produk selesai dikerjakan, biasanya untuk membuat produk dalam jumlah besar.
2. Proses produksi terputus – putus
Dalam proses ini aliran bahan baku sampai produk jadi tidak memiliki pola yang pasti atau selalu berubah – ubah. Antara produk
jadi yang lain berbeda – beda dalam hal jumlah, kualitas, desain maupun harga. Contoh : Perusahaan percetakan, mebel, dan lain –
lain.
2.2.3.3 Fungsi Produksi
Fungsi produksi menggambarkan hubungan antara input dan output. Input atau factor produksi biasanya diklasifikasikan sebagai tanah, tenaga
kerja labor atau modal. Tanah dan tenaga kerja dikategorikan sebagai input yang tidak diproduksi untuk menjadi input atau yang tidak di
produksi untuk menjadi input atau untuk proses selanjutnya. Sedangkan modal adalah factor yang sengaja di produksi untukproses produksi
selanjutnya. Jadi modal adalah suatu output dari proses yang satu, kemudian menjadi input untuk proses produksi Nopirin, 1995 : 70
. Fungsi produksi merupakan hubungan fisik antara input produksi dan output produksi. Oleh karma itu, dalam fungsi produksi dikenal
dengan istilah “factor ketidaktentuan uncertainty dan resiko risk”. Besarnya factor ketidaktentuan ini akan menentukan factor besarnya
resiko yang dihadapi. Bila petani sulit untuk menduga kapan akan terjadi musibah misalkan usaha yang dilakukan terlalu banyak resiko, maka
usaha yang dilakukan berdasarkan konsep ketidaktentuan. Suparmoko, 1997 : 82-83.
Di dalam fungsi produksi kita mengenal tentang isoquant dan isocost
, di situ isoquant merupakan kombinasi input yang berbeda-beda dari dua sumberdaya, yang dapat dipergunakan oleh perusahaan untuk
menghasilkan produk yang sama jumlahnya. Sedangkan isocost kendala anggaran perusahaan menunjukan kombinasi input yang berbeda-beda
dari sumberdaya yang dapat dibeli oleh perusahaan Arsyad, 1992 : 136- 140
2.2.3.4 Pengertian Nilai Produksi
Dari pengertian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa nilai produksi adalah semua yang menyangkut perubahan input menjadi
output dalam suatu periode tertentu dengan output mempunyai nilai yang juga bisa mengalami peningkatan dan penurunan dalam satu periode
tersebut. Nilai produksi dapat diperoleh dari hasil perkalian output dengan harga barangjasa di pasaran.
Nilai produksi = Output x Harga Rosyidi,
1999 :68
2.2.4 Investasi
Investasi investment adalah pembelian peralatan modal, persediaan, dan struktur usaha, termasuk pembelian rumah baru oleh rumah tangga N.
Gregory Mankiw,2003:12. Belanja pada barang kapital baru dan tambahan untuk persediaan McEachern,2000:147.
Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanam – penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang – barang
modal dan perlengkapan – perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang – barang dan jasa – jasa yang tersedia
dalam perekonomian Sukirno,2002:107. Dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
investasi adalah sebagai pengeluaran yang dilakukan oleh para pengusaha untuk membeli barang – barang dan perlengkapan – perlengkapan produksi
guna meningkatkan kapasitas produksi pada masa yang akan datang. Menurut Hoselitz, membagi pengertian investasi menjadi 3 motif,
yaitu : 1. Profit Motive
Merupakam investasi yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar – besarnya. Jadi para investor yang
menanamkan modalnya akan berusaha semaksimal mungkin untuk
mendapatkan keuntungan dan mendorong mereka untuk selalu bekerja keras.
2. Technological Motive Adalah motif dimana para investor lebih mengutamakan kemajuan
teknologi dalam setiap usahanya. Ini berarti bahwa para investor akan lebih cenderung mengadakan penambahan kapasitas produksi dan
menentukan produk – produk baru. 3. Marketing Motive
Adalah keinginan untuk memperluas pasar sehingga memperoleh posisi yang luas dalam persaingan.Usaha ini dimaksudkan untuk
kepentingan memasarkan hasil produksi seluas – luasnya, baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya seseorang pengusaha yang melakukan investasi selalu
mempertimbangkan besarnya keuntungan yang diperoleh di masa depan dan berapa biaya dari penggunaan uang yang dipinjam guna membeli
barang modal tersebut.
2.2.4.1 Faktor – faktor yang menentukan investasi
Berhasil tidaknya para pemilik modal dalam menjalankan usahanya, dalam kenyataan akan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
dapat ditentukan, yaitu : 1. Ramalan manusia mengenai keadaan di masa yang akan datang
Kegiatan perusahaan untuk mendirikan industri dan memasarkan barang – barang modal dinamakan kegiatan memakan
waktu. Dan apabila industri tersebut telah selesai dilaksanakan, yaitu pada waktu industri atau perusahaan itu sudah mulai menghasilkan
barang atau jasa yang menjadi produksinya, maka para pemilik modal biasanya akan melakukan kegiatan terus selama beberapa tahun. Oleh
karena itu dalam menentukan apakah semua kegiatan yang akan dikembangkan itu dapat memperoleh atau menimbulkan kerugian,
maka para pemilik modal harus membuat ramalan – ramalan mengenai kegiatan di masa mendatang.
2. Tingkat Bunga Bagi perusahaan yang bijaksana hendaknya selalu mengikuti
dan memperhatikan perkembangan pasar, terutama tentang perkembangan tingkat suku bunga yangt dapat mempengaruhi
beroperasinya setiap perusahaan. Oleh karena itu tingkat bunga dapat
digolongkan sebagai salah satu faktor penting yang akan menentukan besarnya investasi yang akan dilakukan oleh para pengusaha.
3. Penambahan atau perkembangan teknologi Kegiatan yang dikembangkan dalam kegiatan produksi atau
usaha lain, maka hal itu dinamakan mengadakan pembaharuan. Pada umumnya, semakin banyak perkembangan teknologi maka semakin
banyak pula jumlah kegiatan pembaharuan yang dilakukan oleh para pengusaha.
4. Tingkat pendapatan nasional dan perubahan – perubahannya Sejarah perkembangan ekonomi dunia menunjukkan bahwa
akhir – akhir ini berbagai penemuan dan pembaharuan sangat bbesar peranannya. Kenyataan yang ada menggambarkan bahwa hubungan
antara pendapatan nasional dan investasi merupakan hal yang saling berkaitan. Dimana investasi itu pada umumnya cenderung untuk
mencapai tingkat yang lebih besar apabila pendapatan nasional semakin besar jumlahnya. Demikian pula sebaliknya, apabila
pendapatan nasionalnya rendah biasanya investasi juga rendah. 5. Keuntungan yang dicapai perusahaan
Setiap perusahaan yang sangat berkembang, salah satu faktor penting yang dapat menentukan suatu kegiatan atau pengembangan
investasi adalah keuntungan yang diperolehnya. Apabila perusahaan – perusahaan itu melakukan investasi dengan menggunakan
tabungannya atau modal kas, maka perusahaan yang dimaksud tidak lagi dikenakan biaya – biaya yang harus dibayar untuk jangka waktu
berikutnya. Ini berarti disamping mengurangi biaya investasi yang dilakukan secara otomatis akan menambah modal atau keuntungan
perusahaan – perusahaan yang bersangkutan Sukirno,1991:185-188
2.2.4.2 Jenis – jenis investasi