4 Berpedoman pada prinsip auditing dan prinsip akuntansi dalam melakukan pekerjaan lapangan
Auditor harus memiliki standar etika yang tinggi, mengetahui akuntansi dan auditing, menjunjung tinggi prinsip auditor dan
menjadikan SPAP
sebagai pedoman
dalam melaksanakan
pemeriksaan tugas laporan keuangan. 5 Tidak percaya begitu saja terhadap pernyataan klien
Pernyataan klien merupakan informasi yang belum tentu benar karena berdasarkan persepsi, oleh karena itu, auditor sebaiknya tidak
percaya begitu saja terhadap pernyataan kliennya dan lebih mencari informasi lain yang relevan.
6 Sikapi kehati-hatian dalam pengambilan keputusan Setiap auditor harus melaksanakan jasa professional dengan hati-
hati, termasuk dalam mengambil keputusan sehingga kualitas audit akan lebih baik.
2. Kecerdasan EmosionalEmotional Quotient EQ
a. Pengertian Kecerdasan EmosionalEmotional Quotient EQ
“Kecerdasan emosionalEmotional Quotient EQ adalah gabungan dari semua kemampuan emosional dan kemampuan sosial
untuk menghadapi seluruh aspek kehidupan” Al. Tridonanto dan Beranda Agency, 2010: 9, Wibowo 2009 mengartikan EQ sebagai
kecerdasan untuk menggunakan emosi sesuai dengan keinginan, kemampuan untuk mengendalikan emosi sehingga memberikan
dampak yang positif. Ary Ginanjar Agustian 2006: 62 mendefinisikan
EQ sebagai
sebuah kemampuan
untuk “mendengarkan” bisikan emosi, dan menjadikannya sebagai sumber
informasi maha penting untuk memahami diri sendiri dan orang lain demi mencapai sebuah tujuan. Goleman 2000: 45 menjelaskan
bahwa kecerdasan emosional merupakan kemampuan seperti untuk memotivasi diri, pertahanan menghadapi frustasi, mengendalikan
dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar stres tidak melumpuhkan kemampuan
berpikir, berempati dan berdoa. Dilihat dari beberapa pengertian di atas, EQ dapat diartikan
sebagai kemampua n untuk “melunakkan” emosi dan mengarahkannya
kepada hal-hal yang lebih positif. Seseorang yang memiliki EQ tinggi akan sangat bermanfaat dan berpengaruh pada peningkatan kualitas
hidup yang lebih baik, sehingga kehidupan ini dapat memberi nilai yang tak terhingga.
Seorang auditor yang memiliki EQ yang baik mampu mengendalikan dirinya sendiri, seperti berhati hati dalam mengambil
suatu keputusan untuk opini auditnya, jika opini audit sesuai dengan kode etik maka kualitas auditnya tidak diragukan lagi. Secara khusus
auditor membutuhkan EQ yang tinggi karena dalam lingkungan kerjanya auditor akan berinteraksi dengan orang banyak baik di dalam
maupun di luar lingkungan kerja. EQ berperan penting dalam
membentuk moral disiplin auditor. Dengan demikian apabila seorang auditor mampu menstabilkan emosinya, terlihat semakin baik
Kecerdasan Emosional maka kualitas audit yang ditampilkan juga akan semakin baik, penggunaan maupun pengendalian emosi yang
tepat dan efektif akan dapat mencapai tujuan dalam meraih keberhasilan kerja.
b. Indikator Kecerdasan EmosionalEmotional Quotient EQ