15 menyebarkan kepercayaan normatif itu. Ketika profesionalisme meningkat maka
meningkat juga tekanan normatif itu.
2.1.5 Nilai Perusahaan Firm Value
Tujuan utama perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham
Wahidawati, 2002. Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan terbuka yang sering dikaitkan dengan harga saham Sujoko dan
Soebiantoro, 2007. Harga saham yang tinggi mengindikasikan nilai perusahaan yang tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya tidak
hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun juga prospek perusahaan di masa depan Hardiyanti, 2012.
Menurut Kurlelasari 2013 “Nilai Perusahaan didasarkan atas arus kas operasinya. Nilai perusahaan berarti nilai jual perusahaan atau nilai tambah bagi
pemegang saham”. Dengan demikian ketika ingin memaksimumkan nilai perusahaan, berarti manajemen perlu memproyeksi arus kas perusahaan agar
selalu sehat dari waktu ke waktu. Hal ini berarti nilai perusahaan dapat dilihat dari kesehatan arus kas operasionalnya dan harga yang pantas dibayar oleh pembeli
apabila perusahaan dijual. Menurut Nurlela dan Islahuddin 2008, nilai perusahaan didefinisikan
sebagai nilai pasar. Alasannya karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran atau keuntungan bagi pemegang saham secara maksimum jika harga
saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka makin tinggi keuntungan pemegang saham sehingga keadaan ini akan diminati oleh investor
16 arena dengan permintaan saham yang meningkatkan menyebabkan nilai
perusahaan juga akan meningkat. Nilai perusahaan dapat dicapai dengan maksimum jika para pemegang saham menyerahkan urusan pengelolaan
perusahaan kepada orang-orang yang berkompeten dalam bidangnya, seperti manajer maupun komisaris.
Rasio-rasio keuangan digunakan investor untuk mengetahui nilai pasar perusahaan. Rasio tersebut dapat memberikan indikasi bagi manajemen mengenai
penilaian investor terhadap kinerja perusahaan di masa lampau dan prospeknya di masa depan. Ada beberapa rasio untuk mengukur nilai pasar perusahaan, salah
satunya Tobin’s Q. Kim dkk 1993 menuturkan bahwa rasio Q dapat dipakai untuk menilai monopoli perusahaan dan struktur pasar, dan juga untuk menilai
kesempatan akuisisi. Rasio Tobin’s Q ini disebut sebagai salah satu alternatif jenis rasio yang menggunakan pendekatan harga pasar dengan nilai buku perusahaan
PBV ratio seperti yang dikemukakan oleh Damodaran 1996: 334. Perbedaan yang jelas antara rasio Q dengan rasio PBV adalah rasio Q mendeskripsikan
seluruh perusahaan total hutang ditambah modal, bukan hanya dari sisi ekuitas saja seperti menghitung PBV Pohan, 2005.
2.1.6 Corporate Social Responsibility Tanggung Jawab Sosial