21 perbaikan kerusakan lingkungan akibat pemrosesan sumber daya alam dan
konversi sumber daya alam.
2.1.7 Kepemilikan Institusional Institutional Ownership
Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham oleh pihak-pihak yang berbentuk institusi seperti yayasan, bank, perusahaan asuransi, perusahaan
investasi, dana pensiun, perusahaan berbentuk perseroan PT, dan institusi lainnya. Institusi biasanya dapat menguasai mayoritas saham karena mereka
sumber daya yang lebih besar dibandingkan dengan pemegang saham lainnya. Oleh karena menguasai saham mayoritas, maka pihak institusional dapat
melakukan pengawasan terhadap kebijakan manajemen lebih kuat dibandingkan dengan pemegang saham lain Kartika, 2013.
Jensen dan Meckling 1976 menyatakan bahwa kepemilikan institusional memiliki peranan yang sangat penting dalam meminimalisasi konflik keagenan
yang terjadi antara manajer dan pemegang saham. Keberadaan investor institusional dianggap mampu menjadi mekanisme monitoring yang efektif dalam
setiap keputusan yang diambil oleh manajer. Hal ini disebabkan investor institusional terlibat dalam pengambilan yang strategis sehingga tidak mudah
percaya terhadap tindakan manipulasi laba. Monitoring tersebut tentunya akan menjamin kemakmuran untuk pemegang saham, pengaruh kepemilikan
institusional sebagai agen pengawas ditekan melalui investasi mereka yang cukup besar dalam pasar modal.
Tingkat kepemilikan institusional yang tinggi akan menimbulkan usaha pengawasan yang lebih besar oleh pihak investor institusional sehingga dapat
22 menghalangi perilaku opportunistic manajer. Menurut penelitian Wening 2009
semakin besar kepemilikan oleh institusi keuangan maka semakin besar pula kekuatan suara dan dorongan untuk mengoptimalkan nilai perusahaan.
Kepemilikan institusional memiliki kelebihan antara lain: 1. Memiliki profesionalisme dalam menganalisis informasi sehingga dapat
menguji keandalan informasi. 2. Memiliki motivasi yang kuat untuk melaksanakan pengawasan lebih
ketat atas aktivitas yang terjadi di dalam perusahaan.
2.1.8 Kepemilikan Asing Foreign Ownership
Kepemilikan asing adalah jumlah saham yang dimiliki oleh pihak asing luar negeri baik oleh individu maupun lembaga terhadap saham perusahaan di
Indonesia. Selama ini kepemilikan asing merupakan pihak yang dianggap peduli terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Seperti diketahui,
negara-negara di Eropa sangat memperhatikan isu sosial misalnya hak asasi manusia, pendidikan, tenaga kerja, dan lingkungan.Kepemilikan asing dalam
perusahaan merupakan pihak yang dianggap concern terhadap Corporate Social Responsibility.
Isu kepemilikan perusahaan lokal oleh perusahaan asing bukanlah hal yang baru lagi di dunia bisnis. Mekanisme pemantauan kepemilikan saham oleh
pemegang saham asing adalah melalui merger atau dengan cara pengendalian terhadap pengambilan keputusan melalui votting power dalam Rapat Umum
Pemegang Saham RUPS sesuai dengan ketentuan yang berlaku, mempekerjakan atau menunjuk seseorang untuk mewakilinya di dalam dewan komisaris, serta
23 membuat mekanisme pengawasan lain seperti pembentukan komite audit yang
bertujuan untuk memastikan bahwa manajemen bekerja berdasarkan kepentingan para shareholders Siregar dan Utama, 2006.
2.2 Penelitian Terdahulu
1. Wien Ika Permanasari 2010 menguji pengaruh kepemilikan manajemen, kepemilikan institusional, dan Corporate Social
Responsibility terhadap nilai perusahaan. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah kepemilikan manajemen,
kepemilikan institusional, dan Corporate Social Responsibility. Sedangkan variabel dependennya adalah nilai perusahaan. Nilai
perusahaan dalam penelitian ini diproksi dengan nilai Tobin’s Q. Pengumpulan data menggunakan metode purposive sampling terhadap
perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2008. Sebanyak 68 perusahaan non keuangan digunakan sebagai
sampel. Metode analisis dari penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik dan regresi berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa variabel yang mempengaruhi nilai perusahaan adalah variabel Corporate Social Responsibility. Sedangkan variabel yang tidak
mempengaruhi nilai perusahaan adalah kepemilikan manajemen dan kepemilikan institusional.
2. Fachrur Dian dan Rika Lidyah 2014 menguji pengaruh Corporate Social Responsibility, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan
institusional terhadap nilai perusahaan. Dalam penelitian ini yang