13
yang baik. Menandakan bahwa tidak adanya masalah keuangan yang melilit perusahaan.
4 Sebagian investor menilai bahwa pembagian dividen memiliki risiko
lebih rendah daripada capital gain.Dalam hal ini Capital gain lebih sulit diprediksi dibandingkan dengan pembagian dividen Halim,
2003. 5
Pembagian dividen merupakan salah satu alat komunikasi antara pihak manajemen dan pemegang saham.
3. Teori Kebijakan Dividen
a. Agency Theory
Agency theory adalah sebuah kontrak antara pemegang saham dengan manajer agen Jensen Meckling, 1976. Terdapat konflik
kepentingan antara pesmegang saham dan agen. Diperlukan persetujuan yang tepat agar menghasilkan kesepakatan antara pemegang saham dan
agen. Eisenhardt 1989 menyatakan bahwa teori keagenan memiliki tiga
jenis asumsi, asumsi tentang sifat manusia, asumsi keorganisasian, dan asumsi informasi. Asumsi sifat manusia menekankan pada manusia yang
suka mementingkan diri sendiri, sedangkan asumsi keorganisasian menekankan pada konflik kepentingan antar anggota organisasi. Asumsi
informasi menjelaskan bahwa informasi sebagai barang komoditi yang
14
dapat diperjualbelikan. Asumsi di atas menjelaskan perbedaan kepentingan antara
pemegang saham yang sangat termotivasi untuk mendapatkan dividen, sehingga meningkatkan kesejahteraan dirinya dan kepentingan manajer
sebagai agen yang berhasrat untuk memaksimalkan pertumbuhan ekonomi perusahaan dengan cara melakukan reinvestasi, pinjaman, dan lain
sebagainya.
b. Asymmetric Information Theory
Teori ini mengemukakan bahwa adanya perbedaan informasi yang dimiliki pemegang saham dengan yang dimiliki manajer perusahaan.
Sebagai manajer perusahaan, mereka memiliki informasi yang jauh lebih lengkap mengenai kondisi perusahaan secara keseluruhan. Informasi ini
akan disampaikan ke publik atau kepada para investor pada waktu tertentu sesuai dengan peraturan yang ada pada perusahaan.
Manajer juga memiliki informasi lebih lengkap mengenai prospek perusahaan dimasa mendatang jika dibandingkan dengan informasi yang
dimiliki perusahaan. Untuk itu, manajer memberikan sinyal kepada para pemegang saham yang merupakan representasi dari kondisi perusahaan
sebenarnya. Sinyal yang dimaksud biasanya berupa laporan keuangan. Superioritas manajer mengenai keadaan perusahaan terkadang
mendorong mereka untuk menahan beberapa informasi yang bersifat