investasi adalah keuntungan yang diperolehnya. Apabila perusahaan – perusahaan itu melakukan investasi dengan menggunakan
tabungannya atau modal kas, maka perusahaan yang dimaksud tidak lagi dikenakan biaya – biaya yang harus dibayar untuk jangka waktu
berikutnya. Ini berarti disamping mengurangi biaya investasi yang dilakukan secara otomatis akan menambah modal atau keuntungan
perusahaan – perusahaan yang bersangkutan Sukirno,1991:185-188
2.2.4.2 Jenis – jenis investasi
Investasi dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu : 1. Otonomous Invesment dan Induced Invesment
Investasi Otonom adalah investasi yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh pendapatan, tetapi dapat berubah oleh perubahan faktor – faktor
diluar pendapatan. Faktor – faktor selain pendapatan yang dipengaruhi tingkat investasi, misalnya juga teknologi, kebijakan pemerintah serta
harapan seorang pengusaha dan sebagainya. Sedangkan Induced
Investment atau investasi terimbas adalah investasi yang dipengaruhi
oleh tingkat pendapatan. 2. Public Investment dan Private Investment
Public Investment adalah investasi atau penanam modal yang
dilakukan pemerintah. Pemerintah disini adalah pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah. Public Investment tidak dilakukan oleh pihak – pihak yang bersiftat personal, investasi ini bersifat impersonal
atau resmi. Private Investment
adalah investasi yang dilakukan oleh swasta. Dalam private investment, unsur – unsur keuntungan yang akan
diperoleh, masa depan penjualan, dan sebagainya memainkan peranan penting dalam menentukan volume investasi. Sementara dalam
menetukan volume public investment pertimbangan itu lebih diarahkan dalam melayani atau menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat.
3. Domestic Investment dan Foreign Investment Domestic Investment
adalah penanam modal dari dalam negeri. Sedangkan Foreign Investment adalah penanam modal asing.
4. Gross Investment dan Nett Investment Gross Investment
atau investasi bruto adalah total seluruh investasi yang diadakan atau dilaksanakan pada suatu saat, sedangkan
yang dimaksud dengan Nett Investment atau investasi netto adalah selisih antara investasi bruto dengan penyusutan Rosyidi,1999:169-
172
2.2.4.3 Teori Keputusan Untuk Melakukan Investasi
Keputusan melakukan investasi berguna untuk menambah barang modal yang dipengaruhi 2 dua faktor, yaitu :
1. Suku Bunga
2. Marginal Efficiency of Capital MEC
Marginal Efficiency of Capital menyatakan bahwa besarnya
keuntungan yang diperoleh beraal dari modal yang telah ditanamkannya. Sedangkan suku bunga adalah tingkat harga dan uang, yakni seberapa
persenkah dari sejumlah uang tertentu yang harus dikembalikan atau dibayar karena dipakai uang tersebut.
Secara singkat pengaruh Marginal Efficiency of Capital dan suku bunga itu atas volume investasi. Volume investasi adalah bahwa jika
Marginal Efficiency of Capital lebih kecil dari suku bunga, maka
kesempatan untuk melakukan investasi tertutup Nopirin, 1997:135. Investasi akan dilakukan apabila tingkat keuntungan yang
diharapkan dari investasi tersebut dari tingkat suku bunga dengan kurva Marginal Efficiency of Capital
yang menghubungkan dengan tingkat suku bunga dan pengeluaran, maka dapat digambarkan sebagai berikut
Gambar 1: Hubungan MEC dengan tingkat bunga dan pengeluaran
Sumber : Nopirin, 1997, Ekonomi Moneter II, BPFE UGM, Yogyakarta, halaman 136.
Dengan demikian dapat diperoleh hubungan antara tingkat bunga dengan pengeluaran investasi. Makin tinggi bunga menyebabkan
rendahnya pengeluaran investasi untuk MEC tetapi makin rendahnya tingkat suku bunga maka makin tinggi pengeluaran investasinya Nopirin,
1997:136.
2.2.5 Pengertian Tenaga Kerja. Definisi tenaga kerja man power menurut Manulang 1995:2
adalah penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan dan yang melakukan kegiatan lain seperti bersekolah dan
mengurus rumah tangga. Tiga golongan yang disebut terakhir : pencari
rate
MEC r
1
r
2
I
2
I
2
kerja, bersekolah dan yang mengurus rumah tangga walaupun sedang tidak bekerja mereka dianggap secara fisik mampu dan sewaktu-waktu dapat
ikut bekerja. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari penjelasan sebagai berikut :
Angkatan kerja yang digolongkan bekerja adalah :
1. Mereka yang selama seminggu sebelum pencacahan melakukan suatu pekerjaan dengan memperoleh penghasilan atau keuntungan dan
lamanya bekerja paling sedikit dua hari. 2.
Mereka yang selama seminggu sebelum pencacahan tidak melakukan pekerjaan atau bekerja kurang dari dua hari, tetapi mereka adalah :
a. Pekerja tetap pada kantor pemerintah atau swasta yang sedang
tidak masuk kerja karena cuti, sakit. b.
Petani-petani yang mengusahakan tanah pertanian yang tidak bekerja karena menunggu hujan untuk menggarap sawah dan
sebagainya. c.
Orang-orang yang bekerja dibidang keahlian, seperti dokter, tukang
cukur, tukang pijit dan sebagainya. Manulang, 1995:5
Angkatan kerja yang digolongkan mencari pekerjaan adalah :
1. Mereka yang belum pernah bekerja dan sedang berusaha mendapatkan pekerjaan .
2. Mereka yang pernah bekerja pada saat pencatatan sedang menganggur
dan berusaha mendapatkan pekerjaan. 3.
Mereka yang bebas tugas dan sedang berusaha mendapatkan pekerjaan.
Suparmoko 1997:67 menyatakan definisi tenaga kerja adalah
penduduk pada usia kerja yaitu antara 15 sampai 64 tahun. Penduduk dalam usia ini dapat digolongkan menjadi dua yaitu angkatan kerja labor
force dan bukan angkatan kerja.
Angkatan kerja atau labor force terdiri dari 1 golongan yang bekerja, dan 2 golongan yang menganggur dan mencari pekerjaan.
Sedangkan kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari 1 golongan yang bersekolah, 2 golongan yang mengurus rumah tangga, dan 3 golongan
lain-lain atau penerima pendapatan. Ketiga golongan dalam kelompok angkatan kerja sewaktu-waktu dapat menawarkan jasanya untuk bekerja.
Oleh sebab itu, kelompok ini sering dinamakan sebagai potensial labor
force Manulang, 1995:5
Berdasarkan penjelasan tentang definisi tenaga kerja maka dapat disimpulkan tenaga kerja adalah setiap orang atau penduduk yang
mempunyai kemampuan usaha atau kegiatan guna menghasilkan barang
atau jasa untuk menerima upah atau gaji. Dumairy, 1996 : 11
angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya terlibat dalam kegiatan produktif untuk
menghasilkan barang dan jasa. Golongan angkatan kerja terdiri dari: 1.
Golongan yang bekerja dan 2.
Golongan yang menganggur dan mencari pekerjaan
Angkatan kerja yang digolongkan bekerja menurut Biro Pusat Statistik
dari hasil sensus penduduk tahun 2002 adalah : a. Mereka yang selama seminggu sebelum pencacahan melakukan suatu
pekerjaan dengan memperoleh penghasilan atau keuntungan yang lamanya bekerja paling sedikit 2 dua hari.
b. Mereka selama seminggu sebelum pencacahan tidak melakukan suatu
pekerjaan atau bekerja kurang dari 2 dua hari, tetapi mereka adalah : 1. Pekerja tetap pada kantor pemerintah atau swasta yang sedang
tidak masuk kerja karena cuti, sakit, mogok.
2. Petani-petani yang mengusahakan tanah pertanian yang tidak bekerja karena menunggu hujan untuk sawah dan sebagainya.
3. Orang-orang yang bekerja dibidang keahlian seperti dokter, tukang cukur, tukang pijat, dalang dan sebagainya.
Golongan yang menganggur ini dapat dibedakan dalam pengangguran yaitu sebagai berikut :
1. Golongan pengangguran adalah orang yang sama sekali tidak mau
bekerja dan berusaha mencari pekerjaan. 2.
Setengah pengangguran adalah mereka yang kurang dimanfaatkan dalam bekerja dilihat dari segi jam kerja, produktifitas kerja dan
pendapatan. Menurut Dumairy, 1996 : 11 Bagian dari tenaga kerja yang tidak
bekerja atau sedang mencari pekerjaan, adalah bagian daripada tenaga kerja yang sebenarnya tidak terlibat, atau tidak berusaha untuk terlibat
dalam kegiatan yang produktif, yaitu kegiatan untuk memproduksi barang dan jasa.
Kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari : 1.
Golongan sekolah, untuk mereka yang memiliki kegiatan hanya bersekolah saja.
2. Golongan yang mengurus rumah tangga, mereka ini kegiatannya hanya
mengurus rumah tangga tanpa sedikitpun mendapatkan upah. 3.
Golongan penerima pendapatan, mereka ini tidak termasuk melakukan kegiatan tetapi mereka memperoleh penghasilan, misalnya pensiunan,
hasil persewaan dan bunga simpanan. 4.
Golongan lain-lain, untuk mereka yang hidupnya hanya bergantung pada orang lain karena usia lanjut, lumpuh, dungu, dan lain sebagainya
2.2.5.1 Pengertian kesempatan kerja Menurut Manulang, 1995 : 22 pengertian kesempatan kerja
adalah besarnya jumlah tenaga kerja yang dipakai untuk menghasilkan suatu produk nasional tiap tahunnya, selainitu kesempatan kerja
mengandung arti bahwa dengan adanya waktu yang tersedia akan memungkinkan dilaksanakannya aktifitas yang dinamakan dengan bekerja.
Kesempatan kerja baru dapat diwujudkan apabila waktu itu telah tersedia sebuah lapangan kerja yang memungkinkan untuk mendapatkan suatu
aktifitas yang dinamakan bekerja. Faktor-faktor yang sangat penting dalam kesempatan kerja adalah unsur manusia, maka diperlukan pendekatan
terhadap sumber daya manusia
Gambar 2 : Komposisi Penduduk dan Tenaga Kerja
Sumber : Manulang, Sedjun, 1995, pokok – pokok ketenagakerjaan indonesia, edisi kedua, hal 35
Keterangan : Jumlah penduduk dan angkatan kerja serta laju pertumbuhan
penduduk yang tinggi sebenarnya tidak perlu menjadi masalah bila daya
Penduduk
Tenaga Kerja Bukan Tenaga Kerja
Bukan Angkatan Angkatan Kerja
Bekerja Menganggur
Setengah Pengangguran
Sekolah Mengurus
Rumah Menerima
Pendapatan Bekerja Penuh
Kentara Jam Tidak Kentara
Produktivitas Rendah
Penghasilan Rendah
dukung yang efektif dinegara itu cukup kuat untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan masyarakat termasuk penyediaan kesempatan kerja.
Penduduk disuatu negara bisa menjadi tenaga kerja atau bukan tenaga kerja. Tenaga kerja dapat dibaggi menjadi angkatan kerja dan
bukan angkatan kerja, sekalipun mereka adalah angkatan kerja tidak semua angkatan kerja akan bekerja ada juga yang menganggur.
Penduduk yang telah bekerja juga tidak selalu bekerja penuh ada penduduk yang bekerja setengah menganggur, dapat dilihat dari
setengah pengangguran kentara karena jam kerja yang sedikit dan pengangguran tidak kentara karena produktivitas rendah ataupun
penghasilan yang rendah. Bukan angkatan kerja dalam hal ini disebabkan oleh beberapa hal
karena masih duduk dibangku sekolah, mengurus rumah tangga bagi mereka yang telah berkeluarga, penerima pendapatan atau orang yang
tidak produktif tetapi mendapatkan imbalan seperti, pensiunan pendapatan dari jasa sewa, bunga simpanan dan lain sebagainya.
2.2.5.2 Jumlah tenaga kerja