten pada urine manusia Hasil semi-kuantitatif diperoleh dengan membandingkan secara visual warna yang bereaksi pada strip dengan warna tang tercetak pada chart berwarna. Tidak ada peralatan yang dibutuhkan

4.2.2 Kualiti Kontrol

Kualiti Kontrol merupakan kontrol prosedural juga termasuk ke dalam pengujian. Garis berwarna muncul pada bagian kontrol garis C dianggap sebagai konrol prosedural internal. Itu memastikan jumlah volume spesimen, membran wicking, teknik prosedural yang benar. Kontrol standard tidak tersedia dalam paket, namun disarankan bahwa kontrol positif dan negatif juga diuji secara GLP untuk memastikan bahwa prosedur pengujian dan memastikan perlakuan yang benar.

4.2.3 Keterbatasan Alat Drug Test

Alat drug test juga memiliki keterbatasan, diantaranya adalah : • Panel Tes Multi Drug One Step Screen hanya dapat memberikan hasil preliminasi analitik. Metode pengujian kimia secara lebih spesifik harus digunakan untuk memperoleh hasil yang lebih pasti. Metode GCMS lebih disarankan sebagai metode pemastian. • Bisa saja terdapat kesalahan teknik atau prosedur serta gangguan keberadaan senyawa lain yang terdapat pada spesimen urin yang memberikan hasil error. • Adulteran, seperti bleach dan alum, dalam spesimen urin bisa saja memberikan hasil yang error tergantung pada metode analitik yang digunakan. Jika memang diduga terjadi adulterasi, pengujian harus diulang dengan spesimen urin lain. • Hasil positif pada tes menunjukkan keberadaan drug atau metabolitnya tetapi tidak menunjukkan tingkat intoksikasi, jalur penyaluran atau konsentrasinya dalam urine. • Hasil yang negatif belum tentu menunjukkan bahwa urin free drug. Hasil negatif bisa diperoleh ketika keberadaan obat berada dibawah tingkat yang bisa dibaca pada pengujian. • Pengujian tidak dapat membedakan keberadaan obat yang disalah gunakan atau perawatan medis tertentu. • Hasil yang positif bisa saja didapat dari makanan atau suplemen makanan tertentu. Lain lagi keterbatasan S.V.T Adulterasi yang dimiliki alat ini, diantaranya: • Tes adulterasi yang termasuk kedalam produk ini dimaksudkan untuk membantu dalam penentuan spesimen abnormal. Selain untuk pengujian