34 Jumlah perusahaan yang memenuhi
kriteria sampel 83
Sumber: Bursa Efek Indonesia Maret 2015 3.3
Teknik Pengumpulan Data
Dalam hal ini data yang digunakan adalah data sekunder. Menurut Sekaran 2009:77, data sekunder adalah data yang diperoleh melalui sumber yang ada,
yaitu data yang telah ada dan tidak perlu dikumpulkan sendiri oleh peneliti. Sumber data yang digunakan adalah data-data laporan tahunan perusahaan
manufaktur yang bersumber dari Bursa Efek Indonesia BEI tahun 2011 dan 2013 melalui situs resminya www.idx.co.id
3.4 Operasional Variabel
3.4.1 Variabel Dependen
Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang menjadi perhatian utama peneliti. Tujuan peneliti adalah memahami dan membuat variabel
dependen, menjelaskan variabilitasnya, atau memprediksinya. Dengan kata lain, variabel dependen merupakan variabel utama yang menjadi faktor yang berlaku
dalam investigasi Sekaran, 2009:116. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan yang
diukur menggunakaan Tobin’s Q.
� =
���+� ���+�
35 Keterangan:
Q = nilai perusahaan
EMV = nilai pasar ekuitas D
= nilai buku dari total hutang EBV = nilai buku dari total aktiva
Equity Market Value EMV diperoleh dari hasil perkalian harga saham penutupan closing price akhir tahun dengan jumlah saham yang beredar pada
akhir tahun. Sedangkan Equity Book Value EBV diperoleh dari selisih total asset perusahaan dengan total kewajibannya.
3.4.2 Variabel Independen
Menurut Sekaran 2009:117 variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen, entah secara positif atau
pun negatif.
1. Corporate Social Responsibility
Corporate Social Responsibility atau pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan bukan menjadi hal yang bersifat sukarela tetapi sudah menjadi
kegiatan yang wajib dinyatakan dalam laporan tahunan. Semakin besar perusahaan maka semakin diwajibkan perusahaan tersebut untuk mengungkapkan
kegiatan sosialmya. Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang dinyatakan dalam laporan tahunan untuk memberikan informasi kepada pengguna
laporan keuangan tahunan dan kegiatan sosial yang dilakukan untuk mengurangi dampak negatif yang dialami perusahaan seperti kemungkinan terjadinya
kesenjangan sosial atau kerusakan lingkungan Kartika, 2013.
36 Pengukuran variabel CSR dalam penelitian ini menggunakan metode
konten analisis. Daftar pengungkapan sosial yang digunakan adalah daftar item yang mengacu pada peneliti sebelumnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh
Permanasari 2010 dan juga Rika dan Islahuddin 2008 dengan empat tema yaitu kemasyarakatan, produk dan konsumen, ketenagakerjaan, serta lingkungan hidup.
Adapun pengukurannya dengan menggunakan variabel dummy yaitu nilai 1 jika terdapat pengungkapan sesuai dengan item pada daftar pertanyaan dan nilai
0 jika tidak terdapat pengungkapan atau pengungkapan tidak sesuai dengan item pada daftar pertanyaan. Pengukuran kemudian dilakukan berdasarkan indeks
pengungkapan masing-masing perusahaan yang dihitung melalui jumlah item yang diungkapkan perusahaan dengan jumlah semua item yang mungkin
diungkapkan Bambang Suripto, 1999, yang dinotasikan dalam rumus sebagai berikut:
Keterangan: CSD : Corporate Social Disclosure
n : jumlah item yang diungkapkan perusahaan
k : jumlah semua item yang mungkin diungkapkan, k = 32 item
2. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham oleh pihak-pihak yang berbentuk institusi seperti yayasan, bank, perusahaan asuransi, perusahaan
investasi, dana pensiun, perusahaan berbentuk perseroan PT, dan institusi lainnya. Kepemilikan institusional dapat diukur dengan rumus sebagai berikut:
��� = �
�
37
3. Kepemilikan Asing
Kepemilikan asing adalah jumlah saham yang dimiliki oleh pihak asing luar negeri baik oleh individu maupun lembaga terhadap saham perusahaan di
Indonesia. Kepemilikan asing dapat diukur dengan rumus sebagai berikut:
����������� ����� = �����ℎ ����������� ��ℎ�� �����
����� ��ℎ�� ������� �100
����������� ������������� = �����ℎ ����������� ��ℎ�� �������������
����� ��ℎ�� ������� �100
38
Tabel 3.2 Operasional Variabel
Variabel Definisi
Formula Skala
Nilai Perusahaan Y
Nilai yang menggambarkan
pertumbuhan, kinerja, serta
operasional perusahaan.
� = ��� + �
��� + � Rasio
Corporate Social
Responsibility X
1
Mekanisme bagi suatu organisasi
untuk secara sukarela
mengintegrasikan perhatian
terhadap lingkungan dan
sosial ke dalam operasinya dan
interaksinya dengan
stockholders, yang melebihi
tanggung jawab organisasi di
bidang hukum
��� = �
� Rasio
Kepemilikan Institusional
X
2
Kepemilikan saham oleh
pihak-pihak yang berbentuk
institusi seperti
39 yayasan, bank,
perusahaan asuransi,
perusahaan investasi, dana
pensiun, perusahaan
berbentuk perseroan PT,
dan institusi lainnya.
�����ℎ ����������� ��ℎ�� ������������� ����� ��ℎ�� �������
�100
Rasio
Kepemilikan Asing X
3
Jumlah saham yang dimiliki
oleh pihak asing luar negeri
baik oleh individu maupun
lembaga terhadap saham
perusahaan di Indonesia
�����ℎ ����������� ��ℎ�� ����� ����� ��ℎ�� �������
�100
Rasio
3.5 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengujian asumsi klasik dan model persamaan regresi linier berganda multiple linear
regression.
40
3.5.1 Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
3.5.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen memiliki distribusi normal atau tidak.
Untuk menghindari terjadinya bias, data yang digunakan harus terdistibusi dengan normal. Model regresi yang baik adalah memiliki data normal atau mendekati
normal Ghozali, 2009:110. Untuk melihat normalitas dapat dilakukan dengan melihat histogram atau
pola distribusi data normal. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat
histogram dari nilai residualnya. Dasar pengambilan keputusannya adalah: 1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau garis histogramnya menunjukkan pola berdistribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas,
2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan data berdistribusi
normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Dalam penelitian ini Peneliti menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov K-S
untuk menguji normalitas data. Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis:
H : data residual berdistribusi normal,
41 H
a
: data residual tidak berdistribusi normal.
3.5.1.2 Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali 2009:91, uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Multikolinieritas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen
antara yang satu dengan yang lainnya. Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabel bebas, maka konsekuensinya adalah:
1. Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir, 2. Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga.
Ada tidaknya multikolinearitas dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor VIF, serta dengan menganalisis matriks korelasi
variabel-variabel independen. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah jika nilai tolerance 0,1 atau sama
dengan nilai VIF10, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas.
3.5.1.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel pengganggu dari satu pengamatan dengan
pengamatan yang lain. Menurut Ghozali 2009:125 Model regresi yang baik adalah yang homoskesdatisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara
memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari
42 pola gambar Scatterplot. Analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan
model regresi berganda tidak terdapat heteroskedastisitas jika: 1. Titik-titik data menyebar di atas, di bawah atau di sekitar angka nol,
2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau dibawah, 3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang
melebar kemudian menyempit dan melebar kembali, 4. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.
3.5.1.4 Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear terdapat korelasi atau kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
periode t-1. Jika terjadi autokorelasi, maka terdapat problem autokorelasi. Menurut Ghozali 2009:99, autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan
sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data time series. Pada data cross section, masalah autokorelasi relatif tidak
terjadi. Uji yang digunakan dalam penelitian untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan menggunakan uji Durbin-Watson DW. Kriteria
untuk penilaian terjadinya autokorelasi yaitu:
Tabel 3.3 Uji Autokorelasi
Interval Kriteria
0 dw dl dw 1,70
Ada autokorelasi dl dw
≤ du 1,70 dw 1,79
Tanpa kesimpulan du dw 4-du
1,79 dw 2,20 Tidak ada autokorelasi
4-du ≤ dw ≤ 4-dl
2,20 dw 2,30 Tanpa kesimpulan
dw 4-dl dw 2,30
Ada autokorelasi
Sumber: Durbin Watson
43 Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari masalah
autokorelasi.
3.5.2 Uji Regresi Linear Berganda