14
dapat diperjualbelikan. Asumsi di atas menjelaskan perbedaan kepentingan antara
pemegang saham yang sangat termotivasi untuk mendapatkan dividen, sehingga meningkatkan kesejahteraan dirinya dan kepentingan manajer
sebagai agen yang berhasrat untuk memaksimalkan pertumbuhan ekonomi perusahaan dengan cara melakukan reinvestasi, pinjaman, dan lain
sebagainya.
b. Asymmetric Information Theory
Teori ini mengemukakan bahwa adanya perbedaan informasi yang dimiliki pemegang saham dengan yang dimiliki manajer perusahaan.
Sebagai manajer perusahaan, mereka memiliki informasi yang jauh lebih lengkap mengenai kondisi perusahaan secara keseluruhan. Informasi ini
akan disampaikan ke publik atau kepada para investor pada waktu tertentu sesuai dengan peraturan yang ada pada perusahaan.
Manajer juga memiliki informasi lebih lengkap mengenai prospek perusahaan dimasa mendatang jika dibandingkan dengan informasi yang
dimiliki perusahaan. Untuk itu, manajer memberikan sinyal kepada para pemegang saham yang merupakan representasi dari kondisi perusahaan
sebenarnya. Sinyal yang dimaksud biasanya berupa laporan keuangan. Superioritas manajer mengenai keadaan perusahaan terkadang
mendorong mereka untuk menahan beberapa informasi yang bersifat
15
cukup rahasia, sehingga tidak dipublikasikan kepada pemilik saham. Sayangnya informasi yang ditahan ini tidak jarang dimanfaatkan guna
meningkatkan kemakmuran bagi diri manajer sendiri. Permasalahan inilah yang merupakan inti dari informasi asimetris.
Jensen dan Meckling 1976 menyebut permasalahan di atas dengan istilah agency problems. Adapun permasalahan yang dimaksud adalah:
1 Moral hazard, yakni permasalahan yang muncul jika manajer tidak
melaksanakan hal-hal yang disepakati bersama dalam kontrak kerja. Dalam hal ini manajer dimungkinkan untuk melanggar kontrak kerja
karena kegiatannya tidak diketahui oleh pemegang saham. 2
Adverse selection, adalah suatu keadaan ketika pemegang saham tidak mengetahui dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh
manajer apakah benar-benar berdasarkan informasi yang ada atau terjadi karena kelalaian tugas manajer perusahaan.
c. Bird in the Hand Theory
Investor lebih suka menerima dividen yang dibagikan daripada memperoleh capital gain yang dihasilkan dari kenaikan nilai saham
dibanding harga belinya Brigham dan Houston, 2006. Investor memandang bahwa uang yang dihasilkan dari dividen lebih berharga dari
uang yang dihasilkan dari capital gain, karena komponen bagi hasil dividen lebih kecil risikonya dibandingkan dengan komponen gain dalam
16
persamaan total pengembalian yang diharapkan investor Ks =D P0+gain Gordon dan Lintner, 1963.
Modigliani dan Miller 1961 sendiri menyangkal pernyataan di atas karena pernyataan bahwa biaya modal sendiri dari laba ditahan tidak
tergantung pada kebijakan dividen. Menurut mereka, sebagian besar investor berencana untuk menginvestasikan kembali dividen mereka
kedalam perusahaan yang bersangkutan atau sejenis dan tingkat risiko return di masa depan tidak ditentukan oleh kebijakan dividen, melainkan
ditentukan oleh risiko investasi perusahaan.
d. Dividend Signaling Theory