Tanda-Tanda dan Gejala Non-Fisik yang Biasa Ditampakkan di Sekolah

2.6 Faktor-Faktor Penyebab Penyalahgunaan NAPZA

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penyalahgunaan NAPZA pada seseorang. Berdasarkan pendekatan kesehatan masyarakat, faktor-faktor penyebab timbulnya penyalahgunaan NAPZA terdiri dari : 1. Faktor Zat Tidak semua zay yang digunakan akan memberi pengaruh yang sama bagi pemakai. Dalam hal ini hanya obat dengan pengaruh farmakologi tertentu yang akan menimbulkan gangguan panyalahgunaan NAPZA, baik yang menimbulkan ketergantungan dan yang tidak menimbulkan ketergantungan. 2. Faktor Individu Tiap individu memiliki perbedaan tingkat resiko untuk menyalahgunakan NAPZA. Faktor yang mempengaruhi individu terdiri dari faktor kepribadian dan faktor konstitusi. Di bawah ini merupakan beberapa alasan yang berasa dari diri sendiri. a. Keingintahuan yang besar untuk mencoba, tanpa sadar atau berpikir panjang mengenai akibatnya b. Keinginan untuk bersenang-senang c. Keinginan untuk mengikiti trend dan gaya d. Keinginan untuk diterima oleh lingkungan atau kelompok e. Tidak mampu menghadapi tekanan dari lingkungan atau kelompok pergaulan untuk menggunakan NAPZA 3. Faktor Lingkungan Sosial Faktor lingkungan sosial adalah faktor dimana individu melakukan interaksi dengan orang-orang yang ada disekitarnya. Faktor ini mencakup faktor keluarga dan faktor sosial lainnya, misalnya pada keluarga yang kurang harmonis, lingkungan pergaulan individu, komunikasi orang tua dan anak yang kurang baik, orang tua yang bercerai atau kawin lagi, orang tua yang terlalu sibuk, orang tua yang acuh dan otoriter, kurangnya orang yang menjadi teladan dalam hidupnya dan kurangnya kehidupan beragama Sumiati, 2009. Dari sekian sebab-sebab penggunaan narkotik secara tidak legal yang dilakukan oleh para remaja dapat dikelompokkan dalam tiga keinginan, yaitu: 1. Mereka yang ingin mengalami the experience seekers yaitu yang ingin memperoleh pengalaman baru dan sensasi dari akibat pemakaian narkotik. 2. Mereka yang bermaksud menjauhi atau mengelakkan realita hidup the oblivion seekers yaitu mereka yang menganggap keadaan terbius sebagai tempat pelarian terindah dan ternyaman. 3. Mereka yang ingin merubah kepribadiaanya personality change yaitu mereka yang beranggapan menggunaka narkotika dapat merubah kepribadian, seperti untuk menjadi berani, untuk menghilangkan rasa malu, menjadi tidak kaku dalam pergaulan dan lain-lain Sasangka, 2003. Dikalangan orang-orang dewasa dan yang telah lanjut usia menggunakan narkotika dengan sebab-sebab antara lain sebagai berikut: 1. Menghilangakan rasa sakit dan penyakit kronis seperti asma, TBC dan lain- lain. 2. Menjadi kebiasaan akibat penyembuhan da menghilangkan rasa sakit tersebut 3. Pelariaan dan frustasi 4. Meningkatkan kesanggupan untuk berprestasi biasanya zat perangsang Sasangka, 2003.

2.7 Pengertian Urine

Urinalisa adalah suatu metoda analisa untuk mendapatkan bahan - bahan atau zat - zat yang dimungkinkan terkandung di dalam urine, dan juga untuk melihat adanya kelainan pada urine Simanjuntak, 1997. Urine atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinalisasi. Eksreksi urine diperlukan untuk membuang molekul - molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Dalam mempertahankan homeostasis tubuh peranan urin sangat penting, karena sebagian pembuangan cairan oleh tubuh adalah melalui sekresi urin Simanjuntak, 1997. Urine Sewaktu adalah urine yang dikeluarkan pada satu waktu yang tidak ditentukan dengan khusus. Urine sewaktu ini cukup baik untuk pemeriksaan rutin yang menyertai pemeriksaan badan tanpa pendapat khusus Simanjuntak, 1997.

2.8 Komposisi Urine

Komposisi zat - zat dalam urine bervariasi tergantung jenis makanan serta air yang diminumnya. Urine normal berwarna jernih transparan, sedang warna urine kuning muda urine berasal dari zat warna empedu bilirubin dan biliverdin. Urin normal pada manusia terdiri dari air, urea, asam urat, amoniak, kreatinin, asam laktat, asam fosfat, asam sulfat, klorida, garam - garam terutama garam dapur, dan zat - zat yang berlebihan di dalam darah misalnya vitamin C dan obat - obatan. Semua cairan dan materi pembentuk urine tersebut berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urine berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa Simanjuntak, 1997.

2.9 Tes Urine

Tes urine biasanya digunakan perusahaan bagi para karyawan baru untuk menjalani prosedur penerimaan karyawan baru.Pada umumnya, tes urine meliputi deteksi keberadaan zat - zat yang seharusnya tidak terdapat dalam urine, misalnya,protein zat gula, bakteri, kristal - kristal tertentudalam jumlah yang besar. Tes urine juga digunakan untuk mendeteksi kehamilan serta zat - zat narkoba Simanjuntak, 1997.

2.10 Penyakit Yang Dapat Dideteksi Oleh Tes Urine

Penyakit yang dapat dideteksi melalui tes urine cukup banya, antara lain penyakit ginjal,diabetes kencing manis, gangguan hati lever, eklampsia pada wanita hamil, dan beberapa lagi lainnya. Pada penyakit - penyakit tersebut, tes urine tetap harus didampingi dengan pemeriksaan fisik. Sebab, tes urine hanyalah pelengkap atau penguat dugaan adanya penyakit dalam tubuh Simanjuntak, 1997.

2.11 Mekanisme Pemeriksaan Urine

Urine berasal dari darah yang dibawa arteri renalis masuk ke dalam ginjal dengan melalui glomerulus berfungsi sebagai ultrafiltrasi pada simpai Bowman, berfungsi untuk menampung hasil filtrasi dari glomerulus. Pada tubulus ginjal akan terjadi penyerapan kembali Zat - zat yang sudah disaring pada glomerulus, sisa cairan akan diteruskan ke piala ginjal terus berlanjut ke ureter Simanjuntak, 1997.

2.12 Perumusan Pidana dan Jenis Sanksi Pidana dalam UU No. 352009.

Perumusan pidana dan jenis pidana saat mengkonsumsi narkotika diatur oleh UU No. 35 2009, yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 2.2 Perumusan Pidana dan Jenis Sanksi Pidana dalam UU No.352009 Perbuatan Melwan Hukum Jenis Pidana KATAGORI I KATAGORI II KATAGORI III KATAGORI IV Pidana Penjara Narkotika Gol. I 4-12 tahun 5-20 tahun 4-12 tahun 5-20 tahun 5-15 tahun 5-20 tahun 5-15 tahun 5-20 tahun Narkotika Gol. II  3-10 tahun 5-15 tahun 4-12 tahun 5-20 tahun 4-12 tahun 5-15 tahun Narkotika Gol. III  2-7 tahun 5-20 tahun 3-10 tahun 5-15 tahun 3-10 tahun 5-15 tahun PenjaraSeumur Hidup Mati Narkotika Gol. I Berat lebih 1 Kglebih 5 btg pohon Berat melebihi 5 gram Mengakibatkan orang lain mati cacat permanen Mengakibatkan orang lain mati cacat permanen Narkotika Gol. II   Berat melebihi 5 gram  Narkotika Gol. III     Pidana Denda Narkotika Gol. I Denda 800 JT – 8 M Denda 800JT - 8 M Denda max +13 Denda 1-10 M Denda max + 13 Denda 1-10 M Denda max + 13 Narkotika Gol. II  Denda 600 JT - 5 M Denda Max + 13 Denda 800 JT - 8 M Denda Max + 13 Denda 800 JT - 6 M Narkotika Gol. III  Denda 400 JT - 3 M Denda Max + 13 Denda 600 JT - 5 M Denda Max + 13 Denda 600 JT - 5 M Denda Max + 13 Keterangan : Jenis-jenis perbuatan tanpa hak dan melawan hukum yang diatur dalam tindak pidana narkotika, dibedakan dalam 4 empat katagori, yaitu : Katagori I : menanam, memelihara, memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan. Katagori II : memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan. Katagori III : menawarkan untuk dijual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan. Katagori IV : menggunakan, memberikan untuk digunakan orang lain. Siswanto, 2012. Tabel 2.3 Ancaman Pidana bagi Orang TuaWali dari Pencandu Narkotika yang Belum Cukup Umur Pasal Perbuatan Melawan Hukum Kaitan Pasal Ancaman Pidana Ancaman Denda Pasal 128 Ayat 1 Orang tua wali dari pecandu narkotika yang belum cukup umur yang sengaja tidak melapor Pasal 55 Ayat 1 Pidana Kurungan paling lama 6 bulan Pidana denda paling banyak 1 satu juta rupiah Ayat 2 Ayat 3 Ayat 4 Pecandu narkotika yang telah cukup umur Pasal 55 Ayat 1 Pasal 55 Ayat 1 Rumah sakit dan atau rehabilitasi medis sebagaimana dimaksud pada ayat 3 harus memenuhi standar kesehatan yang ditetapkan Menteri Pecandu narkotika yang belum cukup umur dan telah dilaporkan oleh orang tua atau walinya tidak dituntut pidana Siswanto, 2012.

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Tempat

Pemeriksaan narkotika melalui urine menggunakan alat Multi Drug dengan metode Rapid Test dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Sumatera Utara Jl. Williem Iskandar Pasar V Barat I No.4 Medan-Estate, tepatnya pada bagian devisi toksikologi. 3.2. Sampel, Alat, dan Bahan 3.2.1 Sampel Sampel yang digunakan dalam pemeriksaan adalah ± 50 ml urine pasien.

3.2.2 Alat

Alat yang digunakan dalam pemeriksaan adalah: – Pot plastik sedang, – Alat Test drug Multi-drug – Penghitung waktu Stopwatch

3.2.3 Bahan

– 3.3. Prosedur Pengujian 3.3.1 Penyimpanan dan Stabilitas Panel 1. Disimpan dalam wadah tersegel baik pada suhu kamar 2-30 C. 2. Panel tes harus stabil hingga batas kadaluarsa yang tertera pada wadah.

3. Panel tes harus tetap berada dalam wadah tersegel hingga digunakan.

4. Jangan disimpan pada suhu dingin dan jangan digunakan melewati batas Kadaluarsa.

3.3.2 Pengumpulan Spesimen dan Penyiapan

1. Urine harus dikumpulkan dengan kontainer yang bersih dan kering. 2. Urine dapat dikumpulkan pada waktu yang sama pada saat digunakan. 3. Urine yang terdapat partikel visibel harus disentrifugasi, disaring atau diperbolehkan untuk mengambil supernatan jernih untuk diuji

3.3.3 Penyimpanan spesimen

1. Spesimen urine dapat disimpan pada suhu 2-8 O C sampai 48 jam hingga pada waktu pengujian. 2. Untuk memperpanjang penyimpanan, spesimen dapat dibekukan dan disimpan dibawah suhu -20 O C. 3. Spesimen yang sudah dibekukan harus dicairkan sebelum pengujian. Ketika pengujian termasuk S.V.T, penyimpanan spesimen urin tidak boleh melebihi 2 jam pada suhu kamar atau 4 jam pada suhu dingin. Untuk hasil yang terbaik, lakukan tes segera setelah pengambilan spesimen urine. 3.3.4 Cara Penggunaan Alat Multi-Drug Sebelum dilakukan pemeriksaan atau pengujian biarkan panel tes, spesimen