responden yang berada dalam kategori cukup baik, dan tidak ada responden atau 0 berada pada kategori tidak baik. Berdasarkan hasil
tersebut, dapat disimpulkan bahwa penilaian responden tentang variabel Kualitas Audit adalah sangat baik karena mayoritas responden berada
pada kategori sangat baik.
2. Kecerdasan Emosional
Variabel Kecerdasan Emosional diukur dengan menggunakan 15 pernyataan yang diberikan kepada 58 responden auditor yang
bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta. Berdasarkan data penelitian yang diolah menggunakan bantuan software pengolah data
yang tercantum pada tabel 18 di atas, variabel Kecerdasan Emosional memiliki skor tertinggi 60 dan skor terendah 33, mean 47,95, median
48,00, modus 45, dan standar deviasi 5,708. Variabel Kecerdasan Emosional terdiri dari lima indikator yaitu Pengenalan Diri,
Pengendalian Diri, Motivasi Diri, Empati dan Keterampilan Sosial. Dari lima indikator tersebut dibuat 15 pernyataan dan seluruhnya dinyatakan
valid. Penentuan skor menggunakan skala ordinal modifikasi skala Likert yang terdiri dari empat alternatif jawaban. Skor yang diberikan
maksimal empat dan minimal satu, sehingga dihasilkan skor sebagai berikut :
skor tertinggi : 4 x 15 = 60
skor terendah : 1 x 15 = 15
Mi : 37,5
SDi : 7,5
Setelah Mi dan SDi diketahui, kemudian dikategorikan dalam tiga kategori yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 7. Tabel 20. Distribusi Frekuensi Kecenderungan Variabel Kecerdasan
Emosional
No. Interval Kelas
Frekuensi F Relatif
Keterangan 1
45 36
62,07 Tinggi 2
30 ≤ x ≤ 45
22 37,93 Sedang
3 30
0 Rendah
Jumlah
58 100
Sumber: Data Primer yang Diolah Tabel tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 36 atau 62,07
responden berada dalam kategori tinggi, sebanyak 22 atau 37,93 responden yang berada dalam kategori sedang, dan tidak ada responden
atau 0 berada pada kategori rendah. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa penilaian responden tentang variabel Kecerdasan
Emosional adalah tinggi karena mayoritas responden berada pada kategori tinggi.
3. Kecerdasan Spiritual
Variabel Kecerdasan Spiritual diukur dengan menggunakan 15 pernyataan yang diberikan kepada 58 responden auditor yang bekerja
pada Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta. Berdasarkan data
penelitian yang diolah menggunakan bantuan software pengolah data yang tercantum pada tabel 18 di atas, variabel Kecerdasan Spiritual
memiliki skor tertinggi 60 dan skor terendah 18, mean 47,78, median 47,50, modus 45, dan standar deviasi 6,473. Variabel Kecerdasan
Spiritual terdiri dari lima indikator yaitu Mutlak Jujur, Keterbukaan, Pengetahuan Diri, Fokus pada Kontribusi dan Spiritual Non-dogmatis.
Dari lima indikator tersebut dibuat 15 pernyataan dan seluruhnya dinyatakan valid. Penentuan skor menggunakan skala ordinal
modifikasi skala Likert yang terdiri dari empat alternatif jawaban. Skor yang diberikan maksimal empat dan minimal satu, sehingga dihasilkan
skor sebagai berikut :
skor tertinggi : 4 x 15 = 60
skor terendah : 1 x 15 = 15
Mi : 37,5
SDi : 7,5
Setelah Mi dan SDi diketahui, kemudian dikategorikan dalam tiga kategori yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 7. Tabel 21. Distribusi Frekuensi Kecenderungan Variabel Kecerdasan
Spiritual
No. Interval Kelas
Frekuensi F Relatif
Keterangan 1
45 36
62,07 Tinggi 2
30 ≤ x ≤ 45
21 36,21 Sedang
3 30
1 1,72 Rendah
Jumlah
58 100
Sumber: Data Primer yang Diolah
Tabel tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 36 atau 62,07 responden berada dalam kategori tinggi, sebanyak 21 atau 36,21
responden yang berada dalam kategori sedang, dan sebanyak 1 atau 1,72 responden yang berada dalam kategori rendah. Berdasarkan hasil
tersebut, dapat disimpulkan bahwa penilaian responden tentang variabel Kecerdasan Spiritual adalah tinggi karena mayoritas responden berada
pada kategori tinggi.
4. Tekanan Klien