2.12 Penentuan Vitamin C secara Metoda Spektroskopi Ultraviolet-Sinar Tampak
Prinsip spektroskopi didasarkan adanya interaksi dari energi radiasi elektromagnetik dengan zat kimia. Dengan mengetahui interaksi yang terjadi, dikembangkan teknik-
teknik analisis kimia yang memanfaatkan sifat-sifat dari interaksi tersebut. Hasil interaksi tersebut bisa menimbulkan satu atau lebih peristiwa seperti : pemanasan,
pembiasan, interferensi, difraksi, penyerapan absorpsi, fluoresensi, fosforiensi dan ionisasi. Dalam analisis kimia, peristiwa absorpsi merupakan dasar dari cara
spektroskopi karena proses absorpsi tersebut bersifat unikspesifik untuk setiap zat kimia atau segolongan zat kimia aplikasi kualitatif. Di samping itu adalah kenyataan
bahwa banyaknya absorpsi berbanding lurus dengan banyaknya zat kimia aplikasi kuantitatif Sudarmadji, 1989.
Radiasi ultraviolet dan sinar tampak diabsorpsi oleh molekul organik aromatik, molekul yang mengandung elektron-
π terkonjugasi danatau atom yang mengandung elektron-n, menyebabkan transisi elektron di orbit terluarnya dari tingkat energi
elektron dasar ke tingkat energi elektron tereksitasi lebih tinggi. Besarnya absorban radiasi tersebut sebanding dengan banyaknya molekul analit yang mengabsorpsi dan
dapat digunakan untuk analisa kuantitatif. Frekuensi radiasi ultraviolet dan sinar tampak, terletak antara 1,5x10
8
Hz sampai 4,28x10
7
Hz, dengan panjang gelombang antara 200 nm sampai 700 nm, serta energi yang besarnya antara 9,939x10
-26
joule sampai 2,836x10
-26
aromatik, molekul yang mengandung elektron- π terkonjugasi danatau molekul
heterosiklik mengandung atom dengan elektron-n, untuk meningkatkan elektron dalam orbit molekul terluarnya ke tingkat tereksitasi. Kegunaan spektrofotometri ultraviolet
dan sinar tampak dalam analisis kualitatif sangat terbatas, karena rentang daerah radiasi yang relatif sempit 500 nm hanya dapat mengakomodasi sedikit sekali puncak
absorpsi maksimum dan minimum, karena itu identifikasi senyawa yang tidak diketahui, tidak memungkinkan.
joule, sesuai dengan energi yang diperlukan oleh molekul organik
Universitas Sumatera Utara
Penggunaan utama spektroskopi ultraviolet-sinar tampak adalah dalam analisis kuantitatif. Apabila dalam alur radiasi spektrofotometer terdapat senyawa yang
mengabsorpsi radiasi, akan terjadi pengurangan kekuatan radiasi yang mencapai detektor. Parameter kekuatan energi radiasi khas yang diabsorpsi oleh molekul adalah
absorban A yang dalam batas konsentrasi rendah nilainya sebanding dengan banyaknya molekul yang mengabsorpsi radiasi dan merupakan dasar analisis
kuantitatif. Kurva absorpsi di daerah ultraviolet pada umumnya lebih sempit daripada kurva absorpsi di daerah sinar tampak. Penentuan kadar dilakukan dengan mengukur
absorban pada panjang gelombang absorban maksimum puncak kurva, agar dapat memberikan absorban tertinggi untuk setiap konsentrasi. Bila suatu senyawa
mempunyai lebih dari satu puncak absorpsi maksimum, lebih diutamakan panjang gelombang absorpsi maksimum yang absorptivitasnya terbesar dan memberikan kurva
kalibrasi linier dalam rentang konsentrasi yang relatif lebar. Pada penentuan analit yang terdapat dalam suatu matriks diperlukan pengukuran dari blanko matriks untuk
meralat kesalahan yang disebabkan oleh matriks. Bila komponen matriks untuk blanko tidak dapat diperoleh, standar dua sampai lima kali yang ditambahkan dengan
konsentrasi yang meningkat secara teratur Satiadarma, 2004. Suatu spektrum ultra ungu diperoleh secara langsung dari suatu alat yang secara
sederhana memetakan panjang gelombang dari suatu serapan terhadap intensitas serapan absorbans atau transmitans. Datanya seringkali diubah menjadi suatu grafik
dari panjang gelombang terhadap serapan molar ε
maks
atau log ε
maks
T = II . Intensitas dari
serapan dapat dinyatakan sebagai transmitans T didefinisikan sebagai :
dimana I
o o
adalah intensitas dari energi pancaran yang mengenai cuplikan, dan I adalah intensitas pancaran yang keluar dari cuplikan. Rumusan yang tepat dari intensitas
serapan adalah yang diturunkan dari hukum Lambert-Beer yang memantapkan hubungan antara transmitans dengan tebalnya cuplikan, dan konsentrasi dari bahan
yang menyerap. Hubungan ini dinyatakan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
log
10
I
o
dimana : I = kcb = A
k = suatu tetapan khas dari bahan larutan c = konsentrasi dari larutan
b = panjang jalur A = absorbans kerapatan optik. serapan
Bila c dinyatakan dalam mol per liter, dan panjang jalur b dinyatakan dalam sentimeter, persamaan menjadi :
A = εcb
Istilah ε diketahui sebagai absorptivitas molar, dahulu dikenal sebagai koefisien
ekstingsi molar molar extinction coefficient. Di dalam konsentrasi c dari larutan yang didefinisikan sebagai gliter, persamaan menjadi :
A = abc dimana a adalah absortifitas absorptivity, jadi berhubungan dengan absorptifitas
molar melalui ε = aM
dimana M adalah berat molekul dari larutan Silverstein, 1986.
2.13 Penentuan Vitamin C secara Metoda Polarimeter