Deskripsi Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

a. Faktor Geografis dan letak stategis Surabaya merupakan gerbang utama bagi kawasan Indonesia bagian Timur, memiliki posisi penting dan fasilitas yng menunjang bagi kegiatan perekonomian seperti perdagangan industri, perhubungan, dan perbankan. b. Faktor Industri Pertumbuhan dan perkembangan baik industri besar, sedang, kecil, maupun industri kerajinan tangan merupakan daya tarik tersendiri bagi arus penyebaran urbanisasi. Hal ini dapat diketahui bahwa wilayah kecamatan yang banyak memiliki industri, tingkat kepadatan penduduk lebih besar di bandingkan dengan wilayah yang jarang industrinya. Dengan besarnya jumlah penduduk akan mempengaruhi terhadap jumlah tenaga kerja yang tersedia di masyarakat, yang perlu di tampung pada berbagai sector ekonomi.

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian

Deskripsi hasil penelitian ini memberikan gambaran tentang data- data serta pertumbuhan Jumlah Industri Kecil sehingga dapat mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi terhadap pertumbuhan Jumlah Industri Kecil, Pendapatan Perkapita , Nilai Produksi, Investasi Industri Kecil dan Jumlah Tenaga Kerja.

4.2.1. Pertumbuhan Jumlah Industri Kecil

Pertumbuhan Jumlah Industri Kecil dapat disajikan dalam tabel di bawah ini : Tabel.1. Pertumbuhan Jumlah Industri Kecil di Surabaya Tahun 1993-2007 Tahun Jumlah Industri Kecil Unit Pertumbuhan 1993 7973 - 1994 8328 4,45 1995 8648 3,84 1996 8664 0,18 1997 8942 3,20 1998 9184 2,70 1999 9286 1,11 2000 9628 3,68 2001 2490 - 74,13 2002 2614 4,97 2003 2900 10,94 2004 3151 8,65 2005 3458 9,74 2006 3710 7,28 2007 3945 6,33 Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Timur diolah Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa pertumbuhan Jumlah Industri Kecil selama 15 tahun 1993-2007 cenderung mengalami fluktuasi. Pertumbuhan tertinggi Jumlah Industri Kecil adalah pada tahun 2003 sebesar 10,94 karena adanya program UKM yang diluncurkan oleh pemerintah untuk meningkatkan jumlah industri kecil dan terendah sebesar – 74,13 terjadi pada tahun 2001 disebabkan pada tahun tersebut adanya kenaikan BBM sehingga banyak industri kecil yang gulung tikar karena pendapatan yang di hasilkan tidak memenuhi, Jumlah Industri Kecil terbesar pada tahun 2000 sebesar 9628 unit dan Jumlah Industri Kecil yang terendah yaitu pada tahun 2001 sebesar 2490 unit.

4.2.2. Pertumbuhan Pendapatan Perkapita

Berdasarkan tabel 2 dapat dijelaskan bahwa pertumbuhan Pendapatan Perkapita setiap tahunnya mengalami fluktuatif yang tidak tentu besarnya. Pertumbuhan tertinggi Pendapatan Industri Kecil adalah pada tahun 1998 sebesar 46,09 dan pertumbuhan terendah adalah pada tahun 1999 sebesar 8,93 . Pendapatan Industri Kecil tertinggi terjadi pada tahun 2007 sebesar Rp. 40.426,40 ribu dan Pendapatan Industri Kecil terendah pada tahun 1993 sebesar Rp. 3.206,31 ribu. Tabel.2. Pertumbuhan Pendapatan Perkapita di Surabaya Tahun 1993-2007 Tahun Pendapatan Perkapita Ribuan Rupiah Pertumbuhan 1993 3.206,31 - 1994 3.507,19 9,38 1995 4.354,82 24,16 1996 6.009,52 37,99 1997 6.790,20 12,99 1998 9.919,85 46,09 1999 10.806,39 8,93 2000 13.358,47 23,61 2001 15.334,23 14,79 2002 17.422,69 13,61 2003 19.512,17 11,99 2004 25.933,75 32,91 2005 29.933,20 15,42 2006 34.596,65 15,57 2007 40.426,40 16,85 Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Timur diolah

4.2.3. Pertumbuhan Nilai Produksi

Berdasarkan tabel 3 dapat dijelaskan bahwa pertumbuhan Nilai Produksiselama 15 tahun 1993-2007 cenderung mengalami fluktuasi. Pertumbuhan tertinggi Nilai Produksi adalah pada pada tahun 1994 sebesar 22,90 dengan nilai Nilai Produksi sebesar Rp.702.283 yang ditahun sebelumnya nilainya sebesar Rp.571.382. Sedangkan pertumbuhan terendah adalah pada tahun 2001 sebesar -57,21 Karena pada tahun 2001 terjadi kenaikan harga BBM sehingga nilai produksi yang dihasilkan industri kecil kurang optimal dan berkurang . Nilai Produksi tertinggi terjadi pada tahun 2000 sebesar Rp.998.966. Tabel.3. Pertumbuhan Nilai Produksi Tahun 1993-2007 Tahun Nilai Produksi Juta Rupiah Pertumbuhan 1993 571.382 - 1994 702.283 22,90 1995 841.401 19,80 1996 799.667 - 4,96 1997 823.657 3,00 1998 847.252 2,86 1999 978.849 15,53 2000 998.966 2,05 2001 427.381 -57,21 2002 341.132 -20,18 2003 372.983 9,33 2004 405.645 8,75 2005 433.046 6,75 2006 469.145 8,33 2007 484.513 3,27 Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Timur diolah

4.2.4 Pertumbuhan Investasi Industri Kecil

Berdasarkan tabel 4 dapat dijelaskan bahwa pertumbuhan Investasi Industri Kecil setiap tahunnya mengalami kenaikan yang tidak tentu besarnya, Pertumbuhan tertinggi Investasi adalah pada tahun 1999 sebesar 119,59 sudah membaiknya perekonomian di Indonesia karena pada tahun 1998 terjadi krisis yang melanda di Indonesia dan pertumbuhan terendah adalah pada tahun 2001 sebesar - 66,73 . Karena pada tahun 2001 terjadi kenaikan harga BBM sehingga banyak Investor yang mau menginvestasikan modalnya di Indonesia khususnya di Surabaya. Investasi tertinggi terjadi pada tahun 2000 sebesar Rp.899.834 juta dan Investasi terendah pada tahun 1996 sebesar Rp.330.414 juta. Tabel.4. Pertumbuhan Investasi Tahun 1993-2007 Tahun Investasi Juta Rupiah Pertumbuhan 1993 348.647 - 1994 358.213 2,74 1995 366.238 2,24 1996 330.414 - 9,78 1997 340.327 3,00 1998 394.644 15,96 1999 866.637 119,59 2000 899.834 3,83 2001 299.371 - 66,73 2002 320.012 6,89 2003 349.890 9,33 2004 380.530 8,75 2005 406.234 6,75 2006 440.346 8,39 2007 470.234 6,78 Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Timur diolah

4.2.5 Pertumbuhan Jumlah Tenaga Kerja

Pertumbuhan Jumlah Tenaga Kerja dapat disajikan dalam tabel di bawah ini : Tabel.5. Pertumbuhan Jumlah Tenaga Kerja Tahun 1993-2007 Tahun Jumlah Tenaga Kerja orang Pertumbuhan 1993 117.395 - 1994 119.710 1,97 1995 121.911 1,83 1996 111.065 - 8,89 1997 114.397 3,00 1998 119.948 4,85 1999 194.669 62,29 2000 198.246 1,83 2001 57.595 - 70,94 2002 58.595 1,73 2003 61.298 4,61 2004 63.690 3,90 2005 67.668 6,24 2006 69.786 3,13 2007 71.210 2,04 Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Timur diolah Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa pertumbuhan Jumlah Tenaga Kerja selama 15 tahun 1993-2007 cenderung mengalami fluktuasi. Pertumbuhan tertinggi Jumlah Tenaga Kerja adalah pada tahun 1999 sebesar 62,29 hal ini disebabkan pada tahun 1999 sudah membaiknya perekonomian di Indonesia karena pada tahun 1998 terjadi krisis yang melanda di Indonesia. dan pertumbuhan terendah adalah pada tahun 2001 sebesar -70,94 yang disebabkan pada tahun tersebut adanya kenaikan BBM sehingga banyak tenaga kerja yang di PHK dan di rumahkan. Jumlah Tenaga Kerja tertinggi terjadi pada tahun 2000 sebesar 198.246 orang dan Jumlah Tenaga Kerja terendah pada tahun 2001 sebesar 57.595 orang.

4.3 Hasil Analisis Asumsi Regresi Klasik BLUE