Histogram Grafik Normal Probability Plot Pendekatan Grafik Scatter Plot Kesimpulan

65 Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0,002 0,05 dengan demikian data tidak berdistribusi secara normal. Untuk mengatasi persoalan normalitas tersebut, data ditransformasikan ke dalam bentuk Logaritma Natural Ln kemudian dilakukan pengujian ulang. Hasil pengujian ulang setelah data ditransformasikan ke bentuk Logaritma Natural Ln terlihat bahwa data telah berdistribusi secara normal. Pengujian setelah transformasi data disajikan sebagai berikut:

a. Histogram

Sumber: Hasil Penelitian 2015 Gambar 4.1 Histogram Normalitas Uji Normalitas Data dengan pendekatan histogram di atas menunjukkan bahwa model regresi yang digunakan telah berdistribusi normal, hal ini dapat dilihat dari garis histogram tidak menceng ke kiri atau ke kanan, sehingga penyebaran datanya telah berdistribusi secara normal. 66

b. Grafik Normal Probability Plot

Pendekatan lainnya yang digunakan dalam untuk menguji normalitas data adalah Pendekatan Grafik. Pendekatan Grafik yang digunakan adalah Normality Probability Plot . Berikut adalah hasil Uji Normalitas Data dengan pendekatan Grafik Normality Probability Plot. Sumber: Hasil Penelitian 2015 Gambar 4.2 Normal Probability Plot P-P Plot Berdasarkan hasil Uji Normalitas dengan pendekatan grafik di atas, dapat diketahui bahwa data memiliki distribusi atau penyebaran yang normal, hal ini dapat dilihat dari penyebaran titik berada disekitar sumbu diagonal dari grafik. 67

c. Pendekatan Statistik Kolmogorov-Smirnov

Tabel 4.4 Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 85 Normal Parameters a,,b Mean .0000000 Std. Deviation .47493989 Most Extreme Differences Absolute .129 Positive .129 Negative -.118 Kolmogorov-Smirnov Z 1.189 Asymp. Sig. 2-tailed .118 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Hasil Penelitian 2015 Berdasarkan pendekatan Kolmogorov-Smirnov pada Tabel 4.4 terlihat bahwa nilai Asymp. Sig. 2-tailed adalah 0,118 0,05 dengan demikian variabel residual berdistribusi normal dan nilai Kolmogorv-Smirnov Z sebesar 0,3911,97 yang artinya tidak ada perbedaan antara distribusi teoritik dan distribusi empiris atau dengan kata lain data dikatakan normal.

4.2.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regressi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Berdasarkan Tabel 4.5 diperoleh hasil bahwa variabel KM, EDPK, RP, PPDB, PDPK, PPNI, PPAP, UB bebas dari multikolinearitas yang ditunjukkan dengan 68 nilai tolerance 0,10 dan nilai VIF 10. Hasil uji multikolonearitas dapat dilihat pada Tabel 4.5. Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolonearitas Pada Tabel 4.5 disimpulkan bahwa pada model regresi yang digunakan tidak terlihat adalanya gejala multikolonearitas antar variabel indevenden. Hal ini dapat diketahui dari nilai tolerance dan nilai VIF, hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai tolerance seluruh variabel bebas 0,1 dan nilai VIF seluruh variabel bebas 10. Dengan demikian berdasarkan kriteria pengujian maka data tidak mengalami multikolonearitas.

4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama diantara anggota grup tersebut. Uji Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant Ln_KM .952 1.050 Ln_EDPK .628 1.593 Ln_RP .827 1.209 Ln_PPDB .819 1.222 Ln_PPNI .444 2.252 Ln_PDPK .354 2.828 Ln_PPAP .719 1.391 Ln_UB .745 1.343 a. Dependent Variable: Ln_PDM Sumber: Hasil Penelitian 2015 69 heteroskedastisitas dilakukan dengan dua pendekatan yaitu pendekatan grafik scatter plot dan pendekatan statistik uji Glejser. Hasil dari uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada Gambar 4.3 dan Tabel 4.6 berikut:

a. Pendekatan Grafik Scatter Plot

Untuk melihat ada tidaknya Heteroskedastisitas pada model yang digunakan, dilakukan dengan Uji Heteroskedastisitas Scatter Plot. Berikut hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Scatter Plot. Sumber: Hasil Penelitian 2015 Gambar 4.3 Scatter Plot Berdasarkan Hasil Uji Heteroskedastisitas di atas, diketahui bahwa titik - titik penyebaran pada Scatter Plot tidak menunjukkan pola tertentu dan 70 penyebarannya berada di atas dan di bawah angka nol, sehingga model regresi yang digunakan tidak mengalami Heteroskedastisitas.

b. Uji Glejser Tabel 4.6

Hasil Uji Glejser Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant .380 1.261 .301 .764 Ln_KM .137 .111 .138 1.239 .219 Ln_EDPK -.192 .143 -.184 -1.339 .185 Ln_RP -.063 .036 -.210 -1.750 .084 Ln_PPDB .262 .345 .091 .759 .450 Ln_PPNI .136 .127 .174 1.065 .290 Ln_PDPK -.087 .173 -.093 -.506 .614 Ln_PPAP .037 .102 .046 .359 .721 Ln_UB -.093 .104 -.113 -.898 .372 a. Dependent Variable: Absut Sumber: Hasil Penelitian 2015 Hasil Uji Glejser pada Tabel 4.6 terlihat bahwa tidak satupun variabel independen yang signifikan mempengaruhi variabel absut hal ini terlihat dari tingkat signifikansi masing-masing variabel independen berada d iatas 0,05. Sehingga jika tingkat signifikansi 0,05 maka data tidak mengalami heteroskedastisitas.

4.2.2.4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan 71 penggangggu pada periode t-1 sebelumnya. Cara mengetahui adanya autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin Watson. Hasil dari uji autokorelasi dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini: Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi Durbin Watson Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .448 a .200 .116 .49931 1.887 a. Predictors: Constant, Ln_UB, Ln_EDPK, Ln_PPAP, Ln_KM, Ln_RP, Ln_PPDB, Ln_PPNI, Ln_PDPK b. Dependent Variable: Ln_PDM Sumber: Hasil Penelitian 2015 Pada Tabel 4.7 terlihat bahwa nilai Durbin-Watson D-W pada kolom ke enam sebesar 1,887, dan nilai pada tabel D-W untuk dl sebesar 1.4484 dan du 1.8573. kriteria pengambilan keputusan adalah: dud4-du maka, nilai D-W 1.8573 1.887 2.1427. Dengan demikian, berdasarkan kriteria pengujian tersebut, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi positif atau negatif.

4.2.3. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Persamaan regresi dapat dilihat dari tabel hasil uji coefficients terhadap kedelapan variabel independen yaitu KM, EDPK, RP, PPDB, PDPK, PPNI, PPAP, UB terhadap PDM ditunjukkan pada Tabel 4.8 berikut: 72 Tabel 4.8 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -3.984 1.799 -2.215 .030 Ln_KM .397 .158 .263 2.506 .014 Ln_EDPK .533 .204 .338 2.607 .011 Ln_RP -.077 .051 -.169 -1.501 .138 Ln_PPDB -.444 .493 -.102 -.900 .371 Ln_PPNI .043 .182 .036 .236 .814 Ln_PDPK .127 .247 .089 .515 .608 Ln_PPAP .080 .146 .066 .548 .585 Ln_UB .237 .148 .190 1.601 .114 a. Dependent Variable: Ln_PDM Sumber: Hasil Penelitian 2015 Hasil analisis regresi linear berganda Tabel 4.8 diperoleh persamaan sebagai berikut: Y= a + b 1 X 1 + b 2 X 2 - b 3 X 3 - b 4 X 4 + b 5 X 5 + b 6 X 6 + b 7 X 7 + b 8 X 8 + e Y= -3,984 + 0,397X 1 + 0,533 X 2 - 0,077X 3 – 0,444X 4 + 0,043 X 5 + 0,127 X 6 + 0,080 X 7 + 0,237 X 8 + e Berdasarkan persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa: 1. Nilai konstan adalah sebesar -3,984. Artinya bahwa jika nilai variabel independen KM, EDPK, RP, PPDB, PPNI, PDPK, PPAP, dan UB = 0 PDM akan sebesar -3,984. 2. Koefisien regresi variabel KM X 1 memiliki pengaruh yang positif sebesar 0,397. Artinya jika variabel KM meningkat, maka Profit Distribution Management PDM akan meningkat sebesar 0,397. 73 3. Koefisien regresi variabel EDPK X 2 memiliki pengaruh yang positif sebesar 0,533. Artinya jika variabel EDPK meningkat, maka Profit Distribution Management PDM akan meningkat sebesar 0,533. 4. Koefisien regresi variabel RP X 3 memiliki pengaruh yang negatif sebesar - 0,077. Artinya jika variabel RP meningkat, maka Profit Distribution Management PDM akan menurun sebesar 0,077. 5. Koefisien regresi variabel PPDB X 4 memiliki pengaruh yang bernilai negatif sebesar -0,444. Artinya jika variabel PPDB meningkat maka Profit Distribution Management dapat menurun, dengan demikian ternyata peningkatan PPDB tidak selalu searah dengan meningkatnya Profit Distribution Management PDM. 6. Koefisien regresi variabel PPNI X 5 memiliki pengaruh yang positif sebesar 0,043. Artinya jika variabel PPNI meningkat, maka Profit Distribution Management PDM akan meningkat sebesar 0,043 7. Koefisien regresi variabel PDPK X 5 memiliki pengaruh yang positif sebesar 0,127. Artinya jika variabel PDPK meningkat, maka Profit Distribution Management PDM akan meningkat sebesar 0,127. 8. Koefisien regresi variabel PDPK X 6 memiliki pengaruh yang positif sebesar 0,127. Artinya jika variabel PDPK meningkat, maka Profit Distribution Management PDM akan meningkat sebesar 0,127. 9. Koefisien regresi variabel PPAP X 7 memiliki pengaruh yang positif sebesar 0,080. Artinya jika variabel PPAP meningkat, maka Profit Distribution Management PDM akan meningkat sebesar 0,080. 74 10. Koefisien regresi variabel Umur Bank X 8 memiliki pengaruh yang positif sebesar 0,237. Artinya jika variabel Umur Bank meningkat, maka Profit Distribution Management PDM akan meningkat sebesar 0,237. 4.2.4. Pengujian Hipotesis 4.2.4.1. Uji Hipotesis Secara Simultan Uji F Uji Signifikansi simultan digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen KM, EDPK, RP, PPDB, PDPK, PPNI, PPAP, UB secara serempak atau bersama-sama terhadap variabel dependen PDM. Hasi pengujian secara simultan dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut: Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikansi Simultan Uji F ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 4.749 8 .594 2.381 .024 a Residual 18.948 76 .249 Total 23.697 84 a. Predictors: Constant, Ln_UB, Ln_EDPK, Ln_PPAP, Ln_KM, Ln_RP, Ln_PPDB, Ln_PPNI, Ln_PDPK b. Dependent Variable: Ln_PDM Sumber: Hasil Penelitian 2015 Berdasarkan Tabel 4.9 di atas dapat diketahui bahwa nilai F hitung adalah sebesar 2,381 dan nilai F tabel pada alpha 5 adalah 2,05 maka terlihat bahwa nilai F hitung 2381 F tabel 2,05, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,024 0,05. Dengan demikian variabel KM X 1 , variabel EDPK X 2 , variabel RP X 3 , 75 PPDB X 4 , PPNI X5, PDPK X6, PPAP X7 dan Variabel UB X 8 secara bersama-sama atau serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Profit Distribution Management Y. Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis maka H 1 diterima dan H ditolak.

4.2.4.2. Uji Hipotesis Secara Parsial Uji t

Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial yang terdiri atas KM, EDPK, RP, PPDB, PDPK, PPNI, PPAP, UB terhadap PDM. Hasil uji t dapat kita lihat pada Tabel 4.10. Tabel 4.10 Hasil Uji Signifikansi Parsial Uji t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -3.984 1.799 -2.215 .030 Ln_KM .397 .158 .263 2.506 .014 Ln_EDPK .533 .204 .338 2.607 .011 Ln_RP -.077 .051 -.169 -1.501 .138 Ln_PPDB -.444 .493 -.102 -.900 .371 Ln_PPNI .043 .182 .036 .236 .814 Ln_PDPK .127 .247 .089 .515 .608 Ln_PPAP .080 .146 .066 .548 .585 Ln_UB .237 .148 .190 1.601 .114 a. Dependent Variable: Ln_PDM Sumber: Hasil Penelitian 2015 76 Berdasarkan Tabel 4.10 Hasil Uji t diatas, diketahui bahwa: 1. Variabel KM X 1 berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDM Y hal ini terlihat dari nilai t hitung 2,506 t tabel 1,667 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,014 0,05. Dengan demikian dapat diketahui bahwa KM berpengaruh signifikan terhadap PDM maka H 1 diterima dan H ditolak. 2. Variabel EDPK X 2 berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDM Y hal ini terlihat dari nilai t hitung 2,607 t tabel 1,667 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,011 0,05. Dengan demikian dapat diketahui bahwa EDPK berpengaruh signifikan terhadap PDM maka H 1 diterima dan H ditolak. 3. Variabel RP X 3 berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap PDM Y hal ini terlihat dari nilai t hitung -1,501 t tabel 1,667 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,138 0,05. Dengan demikian dapat diketahui bahwa RP tidak berpengaruh signifikan terhadap PDM maka H diterima dan H 1 ditolak. 4. Variabel PPDB X 4 berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap PDM Y hal ini terlihat dari nilai t hitung -0,900 t tabel 1,667 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,371 0,05. Dengan demikian dapat diketahui bahwa PPDB tidak berpengaruh signifikan terhadap PDM maka H diterima dan H 1 ditolak. 5. Variabel PPNI X 5 berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap PDM Y hal ini terlihat dari nilai t hitung 0,236 t tabel 1,667 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,814 0,05. Dengan demikian dapat diketahui bahwa 77 PPNI tidak berpengaruh signifikan terhadap PDM maka H diterima dan H 1 ditolak. 6. Variabel PDPK X 6 berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap PDM Y hal ini terlihat dari nilai t hitung 0,515 t tabel 1,667 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,608 0,05. Dengan demikian dapat diketahui bahwa PDPK tidak berpengaruh signifikan terhadap PDM maka H diterima dan H 1 ditolak. 7. Variabel PPAP X 7 berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap PDM Y hal ini terlihat dari nilai t hitung 0,548 t tabel 1,667 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,585 0,05. Dengan demikian dapat diketahui bahwa PPAP tidak berpengaruh signifikan terhadap PDM maka H diterima dan H 1 ditolak. 8. Variabel Umur Bank X 8 berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap PDM Y hal ini terlihat dari nilai t hitung 1,601 t tabel 1,667 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,114 0,05. Dengan demikian dapat diketahui bahwa Umur Bank tidak berpengaruh signifikan terhadap PDM maka H diterima dan H 1 ditolak.

4.2.4.3 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat. Nilai R 2 terletak antara 0 sampai dengan 1 0 ≤ R 2 ≤ 1. Tujuan menghitung koefisien determinasi adalah untuk 78 mengetahui kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Dari hasil analisis data diperoleh hasil yang ditunjukkan pada Tabel 4.11 sebagai berikut: Tabel 4.11 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .448 a .200 .116 .49931 1.887 a. Predictors: Constant, Ln_UB, Ln_EDPK, Ln_PPAP, Ln_KM, Ln_RP, Ln_PPDB, Ln_PPNI, Ln_PDPK b. Dependent Variable: Ln_PDM Sumber: Hasil Penelitian 2015 Berdasarkan Hasil Uji Determinasi R² pada Tabel 4.9 diketahui bahwa variabel KM X 1 , EDPK X 2 , RP X 3 , PPDB X 4 , PPNI X 5 , PDPK X 6 , PPAP X 7 dan UB X 8 mampu menjelaskan variabel Profit Distribution Management PDM sebesar 0,116 atau 11,6 sedangkan sisanya sebesar 88,4 dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.

4.3 Pembahasan

4.3.1. Pengaruh Kecukupan Modal KM terhadap Profit Distribution

Management PDM Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa Kecukupan Modal KM berpengaruh positif dan signifikan terhadap Profit Distribution Management PDM Unit Usaha Syariah. Dengan demikian, perubahan yang terjadi baik peningkatan maupun penurunan yang terjadi pada KM akan berpengaruh terhadap 79 meningkat atau menurunnya PDM. Hal ini karena tingkat Kecukupan Modal KM Unit Usaha Syariah berada pada tingkat yang cukup untuk menutupi risiko kerugian yang mungkin terjadi dari penanaman dana dalam aset produktif serta untuk pembiayaan dalam aset tetap dan investasi. Artinya, tingginya nilai KM akan berdampakberpengaruh pada keputusan pihak manajemen sehingga lebih berani untuk melakukan kebijakan profit distribution management karena kondisi kecukupan modal relatif aman. Jika KM meningkat maka PDM akan meningkat pula dan sebaliknya. Jadi semakin tinggi KM atau turunnya KM suatu bank dapat menjadi tolak ukur peningkatan PDM. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Azmy 2009 dan Mulyo dan Mutmainah 2012 yang menyatakan bahwa Capital Adequacy Ratio CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap Profit Distribution Management PDM pada unit usaha syariah di Indonesia.

4.3.2. Pengaruh Efektivitas Dana Pihak Ketiga EDPK terhadap Profit

Distribution Management PDM Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa Efektivitas Dana Pihak Ketiga EDPK yang diukur dengan Financing Deposit Ratio FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap Profit Distribution Management PDM pada Unit Usaha Syariah di Indonesia. EDPK merupakan cerminan dari fungsi intermediasi bank, yaitu dalam menyalurkan dana pihak ketiga ke pembiayaan. Artinya, dengan semakin efektifnya penggunaan dana pihak ketiga yang disalurkan dalam pembiayaan maka ada kemungkinan PDM yang diterima lebih besar. Terlihat 80 dari nilai rata-rata FDR unit syariah pada periode 2009-2013 sebesar 116,94. Hal ini mengartikan nilai rasio FDR yang semakin tinggi, semakin baik tingkat kesehatan bank, karena pembiayaan yang disalurkan bank lancar, sehingga pendapatan bank semakin meningkat. Jika EDPK meningkat atau menurun maka akan diikuti pula dengan meningkat atau menurunnya PDM. Jadi semakin meningkatnya atau menurunnya EDPK suatu bank dapat menjadi tolak ukur peningkatan PDM. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rovi Octaviano Vustany 2006 2005. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa FDR berpengaruh signifikan terhadap pemberian bagi hasil nasabah.

4.3.3. Pengaruh Resiko Pembiayaan RP terhadap Profit Distribution

Management PDM Secara parsial Resiko Pembiayaan RP menunjukkan pengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadap Profit Distribution Management pada Unit Usaha Syariah di Indonesia periode 2009-2013. Dengan demikian, kondisi Resiko Pembiayaan RP tidak berpengaruh signifikan terhadap Profit Distribution Management PDM. Hal ini karena nilai Resiko Pembiayaan RP yang fluktuatif disetiap tahunnya. Sehingga meningkat atau menurunnya RP belum berdampak signifikan pada kebijakan Profit Distribution Management PDM. Artinya, apabila Resiko Pembiayaan RP semakin kecil, sehingga Profit Distribution Management PDM semakin tinggi, tidak dapat menjadi tolak ukur adanya aktivitas peningkatan PDM oleh manajemer bank yang bersangkutan. 81 Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh M. Showwan Azmy 2009. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara parsial Non Performing Financing NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap Profit Distribution Management PDM.

4.3.4. Pengaruh Pertumbuhan Produk Domestik Bruto PPDB terhadap

Profit Distribution Management PDM Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa Produk Domestik Bruto PDB berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Profit Distribution Management PDB pada Unit Usaha Syariah UUS di Indonesia tahun 2009- 2013. Sehingga, meningkat atau menurunnya PPDB tidak berpengaruh signifikan terhadap meningkat atau menurunnya Profit Distribution Management PDM. Hal ini umumnya karena PDB sebagai alat ukur pendapatan negara disetiap tahunnya cenderung fluktuatif dan sulit diprediksi secara tepat pada periode berikutnya. Artinya, dengan kondisi tersebut, maka pihak manajemen tidak menjadikan PPDB alat ukur pendapatan negara sebagai pertimbangan utama yang dapat menjadi refleksi atau cerminan keadaan keuangan secara sempurna pada tiap bank dalam suatu negara untuk menjadi tolak ukur peningkatan Profit Distribution Management PDM. Dengan demikian, PDB tidak berpengaruh signifikan terhadap Profit Distribution Management PDM pada unit usaha syariah di Indonesia periode 2009-2013. 82 Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mulyo dan Mutmainah 2011. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa PDB tidak berpengaruh terhadap Profit Distribution Management PDM.

4.3.5. Pengaruh Proporsi Pembiayaan Non Investasi PPNI terhadap Profit

Distribution Management PDM Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa Proporsi Pembiayaan Non Investasi PPNI berpengaruh secara postif dan tidak signifikan terhadap Profit Distribution Management PDM pada Unit Usaha Syariah di Indonesia tahun 2009-2013. Dengan demikian, kondisi PPNI pada Unit Usaha Syariah selama periode 2009-2013 tidak berdampak signifikan terhadap Profit Distribution Management PDM. Hal ini umumnya karena PPNI masing-masing Unit Usaha Syariah belum maksimal dan cenderung fluktuatif disetiap tahunnya. Sehingga dengan kondisi tersebut, PPNI meskipun bernilai positif namun tidak berpengaruh signifikan terhadap Profit Distribution Management PDM. Artinya, variabel PPNI yang mengacu pada pembiayaan dengan tingkat tetap ini belum berdampak signifikan menjadi tolak ukur aktivitas peningkatan Profit Distribution Management PDM walaupun besarnya PPNI ini akan menentukan tingkat di mana bank syariah melakukan PDM dalam keadaan pasar di mana terdapat perubahan suku bunga Farook et al. 2009. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mulyo dan Mutmainah 2011 yang menyatakan bahwa Proporsi pembiayaan non 83 investasi berpengaruh signifikan terhadap Profit Distribution Management PDM pada Bank Syariah di Indonesia

4.3.6. Penguruh Proporsi Dana Pihak Ketiga PDPK terhadap Profit

Distribution Management PDM PDPK merupakan variabel yang menggambarkan seberapa besar kebergantungan bank terhadap dana deposan. Farook et al. 2009, berpendapat bahwa bank syariah dengan proporsi dana pihak ketiga yang lebih kecil daripada dana pemegang saham cenderung tidak mengelola PDM yang mengacu pada suku bunga. Bank syariah tersebut kemungkinan lebih menyediakan PDM yang bersifat konsisten sesuai dengan asset returns yang diperoleh. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa Proporsi Dana Pihak Ketiga PDPK berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Profit Distribusi Management PDM. Dengan demikian Proporsi Dana Pihak Ketiga PDPK tidak berpengaruh signifikan terhadap Profit Distribution Management PDM. Artinya, besar kecilnya PPNI yang menggambarkan seberapa besar ketergantungan bank terhadap dana deposan tidak menjadi ketentuan pihak bank dalam aktivitas Profit Distribution Management PDM. Hal ini umumnya karena proporsi dana pihak ketiga secara umum fluktuatif dan tidak begitu tinggi bahkan beberapa Unit Usaha Syariah mengalami penurunan Proporsi Dana Pihak Ketiga PDPK dalam beberapa tahun sehingga tidak memberikan peningkatan yang signifikan terhadap Profit Distribution Management PDM. 84 Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rovi Octaviano Vustany 2006 yang menyatakan bahwa proporsi dana pihak ketiga tidak berpengaruh signifikan terhadap pemberian bagi hasil nasabah.

4.3.7. Pengaruh Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif PPAP

terhadap Profit Distribution Management PDM Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif PPAP berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Profit Distribution Management PDM. Dengan demikian meskipun PPAP bernilai positif namun tidak signifikan dalam meningkatkan Profit Distribution Management PDM. Hal ini umumnya karena cadangan yang dimiliki Unit Usaha Syariah tidak begitu tinggi dengan nilai rata-rata sebesar 1,31 sehingga tidak mampu menutupi risiko kerugian yang timbul dari pendanaan. Artinya, seberapa besar PPAP yang dibentuk bank, belum tentu dapat meningkatkan peningkatan aktivitas Profit Distribution Management PDM. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mulyono dan Mutmainah 2012 yang menyatakan bahwa Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif PPAP berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Profit Distribution Management PDM pada unit usaha syariah. 85

4.3.8. Pengaruh Umur Bank terhadap Profit Distribution Management

PDM Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa umur bank berpengaruh positif dan tidak signifikan. Dengan demikian, unit usaha syariah yang telah berumur lama maupun baru tidak bisa dijadikan dasar dalam pemberian bagi hasil nasabah. Hal ini umumnya karena sulitnya menghasilkan laba yang akan membuat pembagian hasil semakin kecil sehingga para nasabah menarik dananya dan memindahkan pada Bank lain yang memberikan return yang lebih tinggi. Sehingga Umur Bank tidak berpengaruh signifikan terhadap Profit Distribution Management PDM pada unit syariah di Indonesia periode 2009- 2013. Artinya, semakin tinggi umur suatu bank tidak dapat menjadi tolak ukur adanya peningkatan PDM oleh manajer bank karena aktivitas PDM lebih condong dilakukan sebagai hasil dari decision making yang dibuat manajer berdasarkan kondisi keuangan bank dan market. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mulyo dan Mutmainah 2012 serta penelitian yang dilakukan oleh Farook, Hassan, dan Clinch 2009 yang menyatakan bahwa Umur Bank tidak berpengaruh terhadap bagi hasil nasabah atau profit distribution management. 86

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan dalam penelitian ini, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Secara simultan faktor-faktor yang mempengaruhi profit distribution management PDM pada Unit Usaha Syariah di Indonesia periode 2009- 2013 yang terdiri dari Kecukupan Modal KM, Efektivitas Dana Pihak Ketiga EDPK, Resiko Pembiayaan RP, Pertumbuhan Produk Domestik Bruto PPDB, Proporsi Pembiayaan Non Investasi PPNI, Proporsi Dana Pihak Ketiga PDPK, Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif PPAP, dan Umur Bank UB secara simultan atau serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Profit Distribution Management PDM pada Unit Usaha Syariah di Indonesia periode 2009-2013. 2. Secara parsial faktor-faktor yang mempengaruhi profit distribution management PDM pada Unit Usaha Syariah di Indonesia periode 2009- 2013 menunjukkan bahwa: a. Kecukupan Modal KM berpengaruh signifikan terhadap Profit Distribution Management PDM pada Unit Usaha Syariah di Indonesia periode 2009-2013. 87 b. Efektivitas Dana Pihak Ketiga EDPK berpengaruh signifikan terhadap Profit Distribution Management PDM pada Unit Usaha Syariah di Indonesia periode 2009-2013. c. Resiko Pembiayaan RP tidak berpengaruh signifikan terhadap Profit Distribution Management PDM pada Unit Usaha Syariah di Indonesia periode 2009-2013. d. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto PPDB tidak berpengaruh signifikan terhadap Profit Distribution Management PDM pada Unit Usaha Syariah di Indonesia periode 2009-2013. e. Proporsi Pembiayaan Non Investasi PPNI tidak berpengaruh signifikan terhadap Profit Distribution Management PDM pada Unit Usaha Syariah di Indonesia periode 2009-2013. f. Proporsi Dana Pihak Ketiga PDPK tidak berpengaruh signifikan terhadap Profit Distribution Management PDM pada Unit Usaha Syariah di Indonesia periode 2009-2013. g. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif PPAP tidak berpengaruh signifikan terhadap Profit Distribution Management PDM pada Unit Usaha Syariah di Indonesia periode 2009-2013. h. Umur Bank UB tidak berpengaruh signifikan terhadap Profit Distribution Management PDM pada Unit Usaha Syariah di Indonesia periode 2009-2013. 88

5.2. Saran