Sistem Konstitusional Uraian Materi 1. Indonesia adalah Negara Hukum

54 bersama-sama berhak menarik kembali kekuasaan yang telah diberikan kepada pemimpinnya. Berlakulah pepatah Melayu, bahwa “raja adil raja disembah, raja lalim raja disanggah.”

3. Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan Nasional

Di negara manapun, begitu sebuah pemerintahan terbentuk, maka Ia pemerintah harus segera mengambil tindakan yang bertujuan untuk kepentingan kemaslahatan seluruh masyarakat. Selanjutnya pemerintah harus mampu memberikan perlindungan terhadap hak-hak rakyatnya, tanpa terkecuali. Berdasarkan prinsip ini, maka pemerintah sendiri tidak bebas. Pemerintah terikat oleh tanggung jawab untuk menjamin rasa aman, kesejahteraan, dan keadilan bagi semua rakyatnya. Oleh karenanya kekuasaan pemerintah untuk bertindak pun dibatasi dan dirinci dengan jelas dan tegas. Disinilah dibutuhkan adanya aturan perundang-undangan. Peraturan perundang-undangan ini berlaku secara nasional, dan meliputi semua bidang kehidupan rakyat dan negara. Peraturan perundang-undangan nasional ini biasanya dibuat pokok-pokoknya di dalam UUD konstitusi. Demikian juga dengan UUD 1945 yang berlaku di negara kita, di dalamnya memuat sistem peraturan perundang- undangan. Sistem peraturan perundang-undangan tersebut, dalam UUD 1945 diatur secara lengkap. Ada beberapa peraturan perundang- undangan nasional yang disebut secara tegas eksplisit di dalamnya, yaitu Undang-Undang Dasar sebagai hukum yang tertinggi, Undang- Undang, Peraturan Pemerintah sebagai Pengganti Undang-Undang, dan Peraturan Pemerintah. Akan tetapi, keempat bentuk peraturan perundang-undangan tersebut belum merupakan keseluruhan peraturan perundang-undangan yang berlaku secara nasional. Masih banyak peraturan lain yang kedudukannya lebih rendah, baik yang berlaku di pemerintahan pusat maupun pemerintahan daerah. Untunglah, Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan telah mengatur secara 55 rinci jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan yang dimaksud. Jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan, sebagaimana diatur dalam pasal 7 ayat 1, adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat; 3. Undang-UndangPeraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang; 4. Peraturan Pemerintah; 5. Peraturan Presiden; 6. Peraturan Daerah Provinsi; dan 7. Peraturan Daerah KabupatenKota. Jenis Peraturan Perundang-undangan selain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat 1 mencakup peraturan yang ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Badan Pemeriksa Keuangan, Komisi Yudisial, Bank Indonesia, Menteri, badan, lembaga, atau komisi yang setingkat yang dibentuk dengan Undang-Undang atau Pemerintah atas perintah Undang-Undang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Gubernur, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah KabupatenKota, BupatiWalikota, Kepala Desa atau yang setingkat. Peraturan Perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan. Menurut pasal 9, dalam hal suatu Undang-Undang diduga bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pengujiannya dilakukan oleh Mahkamah Konstitusi. Dalam hal suatu Peraturan Perundang-undangan di bawah Undang-Undang diduga bertentangan dengan Undang-Undang, pengujiannya dilakukan oleh Mahkamah Agung. 1. Undang-Undang Dasar UUD UUD merupakan hukum tertinggi dan sekaligus sumber hukum yang tertinggi. Ini berarti, bahwa di Indonesia semua produk hukum atau 56 peraturan perundang-undangan lainnya harus bersumber, sesuai dan cocok, serta tidak boleh bertentangan dengan UUD 1945. Adapun kekuasaan yang secara khusus harus dijalankan menurut UUD, di dalam UUD 1945 disebutkan antara lain tentang: 1 Pelaksanaan kedaulatan rakyat, pasal 1 ayat 2. 2 Pemberhentian Presiden danatau Wakil Presiden dalam masa jabatannya oleh MPR, pasal 3 ayat 3. 3 Kekuasaan pemerintahan di tangan Presiden, pasal 4 ayat 1. Mengapa ketiga macam kekuasaan tersebut di atas harus dijalankan menurut UUD? Coba diskusikan dengan teman-temanmu. Jika kalian belum menemukan jawaban yang memuaskan, Anda boleh bertanya kepada orang yang mampu memberikan jawaban secara memuaskan. Jangan lupa laporkan hasilnya kepada bapakIbu gurumu. 2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sebagai penyempurnaan terhadap Undang-Undang sebelumnya UU No. 10 Tahun 2004, terdapat materi muatan baru yang ditambahkan dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peratutan Perundang-undangan, yaitu penambahan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat sebagai salah satu jenis Peraturan Perundang-undangan dan hierarkinya ditempatkan setelah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Yang dimaksud dengan “Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat” adalah Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat yang masih berlaku sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 4 Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor: IMPR2003 tentang Peninjauan Terhadap Materi dan Status Hukum Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Tahun 1960 sampai dengan Tahun 2002, tanggal 7 Agustus 2003. 3. Undang-Undang UU UUD 1945 secara eksplisit tegas menyebutkan keharusan adanya 39 masalah yang harus diatur dengan UU. UU yang dibuat