10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Keagenan
Dengan terpisahnya pemilik perusahaan pada perusahaan go public yang diwakili oleh dewan komisaris principal dengan orang yang mengelola
perusahaan yaitu manajemen agent, akan terjadi gap atau konflik kepentingan. Hal tersebut terjadi karena manajer tidak akan mau bekerja untuk kepentingan
pemilik perusahaan jika tidak selaras dengan kepentingan mereka. Hubungan keagenan timbul pada saat seorang atau lebih individu yang disebut sebagai
principal menggaji individu lain yang disebut sebagai agent untuk memberikan jasa kepadanya, kemudian mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan
kepada agent tersebut Lubis dan Putra, 2012:11.
Perusahaan dipandang sebagai sekumpulan kontrak antara manajer perusahaan dan pemegang saham. Prinsipal atau pemilik perusahaan menyerahkan
pengelolaan perusahaan terhadap pihak manajemen. Manajer sebagai pihak yang diberi wewenang atas kegiatan perusahaan dan berkewajiban menyediakan
laporan keuangan akan cenderung untuk melaporkan sesuatu yang memaksimalkan utilitasnya dan mengorbankan kepentingan pemegang saham.
Sebagai pengelola perusahaan, manajer akan lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan dibandingkan pemilik pemegang saham.
Manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik sebagai wujud dari tanggung atas pengelolaan perusahaan, namun
informasi yang disampaikan terkadang diterima tidak sesuai dengan kondisi perusahaan sebenarnya sehingga hal ini memacu terjadinya konflik keagenan.
Dalam kondisi yang demikian, ini dikenal sebagai informasi yang tidak simetris atau asimetri informasi information asymmetric Putri dan Nasir, 2006.
11
2.1.2 Teori Stakeholder
Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri, namun harus mampu memberikan
manfaat bagi stakeholdernya. Dengan demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder perusahaan tersebut
Ghozali dan Chariri, 2007. Stakeholder pada dasarnya dapat mengendalikan atau memiliki kemampuan
untuk mempengaruhi pemakaian sumber-sumber ekonomi yang digunakan perusahaan. Kemampuan tersebut dapat berupa kemampuan untuk membatasi
pemakaian sumber ekonomi yang terbatas modal dan tenaga kerja, akses terhadap media yang berpengaruh, kemampuan untuk mengatur perusahaan, atau kemampuan
untuk mempengaruhi konsumsi atas barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan. Oleh karena itu, ketika stakeholder mengendalikan sumber ekonomi yang penting
bagi perusahaan, maka perusahaan akan bereaksi dengan cara-cara untuk memuaskan keinginan stakeholder
Sinaga, 2012. Stakeholder akan mempengaruhi pelaksanaan dan pengungkapan
pertanggungjawaban sosial. Penganut active posture akan melakukan pengungkapan pertanggungjawaban sosial sesuai dengan permintaan stakeholder
inti stakeholder yang paling mempengaruhi perusahaan. Penganut passive posture akan melakukan pengungkapan pertanggungjawaban sosial secara adil
untuk semua stakeholder. Sehingga mungkin akan ditemui adanya beda fokus dalam pelaksanaan dari masing-masing perusahaan sesuai pandangan masing-
masing perusahaan Anggraini, 2011.
12
2.1.3 Teori Legitimasi