90
4. Relevansi Kebijakan Pendidikan dengan Isu Pendidikan di Desa
Bugelan
Kebijakan pendidikan yang dibuat oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah sudah semestinya harus relevan dengan masalah apa yang
ada di lapangan. Agar nantinya kebijakan tersebut dapat membawa perubahan yang lebih baik terhadap kondisi pendidikan di daerah tersebut.
Begitu juga kebijakan yang dibuat oleh pemerintah pusat maupun daerah yang dibuat untuk daerah terpencil seperti Desa Bugelan. Pemerintah pusat
sudah membuat kebijakan yang ditujukan kepada daerah terpencil seperti Desa Bugelan yaitu melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 41 Tahun 2009 tentang tunjangan profesi guru dan dosen, tunjangan khusus guru dan dosen serta tunjangan kehormatan professor. Tunjangan
khusus yang dimaksud dalam peraturan pemerintah tersebut adalah tunjangan yang diberikan kepada guru dan dosen yang bertugas di daerah
yang tergolong dalam daerah khusus. Kriteria daerah khusus dan kualifikasi guru yang dimaksud juga telah diatur di dalam petunjuk tekhnis tunjangan
khusus yang diterbitkan oleh Kemendikbud. Tunjangan khusus tersebut bertujuan untuk memberikan intensif kepada guru dan dosen untuk dapat
melakukan kegiatan belajar mengajar tanpa terkendala biaya hidup dan transportasi dikarenakan daerah khusus adalah daerah yang sulit diakses,
terpencil, rawan bencana, perbatasan Negara dan keterbelakangan budaya. Sehingga nantinya guru dan dosen mampu melakukan tugasnya dengan
maksimal.
91
Melihat isu pendidikan yang ada di Desa Bugelan, yakni kualitas pendidik, sarana dan prasarana, dan pemerataan pendidikan kebijakan
pendidikan tersebut masih kurang maksimal dalam menangani isu pendidikan yang ada. Faktanya sekolah dasar yang ada di Desa Bugelan
membutuhkan tenaga pendidik yang lebih baik karena dari apa yang disampaikan oleh Bapak WR bahwa hanya 3 sampai 4 guru saja yang
berstatus pegawai negeri. Hal ini menunjukkan sekolah dasar yang ada masih kekurangan tenaga pendidik yang lebih baik. Meskipun saat ini status
pegawai negeri sukar dijadikan perbandingan terhadap kualitas pendidik akan tetapi status pegawai negeri dapat dijadikan standar bahwa guru
tersebut memang sudah terkualifikasi oleh sistem perekrutan pegawai negeri sipil sebagai seorang guru, sehingga guru tersebut sudah memenuhi standar
untuk menjadi seorang guru. Kebijakan pendidikan yang dikeluarkan pemerintah pusat tersebut
hanya memberikan tunjangan lebih kepada guru yang bertugas di daerah khusus seperti Desa Bugelan. Bukan menunjuk seorang guru yang telah
terkualifikasi untuk ditugaskan di daerah khusus dan memberikan tunjangan kepada guru tersebut. Hal tersebut membuat pendidikan di Desa Bugelan
hanya berjalan di tempat dan berkembang sangat lamban karena terbatasnya kualitas pendidik.
Kebijakan pendidikan dari daerah yang berkaitan dengan daerah terpencil Desa Bugelan adalah Keputusan Bupati Wonogiri nomor 289
Tahun 2015 tentang Penetapan Satuan Pendidikan dalam Daerah Khusus di
92
Wilayah Kabupaten Wonogiri Tahun 2015. Keputusan tersebut berisi rekomendasi yang diajukan oleh Bupati Wonogiri bahwa sekolah-sekolah
yang disebutkan dalam surat keputusan tersebut merupakan sekolah yang termasuk ke dalam daerah khusus sesuai dengan kriteria dari petunjuk
tekhnis yang dikeluarkan oleh Kemendikbud. Keempat sekolah negeri yang ada di Desa Bugelan merupakan sebagian dari sekian banyak sekolah yang
berada di lingkup Kabupaten Wonogiri, yaitu SD N 1 Bugelan, SD N 2 Bugelan, SD N 3 Bugelan dan SMP N 4 Satu Atap Kismantoro. Keputusan
dari pemerintah Kabupaten Wonogiri yang menunjuk sekolah di Desa Bugelan menjadi sekolah dalam daerah khusus merupakan keputusan yang
sangat tepat agar daerah terpencil seperti Desa Bugelan mendapatkan perhatian khusus tidak hanya dari pemerintah daerah tetapi juga dari
pemerintah pusat. Keputusan Bupati Wonogiri tersebut tentu mengacu kepada kondisi geografis Desa Bugelan itu sendiri yang berbukit, jauh dari
pusat pemerintahan dan sulitnya akses jalan. Keputusan Bupati yang menunjuk keempat sekolah di Desa Bugelan
sebagai sekolah dalam daerah khusus memang tepat. Akan tetapi harus ada upaya lain agar dapat memajukan pendidikan di Desa Bugelan. Diantaranya
adalah dengan lebih memperhatikan sarana dan prasarana sekolah yang ada di Desa Bugelan. Selain itu juga pemerintah daerah sudah semestinya
meperhatikan akses jalan yang baik dan aman untuk akses masyarakat Desa Bugelan. Karena dengan jalan yang baik akan mempengaruhi mobilitas
masyarakat sehingga akses transportasi dapat masuk ke Desa Bugelan.
93
Dengan demikian masyarakat Desa Bugelan dapat mengakses pendidikan yang lebih tinggi dari pada jenjang pendidikan yang ada dan pemerataan
pendidikan di Desa Bugelan dapat tercapai. Seperti yang telah diketahui dan dialami oleh peneliti bahwa kondisi geografis dan akses jalan yang
berbahaya serta tidak ada transportasi umum membuat masyarakat Desa Bugelan sulit untuk mengakses pendidikan hingga jenjang SMASMK
sederajat.
5. Relevansi Kebijakan Pendidikan dengan Aspirasi Pendidikan