Pembuatan Larutan Asam Asetat Glasial 1,96 Penentuan Jumlah Koloni Bakteri dengan Metoda Hitungan Cawan Pembuatan Starter Pembuatan Larutan Fermentasi D-Sorbitol menjadi Vitamin C

3.3.1.6 Pembuatan Larutan Triple Sugar Iron Agar TSIA

Ditimbang 0,65 gram media TSIA lalu dimasukkan ke dalam gelas beaker kemudian dilarutkan dalam 10 mL akuades.

3.3.1.7 Pembuatan Larutan Simmons Citrate Agar SCA

Ditimbang 0,23 gram media SCA lalu dimasukkan ke dalam gelas beaker kemudian dilarutkan dalam 10 mL akuades.

3.3.1.8 Pembuatan Larutan SIM Sulfide Indole Motility Medium

Ditimbang 0,3 gram media SIM lalu dimasukkan ke dalam gelas beaker kemudian dilarutkan dalam 10 mL akuades.

3.3.1.9 Pembuatan Larutan Gelatin

Ditimbang 1,26 gram Gelatin lalu dimasukkan ke dalam gelas beaker kemudian dilarutkan dalam 10 mL akuades.

3.3.1.10 Pembuatan Media Starch

Ditimbang 0,03 gram Starch dan 0,3 gram agar lalu dimasukkan ke dalam gelas beaker kemudian dilarutkan dalam 10 mL akuades.

3.3.1.11 Pembuatan Larutan Asam Asetat Glasial 1,96

Diukur 1 mL asam asetat glasial 100 lalu dimasukkan ke dalam botol reagen kemudian dilarutkan dalam 50 mL akuades. Universitas Sumatera Utara

3.3.1.12 Pembuatan Larutan Vitamin C Standar

Ditimbang 0,25 gram vitamin C lalu dimasukkan ke dalam ke dalam botol reagen kemudian dilarutkan dalam 250 mL akuades. 3.3.2 Perlakuan terhadap Sampel dan Metoda Pengukuran Sampel 3.3.2.1 Identifikasi Bakteri Acetobacter xylinum dengan Metoda Pewarnaan Gram Dibuat preparat untuk penempatan bakteri kemudian disterilkan di atas api. Lalu diberikan kristal ungu selama 1 menit dan dimiringkan kaca objek di atas bak pewarna kemudian dibilas dengan akuades. Ditiriskan kaca objek di atas kertas serap dan ditempatkan di atas rak pada bak pewarna. Diberikan larutan iodium selama 2 menit dan dimiringkan kaca objek kemudian dibilas dengan akuades. Dicuci dengan etanol setetes demi setetes selama 30 detik sampai zat warna kristal ungu, tidak terlihat lagi lalu dicuci dengan akuades kemudian ditiriskan dan ditempatkan di atas rak pada bak pewarna. Diberikan safranin selama 30 detik pada kaca objek kemudian dibilas dengan air. Ditiriskan kaca objek dan diserap kelebihan akuades pada olesan dengan menekankan kertas serap. Diamati di bawah mikroskop dengan lensa objektif lalu dicatat hasilnya.

3.3.2.2 Penentuan Jumlah Koloni Bakteri dengan Metoda Hitungan Cawan

Ditimbang 2,3 gram media PCA lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer kemudian dilarutkan dalam 100 mL akuades. Diencerkan media PCA pada erlenmeyer dalam air mendidih lalu didinginkan agar dalam penangas air kemudian dituangkan masing- masing sebanyak 10 mL media PCA pada 2 buah cawan petri dan dibiarkan sampai dingin. Dibuat pengenceran dari sampel lalu dimasukkan 6,5x10 5 koloni bakteri kemudian diratakan dengan menggunakan alat penyebar untuk meratakan suspensi di atas permukaan lempengan agar kemudian dibalikkan cawan petri dan dimasukkan ke inkubator selama 24 jam. Dihitung jumlah mikroba hidup dengan mengalikan faktor pengenceran yang digunakan. Diamati hasilnya. Universitas Sumatera Utara

3.3.2.3 Pembuatan Starter

Ditimbang 0,5 gram sorbitol; 0,5 gram yeast extract; 0,3 gram NH 4 H 2 PO 4 dan 0,1 gram MgSO 4 ke dalam 250 mL gelas erlenmeyer lalu dilarutkan dengan 100 mL akuades sedikit demi sedikit sampai semua larut. Ditambahkan 6,5x10 5 koloni bakteri stok kultur Acetobacter xylinum lalu dimasukkan ke dalam inkubator, kemudian diatur pada temperatur kamar. Proses inilah yang menjadi standard liquid media.

3.3.2.4 Pembuatan Larutan Fermentasi D-Sorbitol menjadi Vitamin C

Ditimbang 1,25 gram yeast extract; 0,75 gram NH 4 H 2 PO 4 dan 0,25 gram MgSO 4 ke dalam 250 mL gelas erlenmeyer lalu dilarutkan dengan 250 mL akuades sebagai media nutrisi. Ditambahkan 100 mL larutan starter standard liquid media dan 250 mL sorbitol 50 gL ke dalam alat fermentor sistem batch culture teraduk kontinu lalu disambungkan pengaduk elektriknya dengan sumber arus kemudian dilakukan fermentasi selama 72 jam dan diatur pH 4-4,5. Dilakukan tes kualitatif terhadap larutan fermentasi, bila hasil tes + maka dilakukan pemanenan dengan cara sentrifuge sehingga diperoleh filtratnya. Ditentukan konsentrasi vitamin C dengan metoda Polarimetri, metoda Spektrofotometri UV-Visible dan metoda Titrasi Iodometri. Diulangi perlakuan yang sama pada 100 gL dan 150 gL sorbitol. lalu diamati hasilnya.

3.3.2.5 Penentuan Vitamin C dengan Metoda Polarimetri