atau bunga dari penerimaan, penjualan, penebusan, atau pinjaman.
3 Menyediakan informasi tentang sumber daya perusahaan, klaim terhadap sumber daya tersebut, dan pengaruh transaksi, kejadian
dan lingkungan serta klaim yang dapat berpengaruh terhadap sumber daya tersebut.
Sementara tujuan yang tercantum dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan IAI, 2004 adalah untuk
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
2.2.5. Ketepatan Waktu
timeliness
Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh suatu perusahaan. Dyer dan
McHugh 1975:204 dalam Bandi 2002 menyimpulkan bahwa ketepatan waktu pelaporan merupakan elemen pokok bagi catatan laporan
keuangan yang memadai. Para pemakai informasi akuntansi tidak hanya perlu memiliki informasi keuangan yang relevan dengan prediksi dan
pembuatan keputusannya, tetapi informasi harus bersifat baru. Ketepatan waktu mengimplikasikan bahwa laporan keuangan
seharusnya disajikan pada suatu interval waktu, untuk menjelaskan perubahan dalam perusahaan yang mungkin mempengaruhi pemakai
informasi dalam membuat prediksi dan keputusan Hendriksen, 1992:75 dalam Bandi, 2002.
Informasi dari laporan keuangan perusahaaan akan bermanfaat bila dapat dipahami dan memiliki karakteristik kualitatif utama yaitu
kerelevanan dan keterandalan, seperti tercantum dalam SFAC No.2 FASB, 1980. Dapat dikatakan bahwa perusahaan dalam membuat
laporan keuangan mempertimbangkan trade off antara relevansi dan keandalan reliabilitas dari laporan keuangan tersebut Kieso, 2002 : 51.
Ghozali 2001 dalam Laila dan Irawati 2006 mengatakan informasi tidak dapat dikatakan relevan jika tidak tepat waktu. Begitu pula dalam
PSAK No. 1 Paragraf 38 IAI, 2007 menyatakan bahwa manfaat suatu laporan keuangan akan berkurang jika laporan keuangan tersebut tidak
tersedia pada waktunya. Keterlambatan penyelesaian dapat disebabkan karena perusahaan
berusaha untuk mengumpulkan informasi yang banyak untuk menjamin keandalan dari laporan keuangan SAK, 2002 : SAK kerangka dasar par
43. Namun, peningkatan jumlah penundaan laporan keuangan juga dapat memberikan arti bahwa ada sumber alternatif informasi atau ada suatu
kebocoran yang umum dan eksploitasi atas inside information. Givoly dan Palmon 1982 dalam Na’im 1999 berpendapat bahwa adanya
fenomena semacam itu akan menyadarkan pentingnya ketepatan waktu karena sumber informasi alternatif akan lebih mahal dari pada perbaikan
atas ketepatan waktu informasi akuntansi itu sendiri. PSAK No. 1
Paragraf 38 IAI, 2007 menyatakan bahwa faktor-faktor seperti kompleksitas operasi perusahaan tidak cukup menjadi pembenaran atas
ketidakmampuan perusahaan menyediakan laporan keuangan tepat waktu. Chambers dan Penman 1984: 21 dalam Bandi 2002
mendefinisikan ketepatan waktu dalam dua cara, yaitu: 1 ketepatan waktu didefinisikan sebagai keterlambatan waktu pelaporan dari tanggal
laporan keuangan sampai tanggal melaporkan, dan 2 ketepatan waktu ditentukan dengan ketepatan waktu pelaporan relatif atas tanggal
pelaporan yang diharapkan. Sedangkan menurut Dyer dan McHugh, dalam penelitian Bandi dan Tri Hananto 2002, ada tiga kriteria
keterlambatan, yaitu : 1. Keterlambatan audit Auditors’ Report Lag yaitu interval jumlah hari
antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani.
2. Keterlambatan Pelaporan Reporting Lag yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan auditor ditandatangani sampai tanggal
pelaporan oleh BEJ. 3. Keterlambatan total Total Lag yaitu interval jumlah hari antara
tanggal periode laporan keuangan sampai tanggal laporan dipublikasikan oleh bursa.
2.2.6. Regulasi Publikasi Laporan Keuangan