Kedaulatan Rakyat, Demokrasi, HAM, dan Kemerdekaan Berpendapat 2-53
Semua  manusia  tanpa  terkecuali  mempunyai  hak-hak  tersebut di  atas,  oleh  sebab  itu  di  mana  pun  dan  kapan  pun  pengakuan  dan
perlindungan terhadap hak asasi manusia harus ada.
3.   Hambatan dan Tantangan Penegakan HAM di Indonesia
Semenjak  berakhirnya  perang  dingin,  maka  isu  global  beralih  dari komunisme  dan   pertentangan   antara   blok   barat   dan   blok   timur  ke
masalah  baru  yaitu  masalah  hak  asasi  manusia,  masalah  lingkungan, dan   masalah   liberalisme   perdagangan.   Negara   Kesatuan   Republik
Indonesia  sebagai  bagian  dari  masyarakat  dunia  tidak  terlepas  dari  isu hak asasi manusia yang melanda hampir semua negara di dunia.
Isu-isu   mengenai   hak   asasi   manusia   dewasa   ini   bukan   lagi berkisar   seputar   masalah    pengakuan   dan   jaminan   perlindungan
terhadap  hak  asasi  manusia,  karena  hampir  di  semua  negara,  baik dalam   konstitusinya   maupun   dalam   peraturan   peundang-undangan,
telah  diberikan  pengakuan  dan  jaminan  terhadap  ahak  asasi  manusia, disamping   telah   adanya    bebrapa    konvensi    PBB    tentang    HAM.
Masalahnya  sekarang   tertuju  pada  isu-isu  penegakan  dan  pemajuan hak asasi manusia itu.
Pengakuan   dan  jaminan  perlindungan  hak   asasi  manusia  di Inodonesia  telah  cukup  banyak  diberikan,  baik  yang  ditemukan  dalam
nilai-nilai  yang  terkandung  dalam  Pancasila,  Undang-Undang  Dasar 1945,   serta   peraturan   perundang-undagan   lainnya.   Untuk   jelasnya
dapat kita rinci sebagai berikut. a.   Pancasila.
Pengakuan  dan  jaminan  perlindungan  HAM  tercermin  dalam  nilai- nilai  Pancasila,  misalkan  nilai  ketuhanan,  kemanusiaan,  persatuan,
kerakyatan, dan keadilan sosial. b.   Undang-Undang Dasar 1945.
Selain   sebagai   landasan   konstitusional   UUD   1945   setelah amandemen  pada  Bab XA memuat secara khusus dalam satu bab
Kedaulatan Rakyat, Demokrasi, HAM, dan Kemerdekaan Berpendapat 2-54
tersendiri tentang  HAM  yang  diuraikan  dalam 10  pasal  mulai  pasal 28A samapai dengan pasal 28J.
c.   Ketetapan   MPR   Nomor   XVIIMPR1998   tentang   Hak   Asasi Manusia.
d.   Undang-Undang   Nomor   39   Tahun   1999   tentang   Hak   Asasi Manusia.
e.   Undang-Undang  Nomor  26  Tahun  2000  tentang  Pengadilan  Hak Asasi Manusia.
f.   Peraturan  perundang-undangan  lainnya  KUH  Pidana,  UU  Pemilu, UU  Susunan  dan  Kedudukan  MPR,  DPR,  UU  tentang  Partai  Politik,
UU  tentang Pers,  UU  Perlindungan  Anak, UU  Perburuhan, dan  lain- lain.
Disamping  itu,  negara kita  telah  meratifikasi  beberapa  konvensi PBB tentang HAM kurang lebih 17 konvensi, diantaranya yaitu:
a.    International    Convention    on    The    Elimation    of    All    Form    Racial Discrimination
1965.   konvensi   Penghapusan Segala      bentuk
Diskriminasi Rasial b.   International  Convention  on  The  Suppression  and  Punishment  of
The Crime of Aprtheid 1973. Konvensi tentang apartheid.
c.   ILO   Convention   Concering   Equal   Renumeration   for   Men   and Women  Workers  for  work  of  Equal  Value  1951.  Konvensi  tentang
persamaan upah pekerja perempuan dan laki-laki. d.   Convention   on   The   Political   Right   of   Women   1952.   Konvensi
mengenai Hak Politik perempuan Kita  juga  telah  mendeklarasikan  Rencana  Aksi  Nasional  Hak-
hak   Asasi  Manusia  Indonesia  1998-2003  yang  diantara  programnya secara   bertahap   akan   diratifikasi   beberapa   konvensi   PBB   tentang
HAM.  Dengan  rencana  aksi  tersebut  sampai  sekarang  telah  diratifikasi beberapa konvensi, yaitu:
a.   Konvensi  menentang  Penyiksaan  dan  Perlakuan  atau  Hukuman Lain yang Kejam, Tidak Manusiawi dan Merendahkan.
Kedaulatan Rakyat, Demokrasi, HAM, dan Kemerdekaan Berpendapat 2-55
b.   Konvensi tentang Hak-hak Ekonomi, Politik, dan Budaya. Kita  juga  telah  mempunyai  Komite  Nasional  Hak  Asasi  Manusia
Komnas   HAM,    yaitu   suatu   badan   independen   yang   bertugas memantau  pelaksanaan  hak  asasi  manusia  di  Indonesia.  Semua  itu
bertujuan  untuk  pemajuan  dan  perlindungan  hak-hak  asasi  manusia Indonesia.
Walaupun demikian
dimana-mana sekarang     masih
saja   terjadi  pelanggaran  terhadap hak  asasi  manusia,    seperti  di
Aceh, Maluku, Sampit,    Poso,
kasus-kasus perburuhan,
kemiskinan, kebodohan,
meningkatnya     angka      korban kriminalitas
dan       lain-lain. Sehingga
permasalahan  utamanya  adalah penegakan  hak  asasi  manusia  itu
sendiri.   Penegakan hak   asasi
Tokoh Bicara
manusia   merupakan   upaya   secara   sadar   untuk   melindungi   dan mewujudkan  hak-hak  asasi  manusia  dan  memberikan  tindakan  atau
sanksi  yang  tegas  kepada  semua  pihak  yang  melakukan  pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia tanpa terkecuali.
Pelanggaran   terhadap   hak   asasi   manusia   tidak   selalu merupakan  dominasi  negara  terhadap  rakyatnya,  tetapi  pelanggaran
hak  asasi  manusia  juga  dapat  dilakukan  oleh  orang  per  orang  atau individu   terhadap  orang  atau  individu  yang  lain  atau  bahkan  negara
kepada  negara   yang  lain.  Demikian  pula  sebaliknya  penegakan  hak asasi  manusia  sebenarnya  bukan  hanya  merupakan  kewajiban  negara
akan  tetapi  merupakan  kewajiban  setiap  individu  manusia  dan  semua negara di dunia.
Kedaulatan Rakyat, Demokrasi, HAM, dan Kemerdekaan Berpendapat 2-56
Pelanggaran   dan   pemerkosaan terhadap   hak-hak   asasi
manusia   merupakan   kenyataan   negatif   yang   akan   selalu   diiringi dengan   upaya  untuk  mengatasinya  secara  positif.  Upaya  penegakan
hak  asasi  manusia  di  Indonesia  bukan  tidak  pernah  dilakukan  bahkan sudah  terlihat  upaya-upaya  serius  untuk  tegaknya  hak  asasi  manusia
di   Indonesia,   dengan   atau   tanpa   tekanan   dari   dunia   internasional. Akan   tetapi   masih   banyak   hambatan   dan   dan   tantangan   menuju
tegaknya  HAM   di  Indonesia.  Hambatan  yang  sekaligus  merupakan tantangan   dalam   penegakan   hak   asasi   manusia     di      Indonesia
diantaranya adalah sebagai berikut. a.    Hak  asasi  adalah  sebuah  idealisme  yang  sudah  bersifat  mondial
dan  universal.  Akan  tetapi,  HAM  juga  setidak-tidaknya  di  Indonesia masih  barang  yang  dapat  dikatakan  relatif  baru,  yang  masih  terasa
asing   dalam   kebudayaan   kita.   Kenyataan   masih   membuktikan pengetahuan  tentang  HAM  hanya  dimiiliki  dan  mungkin  diamalkan
oleh  sebagian  kecil  dari  kalangan  kita.  Sebagian  besar  masyarakat hanya  tahu  sedikit  atau  tidak  tahu  sama  sekali  tentang  hak-hak
fundamental    yang dimilikinya  itu.   Sementara  pertentangan
kehidupan    sosial-agama    dan    etnis,    permusuhan    antar    suku, perbedaan  kehidupan   sosial,  ekonomi,  politis   dan  ketidakpuasan
lainnya  yang  bersifat  umum  tidak  jarang  mengundang  meletupnya amarah  sosial  di  kalangan  masyarakat.  Tragisnya,  di  tengah  situasi
seperti  itu  justru   hukum  dan   HAM   menjadi  terinjak-injak  kembali. Tantangan  ke  depan  adalah  bagaimana  mensosialisikan  HAM  dan
segala  hal  yang  tekait  ke  seluruh  lapisan  masyarakat  Indonesia dimanapun  mereka    berada.   Pendidikan  tentang    HAM   harus
dilakukan sejak dini dalam masyarakat. b.   Kondisi   ketimpangan  dan  ketidakadilan   dalam   berbagai  bidang.
Sampai  kapanpun  HAM  tidak  akan  dapat  ditegakkan  dalam  kondisi masyarakat  yang  timpang  dan  tidak  adil.  Kondisi  ekonomi  yang
sangat timpang, ada  yang miskin  sekali dan ada  yang sangat  kaya
Kedaulatan Rakyat, Demokrasi, HAM, dan Kemerdekaan Berpendapat 2-57
apalagi  ketimpangan  tersebut  tercipta  karena  ketidakadilan,  maka penegakan  hak   asasi  manusia   hanya  akanmenjadi  slogan   saja.
Kondisi  dimana  ada  ketimpangan   sosial  ada   yang  sangat  maju sekali  ada   yang  masih  sangat  tertinggal.  Sehingga  tantangannya
adalah   bagaimana   membuat   situasi   masyarakat   yang   sangat kondusif
untuk penegakan
HAM dengan
menghilangkan ketimpangan dan ketidakadilan yang terjadi di masyarakat.
c.    Kondisi  negara  kita  yang  secara  umum  masih  termasuk  negara- negara  miskin  yang  terlilit  utang  yang  besar  dengan  Korupsi,  Kolusi
dan   Nepotisme   yang   masih   dominan.   Kondisi   seperti   ini   akan menghambat upaya penegakan hak asasi manusia
d.   Masih   kurangnya   kesadaran   aparat   penegak   hukum   dalam melaksanakan   tugasnya   dengan   tetap   berpegang   pada   prinsip-
prinsip  penegakan  HAM.  Hal  ini  terjadi  dikarenakan  beberapa  faktor diantaranya  karena  kurangnya       pengetahuan     aparat   penegak
hukum    itu   sendiri     tentang    HAM    atau     HAM dipandang
memperlambat  atau  mempersulit    aparat  penegak    hukum  dalam menjalankan    tugas.   Sehingga      tantangan   ke    depan    adalah
bagaimana  menciptakan  aparat-aparat  penegak  hukum  yang  tetap mau   menghormati   HAM   dalam   menjalankan   tugasnya   dengan
memperbaiki sistem rekruitmen dan sistem pendidikannya. e.    Masih  terlihatnya  dominasi  kekuasaan  terhadap  hukum.  Tegaknya
hukum  dapat  dikatakan  juga  tegaknya  pula  HAM.  Kalau  kekuasaan masih   mempengaruhi   hukum,   maka   yang   terjadi   adalah   tidak
berdayanya   hukum   pada   saat   berhadapan   dengan   orang   atau kelompok-kelompok  yang  punya  kekuasaan,  sehingga  hukum  akan
sulit  ditegakkan  untuk  kalangan  mereka.  Demikia  pula  pada  saat kekuasaan   melakukan    pelanggaran-pelanggaran   terhadap   HAM
maka  akan  sangat  sulit  untuk  mengambil  tindakan  yang  tegas  dan adil.  Tantangan  ke  depan  adalah  bagaimana  membuat  lembaga
Kedaulatan Rakyat, Demokrasi, HAM, dan Kemerdekaan Berpendapat 2-58
hukum yang independen bebas dari pengaruh kekuasaan dengan tatanan masyarakat yang demokratis.
f.   Masih   lemahnya   posisi   lembaga-lembaga   yang   khusus   dibentuk dalam  penegakan  HAM  di  Indonesia,  seperti  Komisi  Nasional  Hak
Asai  Manusia,  dan Pengadilan   Hak   Asasi   Manusia   Indonesia.
Sehingga  lembaga-lembaga  ini  harus  lebih  diberdayakan  dengan memberikan  dukungan  dan  kewenangan  yang  lebih  baik  dalam
penegakan HAM g.   Masih   lemah   dan   kurangnya   peran   serta   masyarakat   dalam
pengawasan  terhadap  penegakan  HAM    baik  secara  perorangan, kelompok atau organisasi.
h.   Besarnya   jumlah  penduduk  dan  kondisi  geografis  Indonesia  juga masih   merupakan   hambatan   dan   tantangan   dalam   penegakan
HAM.  Jumlah   penduduk  yang  besar  menuntut  pula  investasi  dan modal   yang   sangat   besar   dalam   pengakan   hak   asasi   manusia
dalam   paradigma   pemerataan.    Luasnya   wilayah    dan    kondisi kepulauan  yang
ada  menuntut   pula   investasi  dan  energi  yang sangat  besar  untuk  penegakan  HAM.  Contoh  Hak  akan  rasa  aman
untuk   kondisi   kependudukan   dan   wilayah   Indonesia   menuntut Kepolisian  yang  seimbang  dengan  jumlah  penduduk  dan  merata  di
seluruh  wilayah.  Pemberantasan  Kemiskinan  dan  keterbelakangan masih  menjadi  pekerjaan  yang  tidak  kunjung  selesai  karena  kondisi
kependudukan dan geografis. Melihat   kondisi   di    atas    cobalah   kalian   tuliskan    pemecahan-
pemecahan  masalahnya.  Kemudian  diskusikan  dengan  teman-teman yang lain.
Penegakan   HAM   di   Indonesia   sebagai   upaya   sadar   untuk melindungi  dan   mewujudkan   HAM   dan   memberikan   tindakan   serta
sanksi   yang   tegas   kepada   siapapun   yang   melakukan   pelanggaran HAM  adalah  sebuah  proses  yang  dilakukan  tiada  henti.  Upaya  tersebut
dilakukan  dengan  menambah  dan  melengkapi  instrumen  hukum  yang
Kedaulatan Rakyat, Demokrasi, HAM, dan Kemerdekaan Berpendapat 2-59
mengatur  tentang  HAM  dan  instrumen  lembaga  tentang  HAM.  Diikuti dengan keinginan baik dari pemerintah yang berkuasa.
Dengan  dibentuknya  Komnas  HAM,  keluarnya  Ketetapan  MPR Nomor  XVIIMPR1998  tentang  HAM,  kemudian  UU  Nomor  39  Tahun
1999  tentang  HAM,  UU  Nomor  26  Tahun  2000  tentang  Pengadilan HAM,  dan  UUD  1945  setelah  di  Amandemen,  UU  Nomor  23  tahun
2002  tentang  Perlindungan  Anak  dan  ratifikasi  konvensi  PBB  tentang HAM   menunjukkan  bahwa  Indonesia  serius  dalam  upaya  penegakan
HAM.
4.   Lembaga-lembaga Penegakan HAM di Indonesia