Pengertian Narkotika TINJAUAN PUSTAKA

Dari kedua defenisi tersebut, M.RIDHA MA’ROEF menyimpulkan: a. Bahwa narkotika ada dua macam, yaitu narkotika alami dan sintesis. Yang termasuk narkotika alami adalah berbagai jenis candu, morphine, heroin, ganja, hashish, codein dan cocain. Narkotika alam ini termasuk dalam pengertian narkotika sempit. Sedang narkotika sintesis adalah termasuk dalam pengertian narkotika secara luas. Narkotika sintesis yang termasuk didalamnya zat-zat obat yang tergolong dalam tiga jenis obat yaitu: hallucinogen, depressant dan stimulant. b. Bahwa narkotika itu bekerja mempengaruhi sususan syaraf sentral yang akibatnya dapat menimbulkan ketidaksadaran atau pembiusan. Berbahaya apabila disalahgunakan. c. Bahwa narkotika dalam pengertian di sini adalah mencakup obat-obat bius dan obat-obat berbahaya atau narcotic and dangerous drugs Sasangka, 2003. Narkotika menurut Undang-undang RI no. 2 Tahun 1997 adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan takanan baik sintesis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan Sumiati, 2009. Ketergantungan dibagi menjadi 2, yaitu : a. Ketergantungan fisik adalah keadaan bila sesworang mengurangi atau menghentikan penggunaan NAPZA tertentu yang biasa ia gunakan, ia akan mengalami gejala putus zat NAPZA. Selain ditandaia dengan gejala putus zat NAPZA, ketergantungan fisik juga dapat ditandai dengan toleransi. b. Ketergantungan psikologis adalah suatu keadaan bila berhenti menggunakan NAPZA tertentu, seseorang akan mengalami kerinduan yang sangat kuat untuk menggunakan NAPZA tersebut walaupun ia tidak mengalami gejala fisik Sumiati, 2009. Psikotropika menurut Undang-undang RI no. 5 Tahun 1997 adalah zat atau obbat baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku Sumiati, 2009. Zat adiktif lainnya adalah bahan atau zat yang berpengaruh psikoaktif diluar yang disebut narkotika dan psikotropika, yang meliputi : alkohol, inhalansia, tembakau, dan kafein Sumiati, 2009.

2.2 Penggolongan Narkotika dan Psikotropika

Penggolongan narkotika dan psikotropika dapat di lihat menurut UU RI No. 51997 dan 221997, yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2.1 Klasifikasi zat narkotika dan psikotropika menurut UU RI no. 51997 dan 221997 Golongan Karakteristik Contoh Narkotika I Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengemba ngan ilmu pengetahuan dan tidak Heroin, kokain, dan ganja digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi menimbulkan ketergantungan II Narkotika yang berkhasiat peng- obatan, digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan Dalam terapi dan atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan, serta mempunyai potensi tinggi menimbulkan ketergantungan. Morfin, petidin , serta turunannya III Narkotika yang berkhasiat peng- obatan dan banyak digunakan dalam terapi dan atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan, serta mempunyai potensi tinggi menimbulkan ketergantungan. Kodein, dan garam-garam narkotika dalam golongan tertentu Psikotropika I Psikotopika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi amat kuat menimbulkan sindroma ketergantungan. MDMA, Ekstasi, LSD, STP