Desa Bugelan Kebijakan Pendidikan

24

F. Desa Bugelan

Desa Bugelan merupakan sebuah desa yang berada di Kecamatan Kismantoro, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Desa Bugelan berjarak 15 kilometer dari pusat kecamatan dan berjarak 73 kilometer dari pusat kabupaten. Sehingga Desa Bugelan terbilang cukup jauh dari pusat pemerintahan. Kondisi geografis Desa Bugelan adalah perbukitan sehingga cukup sulit untuk ditempuh. Maka dari itu tidak ada transportasi umum menuju pusat kecamatan maupun ke pusat kabupaten. Tidak adanya transportasi umum membuat Desa Bugelan jauh dari keramaian. Mayoritas mata pencaharian masyarakat Desa Bugelan adalah sebagai petani. Terdapat beberapa produk pertanian dari Desa Bugelan diantaranya adalah cabai, jahe, ketela dan janggelan.

G. Kebijakan Pendidikan

1. Pengertian Kebijakan Pendidikan Banyak ahli yang telah menyinggung istilah kebijakan. Terutama banyak ahli yang menjelaskan mengenai kebijakan negara atau kebijakan publik public policy. Namun, penjelasan khusus mengenai kebijakan pendidikan education policy belum terlalu banyak ahli yang menyampaikan. Arif Rohman 2014: 108 mengungkapkan bahwa kebijakan pendidikan merupakan bagian dari kebijakan negara atau kebijakan publik secara umum. Kebijakan pendidikan merupakan kebijakan publik yang mengatur secara khusus peraturan atau regulasi berkaitan dengan penyerapan sumber, serta pengaturan perilaku dalam pendidikan. Dalam konteks yang 25 lebih umum, Hugh Heclo yang dikutip oleh Arif Rohman 2014: 108, mendefinisikan bahwa kebijakan adalah cara bertindak yang disengaja untuk menyelesaikan beberapa permasalahan pendidikan.Dengan demikian kebijakan pendidikan educational policy merupakan keputusan berupa pedoman bertindak baik yang bersifat sederhana maupun kompleks, baik umum maupun khusus, baik terperinci maupun longgar yang dirumuskan melalui proses politik untuk suatu arah tindakan, program, serta rencana- rencana tertentu dalam menyelenggarakan pendidikan. 2. Tahap Kebijakan Suatu kebijakan biasanya diputuskan dengan dilatarbelakangi adanya suatu permasalahan. Keputusan dalam pengambilan kebijakan terdiri dari beberapa tahap, yang pertama perumusan dan formulasi kebijakan, dilanjutkan dengan penentuan kebijakan, setelah itu implementasi kebijakan, dan terakhir evaluasi kebijakan. Pada aspek perumusan kebijakan, berkenaan dengan: penyusunan agenda kebijakan, yaitu dengan menempatkan masalah pada agenda publik; Formulasi kebijakan yaitu merumuskan berbagai alternatif kebijakan berdasarkan pertimbangan lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif; Adopsipenentuan kebijakan, adalah pemilihan dari berbagai alternatif yang diadopsi menjadi suatu kebijakan, bisa secara konsensus atau berdasarkan mayoritas; Implementasi kebijakan yaitu pelaksanaan kebijakan pada unit- unit administratif melalui mobilisasi sumber daya; Evaluasi kebijakan yaitu 26 pemeriksaan dan penilaian terhadap proses dan hasil kebijakan berdasarkan persyaratan peraturan pembuatan dan pelaksanaan kebijakan. Brewer dan Deleon yang dikutip oleh Sutjipto 1987: 32, membagi fase dalam proses kebijakan menjadi enam tahap. Tahap pertama adalah tahap inisiasi, yang dimulai ketika masalah yang dirasa penting untuk diselesaikan mulai timbul. Dalam tahap ini dipikirkan berbagai alternatif untuk mengurangi atau meringankan akibat dan dampak dari masalah tersebut. Tahap kedua adalah tahap estimasi yang memikirkan resiko, biaya, untung dan rugi dari berbagai alternatif yang ada. Pada tahap ini masalah ditekankan secara ilmiah, empirik, dan proyektif untuk melihat apa yang akan timbul sebagai akibat dari dari sebuah pilihan kebijakan. Tahap yang ketiga adalah tahap seleksi, yang akhirnya memilih dan menentukan salah satu dari berbagai alternatif yang tersedia. Tahap keempat yaitu tahap implementasi, yaitu pelaksanaan dari pilihan alternatif yang telah diputuskan. Tahap kelima yaitu tahap evaluasi yang ada kenyataannya lebih bersifat retrospektif. Dalam tahap ini dilakukan usaha untuk menjawab pertanyaan tentang kebijakan mana yang sukses dan yang gagal, bagaimana hasilnya dapat diukur, dan kriteria atau indikator apa yang digunakan untuk mengukur. Terakhir adalah tahap terminasi yang merupakan penyesuaian kebijakan yang tidak fungsional, tidak perlu, berlebihan, atau tidak lagi cocok dengan keadaan. 27

H. Penelitian yang Relevan