Aspirasi Pendidikan Masyarakat Desa Bugelan

50 f. Informan 6 Nama : WS Pendidikan Terakhir : SD Nama orang tua : WR Umur : 15 Sekolah : SMP N 4 Satu Atap Kismantoro g. Informan 7 Nama : EG Pendidikan Terakhir : SD Nama orang tua : MR Umur : 15 Sekolah : SMP N 4 Satu Atap h. Informan 8 Nama : JL Pendidikan Terakhir : SMP Nama orang tua : TM Umur : 16 Sekolah : SMK N 1 Nawangan

B. Hasil Penelitian

1. Aspirasi Pendidikan Masyarakat Desa Bugelan

Aspirasi memiliki tiga aspek yaitu cita-cita yang merupakan sesuatu yang dianggap penting dan ingin dicapai oleh individu, harapan atas cita-cita yang ingin dicapai atau hasrat atau harapan akan sesuatu yang dapat 51 diperoleh apabila cita-cita terwujud, dan ketetapan hati yang menunjukkan seberapa penting cita-cita dan harapan tersebut bagi seseorang. Ketetapan hati seseorang dapat dilihat dari bagaimana individu tersebut berusaha untuk mewujudkan cita-citanya Jadi apabila seseorang memiliki tiga aspek tersebut, maka dia dikatakan sudah memiliki aspirasi. Dalam penelitian kali ini, peneliti mengetahui aspirasi pendidikan masyarakat Desa Bugelan melalui tiga aspek yaitu cita-cita, harapan dan ketetapan hati masyarakat dalam pendidikan. a. Cita-cita masyarakat Desa Bugelan terhadap Pendidikan Cita-cita adalah apa yang dinilai individu penting dan yang ingin dicapai. Cita-cita berkaitan dengan aspek idealis dari individu. Individu biasanya memiliki cita-cita yang tinggi sebagai refleksi dari pemikiran idealisnya. Cita-cita dalam pendidikan merupakan keinginan individu untuk mencapai jenjang tertentu dalam pendidikan. Cita-cita masyarakat Desa Bugelan terhadap pendidikan dinilai cukup realistis dan rata-rata menginginkan pendidikan yang lebih tinggi dari pada pendidikan yang saat ini sedang ditempuh. Cita-cita masyarakat Desa Bugelan dalam pendidikan diungkapkan oleh Bapak BJ sebagai berikut: “Pendidikan tidak hanya penting tapi sangat penting mas. Karena jika hanya harta dunia itu bisa habis, akan tetapi ilmu itu selama hidup masih bisa terus digunakan. Dalam hati saya, saya ingin anak saya bisa lulus sarjana. Tetapi juga tergantung anaknya nanti minat atau tidak ” BJ21062016 Hal yang kurang lebih sama diungkapkan oleh Bapak WR sebagai berikut: 52 “Pendidikan itu penting sekali. Ya agar kita itu lebih cerdas, lebih pintar dan berwawasan luas jadinya nanti kedepannya mudah mencari pekerjaan atau malah membuat lapangan kerja atau wirausaha. Pendapat saya sebagai orang tua, seandainya anaknya mau ya pengennya nanti sampai kuliah ”. WR24062016 Bapak BJ dan Bapak WR keduanya sama-sama menganggap pendidikan sangat penting untuk kehidupan agar manusia menjadi lebih cerdas, berwawasan luas dan ilmu yang didapat dari pendidikan tidak akan habis dan dapat digunakan hingga akhir hayat. Pernyataan tersebut menggambarkan bahwa Bapak BJ dan Bapak WR menyadari betul akan pentingnya pendidikan sehingga mencita-citakan agar anaknya dapat menempuh pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi. Cita-cita tersebut sangat mungkin terwujud karena Bapak BJ dan Bapak WR merupakan kepala dusun dari Dusun Setren dan Dusun Cabol dan tergolong keluarga yang mampu secara ekonomi. Hal yang tidak jauh berbeda juga diungkapkan oleh Ibu MR sebagai berikut: “Pendidikan sangat penting. Pendidikan itu untuk menuntut ilmu untuk masa depan. Nanti kalau mampu, pengennya ya anak saya bisa kuliah. Kalau tidak ya hanya sampai SMKSMA saja ”. MR27062016 Pernyataan tentang cita-cita diungkapkan juga oleh ibu TM. Berikut ungkapan pernyataan dari Ibu TM: “Pendidikan ya penting. Anak sekarang itu dapat pengalaman ya dari pendidikan itu sendiri. Jadi tidak hanya belajar tapi juga pengalamannya itu juga penting. Ya paling hanya SMK. Tapi putri saya cita-citanya sampai kuliah seandainya bisa cari biaya. . Katanya besok mau kuliah sambil bekerja begitu mas katanya ”. TM01072016 53 Pernyataan dari Ibu MR mengungkapkan bahwa Ibu MR menganggap pendidikan itu penting untuk mempersiapkan masa depan terutama masa depan anak. Sedangkan Ibu TM menganggap penting pendidikan karena dalam pendidikan tidak hanya mendapatkan ilmu yang bermanfaat tetapi juga mendapatkan pengalaman yang berharga. Ibu MR dan ibu TM memiliki cita-cita terhadap pendidikan anaknya yang sedikit berbeda. Ibu MR mencita-citakan anaknya untuk dapat meneruskan ke jenjang perguruan tinggi bila mampu, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk hanya melanjutkan pendidikan hingga jenjang SMASMK. Ibu TM memiliki cita-cita terhadap pendidikan anaknya yaitu menginginkan anaknya dapat menempuh pendidikan hingga jenjang SMK. Akan tetapi Ibu TM mengungkapkan jika putrinya berminat atau memiliki keinginan untuk dapat meneruskan pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi. Berdasarkan pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa orang tua di Desa Bugelan memiliki cita-cita pendidikan terhadap pendidikan anaknya yaitu mereka mencita-citakan pendidikan yang lebih tinggi bagi anaknya dari pada pendidikan yang sedang ditempuh saat ini. Cita-cita dalam pendidikan tidak hanya dimiliki oleh orang tua saja, akan tetapi juga dimiliki oleh anak itu sendiri. Salah satunya adalah AG. Berikut pernyataan AG mengenai cita-citanya: “Menurut saya pendidikan itu penting sekali. Karena pendidikan itu membuat kita memiliki wawasan yang luas. Nantinya juga bisa memperoleh pekerjaan yang bagus jika pendidikannya tinggi. Seandainya bisa dan diperbolehkan, saya ingin sampai kuliah mas. Tetapi belum tau juga nanti mau kuliah dimana dan jurusan apa ”. AG21062016 54 Pernyataan cita-cita yang kurang lebih sama juga diungkapkan oleh WS yaitu sebagai berikut: “Pendidikan menurut saya penting sekali. Supaya jadi pintar dan dapat ilmu yang banyak. Saya setelah lulus SMP nanti ingin meneruskan ke SMK saja”. WS24062016 Menurut pernyataan AG dan WS, mereka menganggap pendidikan penting sekali bagi kehidupan agar memiliki wawasan yang luas dan menjadi pintar. Dari pernyataan AG dapat diketahui juga bahwa dengan pendidikan yang tinggi nantinya akan memperoleh pekerjaan yang layak. Pernyataan AG tersebut memang tepat karena dengan pendidikan yang tinggi, individu lebih banyak memiliki peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Mengenai cita-cita dalam pendidikan, AG dan WS memiliki cita- cita yang berbeda. AG memiliki cita-cita untuk dapat melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi dan WS lebih memilih untuk menempuh jenjang pendidikan SMK. Pernyataan tentang cita-cita diungkapkan juga oleh EG. Berikut adalah pernyataan EG mengenai cita-citanya dalam pendidikan: “Pendidikan itu penting mas. Supaya jadi orang yang lebih baik dari sebelumnya. Saya Belum tau meneruskan kemana. Tapi sepertinya setelah lulus nanti bisa masuk ke SMK”. EG27062016 Hal yang tidak jauh berbeda juga diungkapkan oleh JL. Berikut pernyataan JL: “Pendidikan sangat penting. Supaya lebih pintar dan pengetahuannya banyak. Jika pendidikannya rendah nantinya juga 55 susah mencari pekerjaan. Penginnya bisa kuliah jika ada biaya. Seandainya tidak bisa ya sampai SMK saja” JL01072016 Pernyataan yang disampaikan oleh EG dan JL menunjukkan bahwa EG dan JL sama-sama menganggap pendidikan itu penting agar menjadi individu yang lebih baik dari sebelumnya dan agar mudah dalam memperoleh pekerjaan. Aspek cita-cita dari EG dan JL juga berbeda. EG bercita-cita untuk dapat meneruskan pendidikan ke jenjang SMK. Sedangkan JL bercita-cita meneruskan pendidikan hingga jenjang perguruan apabila memungkinkan. Berdasarkan pernyataan anak yang masih bersekolah di Desa Bugelan mengenai cita-citanya dalam pendidikan, dapat diketahui bahwa mereka memiliki cita-cita yang dapat menempuh pendidikan yang lebih tinggi dari pada pendidikan yang sedang mereka tempuh saat ini. Berdasarkan pernyataan yang didapatkan oleh peneliti, dapat diketahui bahwa masyarakat Desa bugelan memiliki cita-cita dalam pendidikan. Cita-cita pendidikan masyarakat Desa Bugelan adalah untuk dapat menempuh pendidikan yang lebih tinggi dari pada pendidikan yang ditempuh saat ini. Cita-cita tersebut tercermin baik dari orang tua terhadap pendidikan anak maupun cita-cita anak itu sendiri terhadap pendidikannya. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Desa Bugelan memiliki tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan. 56 b. Hasrat Masyarakat Desa Bugelan terhadap Cita-cita dalam Pendidikan Hasrat adalah apa yang diharapkan individu dari apa yang dinilainya penting dan ingin dicapai. Atau dengan kata lain hasrat adalah harapan dari apa yang di cita-citakan oleh individu. Harapan tersebut berupa apa yang ingin diperoleh individu dari apa yang telah dilakukannya atau cita-cita yang akantelah dicapainya. Setiap individu pasti mengharapkan manfaat atau timbale balik dari apa yang ia lakukan. Bagitupun dengan cita-cita, individu akan mengharapkan manfaat apa yang didapatkan apabila ia nantinya mampi mewujudkan cita-citanya. Harapan itu lah yang disebut sebagai hasrat. Harapan masyarakat Desa Bugelan dari apa yang dicita-citakannya tercermin dari Bapak BJ yang menyampaikan pernyataan sebagai berikut: “Dulu saya berminat sampai sarjana, tetapi dulu orang tua tidak mampu. Jadi sekarang saya berusaha agar anak saya berpendidikan setinggi-tingginya. Sarjana itu tidak hanya ilmunya mas menurut saya, tetapi juga dari pengalamannya agar nantinya dalam mencari pekerjaan bisa lebih luas, rezekinya juga lebih luas menurut saya ” BJ21062016 Bapak WR juga menyatakan harapan dari cita-citanya untuk menyekolahkan anaknya sampai pendidikan tinggi atau kuliah. Berikut pernyataan Bapak WR: “Supaya pendidikannya lebih dari orang tua. Supaya nanti bisa mengangkat derajat orang tua juga. Untuk masalah itu, harapannya bisa cepat dapat pekerjaan layak yang sesuai mas ”. WR24062016 Bapak BJ dan Bapak WR memiliki hasrat yang relatif sama terhadap pendidikan anaknya. Keduanya berharap agar nantinya anak- 57 anak mereka dapat memperoleh pekerjaan dan penghasilan yang layak sehingga dapat mengangkat derajat keluarga apabila cita-cita mereka dapat tercapai. Hal tersebut menunjukkan bahwa Bapak BJ dan Bapak WR menaruh harapan yang besar terhadap cita-citanya. Hasrat juga disampaikan oleh Ibu MR yang memiliki cita-cita menyekolahkan putrinya sampai sarjana. Berikut pernyataan Ibu MR: “Supaya pendidikannya lebih tinggi dari saya. Saya dulu sempat mengalami putus sekolah jadi sebisa mungkin anak saya pendidikannya lebih tinggi dari saya. Seumpama selesai kuliah ya dapat pekerjaan yang bagus dan layak ”. MR27062016 Harapan dari cita-cita terhadap pendidikan anak disampaikan pula oleh Ibu TM yang memiliki cita-cita menyekolahkan anaknya sampai jenjang SMK. Berikut pernyataan Ibu TM: “Agar lebih tinggi dari orang tua. Saya dulu hanya sampai SD. Kan dulu rata-rata hanya sampai SD. Bapak juga hanya sampai SD. Saya pengennya ya biarkan bekerja dulu setelah lulus SMK ”. TM01072016 Ibu MR dan Ibu TM kurang lebih memiliki hasrat yang kurang lebih sama. Keduanya berharap agar anak mereka mempunyai pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang tua. Tidak hanya itu saja, hasrat Ibu MR dan Ibu TM yang lain adalah agar anak mereka mendapatkan pekerjaan yang bagus dan layak setelah cita-cita dalam pendidikannya tercapai. Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa masyarakat Desa Bugelan memiliki hasrat terhadap pendidikan anaknya atau harapan dari apa yang mereka cita-citakan terhadap pendidikan anaknya. Mereka 58 menyadari betul apa yang akan mereka capai atau peroleh dari apa yang mereka cita-citakan dari pendidikan anaknya. Tidak hanya orang tua yang memiliki hasrat dalam pendidikan, akan tetapi anak yang masih juga menyampaikan harapannya dari apa yang ia cita-citakan. Hasrat tersebut disampaikan oleh AG yang memiliki cita-cita untuk bisa kuliah. Berikut pernyataan AG: “Ya agar mempunyai pendidikan yang bagus. Supaya nantinya bisa bekerja dan dapat pekerjaan yang bagus juga. Harapan saya bisa cepat dapat pekerjaan dan dapat penghasilan yang layak ”. AG21062016 WS yang bercita-cita dapat sekolah di SMK juga menyampaikan hasratnya yaitu: “Teman-teman banyak yang ingin masuk SMK mas. Jaraknya juga dekat dibandingkan dengan sekolah lain. Setelah lulus SMK harapannya bisa langsung bekerja seperti teman-teman saya yang lebih tua yang sudah lulus ”. WS24062016 Berdasarkan pernyataan dari AG dan WS, diketahui bahwa keduanya memiliki hasrat yang kurang lebih sama. AG menyampaikan harapan untuk dapat segera mendapatkan pekerjaan yang layak apabila cita-citanya dalam pendidikan dapat tercapai yaitu meneruskan hingga jenjang perguruan tinggi. Sedangkan WS juga menyampaikan untuk dapat langsung bekerja setelah lulus dari jenjang SMK sesuai dengan yang dicita-citakannya. Hasrat dalam pendidikan disampaikan pula oleh EG yang memiliki cita-cita melanjutkan sekolah ke SMK. Berikut pernyataan EG: “Supaya seperti teman-teman yang lain. Teman-teman saya sepertinya banyak yang berniat melanjutkan ke SMK. Harapannya 59 setelah lulus SMK bisa langsung bekerja dan dapat penghasilan sendiri ”. EG27062016 JL menyampaikan pula hasratnya mengenai cita-citanya yang ingin melanjutkan sekolah sampai ke bangku kuliah. Berikut pernyataan JL: “Supaya dapat pekerjaan yang layak mas nantinya. Sebenarnya SMK juga cepat dapat pekerjaan mas. Sudah banyak lulusan SMK dilingkungan saya yang cepat bekerja. Semisal setelah lulus kuliah nantinya ingin langsung dapat pekerjaan. Supaya tidak menganggur lama-lama jadi bisa bantu orang tua menyekolahkan adik saya ”. JL01072016 Pernyataan dari EG dan JL juga menunjukkan hasrat bahwa ingin cepat mendapatkan pekerjaan yang layak setelah nantinya dapat mewujudkan cita-citanya dalam pendidikan. Berdasarkan berbagai pernyataan tersebut diketahui bahwa anak memiliki harapannya sendiri dari apa yang dia cita-citakan. Mereka menaruh harapan dari apa yang dicita-citakan. Harapan tersebut berkaitan dengan manfaat dari cita-cita mereka apabila mereka mampu mewujudkannya. Hasrat dari masyarakat Desa bugelan lebih berorientasi ke bidang pekerjaan. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Desa Bugelan berpandangan bahwa pendidikan yang lebih tinggi akan mendatangkan kemudahan dalam memperoleh pekerjaan dan penghasilan yang layak sebagai kebutuhan untuk melangsungkan hidup. Berdasar berbagai uraian tersebut dapat dikatakan bahwa masyarakat Desa Bugelan memiliki hasrat dalam pendidikan baik hasrat dari orang tua terhadap pendidikan anak maupun hasrat anak terhadap 60 pendidikannya sendiri. Hasrat tersebut berupa harapan agar anaknya atau dirinya dapat segera memperoleh pekerjaan dan penghasilan yang layak apabila dapat mewujudkan cita-citanya nanti. Masyarakat Desa Bugelan memiliki harapan dari apa yang dicita-citakannya dan mengerti betul hal apa yang akan diperoleh dari apa yang mereka cita-citakan. c. Ketetapan Hati Masyarakat Desa Bugelan dari Cita-cita dan Hasratnya terhadap Pendidikan Ketetapan hati adalah seberapa nilai kepentingan bagi individu dari apa yang dinilainya penting dan ingin dicapai. Atau dengan kata lain adalah seberapa penting cita-cita dari individu yang ingin dia capai. Ketetapan hati berkaitan juga dengan bagaimana seseorang mengusahakan cita-citanya agar dapat terwujud sebagai cerminan dari pentingnya cita-cita tersebut bagi individu. Ketetapan hati disampaikan oleh Bapak BJ yang bercita-cita agar anaknya dapat kuliah. Berikut pernyataan Bapak BJ: “Namanya sekolah itu penting mas. Dengan sekolah yang tinggi nanti bisa memperbaiki hidup. Kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan penghidupan yang layak lebih besar dari pada yang sekolahnya kurang tinggi. Saya sebenarnya pasrah mas sebagai orang desa, tetapi selama masih sehat selama masih halal segala macam usaha saya tempuh agar anak saya bisa kuliah”. BJ21062016 Ketetapan hati disampaikan pula oleh Bapak WR. Berikut pernyataan Bapak WR yang mencita-citakan anaknya bisa kuliah: “Karena sekolah itu penting. Supaya anak saya dapat menempuh pendidikan setinggi-tingginya. Anak saya yang pertama sekarang sedang kuliah di Madiun. Kemungkinan pas anak saya yang kedua ini masuk kuliah, kakaknya sudah selesai. Jadi pembiayaannya bisa bergantian. Usaha saya sebagai orang tua ya memberikan 61 pengertian ke anak bahwasanya pendidikan itu penting, sekolah yang rajin, agar anak itu semangat untuk sekolah. Dari saya sendiri ya diusahakan melalui bekerja walaupun hanya mengandalkan gaji ya bagaimana caranya nanti bisa menyekolahkan anak”. WR24062016 Ketetapan hati Bapak BJ diwujudkan dalam pernyataannya yang akan berusaha semaksimal mungkin agar anaknya dapat menempuh jenjang pendidikan yang ia cita-citakan. Usaha yang maksimal dari Bapak BJ tersebut dapat dikatakan sebagai ketetapan hati Bapak BJ dalam usaha mewujudkan cita-citanya. Bapak WR juga menyampaikan bahwa ia berusaha untuk memberikan motivasi dan pengertian kepada anakanya akan pentingnya pendidikan dan membiayai anaknya untuk dapat terus bersekolah. Usaha yang dilakukan oleh Bapak WR juga merupakan bentuk ketetapan hati orang tua terhadap cita-cita pendidikan anaknya. Ketetapan hati terhadap cita-cita juga disampaikan oleh Ibu MR yang bercita-cita agar anaknya dapat menempuh pendidikan sampai kuliah: “Seperti yang saya katakana tadi. Pendidikan itu penting. Maka dari itu saya berkeinginan agar anak saya dapat terus bersekolah. Usahanya saya memberikan pengertian ke anak atau memotivasi anak sambil terus membiayai anak saya agar bisa bersekolah”. MR27062016 Ibu TM juga menyampaikan ketetapan hatinya melalui pernyataan berikut: “Ya agar anak saya nanti dapat memiliki kehidupan yang lebih baik dari saya mas. Tidak punya pendidikan juga susah mencari pekerjaan. Akhir-akhirnya jadi pekerja kasar yang penghasilannya tidak seberapa. Usahanya biasa saja mas namanya juga petani. 62 Mungkin nanti usaha mengajukan bantuan dari sekolah atau pemerintah seperti waktu anak saya SMP dulu”. TM01072016 Pernyataan dari Ibu MR dan Ibu TM menunjukkan sedikit hal yang berbeda. Ibu MR berusaha untuk memberikan motivasi dan membiayai anak untuk dapat mencapai cita-cita pendidikan. Sedangkan Ibu TM mengungkapkan melakukan usaha yang biasa saja karena merasa dalam ekonomi lemah. Tetapi Ibu TM memiliki bentuk usah lain dalam mewujudkan cita-citanya yakni mengajukan bantuan biaya pendidikan kepada sekolah atau pemerintah. Usaha yang dilakukan Ibu MR dan Ibu TM dapat dikatakan juga sebagai ketetapan hati dalam mewujudkan cita-cita walaupun dalam bentuk usaha yang berbeda. Berdasarkan beberapa pernyataan orang tua tersebut, dapat diketahui bahwa orang tua memiliki ketetapan hati untuk mewujudkan cita-citanya dalam pendidikan anak. Tidak hanya ketetapan hati saja tetapi juga usaha dalam mewujudkan cita-cita tersebut. Seorang anak dalam usaha mewujudkan cita-citanya tentunya juga harus memiliki ketetapan hati agar cita-cita tersebut lebih mudah untuk terwujud. Ketetapan hati disampaikan juga oleh AG dalam meraih cita- citanya. Berikut adalah pernyataan AG: “Penting karena memang saya sendiri mempunyai keinginan untuk kuliah. Supaya dapat pengalaman di luar sana. Untuk usaha saat ini saya sedang mencari-cari tempat kuliah mas. Tempat kuliah yang paling memungkinkan dari segi biaya dan juga sesuai kemampuan saya”. AG21062016 63 WS juga menyampaikan ketetapan hatinya untuk mencapai cita- citanya untuk dapat melanjutkan pendidikan ke SMK. Berikut pernyataan WS: “Cita-cita itu penting agar bisa sekolah sesuai keinginan saya dan bisa bekerja. Saya yakin dapat mewujudkannya jika orang tua mengizinkan. Masalahnya bapak saya menginginkan saya untuk kuliah. Untuk usaha saya belajar yang rajin. Bisa lulus SMP dengan nilai yang bagus dan diterima di SMK”. WS24062016 Berdasar pernyataan AG dan WS, diketahui bahwa mereka menganggap penting cita-cita yang mereka ingin wujudkan. AG menganggap cita-citanya penting karena memang ia sangat berniat untuk dapat meneruskan ke jenjang perguruan tinggi. Sedangkan WS juga demikian, ia menganggap cita-citanya penting agar dapat bersekolah sesuai dengan keinginannya. Tidak hanya menganngap penting saja, tetapi AG dan WS juga berusaha untuk mewujudkan cita-citanya sesuai dengan porsinya sebagai anak. AG mengaku berusaha dengan cara mencari-cari perguruan tinggi yang sesuai dengan minat dan kemampuannya dan WS berusaha dengan belajar dengan giat agar dapat lulus SMP dan diterima di SMK yang ia cita-citakan. Pernyataan yang kurang lebih sama diungkapkan pula oleh EG mengenai ketetapan hatinya: “Saya harus meneruskan ke SMK agar saya punya keterampilan dan bisa bekerja jadinya bisa mandiri. Saya yakin bisa sekolah sampai SMK. Usahanya belajar yang rajin supaya bisa diterima di SMK mas”. EG27062016 64 JL yang memiliki cita-cita untuk melanjutkan pendidikan sampai perguruan tinggi juga mengungkapkan ketetapan hatinya melalui pernyataannya sebagai berikut: “Karena jika bisa sekolah sampai tinggi nantinya mudah dapat pekerjaan. Bisa meningkatkan taraf hidup juga. Yakin mas. Nanti setelah lulus harapan saya bisa pergi ke kota mencari tempat kuliah yang waktunya bisa dibagi untuk bekerja. Belajar yang rajin supaya nilainya bagus dan bisa lulus. Siapa tau nanti mendapat bantuan atau beasiswa untuk meneruskan kuliah”. JL01072016 Keyakinan dari EG dan JL dalam mencapai cita-cita cukup tinggi. Keyakinan tersebut dapat diartikan sebagai ketetapan hati dalam meraih cita-cita dalam pendidikan. EG juga berusaha agar cita-citanya tercapai yaitu dengan belajar dengan rajin supaya dapat di terima di SMK. JL juga melakukan usaha untuk meraih cita-cita. JL berusaha dengan belajar dengan rajin agar dapat lulus SMK dan dapat melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Berdasarkan pernyataan masyarakat Desa Bugelan mengenai ketetapan hati terhadap cita-citanya, dapat diketahui bahwa masyarakat Desa Bugelan memiliki keyakinan akan cita-citanya. Selain itu mereka juga melakukan usaha sesuai porsi mereka sebagai orang tua maupun sebagai anak untuk mewujudkan cita-cita mereka dalam pendidikan. Baik cita-cita dari orang tua terhadap anak maupun cita-cita anak itu sendiri. Adanya keyakinan dan usaha tersebut mencerminkan bahwa masyarakat Desa Bugelan menganggap penting cita-cita mereka dalam pendidikan. 65 Terdapatnya tiga aspek aspirasi yaitu cita-cita, hasrat dan ketetapan hati pada masyarakat Desa Bugelan tentunya sudah menunjukkan bahwa mereka memiliki aspirasi dalam pendidikan. Aspirasi pendidikan masyarakat Desa Bugelan cukup fariatif. Tentunya hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai hal seperti faktor ekonomi, faktor pribadi, dorongan orang tua, faktor lingkungan dan faktor geografis.

2. Penyampaian Aspirasi Pendidikan Masyarakat Desa Bugelan