69
heteroskedastisitas dilakukan dengan dua pendekatan yaitu pendekatan grafik scatter plot dan pendekatan statistik uji Glejser. Hasil dari uji heteroskedastisitas
dapat dilihat pada Gambar 4.3 dan Tabel 4.6 berikut:
a. Pendekatan Grafik Scatter Plot
Untuk melihat ada tidaknya Heteroskedastisitas pada model yang digunakan, dilakukan dengan Uji Heteroskedastisitas Scatter Plot. Berikut hasil
Uji Heteroskedastisitas dengan Scatter Plot.
Sumber: Hasil Penelitian 2015
Gambar 4.3 Scatter Plot
Berdasarkan Hasil Uji Heteroskedastisitas di atas, diketahui bahwa titik - titik penyebaran pada Scatter Plot tidak menunjukkan pola tertentu dan
70
penyebarannya berada di atas dan di bawah angka nol, sehingga model regresi yang digunakan tidak mengalami Heteroskedastisitas.
b. Uji Glejser Tabel 4.6
Hasil Uji Glejser Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
.380 1.261
.301 .764
Ln_KM .137
.111 .138
1.239 .219
Ln_EDPK -.192
.143 -.184
-1.339 .185
Ln_RP -.063
.036 -.210
-1.750 .084
Ln_PPDB .262
.345 .091
.759 .450
Ln_PPNI .136
.127 .174
1.065 .290
Ln_PDPK -.087
.173 -.093
-.506 .614
Ln_PPAP .037
.102 .046
.359 .721
Ln_UB -.093
.104 -.113
-.898 .372
a. Dependent Variable: Absut Sumber: Hasil Penelitian 2015
Hasil Uji Glejser pada Tabel 4.6 terlihat bahwa tidak satupun variabel independen yang signifikan mempengaruhi variabel absut hal ini terlihat dari
tingkat signifikansi masing-masing variabel independen berada d iatas 0,05. Sehingga jika tingkat signifikansi 0,05 maka data tidak mengalami
heteroskedastisitas.
4.2.2.4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
71
penggangggu pada periode t-1 sebelumnya. Cara mengetahui adanya autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin Watson. Hasil dari uji
autokorelasi dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini:
Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi Durbin Watson
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate Durbin-
Watson 1
.448
a
.200 .116
.49931 1.887
a. Predictors: Constant, Ln_UB, Ln_EDPK, Ln_PPAP, Ln_KM, Ln_RP, Ln_PPDB, Ln_PPNI, Ln_PDPK
b. Dependent Variable: Ln_PDM
Sumber: Hasil Penelitian 2015
Pada Tabel 4.7 terlihat bahwa nilai Durbin-Watson D-W pada kolom ke enam sebesar 1,887, dan nilai pada tabel D-W untuk dl sebesar 1.4484 dan du
1.8573. kriteria pengambilan keputusan adalah: dud4-du maka, nilai D-W 1.8573 1.887 2.1427. Dengan demikian, berdasarkan kriteria pengujian
tersebut, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi positif atau negatif.
4.2.3. Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Persamaan
regresi dapat dilihat dari tabel hasil uji coefficients terhadap kedelapan variabel independen yaitu KM, EDPK, RP, PPDB, PDPK, PPNI, PPAP, UB terhadap
PDM ditunjukkan pada Tabel 4.8 berikut:
72
Tabel 4.8 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error
Beta 1
Constant -3.984
1.799 -2.215
.030 Ln_KM
.397 .158
.263 2.506 .014
Ln_EDPK .533
.204 .338 2.607
.011 Ln_RP
-.077 .051
-.169 -1.501 .138
Ln_PPDB -.444
.493 -.102 -.900
.371 Ln_PPNI
.043 .182
.036 .236
.814 Ln_PDPK
.127 .247
.089 .515
.608 Ln_PPAP
.080 .146
.066 .548
.585 Ln_UB
.237 .148
.190 1.601 .114
a. Dependent Variable: Ln_PDM Sumber: Hasil Penelitian 2015
Hasil analisis regresi linear berganda Tabel 4.8 diperoleh persamaan sebagai berikut:
Y= a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
- b
3
X
3
- b
4
X
4
+ b
5
X
5
+ b
6
X
6
+ b
7
X
7
+ b
8
X
8
+ e Y=
-3,984 + 0,397X
1
+ 0,533 X
2
- 0,077X
3
– 0,444X
4
+ 0,043 X
5
+ 0,127 X
6
+ 0,080 X
7
+ 0,237 X
8
+ e Berdasarkan persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa:
1. Nilai konstan adalah sebesar -3,984. Artinya bahwa jika nilai variabel
independen KM, EDPK, RP, PPDB, PPNI, PDPK, PPAP, dan UB = 0 PDM akan sebesar -3,984.
2. Koefisien regresi variabel KM X
1
memiliki pengaruh yang positif sebesar 0,397. Artinya jika variabel KM meningkat, maka Profit Distribution
Management PDM akan meningkat sebesar 0,397.
73
3. Koefisien regresi variabel EDPK X
2
memiliki pengaruh yang positif sebesar 0,533. Artinya jika variabel EDPK meningkat, maka Profit
Distribution Management PDM akan meningkat sebesar 0,533.
4. Koefisien regresi variabel RP X
3
memiliki pengaruh yang negatif sebesar - 0,077. Artinya jika variabel RP meningkat, maka Profit Distribution
Management PDM akan menurun sebesar 0,077.
5. Koefisien regresi variabel PPDB X
4
memiliki pengaruh yang bernilai negatif sebesar -0,444. Artinya jika variabel PPDB meningkat maka Profit
Distribution Management dapat menurun, dengan demikian ternyata
peningkatan PPDB tidak selalu searah dengan meningkatnya Profit Distribution Management
PDM. 6.
Koefisien regresi variabel PPNI X
5
memiliki pengaruh yang positif sebesar 0,043. Artinya jika variabel PPNI meningkat, maka Profit
Distribution Management PDM akan meningkat sebesar 0,043
7. Koefisien regresi variabel PDPK X
5
memiliki pengaruh yang positif sebesar 0,127. Artinya jika variabel PDPK meningkat, maka Profit
Distribution Management PDM akan meningkat sebesar 0,127.
8. Koefisien regresi variabel PDPK X
6
memiliki pengaruh yang positif sebesar 0,127. Artinya jika variabel PDPK meningkat, maka Profit
Distribution Management PDM akan meningkat sebesar 0,127.
9. Koefisien regresi variabel PPAP X
7
memiliki pengaruh yang positif sebesar 0,080. Artinya jika variabel PPAP meningkat, maka Profit
Distribution Management PDM akan meningkat sebesar 0,080.
74
10. Koefisien regresi variabel Umur Bank X
8
memiliki pengaruh yang positif sebesar 0,237. Artinya jika variabel Umur Bank meningkat, maka Profit
Distribution Management PDM akan meningkat sebesar 0,237.
4.2.4. Pengujian Hipotesis 4.2.4.1. Uji Hipotesis Secara Simultan Uji F
Uji Signifikansi simultan digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen KM, EDPK, RP, PPDB, PDPK, PPNI, PPAP, UB secara
serempak atau bersama-sama terhadap variabel dependen PDM. Hasi pengujian secara simultan dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut:
Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikansi Simultan Uji F
ANOVA
b
Model Sum of
Squares Df
Mean Square F
Sig. 1
Regression 4.749
8 .594
2.381 .024
a
Residual 18.948
76 .249
Total 23.697
84 a. Predictors: Constant, Ln_UB, Ln_EDPK, Ln_PPAP, Ln_KM, Ln_RP,
Ln_PPDB, Ln_PPNI, Ln_PDPK b. Dependent Variable: Ln_PDM
Sumber: Hasil Penelitian 2015
Berdasarkan Tabel 4.9 di atas dapat diketahui bahwa nilai F
hitung
adalah sebesar 2,381 dan nilai F
tabel
pada alpha 5 adalah 2,05 maka terlihat bahwa nilai F
hitung 2381
F
tabel 2,05,
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,024 0,05. Dengan demikian variabel KM X
1
, variabel EDPK X
2
, variabel RP X
3
,
75
PPDB X
4
, PPNI X5, PDPK X6, PPAP X7 dan Variabel UB X
8
secara bersama-sama atau serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel
Profit Distribution Management Y. Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis
maka H
1
diterima dan H ditolak.
4.2.4.2. Uji Hipotesis Secara Parsial Uji t
Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial yang terdiri atas KM, EDPK, RP, PPDB, PDPK,
PPNI, PPAP, UB terhadap PDM. Hasil uji t dapat kita lihat pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10 Hasil Uji Signifikansi Parsial Uji t
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error
Beta 1
Constant -3.984
1.799 -2.215
.030 Ln_KM
.397 .158
.263 2.506 .014
Ln_EDPK .533
.204 .338 2.607
.011 Ln_RP
-.077 .051
-.169 -1.501 .138
Ln_PPDB -.444
.493 -.102 -.900
.371 Ln_PPNI
.043 .182
.036 .236
.814 Ln_PDPK
.127 .247
.089 .515
.608 Ln_PPAP
.080 .146
.066 .548
.585 Ln_UB
.237 .148
.190 1.601 .114
a. Dependent Variable: Ln_PDM Sumber: Hasil Penelitian 2015
76
Berdasarkan Tabel 4.10 Hasil Uji t diatas, diketahui bahwa: 1.
Variabel KM X
1
berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDM Y hal ini terlihat dari nilai t
hitung 2,506
t
tabel 1,667
dengan tingkat signifikasi sebesar 0,014 0,05. Dengan demikian dapat diketahui bahwa KM
berpengaruh signifikan terhadap PDM maka H
1
diterima dan H ditolak.
2. Variabel EDPK X
2
berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDM Y hal ini terlihat dari nilai t
hitung 2,607
t
tabel 1,667
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,011 0,05. Dengan demikian dapat diketahui bahwa EDPK
berpengaruh signifikan terhadap PDM maka H
1
diterima dan H ditolak.
3. Variabel RP X
3
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap PDM Y hal ini terlihat dari nilai t
hitung -1,501
t
tabel 1,667
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,138 0,05. Dengan demikian dapat diketahui bahwa
RP tidak berpengaruh signifikan terhadap PDM maka H diterima dan H
1
ditolak. 4.
Variabel PPDB X
4
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap PDM Y hal ini terlihat dari nilai t
hitung -0,900
t
tabel 1,667
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,371 0,05. Dengan demikian dapat diketahui bahwa
PPDB tidak berpengaruh signifikan terhadap PDM maka H diterima dan H
1
ditolak. 5.
Variabel PPNI X
5
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap PDM Y hal ini terlihat dari nilai t
hitung 0,236
t
tabel 1,667
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,814 0,05. Dengan demikian dapat diketahui bahwa
77
PPNI tidak berpengaruh signifikan terhadap PDM maka H diterima dan H
1
ditolak. 6.
Variabel PDPK X
6
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap PDM Y hal ini terlihat dari nilai t
hitung 0,515
t
tabel 1,667
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,608 0,05. Dengan demikian dapat diketahui bahwa
PDPK tidak berpengaruh signifikan terhadap PDM maka H diterima dan
H
1
ditolak. 7.
Variabel PPAP X
7
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap PDM Y hal ini terlihat dari nilai t
hitung 0,548
t
tabel 1,667
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,585 0,05. Dengan demikian dapat diketahui bahwa
PPAP tidak berpengaruh signifikan terhadap PDM maka H diterima dan H
1
ditolak. 8.
Variabel Umur Bank X
8
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap PDM Y hal ini terlihat dari nilai t
hitung 1,601
t
tabel 1,667
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,114 0,05. Dengan demikian dapat diketahui bahwa
Umur Bank tidak berpengaruh signifikan terhadap PDM maka H diterima
dan H
1
ditolak.
4.2.4.3 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat. Nilai R
2
terletak antara 0 sampai dengan 1 0
≤ R
2
≤ 1. Tujuan menghitung koefisien determinasi adalah untuk
78
mengetahui kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Dari hasil analisis data diperoleh hasil yang ditunjukkan pada Tabel 4.11 sebagai berikut:
Tabel 4.11 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate Durbin-
Watson 1
.448
a
.200 .116
.49931 1.887
a. Predictors: Constant, Ln_UB, Ln_EDPK, Ln_PPAP, Ln_KM, Ln_RP, Ln_PPDB, Ln_PPNI, Ln_PDPK
b. Dependent Variable: Ln_PDM
Sumber: Hasil Penelitian 2015
Berdasarkan Hasil Uji Determinasi R² pada Tabel 4.9 diketahui bahwa variabel KM X
1
, EDPK X
2
, RP X
3
, PPDB X
4
, PPNI X
5
, PDPK X
6
, PPAP X
7
dan UB X
8
mampu menjelaskan variabel Profit Distribution Management
PDM sebesar 0,116 atau 11,6 sedangkan sisanya sebesar 88,4 dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian
ini.
4.3 Pembahasan
4.3.1. Pengaruh Kecukupan Modal KM terhadap Profit Distribution
Management PDM
Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa Kecukupan Modal KM berpengaruh positif dan signifikan terhadap Profit Distribution Management
PDM Unit Usaha Syariah. Dengan demikian, perubahan yang terjadi baik peningkatan maupun penurunan yang terjadi pada KM akan berpengaruh terhadap
79
meningkat atau menurunnya PDM. Hal ini karena tingkat Kecukupan Modal KM Unit Usaha Syariah berada pada tingkat yang cukup untuk menutupi risiko
kerugian yang mungkin terjadi dari penanaman dana dalam aset produktif serta untuk pembiayaan dalam aset tetap dan investasi. Artinya, tingginya nilai KM
akan berdampakberpengaruh pada keputusan pihak manajemen sehingga lebih berani untuk melakukan kebijakan profit distribution management karena kondisi
kecukupan modal relatif aman. Jika KM meningkat maka PDM akan meningkat pula dan sebaliknya. Jadi semakin tinggi KM atau turunnya KM suatu bank dapat
menjadi tolak ukur peningkatan PDM. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Azmy
2009 dan Mulyo dan Mutmainah 2012 yang menyatakan bahwa Capital Adequacy Ratio
CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap Profit Distribution Management
PDM pada unit usaha syariah di Indonesia.
4.3.2. Pengaruh Efektivitas Dana Pihak Ketiga EDPK terhadap Profit
Distribution Management PDM
Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa Efektivitas Dana Pihak Ketiga EDPK yang diukur dengan Financing Deposit Ratio FDR berpengaruh positif
dan signifikan terhadap Profit Distribution Management PDM pada Unit Usaha Syariah di Indonesia. EDPK merupakan cerminan dari fungsi intermediasi bank,
yaitu dalam menyalurkan dana pihak ketiga ke pembiayaan. Artinya, dengan semakin efektifnya penggunaan dana pihak ketiga yang disalurkan dalam
pembiayaan maka ada kemungkinan PDM yang diterima lebih besar. Terlihat
80
dari nilai rata-rata FDR unit syariah pada periode 2009-2013 sebesar 116,94. Hal ini mengartikan nilai rasio FDR yang semakin tinggi, semakin baik tingkat
kesehatan bank, karena pembiayaan yang disalurkan bank lancar, sehingga pendapatan bank semakin meningkat. Jika EDPK meningkat atau menurun maka
akan diikuti pula dengan meningkat atau menurunnya PDM. Jadi semakin meningkatnya atau menurunnya EDPK suatu bank dapat menjadi tolak ukur
peningkatan PDM. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rovi
Octaviano Vustany 2006 2005. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa FDR berpengaruh signifikan terhadap pemberian bagi hasil nasabah.
4.3.3. Pengaruh Resiko Pembiayaan RP terhadap Profit Distribution
Management PDM
Secara parsial Resiko Pembiayaan RP menunjukkan pengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadap Profit Distribution Management pada Unit
Usaha Syariah di Indonesia periode 2009-2013. Dengan demikian, kondisi Resiko Pembiayaan RP tidak berpengaruh signifikan terhadap Profit
Distribution Management PDM. Hal ini karena nilai Resiko Pembiayaan RP
yang fluktuatif disetiap tahunnya. Sehingga meningkat atau menurunnya RP belum berdampak signifikan pada kebijakan Profit Distribution Management
PDM. Artinya, apabila Resiko Pembiayaan RP semakin kecil, sehingga Profit Distribution Management
PDM semakin tinggi, tidak dapat menjadi tolak ukur adanya aktivitas peningkatan PDM oleh manajemer bank yang bersangkutan.
81
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh M. Showwan Azmy 2009. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara parsial
Non Performing Financing NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap Profit
Distribution Management PDM.
4.3.4. Pengaruh Pertumbuhan Produk Domestik Bruto PPDB terhadap
Profit Distribution Management PDM
Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa Produk Domestik Bruto PDB berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Profit Distribution
Management PDB pada Unit Usaha Syariah UUS di Indonesia tahun 2009-
2013. Sehingga, meningkat atau menurunnya PPDB tidak berpengaruh signifikan terhadap meningkat atau menurunnya Profit Distribution Management PDM.
Hal ini umumnya karena PDB sebagai alat ukur pendapatan negara disetiap tahunnya cenderung fluktuatif dan sulit diprediksi secara tepat pada periode
berikutnya. Artinya, dengan kondisi tersebut, maka pihak manajemen tidak menjadikan PPDB alat ukur pendapatan negara sebagai pertimbangan utama
yang dapat menjadi refleksi atau cerminan keadaan keuangan secara sempurna pada tiap bank dalam suatu negara untuk menjadi tolak ukur peningkatan Profit
Distribution Management PDM. Dengan demikian, PDB tidak berpengaruh
signifikan terhadap Profit Distribution Management PDM pada unit usaha syariah di Indonesia periode 2009-2013.
82
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mulyo dan Mutmainah 2011. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa PDB tidak
berpengaruh terhadap Profit Distribution Management PDM.
4.3.5. Pengaruh Proporsi Pembiayaan Non Investasi PPNI terhadap Profit
Distribution Management PDM
Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa Proporsi Pembiayaan Non Investasi PPNI berpengaruh secara postif dan tidak signifikan terhadap
Profit Distribution Management PDM pada Unit Usaha Syariah di Indonesia
tahun 2009-2013. Dengan demikian, kondisi PPNI pada Unit Usaha Syariah selama periode 2009-2013 tidak berdampak signifikan terhadap Profit
Distribution Management PDM. Hal ini umumnya karena PPNI masing-masing
Unit Usaha Syariah belum maksimal dan cenderung fluktuatif disetiap tahunnya. Sehingga dengan kondisi tersebut, PPNI meskipun bernilai positif namun tidak
berpengaruh signifikan terhadap Profit Distribution Management PDM. Artinya, variabel PPNI yang mengacu pada pembiayaan dengan tingkat tetap ini
belum berdampak signifikan menjadi tolak ukur aktivitas peningkatan Profit Distribution Management
PDM walaupun besarnya PPNI ini akan menentukan tingkat di mana bank syariah melakukan PDM dalam keadaan pasar di mana
terdapat perubahan suku bunga Farook et al. 2009. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Mulyo dan Mutmainah 2011 yang menyatakan bahwa Proporsi pembiayaan non
83
investasi berpengaruh signifikan terhadap Profit Distribution Management PDM pada Bank Syariah di Indonesia
4.3.6. Penguruh Proporsi Dana Pihak Ketiga PDPK terhadap Profit
Distribution Management PDM
PDPK merupakan variabel yang menggambarkan seberapa besar kebergantungan bank terhadap dana deposan. Farook et al. 2009, berpendapat
bahwa bank syariah dengan proporsi dana pihak ketiga yang lebih kecil daripada dana pemegang saham cenderung tidak mengelola PDM yang mengacu pada suku
bunga. Bank syariah tersebut kemungkinan lebih menyediakan PDM yang bersifat konsisten sesuai dengan asset returns yang diperoleh. Hasil pengujian
secara parsial menunjukkan bahwa Proporsi Dana Pihak Ketiga PDPK berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Profit Distribusi Management
PDM. Dengan demikian Proporsi Dana Pihak Ketiga PDPK tidak berpengaruh signifikan terhadap Profit Distribution Management PDM. Artinya, besar
kecilnya PPNI yang menggambarkan seberapa besar ketergantungan bank terhadap dana deposan tidak menjadi ketentuan pihak bank dalam aktivitas Profit
Distribution Management PDM. Hal ini umumnya karena proporsi dana pihak
ketiga secara umum fluktuatif dan tidak begitu tinggi bahkan beberapa Unit Usaha Syariah mengalami penurunan Proporsi Dana Pihak Ketiga PDPK dalam
beberapa tahun sehingga tidak memberikan peningkatan yang signifikan terhadap Profit Distribution Management
PDM.
84
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rovi Octaviano Vustany 2006 yang menyatakan bahwa proporsi dana pihak ketiga
tidak berpengaruh signifikan terhadap pemberian bagi hasil nasabah.
4.3.7. Pengaruh Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif PPAP
terhadap Profit Distribution Management PDM
Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif PPAP berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap Profit Distribution Management PDM. Dengan demikian meskipun PPAP bernilai positif namun tidak signifikan dalam meningkatkan Profit
Distribution Management PDM. Hal ini umumnya karena cadangan yang
dimiliki Unit Usaha Syariah tidak begitu tinggi dengan nilai rata-rata sebesar 1,31 sehingga tidak mampu menutupi risiko kerugian yang timbul dari
pendanaan. Artinya, seberapa besar PPAP yang dibentuk bank, belum tentu dapat meningkatkan peningkatan aktivitas Profit Distribution Management PDM.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mulyono dan Mutmainah 2012 yang menyatakan bahwa Penyisihan
Penghapusan Aktiva Produktif PPAP berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Profit Distribution Management PDM pada unit usaha syariah.
85
4.3.8. Pengaruh Umur Bank terhadap Profit Distribution Management
PDM
Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa umur bank berpengaruh positif dan tidak signifikan. Dengan demikian, unit usaha syariah
yang telah berumur lama maupun baru tidak bisa dijadikan dasar dalam pemberian bagi hasil nasabah. Hal ini umumnya karena sulitnya menghasilkan
laba yang akan membuat pembagian hasil semakin kecil sehingga para nasabah menarik dananya dan memindahkan pada Bank lain yang memberikan return yang
lebih tinggi. Sehingga Umur Bank tidak berpengaruh signifikan terhadap Profit Distribution Management
PDM pada unit syariah di Indonesia periode 2009- 2013. Artinya, semakin tinggi umur suatu bank tidak dapat menjadi tolak ukur
adanya peningkatan PDM oleh manajer bank karena aktivitas PDM lebih condong dilakukan sebagai hasil dari decision making yang dibuat manajer berdasarkan
kondisi keuangan bank dan market. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Mulyo dan Mutmainah 2012 serta penelitian yang dilakukan oleh Farook, Hassan, dan Clinch 2009 yang menyatakan bahwa Umur Bank tidak
berpengaruh terhadap bagi hasil nasabah atau profit distribution management.
86
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan dalam penelitian ini, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara simultan faktor-faktor yang mempengaruhi profit distribution
management PDM pada Unit Usaha Syariah di Indonesia periode 2009-
2013 yang terdiri dari Kecukupan Modal KM, Efektivitas Dana Pihak Ketiga EDPK, Resiko Pembiayaan RP, Pertumbuhan Produk Domestik
Bruto PPDB, Proporsi Pembiayaan Non Investasi PPNI, Proporsi Dana Pihak Ketiga PDPK, Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif PPAP,
dan Umur Bank UB secara simultan atau serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Profit Distribution Management PDM pada Unit
Usaha Syariah di Indonesia periode 2009-2013. 2.
Secara parsial faktor-faktor yang mempengaruhi profit distribution management
PDM pada Unit Usaha Syariah di Indonesia periode 2009- 2013 menunjukkan bahwa:
a. Kecukupan Modal KM berpengaruh signifikan terhadap Profit
Distribution Management PDM pada Unit Usaha Syariah di Indonesia
periode 2009-2013.
87
b. Efektivitas Dana Pihak Ketiga EDPK berpengaruh signifikan terhadap
Profit Distribution Management PDM pada Unit Usaha Syariah di
Indonesia periode 2009-2013. c.
Resiko Pembiayaan RP tidak berpengaruh signifikan terhadap Profit Distribution Management
PDM pada Unit Usaha Syariah di Indonesia periode 2009-2013.
d. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto PPDB tidak berpengaruh
signifikan terhadap Profit Distribution Management PDM pada Unit Usaha Syariah di Indonesia periode 2009-2013.
e. Proporsi Pembiayaan Non Investasi PPNI tidak berpengaruh signifikan
terhadap Profit Distribution Management PDM pada Unit Usaha Syariah di Indonesia periode 2009-2013.
f. Proporsi Dana Pihak Ketiga PDPK tidak berpengaruh signifikan
terhadap Profit Distribution Management PDM pada Unit Usaha Syariah di Indonesia periode 2009-2013.
g. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif PPAP tidak berpengaruh
signifikan terhadap Profit Distribution Management PDM pada Unit Usaha Syariah di Indonesia periode 2009-2013.
h. Umur Bank UB tidak berpengaruh signifikan terhadap Profit
Distribution Management PDM pada Unit Usaha Syariah di Indonesia
periode 2009-2013.
88
5.2. Saran