30 hanya satu orang yang selalu memegang jabatan, sementara peluang orang
lain tertutup sama sekali. c. Rekruitmen politik yang terbuka. Untuk memungkinkan terjadinya rotasi
kekuasaan, diperlukan suatu sistem rekruitmen politik yang terbuka. Artinya, setiap orang yang memenuhi syarat untuk mengisi suatu jabatan politik yang
dipilih oleh rakyat mempunyai peluang yang sama dalam melakukan kompetisi untuk mengisi jabatan tersebut.
d. Pemilihan umum. Dalam suatu negara demokrasi, pemilu dilakukan secara teratur. Setiap warga negara yang sudah dewasa mempunyai hak untuk
memilih dan dipilih serta bebas menggunakan haknya tersebut sesuai dengan kehendak nuraninya.
e. Menikmati hak-hak dasar. Dalam suatu negara yang demokratis, setiap warga negara dapat menikmati hak-hak dasar mereka secara bebas,
termasuk di dalamnya adalah hak untuk menyatakan pendapat, hak untuk berkumpul dan berserikat, dan hak untuk menikmati pers bebas.
4. Macam-macam Sistem Demokrasi
Pada dasarnya asas pokok negara demokrasi adalah sebagai berikut.
a. Pengakuan partisipasi rakyat dalam pemerintahan. b. Pengakuan hakikat dan martabat manusia.
Dalam pertumbuhannya asas pokok demokrasi tersebut mengalami banyak perubahan, terutama faktor politik, ekonomi, sosial dan kebudayaan.
Setiap negara dapat memberikan isi dan sifat kepada demokrasi yang berbeda dengan negara lainnya. Sehingga bentuk demokrasi negara yang satu akan
berbeda dengan negara lain. Bentuk demokrasi pada suatu masa akan berbeda dengan bentuk
demokrasi pada suatu masa yang lain. Oleh karena itu, timbul bermacam-macam sistem demokrasi sebagai berikut.
1 Berdasarkan titik berat yang menjadi perhatiannya, demokrasi dibedakan menjadi:
a Demokrasi formal, yaitu demokrasi yang menjunjung tinggi persamaan dalam bidang politik, tanpa disertai upaya untuk
mengurangi atau menghilangkan kesenjangan dalam bidang
31 ekonomi. Semua orang dianggap mempunyai derajat dan hak yang
sama. Demokrasi formal ini disebut juga demokrasi liberal atau demokrasi barat.
b Demokrasi materiil, yaitu demokrasi yang menitikberatkan pada upaya menghilangkan perbedaan dalam bidang ekonomi, sedangkan
persamaan bidang politik kurang diperhatikan, bahkan dihilangkan. Untuk mengurangi perbedaan bidang ekonomi, partai politik yang
berkuasa dengan mengatasnamakan negara menjadikan segala sesuatu sebagai milik negara, dan hak milik pribadi tidak diakui.
Kebebasan dan hak manusia di bidang politik dihilangkan, demi persamaan di bidang ekonomi.
c Demokrasi Gabungan, yaitu demokrasi yang menggabungkan kebaikan serta membuang keburukan demokrasi formal dan
demokrasi material. Persamaan derajat dan hak setiap orang diakui, tetapi demi kesejahteraan seluruh rakyat perlu dibatasi. Upaya
pemerintah untuk kesejahteraan rakyat jangan sampai melanggar apalagi menghilangkan derajat dan hak asasi manusia.
2 Berdasarkan cara penyaluran kehendak rakyat, demokrasi dibedakan menjadi:
a Demokrasi langsung, yaitu demokrasi dimana rakyat secara langsung menyalurkan kehendaknya dalam rapat yang dihadiri
oleh seluruh rakyat. Demokrasi langsung dapat dijalankan apabila negara berpenduduk sedikit dan wilayahnya tidak luas serta
masalah yang dihadapi negara pada waktu itu masih sangat sederhana. Contohnya adalah negara kota Athena pada
jaman Yunani kuno. b Demokrasi tidak langsung atau Demokrasi Perwakilan, yaitu
demokrasi dimana rakyat menyalurkan kehendaknya dengan memilih wakil-wakilnya untuk duduk dalam dewan perwakilan rakyat.
Demokrasi perwakilan dilaksanakan oleh negara modern karena hal-hal berikut:
• jumlah penduduk yang bertambah banyak, • masalah negara yang semakin kompleks,
• Setiap warga negara mempunyai kesibukan sendiri-sendiri
32 dalam mengurus kehidupannya.
c Demokrasi perwakilan dengan sistem referandum merupakan gabungan antara demokrasi langsung dan demokrasi perwakilan.
Rakyat memilih wakil-wakilnya untuk duduk dalam dewan perwakilan rakyat, tetapi dewan tersebut dikontrol oleh pengaruh rakyat
dengan sistem referandum dan inisiatif rakyat. Dalam Andas, demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat dimana
kekuasaan tertinggi berada ditangan rakyat dan dijalankan langsung oleh mereka atau oleh wakil-wakil yang mereka pilih di bawah sistem pemilihan
bebas. Demokrasi diartikan sebagai pemerintahan rakyat, yang berarti bahwa warga suatu masyarakat demokratis sama-sama menerima manfaatnya dan
memikul bebannya. Pemerintahan yang dimaksud, dibentuk melalui pemilu yang diselenggarakan secara periodik. Dalam ucapan Abraham Lincoln,
demokrasi adalah suatu pemerintahan “dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”.
Oleh karenanya, filosof Karl Popper mendefinisikan demokrasi sebagai sebuah kesempatan guna menyudahi sebuah pemerintahan tanpa
pertumpahan darah. Metode pemilu yang diselenggarakan secara umum, langsung, bebas, rahasia, jujur dan adil dianggap paling tepat untuk
membentuk pemerintahan. Meskipun demikian, maka tetap terjadi kemungkinan bahwa para wakil rakyat dan pemimpin bangsa yang terpilih
ternyata adalah para antidemokrat. Argumentasi yang mendasarinya bahwa partai politik yang memiliki kekuatan dana besar dapat menggiring atau
“membeli” suara calon pemilih. Mengingat adanya kemungkinan terburuk itu terjadi, agar suatu bangsa
mendapatkan pemerintahan yang sesuai dengan yang diinginkannya, maka harus ada keinginan mayoritas untuk memperjuangkan dan mempertahankan
demokrasi melalui keterlibatan aktif dalam setiap aksi dan kegiatan politik. Jadi harus ada paritisipasi aktif dan riil dalam kegiatan politik di dalam masyarakat
dan pemerintahan. Menjelang pelaksanaan pemilu di Indonesia, ratusan bahkan ribuan
orang di berbagai daerah melakukan demonstrasi menentang pemilu yang mengikutsertakan politikus bermasalah politikus busuk.
Mereka mendeklarasikan kriteria politikus busuk bagi calon peserta
33 pemilu calon legislatif yang terlibat KKN, terlibat narkoba, melanggar HAM,
merusak lingkungan, dan melakukan kekerasan rumah tangga. Mereka dianggap tidak pantas menjadi pemimpin dan mewakili kepentingan rakyat.
Kedua kegiatan terkait dengan para calon pemimpin itu memiliki tujuan yang sama, yaitu artikulasi penyempaian kepentingan rakyat yang berdaulat.
Jadi, ujung atau hasil dari proses berdemokrasi adalah kedaulatan rakyat. Maknanya, bahwa seluruh keputusan yang menyangkut publik rakyat
banyak harus dimintakan persetujuannya terlebih dahulu kepada orang yang akan terkena oleh keputusan itu. Demi terwujudnya kondisi tersebut, disamping
peran parpol harus optimal, satu hal yang tak boleh dilupakan adalah kontrol rakyat secara langsung civil liberties. Konsep civil liberties atau “demokrasi
langsung” ini setiap warga negara memainkan peran aktif dan langsung terhadap bagaimana kekuasaan dalam negara dijalankan oleh pemerintah dan
oleh wakil-wakil rakyat mereka. Seluruh organisasi kemasyarakatan, kelompok kepentingan, media massa, dan lembaga keagamaan merupakan bagian
penting diantaranya. Gerakan demokrasi langsung yang berupa kontrol sipil ini
memungkinkan rakyat dari waktu ke waktu, setiap saat, tanpa menunggu lima tahun lewat pemilu, dapat ikut mewarnai proses kebijakan publik. Rakyat
melalui media massa, kelompok kepentingan, dan organisasi kemasyarakatan senantiasa dapat meneropong, mengkritik, dan menekan agar kebijakan publik
dapat dirumuskan dan dijalankan sesuai dengan kepentingan mereka dalam bagian yang terbesar umum.
Alexander Hamilton menyatakan bahwa untuk mengefektifkan pelaksanaan pemerintahan yang dibentuk melalui pemilu yang bebas dan
mekanisme kontrol dari rakyat sebagaimana diuraikan di atas, maka diperlukan sebuah lembaga peradilan yang bebas indepen-dence. Peradilan yang bebas
merdeka dapat menjadi instrumen yang kuat dalam demokrasi. Peradilan yang merdeka dapat memberikan penafsiran dan memberikan kekuatan berlakunya
aturan- aturan yang ada di dalam konstitusi UUD. Di Indonesia kekuasaan kehakiman yang memegang fungsi peradilan,
berdasarkan UUD 1945, dilaksanakan oleh lembaga-lembaga: Mahkamah Agung MA, Makkamah Konstitusi MK, dan Komisi Yudikatif KY. Katiga
lembaga ini memiliki fungsi dan kewenangan di bidang hukum yang berbeda
34 satu dengan yang lainnya. Operasionalisasi pengaturan dari ketiga lembaga
peradilan tersebut masing-masing diatur dengan undang-undang.
5. Demokrasi Pancasila